BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimental. Sampel diambil secara consecutive sampling dari populasi yang memenuhi kriteria
inklusi dengan perhitungan minimal besar sampel yaitu 25 sampel, kemudian dilakukan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks test. Diperoleh
hasil sebagai berikut: Tabel 4.1. Distribusi frekuensi gambaran klinis berdasarkan karsinoma
nasofaring. Gejala klinis
Sebelum kemoradioterapi
Sesudah kemoradioterapi
Benjolan leher Epistaksis
Hidung sumbat Tinnitus
Pandangan ganda Sakit kepala
22 10
17 21
9 16
16
3 7
1 5
Distribusi frekuensi gambaran klinis tertinggi ditemukan pada kelompok benjolan leher sebanyak 22 gejala 88,0 sebelum kemoradioterapi
konkuren dan 16 gejala 64,0 sesudah kemoradioterapi konkuren, sedangkan yang terendah pada kelompok pandangan ganda sebanyak 9
gejala 36,0 sebelum kemoradioterapi konkuren dan epistaksis sebanyak 0 gejala sesudah kemoradioterapi konkuren.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi kadar hemoglobin berdasarkan karsinoma nasofaring sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren.
Kadar Hb gr
Sebelum kemoradioterapi Sesudah kemoradioterapi
n n
12-16 10 – 11,9
10 21
4 84,0
16,0 0,0
12 10
3 48,0
40,0 12,0
Total 25
100 25
100
Pada penelitian ditemukan kadar hemoglobin dengan distribusi frekuensi tertinggi pada kadar Hb 12-16gr sebanyak 21 84,0 sebelum
kemoradioterapi konkuren dan 12 48,0 sesudah kemoradioterapi konkuren. Distribusi kadar hemoglobin terendah berdasarkan karsinoma
nasofaring pada kadar 10 gr sebanyak 0 sebelum kemoradioterapi konkuren dan 3 12,0 sesudah kemoradioterapi konkuren.
Tabel 4.3. Distribusi frekuensi skor karnofsky berdasarkan karsinoma nasofaring sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren
Skor karnofsky Sebelum
kemoradioterapi n
Sesudah kemoradioterapi
n ≥ 80
70
≤ 60 11
14 44.0
56.0 0.0
17 8
68.0 32.0
0.0 Total
25 100
25 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui skor karnofsky berdasarkan KNF tertinggi pada kelompok 70 sebanyak 14 56,0 sebelum kemoradioterapi
konkuren dan sebanyak 17 68,0 pada kelompok ≥ 80
sesudah kemoradioterapi konkuren sedangkan kelompok terendah yaitu
≤ 60 sebanyak 0 sebelum kemoradioterapi dan sesudah kemoradioterapi
konkuren.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi ukuran tumor primer T KNF berdasarkan ekspresi COX-2 sebelum dan sesudah kemoradioterapi
konkuren
Distribusi frekuensi ukuran tumor primer pada karsinoma nasofaring berdasarkan tampilan ekspresi COX-2 positif tertinggi ditemukan pada
kelompok T3 sebanyak 5 29,5 sebelum kemoradioterapi konkuren dan T1 sebanyak 6 50,0 sesudah kemoradioterapi konkuren. Hasil yang
terendah ditemukan pada kelompok T0 sebanyak 0 pada sebelum kemoradioterapi konkuren sedangkan pada sesudah kemoradioterapi
konkuren kelompok T0 sebanyak 0, kemudian tampilan ekspresi COX-2 negatif tertinggi ditemukan pada kelompok T2 dan T4 sebanyak masing-
masing 3 37,5 pada sebelum kemoradioterapi konkuren dan kelompok T1 sebanyak 6 46,1 pada sesudah kemoradioterapi konkuren. Hasil
terendah ditemukan pada kelompok T0 dan T3 sebanyak masing-masing 0 pada sebelum kemoradioterapi konkuren dan kelompok T4 sebanyak 0
pada sesudah kemoradioterapi konkuren.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Perbedaan antara kelompok ukuran tumor primer T KNF berdasarkan ekspresi COX-2 sebelum dan sesudah
kemoradioterapi konkuren
p=0,132 Distribusi frekuensi antara kelompok ukuran tumor primer pada
karsinoma nasofaring berdasarkan ekspresi COX-2 sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren. Ekspresi COX-2 positif sebelum
kemoradioterapi konkuren tertinggi ditemukan pada kelompok T2-T3-T4 yaitu sebanyak 13 76,5 dan ekspresi COX-2 negatif tertinggi pada
kelompok T2-T3-T4 yaitu sebanyak 6 75,0. Sedangkan Ekspresi COX- 2 positif sesudah kemoradioterapi konkuren ditemukan hasil yang sama
pada kelompok T0-T1 dan T2-T3-T4 yaitu sebanyak 6 50,0 dan ekspresi COX-2 negatif tertinggi pada kelompok T0-T1 yaitu sebanyak 7
53,8. Dilakukan Wilcoxon Signed Ranks Test untuk menilai adanya
perbedaan antara kelompok ukuran tumor primer T sebelum kemoradioterapi konkuren dan sesudah kemoradioterapi konkuren dengan
ekspresi COX-2 didapatkan nilai p 0,05. Secara klinis terdapat perbaikan klinis yang bermakna antara kelompok
ukuran tumor primer T sebelum kemoradioterapi konkuren dan sesudah kemoradioterapi konkuren dengan ekspresi COX-2, namun dengan uji
statistik dengan Wilcoxon Signed Ranks Test tidak dijumpai perbedaan yang bermakna antara kelompok ukuran tumor primer T sebelum
Universitas Sumatera Utara
kemoradioterapi konkuren dan sesudah kemoradioterapi konkuren dengan ekspresi COX-2.
Tabel 4.6. Distribusi frekuensi kelenjar getah bening N KNF berdasarkan ekspresi COX-2 sebelum dan sesudah kemoradioterapi
konkuren
Distribusi frekuensi kelenjar getah bening pada karsinoma nasofaring berdasarkan tampilan ekspresi COX-2 positif tertinggi ditemukan pada
kelompok N3 sebanyak 9 52,9 sebelum kemoradioterapi konkuren dan N0 sebanyak 5 41,7 sesudah kemoradioterapi konkuren. Hasil yang
terendah ditemukan pada kelompok N1 sebanyak 1 5,9 pada sebelum kemoradioterapi konkuren sedangkan pada sesudah kemoradioterapi
konkuren kelompok N2 sebanyak 1 8,3, kemudian tampilan ekspresi COX-2 negatif tertinggi ditemukan pada kelompok N2 sebanyak 3 37,5
pada sebelum kemoradioterapi konkuren dan kelompok N0, N1 dan N2 sebanyak masing-masing 4 30,8 pada sesudah kemoradioterapi
konkuren. Hasil terendah ditemukan pada kelompok N0 sebanyak 1 12,5 pada sebelum kemoradioterapi konkuren dan kelompok N3
sebanyak 1 7,6 pada sesudah kemoradioterapi konkuren.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Perbedaan antara kelompok kelenjar getah bening N KNF berdasarkan ekspresi COX-2 sebelum dan
sesudah kemoradioterapi konkuren
p=0,096 Distribusi frekuensi antara kelompok ukuran kelenjar getah bening pada
karsinoma nasofaring berdasarkan ekspresi COX-2 sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren. Ekspresi COX-2 positif sebelum
kemoradioterapi konkuren tertinggi ditemukan pada kelompok N2-N3 yaitu sebanyak 14 82,4 dan ekspresi COX-2 negatif tertinggi pada kelompok
N2-N3 yaitu sebanyak 5 62,5. Sedangkan ekspresi COX-2 positif sesudah kemoradioterapi konkuren tertinggi ditemukan pada kelompok N0-
N1 yaitu sebanyak 9 75,0 dan ekspresi COX-2 negatif juga tertinggi ditemukan pada kelompok N0-N1 yaitu sebanyak 8 61,5.
Dilakukan Wilcoxon Signed Ranks Test untuk menilai adanya perbedaan antara kelompok kelenjar getah bening N sebelum
kemoradioterapi konkuren dan sesudah kemoradioterapi konkuren dengan ekspresi COX-2 didapatkan nilai p 0,05.
Secara klinis terdapat perbaikan klinis yang bermakna antara kelompok Kelenjar getah bening N sebelum kemoradioterapi konkuren dan sesudah
kemoradioterapi konkuren dengan ekspresi COX-2, namun dengan uji statistik dengan Wilcoxon Signed Ranks Test tidak dijumpai perbedaan
yang bermakna antara kelompok kelenjar getah bening N sebelum kemoradioterapi konkuren dan sesudah kemoradioterapi konkuren dengan
ekspresi COX-2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Distribusi frekuensi stadium Klinis KNF berdasarkan ekspresi COX-2 sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren
Berdasarkan tabel di atas diketahui distribusi frekuensi stadium klinis pada karsinoma nasofaring berdasarkan tampilan ekspresi COX-2 positif
tertinggi pada stadium IV sebanyak 11 64,7 sebelum kemoradioterapi konkuren dan pada stadium II sebanyak 4 33,3 sesudah
kemoradioterapi konkuren. Hasil yang terendah kelompok stadium 0 dan I sebanyak masing-masing 0 pada sebelum kemoradioterapi konkuren dan
kelompok stadium 0 sebanyak 0 pada sesudah kemoradioterapi konkuren. Sedangkan tampilan ekspresi COX-2 negatif tertinggi ditemukan pada
kelompok stadium IV sebanyak 4 50,0 pada sebelum kemoradioterapi konkuren dan kelompok III stadium sebanyak 6 46,1 pada sesudah
kemoradioterapi konkuren. Hasil yang terendah kelompok stadium 0 dan I sebanyak masing-masing 0 pada sebelum kemoradioterapi konkuren dan
kelompok stadium 0 dan IV sebanyak masing-masing 1 7,7 pada sesudah kemoradioterapi konkuren.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Perbedaan antara kelompok Stadium Klinis KNF berdasarkan ekspresi COX-2 sebelum dan sesudah kemoradioterapi
konkuren.
p=0,059 Distribusi frekuensi antara kelompok ukuran stadium klinis pada
karsinoma nasofaring berdasarkan ekspresi COX-2 sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren. Ekspresi COX-2 positif sebelum
kemoradioterapi konkuren tertinggi ditemukan pada kelompok stadium II- III-IV yaitu sebanyak 17 100 dan ekpresi COX-2 negatif tertinggi pada
kelompok II-III-IV yaitu sebanyak 8 100. Sedangkan ekspresi COX-2 positif sesudah kemoradioterapi konkuren tertinggi ditemukan pada
kelompok II-III-IV yaitu sebanyak 10 83,3 dan ekspresi COX-2 negatif juga tertinggi ditemukan pada kelompok stadium II-III-IV yaitu sebanyak 10
76,9. Dilakukan Wilcoxon Signed Ranks Test untuk menilai adanya
perbedaan antara kelompok stadium klinis sebelum kemoradioterapi konkuren dan sesudah kemoradioterapi konkuren dengan ekspresi COX-2
didapatkan nilai p 0,05. Secara klinis terdapat perbaikan klinis yang bermakna antara kelompok
stadium klinis sebelum kemoradioterapi konkuren dan sesudah kemoradioterapi konkuren dengan ekspresi COX-2, namun dengan uji
statistik dengan Wilcoxon Signed Ranks Test tidak dijumpai perbedaan yang bermakna antara kelompok stadium klinis sebelum kemoradioterapi
konkuren dan sesudah kemoradioterapi konkuren dengan ekspresi COX-2.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN