T4 : Tumor dengan perluasan intrakranial danatau terlibatnya syaraf kranial, hipofaring, orbita atau dengan perluasan ke
fossa infratemporalruang mastikator. 8. Ukuran kelenjar getah bening leher N adalah ukuran kelenjar
getah bening leher sesuai kriteria AJCC tahun 2010 yang diukur oleh ahli Radiologi dengan memakai CT-Scan.
Hasil ukur: 0,1,2,3 N0 : Tidak ada metastasis ke KGB regional
N1 : Metastasis kelenjar getah bening leher unilateral dengan diameter terbesar 6 cm atau kurang, di atas fossa
supraklavikular, danatau unilateral atau bilateral kelenjar getah bening retrofaring dengan diameter terbesar 6 cm
atau kurang. N2 : Metastasis kelenjar getah bening bilateral dengan diameter
terbesar 6 cm atau kurang, di atas fossa supraklavikular. N3 : Metastasis pada kelenjar getah bening diatas 6 cm
danatau pada fossa supraklavicular. 9. Stadium karsinoma nasofaring adalah penentuan stadium penyakit
berdasarkan klasifikasi AJCC tahun 2010 yang dikelompokkan menjadi: 0,I, II, III, IV.
3.6 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaringan nasofaring dalam bentuk blok parafin dengan pulasan hematoksilin eosin yang telah
didiagnosis sebagai karsinoma nasofaring. Bahan ini diperiksa secara imunohistokimia sebelum dan sesudah kemoradioterapi konkuren dengan
menilai imunoreaktivitas antibodi COX-2. Reagen untuk pemeriksaan histopatologi: formalin 10, blok parafin,
aqua destillata, hematoxyllin-eosin. Reagen untuk pemeriksaan imunohistokimia: xylol, alkohol absolut,
alkohol 95, alkohol 80, alkohol 70, H
2 2
0,5 dalam methanol,
Universitas Sumatera Utara
Phosphat Buffer Saline PBS, antibodi primer COX-2 mouse monoclonal antibody Santa Cruz Biotechnology, antibodi sekunder, Envision,
Choromogen Diamino Benzidine DAB. Lathium Carbonat jenuh, Tris EDTA, Hematoxylin, aqua destillata.
3.7 Instrumen Penelitian
Penelitian ini membutuhkan beberapa peralatan sebagai berikut: 1. Catatan medis penderita dan status penelitian penderita
2. Formulir persetujuan ikut penelitian 3. Alat tulis menulis
4. Alat untuk biopsi: blakesley nasal foscep lurusbengkok, endoskopi kaku, 4 mm, 0
. 5. Alat untuk pemeriksaan imunohistokimia: sistem visualisasi
imunohistokimia Envision kit, mesin pemotong jaringan microtome, silanized slide.
6. Mikroskop Olympus CX21
3.8 Prosedur Kerja Pewarnaan Imunohistokimia COX-2
1. Deparafinisasi slide Xylol 1, Xylol 2, Xylol 3 5menit
2. Rehidrasi Alkohol absolute, Alkohol 96, Alkohol 80, Alkohol 70
4menit
3. Cuci dengan air mengalir 5 menit
4. Masukkan slide ke dalam PT Link Dako Epitope Retrieval : set up Preheat 65°C,
Running time 98°C selama 15 menit. ± 1 jam
5. Pap Pen. Segera masukkan dalam Tris Buffered Saline TBS pH 7,4
5 menit
6. Blocking dengan peroxidase block 5-10 mnt
7. Cuci dalam Tris Buffered Saline TBS pH 7,4 5 menit
8. Blocking dengan Normal Horse Serum NHS 3
15 menit
Universitas Sumatera Utara
9. Cuci dalam Tris Buffered Saline TBS pH 7,4 5 menit
10. Inkubasi dengan Antibodi COX-2 dengan pengenceran 1:40
1 jam
11. Cuci dalam Tris Buffered Saline TBS pH 7,4 Tween 20
5 menit
12. Dako Real Envision RabbitMouse 30 menit
13. Cuci dalam Tris Buffered Saline TBS pH 7,4 Tween 20
5-10 menit
14. DAB+Substrat Chromogen solution dengan pengenceran 20 µL DAB : 1000 µL substrat
tahan 5 hari di suhu 2-8°C setelah dicampur 5 menit
15. Cuci dengan air mengalir 10 menit
16. Counterstain dengan Hematoxylin 3 menit
17. Cuci dengan air mengalir 5 menit
18. Lithium carbonat 5 dlm aqua 2 menit
19. Cuci dengan air mengalir 5 menit
20. Dehidrasi Alkohol 80, Alkohol 96, Alkohol Absolute
5 menit
21. Clearing Xylol 1, Xylol 2, Xylol 3 5 menit
22. Mounting + cover glass
Untuk identifikasi ekspresi COX-2 dilakukan langkah-langkah di atas dan dilakukan perwarnaan imunohistokimia COX-2 secara tidak
langsung Indirect kemudian untuk skor akhir digunakan skor imunoreaktif yang dievaluasi oleh tiga orang ahli patologi. Penilaian
ekspresi COX-2 bersifat semikuantitatif yang dinyatakan dengan: • Skor Intensitas Intensitas pewarnaan COX-2 dinilai:
0 : berarti negatif 1 : lemah
2 : sedang 3 : kuat.
Universitas Sumatera Utara
• Skor luas Tingkat pewarnaan COX-2 dinilai: 0 : berarti negatif
1 : pewarnaan positif 10 jumlah sel 2 : pewarnaan positif 10-50 jumlah sel
3 : pewarnaan positif 50 jumlah sel Menurut prosentase area pewarnaan positif dibandingkan dengan
keseluruhan area karsinoma pada 1-3 lapang pandang LP yang dinilai.
• Skor intensitas dan skor luas dikalikan untuk memperoleh skor akhir skor imunoreaktif. Skor imunoreaktif 4 atau lebih dinilai
positif atau overexpression COX-2 Tan Putti 2005.
Universitas Sumatera Utara
3.9 Kerangka Kerja