PEMANFAATAN ABU BOILER PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN FILLER TERHADAP NILAI MARSHALL TEST PADA CAMPURAN ATB

(1)

i

PEMANFAATAN ABU BOILER PABRIK PENGOLAHAN

KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN

FILLER

TERHADAP NILAI

MARSHALL TEST

PADA CAMPURAN

ATB

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

AHMAD SYAKIR AMIN

09520047

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PEMANFAATAN ABU BOILER PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN

FILLER TERHADAP NILAI MARSHALL TEST PADA

CAMPURAN ATB

Nama : AHMAD SYAKIR AMIN

NIM : 09520047

Pada hari Sabtu 1 November 2014, telah diuji oleh tim penguji:

1. Zamzami Septiropa ST. MT Dosen Penguji I ………

2. Ir. Sulianto, MT Dosen Penguji II ………

DISETUJUI,

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

(Ir. Alik Ansyori A, MT) (Ir.Andi Syaiful A, MT)

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Sipil


(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : AHMAD SYAKIR AMIN

NIM : 09520047

Jurusan : TEKNIK SIPIL Fakultas : TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa: Tugas akhir dengan judul:

PEMANFAATAN ABU BOILER PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN FILLER TERHADAP NILAI MARSHALL TEST

PADA CAMPURAN ATBadalah hasil karya saya, dan bukan karya tulis orang lain. Dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan di disebutkan dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila penyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sangsi akademis.

Malang, 21 September 2015 Yang menyatakan,


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Sujud syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir.

Penulisan Tugas Akhir yang berjudul “PEMANFAATAN ABU BOILER PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN FILLER TERHADAP NILAI MARSHALL TEST PADA CAMPURAN ATB” ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusun Tugas Akhir ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan motivasi yang kuat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Kepada yang sangat kuhormati dan kucintai yaitu kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu, yang telah banyak memberikan dukungan melalui doa dan memberikan motivasi untuk tidak pernah putus asa, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Ibu Ir. Rofikatul Karimah, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Ir. Alik Ansyori A, MT, selaku Dosen Pembimbing I dan dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing dan memberikan arahan kepada penyusun dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Ir.Andi Syaiful A, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing, memberikan arahan dalam tugas akhir ini, dan meluangkan waktu serta pikirannya untuk membantu menyelesaikan tugas akhir ini tepat waktu.

5. Keluargaku tersayang, kakak-kakaku, terima kasih atas doa dan dukungannya.

6. Teman – teman Kully Foundation, yang selalu memberikan dukungan doa, dorongan semangat serta kerjasamanya, ”Forza Kully”.

7. Teman - teman Teknik Sipil angkatan 2009, yang telah memberikan dorongan semangat dan kerjasama ”Salam Seperjuangan”.


(5)

v

8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan wawasan penulis. Untuk itu besar harapan akan adanya masukan yang membangun demi kesempurnaan hasil penyusunan laporan selanjutnya.

Akhirnya semoga Tugas Akhir yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya, Amiin.

Malang,21 September 2015


(6)

vi

PEMANFAATAN ABU BOILER PABRIK PENGOLAHAN

KELAPA SAWIT SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN

FILLER

TERHADAP NILAI

MARSHALL TEST

PADA CAMPURAN

ATB

Ahmad Syakir Amin

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik – Universitas Muhammadiyah Malang

Kampus III Jl. Tlogomas No 246 Tlp (0341)464318-319 pes. 130 Fax (0341)460435

e-mail: ahmad.syakir.amin@gmail.com

ABSTRAK

Di Indonesia perkebunan kelapa sawit sangat mudah di jumpai khususnya di pulau Sumatera dan Kalimantan, dan tentunya juga banyak pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit Dampak dari pertambahan pabrik kelapa sawit ini adalah bertambahnya bobot limbah yang harus dibuang, salah satu limbah tersebut adalah Abu boiler. Abu boiler pabrik kelapa sawit dihasilkan setiap proses pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Faktor yang menjadi pertimbangan digunakannya limbah abu boiler pabrik kelapa sawit sebagai bahan pengisi pada perkerasan jalan karena adanya sifat pozolan dari abu boiler pabrik kelapa sawit, yaitu Silica

Dengan adanya penambahan abu boiler pabrik kelapa sawit sangat berpengaruh nyata terhadap sifat campuran Aspahlt Treated Base seperti Marshall Stability, Marshall Quontient, dan Air Voids. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengujian menggunakan alat Marshall. Untuk Aspahlt Treated Base dengan filler

abu boiler di dapat kadar abu optimum 19%, dengan menghasilkan kualitas campuran: Nilai Marshall Stability = 2080.23 Kg, Nilai Marshall Quotient = 9.11 Kn/mm, Nilai Marshall Air Voids = 7,56 %, Nilai Bitumen film thickness = 8.82 mm.


(7)

vii

USING PALM OIL FUEL ASH AS PART OF REPLACEMENT

FILLER ON MARSHALL TEST VALUE IN ATB MIXED

Ahmad Syakir Amin

Department of Civil Engineering

Engineering Faculty - University of Muhammadiyah Malang

Campus III Jl. Tlogomas Phone No. 246 (0341) 464318-319 pes. 130 Fax (0341) 460 435 E-mail: ahmad.syakir.amin@gmail.com

ABSTRACT

In Indonesia, oil palm plantations is very easy to find, especially on the island of Sumatra and Borneo, and of course many factories processing palm oil. The impact of this increase in palm oil mills is increasing the weight of the waste to be disposed, the waste is boiler ash. Palm Oil Fuel Ash generates each processing fresh fruit bunches (FFB) of oil palm. Factors to be considered waste Palm Oil Fuel Ash as filler in road pavement due to the nature of pozzolan from Palm Oil Fuel Ash namely Silica

With the addition of Palm Oil Fuel Ash significant effect on the properties of these mixtures Aspahlt Treated Base Stability, Marshall Quontient, and Air Voids. This is evidenced by the results of the test with a Marshall. To Aspahlt Treated Base with ash Palm Oil Fuel Ash in the ash content may be the optimal 19%, with a mix of quality products: Value = 2080.23 Kg Marshall Stability, Marshall Quotient value = 9.11 kN / mm, Air Marshall overrides value = 7,56 %, film thickness = 8.82 mm bitumen value.


(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAKSI ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1 2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian... 4

1.4. Hipotesis Penelitian ... 4

1.5. Batasan Masalah ... 4

1.6. Manfaat Penelitian... 5

1.7. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1Penelitian Terdahulu ... 7

2.2.Jalan ... 7

2.3. Lapisan Asphalt Treated Base ( ATB ) ... 9

2.3.1. Persyaratan Campuran ... 10

2.3.2. Penyesuaian Sifat Campuran ... 11

2.4. Agregat ... 11

2.4.1. Jenis Agregat ... 12

2.4.2. Agregat Kasar ... 13

2.4.3. Agregat Halus ... 14

2.4.4. Filler ... 14

2.5. Aspal... 15

2.5.1. Fungsi Aspal ... 15

2.5.2. Jenis Aspal ... 16


(9)

ix

BAB III. METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Tujuan Penelitian ... 18

3.2. Tempat Penelitian ... 18

3.3. Material ... 18

3.4. Rancangan Penelitian ... 18

3.5. Populasi Dan Sampel ... 20

3.6. Teknik Pengambilan Sampel ... 20

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 20

3.8. Alat-Alat penelitian ... 21

3.9. Bahan – Bahan Yang Digunakan ... 21

3.10. Tahapan Studi ... 23

3.10.1. Penyediaan Material ... 23

3.10.2. Pekerjaan Persiapan ... 23

3.10.3. Pembuatan Benda Uji ... 42

3.10.4. Pengujian Campuran Aspal ... 43

3.10.5. Pembahasan ... 44

BAB IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1. Hasil Pemeriksaan Mutu Bahan ... 45

4.2. Hasil Pemeriksaan Aspal ... 53

4.3. Perencanaan Komposisi Campuran ... 54

4.4. Hasil Penelitian KAOATB Penetrasi 80/100 ... 60

4.5. Pemeriksaan Campuran Menggunakan Aspal Optimum ... 65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1. Kesimpulan ... 76

5.1. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Proporsi Penakaran (Batch Proportion) ... 19

Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian... 22

Gambar 4.1. Grafik Hubungan Aspal dengan Stabiltas Marshall ... 62

Gambar 4.2. Grafik Hubungan Aspal dengan Film Thickness ... 62

Gambar 4.3. Grafik Hubungan Aspal dengan Marshall Quetient ... 62

Gambar 4.4. Grafik Hubungan Aspal dengan Air Voids ... 63

Gambar 4.5. Grafik Menentukan Kadar Aspal Optimum ... 64

Gambar 4.6. Grafik Hubungan Abu Boiler dengan Stabiltas Marshall Rata-rata ... 72

Gambar 4.7. Grafik Hubungan Abu Boiler dengan Marshall QuetientRata-rata ... 72


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku ... 8

Tabel 2.2. Komposisi Campuran ... 10

Tabel 2.3. Mix PropertyRequirments ... 10

Tabel 2.4. Mix PropertyRequirments ... 11

Tabel 2.5. Gradasi Agregat Kasar ... 13

Tabel 2.6. Gradasi Agregat Halus ... 14

Tabel 2.7. Persyaratan Umum Aspal Keras ... 15

Tabel 2.8. Kandungan Kimia Abu Boiler ... 17

Tabel 3.1. Ukuran Cawan Penetrasi ... 31

Tabel 3.2. Viskositas Penentu Suhu ... 40

Tabel 4.1. Pemeriksaan Keausan Agregat Kasar Dengan Mesin Los Angeles ... 45

Tabel 4.2. Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Kasar ... 46

Tabel 4.3. Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus ... 47

Tabel 4.4. Pemeriksaan Berat Jenis Abu Boiler ... 48

Tabel 4.5. Pemeriksaan Sand Equivalent Agregat Halus ... 49

Tabel 4.6. Analisa Saringan Agregat Kasar ... 50

Tabel 4.7. Hasil Analisa Saringan untuk Agregat Halus (Pasir Alam) ... 51

Tabel 4.8. Hasil Analisa Saringan untuk Agregat Halus (Abu Batu) ... 52

Tabel 4.9. Hasil Pemeriksaan Titik Lembek Aspal ... 53

Tabel 4.10. Hasil Pemeriksaan Daktilitas Bahan – Bahan Bitumen ... 53

Tabel 4.11. Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Air ... 54

Tabel 4.12. Perhitungan Gradasi Kombinasi Pasir dan Abu Batu ... 54

Tabel 4.13. Menetukan Proporsi Campuran Nominal ... 55

Tabel 4.14. Penentuan Absorbsi Air Oleh Agregat... 56

Tabel 4.15. Menentukan Proporsi Campuran Nominal Disesuaikan ... 56

Tabel 4.16. Menentukan Proporsi Campuran Agregat... 57

Tabel 4.17. Perhitungan Gradasi Agregat Kombinasi & Luas Total Permukaan Agregat ... 58

Tabel 4.18. Perhitungan Gradasi Agregat Campuran ... 59


(12)

xii

Tabel 4.20. Hasil Pemeriksaan Sifat- Sifat Campuran Aspal Dengan Metode Alat

Marshall... 61 Tabel 4.21. Menentukan Proporsi Campuran Asphalt Treated Base ( ATB ) ... 65 Tabel 4.22. Menentukan Proporsi Campuran Agregat ATB... 66 Tabel 4.23. Perhitungan Gradasi Agregat Kombinasi & Luas Total Permukaan

Agregat Asphalt Treated Base ( ATB ) ... 67 Tabel 4.24. Perhitungan Gradasi Agregat Campuran ATB ... 68 Tabel 4.25. Hasil Pemeriksaan ATB Dengan Alat Marshall ... 70 Tabel 4.26. Hasil Pemeriksaan Sifat- Sifat Campuran ATB Dengan Metode Alat


(13)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Alik Ansyori. 2004. Panduan Praktikum Jalan Raya Pemeriksaan Bahan Aspal Beton Campuran Panas (Hot-Mix). Malang: Penerbitan Laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang.

Astianto, Ardi. 2013. Pemberian Berbagai Dosis Abu Boiler Pada Pembibitan Kelapa Sawit Di Pembibitan Utama. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Riau.

Departemen Pekerjaan Umum. 1999. Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Dengan Pendekatan Mutlak. Jakarta, PT Mediatama Saptakarya (PT. Medisa).

Direktorat Jendral Bina Marga. 1983. Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton-Pondasi Atas (Lataston Atas)- ATB Jakarta: Direktorat Jendral Bina Marga. Direktorat Jendral Bina Marga. 1992. Spesifikasi Umum Jalan Kabupaten Jakarta:

Direktorat Jendral Bina Marga.

Direktorat Jendral Bina Marga, 2007. Uji Laboratorium Bahan Jalan Untuk Campuran Beraspal,Departemen Pekerjaan Umum.

Djarwanto. 1996. Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian. Yogyakarta: Penerbitan Liberty.

Pusat Litbang Prasarana Transportasi. 2005. Spesifikasi Umum Bidang Jalan Dan Jembatan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Sentosa, Leo., Bambang Ismanto., Pamudji Widodo. 2001. Kinerja Laboratorium Campuran Hot Rolled Asphalt Dengan Abu Sawit Sebagai Filler . Bali: Simposium ke-4 FSTPT, Udayana.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Penerbitan Tarsito Bandung. Sukirman, Silvia. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta: Granit.

Suprapto, Tm. 2004. Bahan dan Struktur Jalan Raya. Yogyakarta: Biro penerbit KMTS FT UGM..

Triningsih. 2007. Penambahan Abu Bagasse Sebagai Filler Terhadap Nilai Marshall Test Pada Campuran ATB ( Asphalt Treated Base ). Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Yelvi, dan Mukhlis. 2013. Evaluasi Kinerja Campuran Beton Aspal Lapis Aus (Ac-Wc) Memakai Limbah Abu-Cpo Sebagai Filler. Jurnal Rekayasa


(14)

xiv

Yuliana, Rizqi. 2013. Karakteristik Fisis Dan Mekanis Abu Sawit (Palm Oil Fuel Ash) Dalam Geoteknik. Fakultas Teknik Universitas Riau. Riau.


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jalan merupakan suatu infrastruktur untuk meningkatkan perkembangan ekonomi di suatu daerah maupun negara. Sumber daya alam yang baik apabila diimbangi dengan pemanfaatan yang baik pula. Namun dengan akses jalan yang tidak tersedia, menyebabkan terhambatnya perkembangan ekonomi suatu Negara, sudah selayaknya pembangunan jalan menjadi perhatian pemerintah. Untuk itu pemerintah banyak melaksanakan pembangunan di bidang transportasi darat, baik itu membuka jalan baru, maupun peningkatan mutu jalan dari segi kualitas maupun fungsinya. Dengan adanya jalan yang baik, diharapkan adanya pertukaran jasa dan barang di suatu daerah dengan cepat .

Kenyataan yang terjadi, masih banyak daerah-daerah yang belum terjangkau oleh pembangunan prasarana transportasi darat. Kelangkaan bahan, peralatan konstruksi, jangkauan pengadaan, dan semakin meningkatnya harga material menjadi kendala dalam mewujudkan pembangunan jalan yang lebih layak.

Dalam menanggapi hal ini, berbagai alternatif telah dilakukan para peneliti dan ilmuan sebelumnya, dengan menggunakan berbagai jenis sumber daya alam sebagai bahan pengganti dalam lapis perkerasan jalan. Pada lapisan perkerasan aspal terdapat salah satu bahan pengisi yang dikenal dengan nama filler. Walaupun penggunaannya hanya sebagian kecil dari jumlah agregat halus, filler diperlukan untuk mengisi rongga-rongga diantara partikel agregat, sehingga dapat meningkatkan kerapatan campuran. Memantau harga filler yang relatif mahal, perlu dipikirkan dan dipertimbangkan suatu bahan pengganti yang dapat di peroleh dengan mudah serta diproduksi dalam negeri, misalnya memanfaatkan limbah buangan pabrik.

Limbah menjadi salah satu permasalahan serius yang di hadapi bangsa saat ini. Masyarakat sangat merasa terganggu dengan adanya berbagai macam jenis limbah yang ada disekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Mulai dari limbah industri sampai limbah rumahan. Tetapi tidak semua limbah mengganggu


(16)

2

kenyamanan hidup masyarakat. Banyak sekali limbah-limbah yang dimanfaatkan untuk keperluan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Salah satunya adalah limbah buangan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS).

Di Indonesia perkebunan kelapa sawit sangat mudah di jumpai khususnya di pulau Sumatera dan Kalimantan,dan tentunya juga banyak pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia berkembang pesat. Luas areal perkebunan kelapa sawit meningkat menjadi 9 juta hektar pada tahun 2012. Dan estimasi dari Ditjen Perkebunan, pada tahun 2013 akan meningkat menjadi 9,1 juta hektar. Untuk luas wilayah perkebunan kelapa sawit di Kalimanatan Selatan pada 2011 yaitu 343.739 Ha.( Disbun ).

Perluasan areal tanam dan peningkatan produsksi kelapa sawit sejalan dengan penambahan pabrik kelapa sawit. Dampak dari pertambahan pabrik kelapa sawit ini adalah bertambahnya bobot limbah yang harus dibuang, salah satu limbah tersebut adalah Abu boiler. Abu boiler pabrik kelapa sawit dihasilkan setiap proses pengolahan tandan buah segar (TBS). Di kabupaten Tanah Bumbu, kabupaten yang teletak di bagian tenggara pulau Kalimantan dan termasuk dalam provinsi Kalimantan Selatan ini memiliki produksi 58.884 ton TBS Pada tahun 2009 dan luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 51.200 Ha dan terus terjadi penambahan setiap tahunnya, (Badan Koordinasi Penanaman Modal, Statistik Perkebunan 2009-2011, Ditjen Perkebunan)

Penambahan tersebut berpotensi sebagai penyedia Abu boiler. Dimana 100 ton TBS yang diolah dapat menghasilkan Abu boiler sebanyak 250 kg s/d 400 kg. Disebagian besar pabrik kelapa sawit belum memanfaatkan atau bisa dikatakan terbuang begitu saja (Ardi Astianto, 2013 ).

Melihat kandungan abu boiler dan jumlah yang dihasilkan setiap 100 ton pengolahan TBS dan sementara jumlahnya terus meningkat 0,1 juta ton per tahun dan membutuhkan lahan untuk pembuangan sehingga menimbulkan masalah lingkungan (Tangchirapat, 2006), abu boiler dapat dimanfaatkan sebagai filler, memberikan keuntungan secara ekonomis dan ramah lingkungan.


(17)

3

telah dilakukan oleh Rizqi yuliana, (2013) sebagai berikut SiO2 : 64,36%, Al2O3 : 4,36%, Fe2O3 : 3,41%, CaO : 7,92%, MgO 4,58%, K2O : 5,57%, SO3 : 0,04%,

Faktor yang menjadi pertimbangan digunakannya limbah abu boiler pabrik kelapa sawit sebagai bahan pengisi pada perkerasan jalan karena adanya sifat

pozolan dari abu boiler pabrik kelapa sawit, yaitu Silica. Silica pada umumnya merupakan unsur kimia pokok yang sangat menguntungkan, sebab dengan kondisi yang sesuai dapat bereaksi dengan kapur yang menghasilkan cementious calcium silicate hydrates ( Swamy, 1986).

Pemilihan pengunaan ATB karena campuran ini khusus diformulasikan untuk meningkatkan keawetan dan ketahan kelelehan. Berfunsi sebagai lapis pondasi yang terletak dibawah lapis permukaan. Merupakan salah satu jenis dari konstuksi perkerasan lentur dan bagian dari aspal beton campur panas. Jenis perkerasan ini merupakan campuran agregat dan pengikat yang telah di padatkan, diletakkan diatas lapisan pondasi bawah yang berfunsi untuk mendukung dan menyebarkan beban serta tempat untuk meletakkan lapisan permukaan

Dari keadaan ini kita dapat memanfaatkan potensi alam berupa limbah abu boiler Pabrik Kelapa Sawit sebagai bahan pengganti filler dalam jumlah persen (%) untuk perkerasan jalan pada campuran aspal panas. Adapun dasar pemilihan abu boiler limbah kelapa sawit adalah :

1. Pengadaan dan pengolahannya cukup mudah

2. Abu boiler Pabrik Kelapa Sawit memiliki kandungan silika yang cukup tinggi sehingga mampu menjaga dan meningkatkan mutu campuran.


(18)

4

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti :

1. Bagaimana pengaruh penambahan abu boiler pabrik kelapa sawit sebagai pengganti sebagian filler terhadap nilai marshall test pada campuran ATB Yang meliputi Stability, Marshall Quotient, dan Air Voids?

2. Berapakah kadar abu boiler pabrik kelapa sawit optimum campuran ATB (Asphalt Treated Base ), sehingga didapatkan nilai marshall test yang maksimum?.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan abu boiler pabrik kelapa sawit sebagai pengganti sebagian filler terhadap nilai marshall test pada campuran ATB, Sehingga didapatkan suatu campuran yang efektif, efisien, dan optimal. 2. Untuk mengetahui kadar abu boiler pabrik kelapa sawit optimum campuran

ATB, sehingga didapatkan nilai marshall test yang maksimum

1.4Hipotesis

Ada dua bentuk hipotesis penelitian yaitu:

1. Hipotesis nihil ( Ho ) yaitu menyatakan tidak adanya perbedaan pada sifat campuran dengan penggantian sebagian filler dengan abu boiler PKS. 2. Hipotesis altenatif ( Ha ) yaitu menyatakan adanya perbedaan pada sifat

campuran dengan penggantian sebagian filler dengan abu boiler PKS

1.5Batasan Masalah

Dalam penelitaian ini di perlukan batassan-batasan untuk mengurangi atau memperkecil pengaruh variabel lain yang timbul. Pembatasan masalah tersebut adalah :

1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Universitas Muhammdiyah Malang.


(19)

5

3. Pemeriksaan sesuai metode Bina Marga. 4. Pengujian mutu menggunakan Marshall Test

5. Agregat yang digunakan dari laboratorium Jalan Raya Universitas Muhammdiyah Malang.

6. Abu boiler pabrik kelapa sawit di dapat dari pabrik pengolahan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

7. Penelitan hanya mencakup nilai Stability, Marshall Quotient, Flow, dan Air Voids.

8. Tidak memperhitungkan analisis biaya

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Pemanfaatan Limbah

Dengan diketahui hasil dari penelitian ini, abu boiler pabrik kelapa sawit dijadikan bahan alternatif pengganti sebagian filler pada konstruksi perkerasan jalan, secara otomatis dapat memanfaatkan limbah ekonomis. 2. Untuk Peneliti

Sebagai salah satu kesempatan bagi peneliti guna untuk menerapkan pengetahuan dibidang teknik, khususnya teknologi konstruksi jalan raya sehingga dapat memperluas wawasan.

3. Untuk Paraktisi dan Instansi Terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan apabila suatu saat mempergunakan abu boiler pabrik kelapa sawit sebagian filler pada perkerasan jalan, sehingga bermanfaat bagi perkembangan teknologi perkerasan jalan dimasa yang akan datang.


(20)

6

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 10 cm (4”) dan tinggi 7,5 cm (3”).

2. Tinjauan karakterisik aspal dilakukan dengan pengujian agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi, uji aspal dan juga uji marshall.

3. Bahan yang digunakan adalah bahan yang sudah ada di Laboratorium Jalan Raya Universitas Muhammadiyah Malang, kecuali abu boiler pabrik kelapa sawit.

4. Pengujian dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Menggunakan komposisi campuran ATB dengan material tertentu.

Membahas pemamfaatan abu boiler pabrik kelapa sawit sebagai sebagian semen (Filler) pada campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan subyek penelitian sebagai berikut :

a. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan 100% bahan pengisi (Filler) untuk mendapatkan kadar aspal optimum.

b. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan bahan pengisi (Filler) yang dikurangi 15% untuk ditambahkan abu boiler PKS.

c. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan bahan pengisi (Filler) yang dikurangi 30% untuk ditambahkan abu boiler PKS.

d. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan bahan pengisi (Filler) yang dikurangi 45% untuk ditambahkan abu boiler PKS.

e. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan bahan pengisi (Filler) yang dikurangi 60% untuk ditambahkan abu boiler PKS.

f. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan bahan pengisi (Filler) yang dikurangi 75% untuk ditambahkan abu boiler PKS.


(1)

1 1.1. Latar Belakang

Jalan merupakan suatu infrastruktur untuk meningkatkan perkembangan ekonomi di suatu daerah maupun negara. Sumber daya alam yang baik apabila diimbangi dengan pemanfaatan yang baik pula. Namun dengan akses jalan yang tidak tersedia, menyebabkan terhambatnya perkembangan ekonomi suatu Negara, sudah selayaknya pembangunan jalan menjadi perhatian pemerintah. Untuk itu pemerintah banyak melaksanakan pembangunan di bidang transportasi darat, baik itu membuka jalan baru, maupun peningkatan mutu jalan dari segi kualitas maupun fungsinya. Dengan adanya jalan yang baik, diharapkan adanya pertukaran jasa dan barang di suatu daerah dengan cepat .

Kenyataan yang terjadi, masih banyak daerah-daerah yang belum terjangkau oleh pembangunan prasarana transportasi darat. Kelangkaan bahan, peralatan konstruksi, jangkauan pengadaan, dan semakin meningkatnya harga material menjadi kendala dalam mewujudkan pembangunan jalan yang lebih layak.

Dalam menanggapi hal ini, berbagai alternatif telah dilakukan para peneliti dan ilmuan sebelumnya, dengan menggunakan berbagai jenis sumber daya alam sebagai bahan pengganti dalam lapis perkerasan jalan. Pada lapisan perkerasan aspal terdapat salah satu bahan pengisi yang dikenal dengan nama filler. Walaupun penggunaannya hanya sebagian kecil dari jumlah agregat halus, filler diperlukan untuk mengisi rongga-rongga diantara partikel agregat, sehingga dapat meningkatkan kerapatan campuran. Memantau harga filler yang relatif mahal, perlu dipikirkan dan dipertimbangkan suatu bahan pengganti yang dapat di peroleh dengan mudah serta diproduksi dalam negeri, misalnya memanfaatkan limbah buangan pabrik.

Limbah menjadi salah satu permasalahan serius yang di hadapi bangsa saat ini. Masyarakat sangat merasa terganggu dengan adanya berbagai macam jenis limbah yang ada disekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Mulai dari limbah industri sampai limbah rumahan. Tetapi tidak semua limbah mengganggu


(2)

kenyamanan hidup masyarakat. Banyak sekali limbah-limbah yang dimanfaatkan untuk keperluan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Salah satunya adalah limbah buangan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS).

Di Indonesia perkebunan kelapa sawit sangat mudah di jumpai khususnya di pulau Sumatera dan Kalimantan,dan tentunya juga banyak pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia berkembang pesat. Luas areal perkebunan kelapa sawit meningkat menjadi 9 juta hektar pada tahun 2012. Dan estimasi dari Ditjen Perkebunan, pada tahun 2013 akan meningkat menjadi 9,1 juta hektar. Untuk luas wilayah perkebunan kelapa sawit di Kalimanatan Selatan pada 2011 yaitu 343.739 Ha. ( Disbun ).

Perluasan areal tanam dan peningkatan produsksi kelapa sawit sejalan dengan penambahan pabrik kelapa sawit. Dampak dari pertambahan pabrik kelapa sawit ini adalah bertambahnya bobot limbah yang harus dibuang, salah satu limbah tersebut adalah Abu boiler. Abu boiler pabrik kelapa sawit dihasilkan setiap proses pengolahan tandan buah segar (TBS). Di kabupaten Tanah Bumbu, kabupaten yang teletak di bagian tenggara pulau Kalimantan dan termasuk dalam provinsi Kalimantan Selatan ini memiliki produksi 58.884 ton TBS Pada tahun 2009 dan luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 51.200 Ha dan terus terjadi penambahan setiap tahunnya, (Badan Koordinasi Penanaman Modal, Statistik Perkebunan 2009-2011, Ditjen Perkebunan)

Penambahan tersebut berpotensi sebagai penyedia Abu boiler. Dimana 100 ton TBS yang diolah dapat menghasilkan Abu boiler sebanyak 250 kg s/d 400 kg. Disebagian besar pabrik kelapa sawit belum memanfaatkan atau bisa dikatakan terbuang begitu saja (Ardi Astianto, 2013 ).

Melihat kandungan abu boiler dan jumlah yang dihasilkan setiap 100 ton pengolahan TBS dan sementara jumlahnya terus meningkat 0,1 juta ton per tahun dan membutuhkan lahan untuk pembuangan sehingga menimbulkan masalah lingkungan (Tangchirapat, 2006), abu boiler dapat dimanfaatkan sebagai filler, memberikan keuntungan secara ekonomis dan ramah lingkungan.


(3)

telah dilakukan oleh Rizqi yuliana, (2013) sebagai berikut SiO2 : 64,36%, Al2O3 : 4,36%, Fe2O3 : 3,41%, CaO : 7,92%, MgO 4,58%, K2O : 5,57%, SO3 : 0,04%,

Faktor yang menjadi pertimbangan digunakannya limbah abu boiler pabrik kelapa sawit sebagai bahan pengisi pada perkerasan jalan karena adanya sifat pozolan dari abu boiler pabrik kelapa sawit, yaitu Silica. Silica pada umumnya merupakan unsur kimia pokok yang sangat menguntungkan, sebab dengan kondisi yang sesuai dapat bereaksi dengan kapur yang menghasilkan cementious calcium silicate hydrates ( Swamy, 1986).

Pemilihan pengunaan ATB karena campuran ini khusus diformulasikan untuk meningkatkan keawetan dan ketahan kelelehan. Berfunsi sebagai lapis pondasi yang terletak dibawah lapis permukaan. Merupakan salah satu jenis dari konstuksi perkerasan lentur dan bagian dari aspal beton campur panas. Jenis perkerasan ini merupakan campuran agregat dan pengikat yang telah di padatkan, diletakkan diatas lapisan pondasi bawah yang berfunsi untuk mendukung dan menyebarkan beban serta tempat untuk meletakkan lapisan permukaan

Dari keadaan ini kita dapat memanfaatkan potensi alam berupa limbah abu boiler Pabrik Kelapa Sawit sebagai bahan pengganti filler dalam jumlah persen (%) untuk perkerasan jalan pada campuran aspal panas. Adapun dasar pemilihan abu boiler limbah kelapa sawit adalah :

1. Pengadaan dan pengolahannya cukup mudah

2. Abu boiler Pabrik Kelapa Sawit memiliki kandungan silika yang cukup tinggi sehingga mampu menjaga dan meningkatkan mutu campuran.


(4)

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti :

1. Bagaimana pengaruh penambahan abu boiler pabrik kelapa sawit sebagai pengganti sebagian filler terhadap nilai marshall test pada campuran ATB Yang meliputi Stability, Marshall Quotient, dan Air Voids?

2. Berapakah kadar abu boiler pabrik kelapa sawit optimum campuran ATB (Asphalt Treated Base ), sehingga didapatkan nilai marshall test yang maksimum?.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan abu boiler pabrik kelapa sawit sebagai pengganti sebagian filler terhadap nilai marshall test pada campuran ATB, Sehingga didapatkan suatu campuran yang efektif, efisien, dan optimal. 2. Untuk mengetahui kadar abu boiler pabrik kelapa sawit optimum campuran

ATB, sehingga didapatkan nilai marshall test yang maksimum

1.4Hipotesis

Ada dua bentuk hipotesis penelitian yaitu:

1. Hipotesis nihil ( Ho ) yaitu menyatakan tidak adanya perbedaan pada sifat campuran dengan penggantian sebagian filler dengan abu boiler PKS. 2. Hipotesis altenatif ( Ha ) yaitu menyatakan adanya perbedaan pada sifat

campuran dengan penggantian sebagian filler dengan abu boiler PKS

1.5Batasan Masalah

Dalam penelitaian ini di perlukan batassan-batasan untuk mengurangi atau memperkecil pengaruh variabel lain yang timbul. Pembatasan masalah tersebut adalah :

1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Universitas Muhammdiyah Malang.


(5)

3. Pemeriksaan sesuai metode Bina Marga. 4. Pengujian mutu menggunakan Marshall Test

5. Agregat yang digunakan dari laboratorium Jalan Raya Universitas Muhammdiyah Malang.

6. Abu boiler pabrik kelapa sawit di dapat dari pabrik pengolahan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

7. Penelitan hanya mencakup nilai Stability, Marshall Quotient, Flow, dan Air Voids.

8. Tidak memperhitungkan analisis biaya

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Pemanfaatan Limbah

Dengan diketahui hasil dari penelitian ini, abu boiler pabrik kelapa sawit dijadikan bahan alternatif pengganti sebagian filler pada konstruksi perkerasan jalan, secara otomatis dapat memanfaatkan limbah ekonomis. 2. Untuk Peneliti

Sebagai salah satu kesempatan bagi peneliti guna untuk menerapkan pengetahuan dibidang teknik, khususnya teknologi konstruksi jalan raya sehingga dapat memperluas wawasan.

3. Untuk Paraktisi dan Instansi Terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan apabila suatu saat mempergunakan abu boiler pabrik kelapa sawit sebagian filler pada perkerasan jalan, sehingga bermanfaat bagi perkembangan teknologi perkerasan jalan dimasa yang akan datang.


(6)

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 10 cm (4”) dan tinggi 7,5 cm (3”).

2. Tinjauan karakterisik aspal dilakukan dengan pengujian agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi, uji aspal dan juga uji marshall.

3. Bahan yang digunakan adalah bahan yang sudah ada di Laboratorium Jalan Raya Universitas Muhammadiyah Malang, kecuali abu boiler pabrik kelapa sawit.

4. Pengujian dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Menggunakan komposisi campuran ATB dengan material tertentu.

Membahas pemamfaatan abu boiler pabrik kelapa sawit sebagai sebagian semen (Filler) pada campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan subyek penelitian sebagai berikut :

a. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan 100% bahan pengisi (Filler) untuk mendapatkan kadar aspal optimum.

b. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan bahan pengisi (Filler) yang dikurangi 15% untuk ditambahkan abu boiler PKS.

c. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan bahan pengisi (Filler) yang dikurangi 30% untuk ditambahkan abu boiler PKS.

d. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan bahan pengisi (Filler) yang dikurangi 45% untuk ditambahkan abu boiler PKS.

e. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan bahan pengisi (Filler) yang dikurangi 60% untuk ditambahkan abu boiler PKS.

f. Campuran Aspalt Treated Base (ATB) dengan menggunakan bahan pengisi (Filler) yang dikurangi 75% untuk ditambahkan abu boiler PKS.