dasarnya prosedur penelitian pengembangan terdiri dari dua tujuan utama, yaitu ; 1 mengembangkan produk dan 2 menguji produk untuk mencapai tujuan.
Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan, sedangkan tujuan ke dua disebut sebagai fungsi validasi.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar
sebagai bahan kajian Anna Poedjiadi, 2007:75. Pembelajaran pada hakekatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya mengarahkan interksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Trianto, 2009:17,
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran adalah proses interaksi secara sadar yang dilakukan oleh guru dan
siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
2.1.3 Pengertian Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yang artinya belajar atau pembelajaran. Jadi, pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas
oleh pembelajar atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari learning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga
memperoleh kemajuan hasil belajar.
Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang
dipandang baru, agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.
2.1.4 Pengertian Pembelajaran PAKEM
Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan PAKEM adalah salah satu pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. Aktif yaitu pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar
merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri
pemahamannya. Kreatif yaitu dimana pengembanganya juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Efektif yaitu
menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu
beragam, karakteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Menyenangkan yaitu
pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan.
2.1.5 Pengertian Pendidikan Jasmani
Beley dan Field dalam Suranto, dkk., 1994 mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar
gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktivitas fisik yang
menggunakan sebagian besar otot tubuh. Willian, Brownell dan Vernier mengindikasikan bahwa dalam pendidikan
jasmani, kegiatan-kegiatan jasmani tertentu yang terpilih akan dapat membentuk sikap yang berguna bagi pelaku dalam Aip Syarifuddin dan Muladi, 1993
J.B. Nash mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan dengan menggunakanmenekankan pada aktivitas
fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan pengendalian emosi. dalam Suranto, dkk., 1994.
Pendidikan jasmani yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara anak didik
dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Aktivitas tersebut dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak SD. Melalui kegiatan pendidikan
jasmani diharapkan anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan bugar, serta perkembangan pribadi secara harmonis Cholik dan Lutan, 1997.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkankan bahwa Pendidikan Jasmani adalah sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan
dengan menggunakanmenekankan pada aktivitas fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan
pengendalian emosiproses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika
sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktifitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh, melibatkan interaksi antara anak didik
dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial.
2.1.6 Pengertian Model Pembelajaran