Ekspresi COX-2 Pada Karsinoma Nasofaring Penilaian Imunohistokimia COX-2

dapat juga mengirim sinyal ke dalam sel, karena itu stimulasi sel pertumbuhan menurunkan apoptosis. Gen Bcl-2 penting dalam pengaturan apoptosis. Gen Bcl-2 juga ditemukan dalam kanker kolon yang memberikan overekspresi dari isoenzim COX-2. Hubungan yang nyata antara overekspresi, produksi PG dan ekspresi dari gen Bcl-2 dalam kanker telah diselidiki. Hambatan dari hasil isoenzim COX menghasilkan penurunan produksi bentuk substrat PG seperti asam arakhidonat Rishikesh Sadhana 2003. Mekanisme NSAID menghambat pertumbuhan tumor masih belum sepenuhnya dimengerti, tapi mungkin melibatkan blokade COX, yang menekan produksi eicosanoid, terutama PG dan mungkin mempengaruhi proliferasi sel, apoptosis dan respon imun Gallo et al. 2001.

2.5 Ekspresi COX-2 Pada Karsinoma Nasofaring

Tan Putti 2005 melakukan penelitian untuk menilai ekspresi COX-2 pada karsinoma nasofaring. Penelitiannya menunjukkan terdapat proporsi yang tinggi yaitu 60 dari 85 kasus karsinoma nasofaring 71 yang mengekspresikan COX-2 positif, berdasarkan penelitian Loong et al. 2009 juga menemukan ekspresi COX-2 positif pada karsinoma nasofaring 71, penelitian lain dengan proporsi yang sama dilaporkan 83 ekpsresi COX-2 positif pada karsinoma nasofaring Tan Putti 2005; Loong et al. 2009. Soo et al. 2005 menemukan peningkatan ekspresi COX-2 pada 33 dari 42 kasus karsinoma nasofaring 79 dengan menggunakan metode immunohistokimia Soo et al. 2005. Sebagian besar undifferentiated carcinoma menunjukkan overekspesi COX-2 Moyer 2002. Sari 2004 mendapatkan ekspresi COX-2 positif 43,3 pada T1-T2 dan 87,5 pada T3-T4. Sedangkan ukuran kelenjar getah bening terdapat seluruh N2 dan sebagian besar N3 mengekspresikan COX-2 yang berlebihan tapi pada N0 dan N1 lebih Universitas Sumatera Utara banyak yang tidak mengekspresikan COX-2 atau mengekspresikan COX-2 dalam jumlah minimal Sari 2004.

2.6 Penilaian Imunohistokimia COX-2

Cara penilaian dengan metode konsensus dan terdiri dari intensitas pewarnaan 0,1,2 atau 3 dan tingkat pewarnaan 0= 0; 1 = 10; 2 = 10-50; 3 = 50. Hasil untuk intensitas pewarnaan dan tingkat pewarnaan yang dikalikan untuk memberikan skor COX-2 pada setiap kasus, sel-sel tersebut dianggap sebagai COX-2 positif skor ≥ 4 dari 9 Tan Putti 2005. Gambar 3: Pewarnaan Imunohistokimia COX-2 Tan Putti 2005. Pada gambar 3 di atas menunjukkan A Lemah intensitas: 1 dari 3, B sedang intensitas: 2 dari 3 dan C kuat intensitas: 3 dari 3. D Universitas Sumatera Utara Tidak dijumpai COX-2 pewarnaan di daerah epitel nasofaring normal. E COX-2 pewarnaan sedang di daerah epitel nasofaring displastik. F CD31 microvessels disorot, dalam dan berdekatan dengan tumor jaringan. pembesaran asli: A-E, 600 x; F, 400 x Tan Putti 2005. Universitas Sumatera Utara

2.7 Kerangka Konsep