IMPLIKASI KINERJA KEUANGAN, TINGKAT INFLASI, PERTUMBUHAN PDB DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)

(1)

IMPLIKASI KINERJA KEUANGAN, TINGKAT INFLASI,

PERTUMBUHAN PDB DAN KEBIJAKAN DIVIDEN

TERHADAP HARGA SAHAM

(Studi pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)

(Skripsi)

Oleh

ANNISA RAMADINI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(2)

ABSTRAK

Implikasi Kinerja Keuangan, Tingkat Inflasi, Pertumbuhan PDB, dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012).

Oleh Annisa Ramadini

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan, tingkat inflasi, pertumbuhan PDB, dan kebijakan dividen terhadap harga saham. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 12 perusahaan jasa yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012. Sampel dipilih menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan pendekatan data panel yang menggunakan alat uji statistik Eviews 7. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan penjelasan oleh keempat variabel independen tersebut terhadap harga saham sebesar 17%, sedangkan sisanya 83% dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini. Hasil uji F menunjukan bahwa kinerja keuangan, tingkat inflasi, pertumbuhan PDB, dan kebijakan dividen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil uji T menunjukan bahwa kinerja keuangan secara parsial berpangaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan tingkat inflasi, pertumbuhan PDB, dan kebijakan dividen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Tingkat Inflasi, Pertumbuhan PDB, Kebijakan Dividen, Harga Saham


(3)

ABSTRACT

Implications of Financial Performance, Inflation, GDP growth, and Dividend Policy on stock prices (Studies in Financial Companies Listed on Indonesia Stock Exchange

period 2010 to 2012).

By

Annisa Ramadini

The purpose of this research was to determine the effect of financial performance, rate of inflation, GDP growth, and dividend policy on stock prices. The Sample in this research consisted of 12 financial companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) 2010-2012. The sample was selected using purposive sampling. Data were analyzed using multiple linear regression with panel data approach that uses a statistical test equipment Eviews 7. The results of this research showed that the ability of an explanation by the four independent variables on stock prices by 17%, while the remaining 83% is explained by other factors beyond the research , F-test results showed that the financial performance, the rate of inflation, GDP growth, and dividend policy simultaneously significant effect on stock prices. T test results showed that the financial performance partially significantly influential on stock prices, while the inflation rate, GDP growth, and dividend policy partially not significant effect on stockprices.

Keywords: Financial Performance, Inflation, GDP Growth, Dividend Policy, Stock Prices


(4)

(Studi pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)

Oleh

Annisa Ramadini

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Adiministrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

I am thanful to all those who said NO to me, it’s because of them i did it myself

(Einstein)

“Barang Siapa Menginginkan Kebahagiaan didunia dan diakhirat Maka Haruslah Memiliki Banyak Ilmu.”

(HR. Ibnu Asakir)

Lakukan Sesuatu Dengan Niat Yang Baik, Hargai Prosesnya, dan Syukuri Hasilnya

(Jaya Aji, S.Ikom)


(10)

Dengan Mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Kupersembahkan Karyaku Ini Kepada:

Kedua Orang Tuaku

“ Drs. Ferry Setiawan dan Marlia Besila” Yang selalu memberikan dukungan,

motivasi dan doanya untuk kesuksesanku, yang telah mengajarkan banyak hal, yang telah mendidik, yang telah

membesarkanku dengan limpahan kasih sayang dan tidak pernah kenal lelah terus berusaha untuk kebahagiaanku. Terima kasih untuk kasih sayang yang kalian berikan, untuk semua doa yang kalian panjatkan, untuk semua hal berharga yang tak tergantikan. Semoga aku bisa menjadi anak yang

berbakti dan senantiasa membahagiakan papa dan mama.

Keempat Saudaraku yang Telah Memberikan Kasih Sayang, Perhatian, Dukungan dan Doanya Untuk Keberhasilanku,

Dosen Pembimbing dan Penguji yang Berjasa

Almamater Tercinta, Tempat yang Telah Memberikan Pengalaman Hidup Untukku.


(11)

SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul ““Implikasi Kinerja Keuangan, Tingkat Inflasi, Pertumbuhan PDB, dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. A. Efendi, M.M. selaku pembantu dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku pembantu dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Pairul Syah, M.H. selaku pembantu dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung sekaligus


(12)

6. Bapak Ahmad Rifai. S. Sos.M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah sabar dalam memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Bapak Drs. Dian Komarsyah D, M.S. selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan masukan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh dosen dan staf Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis (Ibu Merta) yang

tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas bantuan, ilmu dan nasihatnya.

9. Kedua orang tua kandungku tercinta, Ibunda Marlia Besila terimakasih telah melahirkan, membesarkan, dan memberikan kasih sayangnya, perhatian dan doa yang selalu mama panjatkan untukku, juga Ayahanda Drs. Ferry Setiawan terimakasih atas dukungan moril maupun materil, doa dan kasih sayangnya, semoga aku kelak mampu membahagiakan dan membanggakan keluarga. 10. Keempat saudara kandungku tercinta. Letifia Oktaviani, Winda Firliani, Alief

Alfian dan Musdalifa Carensania yang selalu memberikan doa, dukungan moril, sehingga menjadi motivasiku dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh Keluarga besar Hi. Abdul Hamid dan Keluarga besar Hi. Baihaki Besila, terimakasih atas doa dan nasihatnya yang akan selalu aku ingat. Semoga kelak aku bisa membahagiakan dan membanggakan kedua keluarga besarku.

12. Sahabat-sahabatku tersayang sedari SMP hingga saat ini OM9PC, Anastasia Noor Widiastuti (Baya), Aini Putri (Ane), Ivone Prata Mulia (ponee), Zuryati Toiyiba Qurbany (Zui), Dinda Amalia Syananta (Dinda), Trisa Andaluri (Ses),


(13)

dukungan dan canda tawa. Semoga kita menjadi orang yang sukses dan bermanfaat. Dan semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu, terus bisa sama-sama sampe tua.

13. Dimas Purnama, Terima kasih atas dukungan, bantuan, dan kasih sayangnya. Semoga kita menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi semua orang. 14. Sahabat-sahabat ladies (!) baya, hotma, vivi, linda dan ivone. Terimakasih atas

segala kenangan semasa kuliah. Terimakasih karena tidak bosan-bosannya memberikan dukungan dan bantuannya selama ini. Semoga kita menjadi orang yang sukses dan bermanfaat untuk semua orang. Dan semoga persahabatan kita selalu ada di hati.

15. Sahabat- sahabat bujang (!) damar, oci, ronok, vito, heral, jupri, danis, yayi, niko, rafi. Terimakasih atas bantuan dan motivasinya. Terimakasih atas segala cerita yang sudah kita ukir bersama semasa kuliah. Semoga persahabatan kita selamanya, tanpa masa kadaluarsa.

16. Sahabatku Hafiz Luthfi, Ridho Husein dan Dewangga Kuspratama. Selamat menjalani keras nya kehidupan untuk persiapan masa depan. Semoga kita tetap bisa sama-sama sampe jadi orang yang sukses.

17. Teman-teman seperjuanganku di Ilmu Administrasi Bisnis angkatan 2011, Anas, Agung, Heri, Paksi, Wili, Tomi, Bekti, Laelatul, Rohani, dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terimakasih atas bantuannya.

18. Keluarga KKN Desa Sukajaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat, Dimas, Rendy, Fikri, Vevi, Diah, Mbak Rini, Kiki, Iyon dan Faris.


(14)

19. Keluarga Besar Universitas Lampung yang telah membantu saya selama saya belajar di Universitas Lampung.

20. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas bantuannya.

Semoga Allah SWT berkenan memberikan imbalan pahala yang setimpal dan semoga ilmu yang telah penulis peroleh bermanfaat adanya, Amin.

Bandar Lampung, 31 Agustus 2015 Penulis,


(15)

Daftar Isi

Abstract Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Keuangan ... 10

2.2 Tingkat Inflasi ... 16

2.3 Produk Domestik Bruto ... 20

2.4 Kebijakan Dividen ... 26

2.5 Harga Saham ... 33

2.6 Teori Harga Saham ... 36

2.7 Penelitian Terdahulu ... 38

2.8 Kerangka Pemikiran ... 41

2.9 Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 46

3.2 Populasi dan Sampel ... 46

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 48

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.5 Definisi Konseptual ... 48

3.7 Teknik Analisis Data ... 54


(16)

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 65

4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 82

4.3 Hasil Analisis Data ... 84

4.4 Regresi Data Panel ... 93

4.4.1 Uji Chow (Pool vs Fixed Effect) ... 94

4.4.2 Uji Hausman ... 95

4.5 Interpretasi Model Regresi Berganda ... 97

4.6 Hasil Pengujian Hipostesis ... 99

4.6.1 Uji R Square... 99

4.6.2 Uji f ... 100

4.6.3 Uji t ... 101

4.7 Pembahasan ... 102

4.7.1 Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham ... 103

4.7.2 Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Saham ... 106

4.7.3 Produk Domestik Bruto Terhadap Harga Saham ... 108

4.5.4 Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham ... 4.7.6 Return on Equity, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Kebijakan 110 Dividen terhadap Harga Saham ... 4.8 Keterbatasan Penelitian ... 112 114 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan ... 115

5.2 Saran ... 116

Daftar Pustaka Lampiran


(17)

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 40

Tabel 3.1. Daftar Perusahaan Jasa Sektor Keuangan ... 47

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 53

Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 62

Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 83

Tabel 4.2 Perhitungan Harga Saham ... 85

Tabel 4.3 Perhitungan Return on Equity ... 87

Tabel 4.4 Nilai PDB Menurut Penggunaan Tahun 2010-2012 ... 90

Tabel 4.5 Perhitungan Dividen Per Share ... 91

Tabel 4.6 Hasil Uji Pooled Least Square ... 93

Tabel 4.7 Hasil Uji Chow ... 94

Tabel 4.8 Hasil Uji Hausman ... 95

Tabel 4.9 Hasil Data Panel Random Effect ... 96

Tabel 4.10 Hasil Uji R Square ... 99

Tabel 4.11 Hasil Uji f ... 100


(18)

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Model Pemikiran ... 44 Gambar 4.1 Grafik Laju Inflasi Tahun 2008-2012 ... 88


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan harga saham di Indonesia relatif mengalami fluktuasi. Hal ini menunjukkan bahwa saham menjadi salah satu tempat pilihan yang tepat untuk berinvestasi. Ketika membahas lebih dalam mengenai pasar modal, sesungguhnya pasar modal dapat diartikan sebagai wadah bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana jangka panjang, dengan menjual kepemilikan atau menerbitkan surat utang. Pasar modal dapat dikatakan mempunyai fungsi ekonomi sebab didalamnya tersedia fasilitas dan tempat yang mempertemukan antara dua belah pihak yang kepentingannya berbeda. Pasar modal mempunyai fungsi keuangan, sebab pasar modal memberikan peluang kepada pemilik dana untuk memperoleh imbalan (return) sesuai dengan karakterisitik investasi yang dipilih.

Setiap investor tentunya akan selalu mengharapkan tingkat keuntungan dari dana yang diinvestasikan. Sebelum mengambil keputusan investasi, seorang investor harus melakukan serangkaian analisis untuk mengantisipasi resiko yang mungkin terjadi pada investasi tersebut di masa mendatang. Penaksiran harga saham merupakan indikator untuk dapat mempengaruhi besar kecilnya tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Harga saham menggambarkan nilai perusahaan,


(20)

sehingga harga saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan prospek perusahaan dalam usaha untuk meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang (Suryanto dan Kesuma,2011).

Kinerja keuangan perusahaan adalah aspek penting dalam menilai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisis rasio keuangan pada tahun tertentu. Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat dikelompokkan dalam lima kelompok yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio pasar, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas (Wahyudi,2011). Rasio profitabilitas adalah hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dengan menggunakan aset perusahaan, baik lancar maupun tetap dalam aktivitas produksi, terdapat banyak cara untuk mengukur profitabilitas. Berbagai pengukuran ini memungkinkan analis untuk mengevaluasi keuntungan perusahaan dilihat baik dari sisi penjualan, aset maupun investasi pemilik. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan (Sartono, 2001).

Dalam penelitian ini, rasio kinerja keuangan yang digunakan untuk menganalisis pengaruhnya terhadap harga saham adalah return on equity (ROE).Return on equity adalah rasio yang memperlihatkaan sejauh manakah perusahaan mengelolaa modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari invesstasi yang ditanamkan oleh pemilik modal. Rasio ini dipilih karena dapat dengan mudah memberikan gambaran kepada para investor untuk melihat berapa


(21)

berapa besar keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan pada tahun tertentu. Sehingga mereka tertarik untuk menanamkan dananya dalam bentuk saham. Tingkat ROE yang tinggi dapat memberikan informasi bagi investor ataupun calon investor bahwa tingkat pengembalian modal yang akan diperoleh adalah tinggi. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penyesuaian terhadap harga saham secara bertahap untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan perubahan informasi yang ada, dalam arti ROE berpengaruh positif terhadap harga saham (Wahyudi,2011).

Untuk menganalisis pengaruh faktor ekonomi makro terhadap harga saham, ada beberapa faktor yang berperan, yaitu inflasi, produk domestik bruto , tingkat suku bunga, kurs dan defisit anggaran. Faktor-faktor makro tersebut adalah kondisi di luar perusahaan yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan karena berhubungan dengan berbagai faktor kompleks yang ada dalam setiap pembangunan suatu negara (Suryanto dan Kesuma, 2011). Dalam penelitian ini analisis secara ekonomi makro yang digunakan adalah tingkat inflasi dan produk domestik bruto. Inflasi adalah kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus -menerus. Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun dan kenaikan harga factor produksi juga akan meningkatkan biaya modal perusahaan. Tingginya inflasi mengakibatkan turunnya profitabilitas perusahaan. Pengaruh dari kenaikan laju inflasi yang tidak diantisipasi tersebut akan menurunkan laba bagi pemegang saham dan juga harga saham. (Suryanto dan Kesuma,2011).


(22)

Produk domestik bruto (PDB) adalah indikator ekonomi terbaik untuk mengukur perkembangan ekonomi suatu negara. PDB adalah jumlah output total yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara dalam satu tahun. PDB mengukur nilai barang dan jasa yang diproduksi di wilayah suatu negara tanpa membedakan kewarganegaraan pada suatu tahun waktu tertentu (Mankiw,2006). Sehingga semakin tingginya tingkat pertumbuhan PDB akan berindikasi pada tingginya tingkat pertumbuhan konsumsi dari warga di negara tersebut. Peningkatan permintaan akan meningkatkan jumlah penjualan sehingga jumlah laba perusahaan juga akan meningkat, yang akan berdampak pula pada peningkatan harga saham perusahaan, begitu juga sebaliknya. Meningkatnya PDB merupakan sinyal yang baik (positif) untuk investasi (Suryanto dan Kesuma, 2011).

Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan, dan posisi likuiditas. Masing-masing perusahaan mempunyai kebijakan dividen yang berbeda-beda karena kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam membayar dividen kepada kepada para pemegang sahamnya (Poniwatie,2012). Kebijakan dividen yang menghasilkan tingkat dividen yang semakin bertambah dari tahun ke tahun akan meningkatkan kepercayaan para investor dan secara tidak langsung memberikan informasi kepada para investor bahwa kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba perusahaan semakin meningkat. Informasi yang demikian akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham di pasar modal, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap harga saham pada suatu perusahaan (Sundjaja dan Barlian,2003).


(23)

Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Perubahan harga saham sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, harganya semakin naik, sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, harganya semakin bergerak turun (Sundjaja dan Barlian,2003). Perkembangan harga saham banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, dimana harga saham tertentu akan berfluktuasi. Harga saham akan mewakili nilai dari suatu perusahaan.

Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor jasa keuangan yang terdiri dari perusahaan perbankan dan perusahaan asuransi yang mempunyai peranan penting dan strategis bagi perekonomian karena menyediakan berbagai jasa keuangan yang diperlukan oleh dunia usaha dan masyarakat luas. Peran perusahaan perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negara dan perusahaan asuransi sebagai penjamin resiko yang bisa saja muncul dari sisi bisnis atau usaha sebuah perusahaan. Perusahaan perbankan dan asuransi merupakan lembaga perantara keuangan sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian (Triandaru, 2006)

Perusahaan perbankan dan perusahaan asuransi memiliki fungsi yang sama yaitu menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan kepada masyarakat terutama masyarakat bisnis sebagai badan usaha. Peranan lembaga keuangan sangat penting dan strategis agar peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan dapat


(24)

ditingkatkan. Sektor jasa keuangan yang sehat, efisien, dan stabil akan dapat memfasilitasi dan menunjang kegiatan dan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengambil data dari perusahaan lembaga keuangan, khusunya perusahaan asuransi dan bank yang terdaftar di BEI.

Sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya, investor harus melihat dan menganalisis kinerjasuatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan, investor bias membuat perbandingan kinerja emiten secaara objektif. Dalam jangka panjang, kinerja suatu perusahaan dan harga sahamnya akan bergerak searah, semakin baik kinerja perusahaan maka semakin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang akan dinikmati oleh para pemegang sahamnya. Kinerja keuangan perusahaan dan kinerja pasar modal juga akan bereaksi terhadap perubahan variabel ekonomi makro. Sehingga investor juga perlu melakukan serangkaian analisis terhadap harga saham di masa depan dari kondisi ekonomi makro yang terjadi. Beberapa faktor yang harus diperhatikan investor dalam memprediksi harga saham di masa mendatang yaitu faktor ekonomi makro seperti tingkati inflasi dan pertumbuhan PDB, serta faktor fundamental perusahaan yaitu kondisi kinerja keuangan dan kebijakan dividen perusahaan. Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Implikasi Kinerja Keuangan,

Tingkat Inflasi, Pertumbuhan PDB, dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga

Saham”(Studi Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012).


(25)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012?

2. Apakah tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012?

3. Apakah pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012?

4. Apakah kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012?

5. Apakah kinerja keuangan, tingkat inflasi, pertumbuhan PDB, dan kebijakan dividen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:


(26)

1. Mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012.

2. Mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap harga saham pada perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012.

3. Mengetahui pengaruh pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) terhadap harga saham pada perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012.

4. Mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham pada perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012.

5. Mengetahui pengaruh kinerja keuangan, tingkat inflasi, pertumbuhan PDB, dan kebijakan dividen terhadap harga saham pada perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Bagi Investor

Memberikan pengetahuan dan informasi bagi para investor tentang reaksi pasar terhadap kinerja keuangan, tingkat inflasi, pertumbuhan PDB, dan kebijakan dividen yang mempengaruhi harga saham.


(27)

2. Bagi Perusahaan

Memberikan pengetahuan dan sebagai acuan bagi perusahaan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan, tingkat inflasi, pertumbuhan PDB, dan kebijakan dividen yang mempengaruhi harga saham.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan kerangka dalam melakukan penelitian terutama yang berkaitan dengan pasar modal dan harga saham pada perusahaan jasa.


(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran kinerja keuangan juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik. Kinerja keuangan merupakan pengakuan pendapatan dan pengaitan biaya yang menghasilkan angka laba yang lebih unggul dibandingkan arus kas untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Pengakuan pendapatan memastikan bahwa semua pendapatan yang dihasilkan dalam suatu periode telah diakui. Pengaitan memastikan bahwa beban yang dicatat pada suatu periode hanya beban yang terkait dengan periode tersebut (Subramanyam dan Wild, 2008).

Analisis rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuah perusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan


(29)

keuangan. Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan (Sartono, 2001), yaitu:

a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.

b. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan yang lain yang sejenis.

2.1.1. Pembagian Analisis Rasio

Ada 4 pembagian analisis rasio keuangan (Sartono, 2001) yaitu:

a. Rasio likuiditas, menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.

b. Rasio aktivitas, menunjukan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan.

c. Financial leverage ratio, menunjukan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.

d. Rasio profitabilitas, mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri.

2.1.2 Rasio Profitabilitas

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para investor juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai


(30)

perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Profitabilitas dapat diukur dengan berbagai macam cara diantaranya menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS) (Sartono, 2001).

2.1.2.1 Margin Laba Kotor(Gross Profit Margin)

Gross Profit Margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009).

Formulasi dari gross profit margin adalah sebagai berikut:

Gross Profit Margin = �� −� � ��

�� x 100 % ...(2.1)

2.1.2.2 Margin Laba Bersih(Net Profit Margin)

Net profit margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Semakin besar net profit margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya - biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya (Sartono, 2001)


(31)

Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut:

Net Profit Margin = � � � �

�� x 100 %...(2.2)

2.1.2.3 Earning per Share

Earning per share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba. Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share (Syamsuddin, 2009).

Formulasi perhitungan earning per share:

EPS = x 100%...(2.3)

2.1.2.4 Return on assets (ROA)

Return on assets (ROA) adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian Return on assets (ROA) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (Syamsuddin, 2009).

Formulasi dari return on asset atau ROA adalah sebagai berikut:


(32)

2.1.2.5 Return On Equity (ROE)

Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. ROE sebagai suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemodal atas modal yang mereka investasikan pada perusahaan. Semakin tinggi return yang diperoleh maka semakin baik kedudukan pemodal (Syamsuddin, 2009).

Formulasi dari return on equity atau ROE adalah sebagai berikut:

ROE = x 100% ...(2.5)

2.1.3 Komponen-Komponen Yang Membentuk Return on Equity

Return on Equity merupakan salah satu alat iutama investor yang paling sering digunakan dalam menilai suatu saham. Secara umum ROE dapat memberikan gambaran tiga hal pokok (1) Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitability) (2) efisiensi perusahaan dalam mengelola asset dan (3) hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (financial leverage). Angka ROE merupakan gambaran berapa keuntungan yang dihasilkan perusahaan untuk setiap lembar saham yang diinvestasikan di perusahaan tersebut. ROE tidak hanya menganalisa besarnya keuntungan yang didapat dari investasi modal yang telah dilakukan. Dengan pemecahan ROE menjadi tiga komponen (profit margin, return on asset, leverage) kita dapat ,menganalisa lebih jauh factor apa yang lebih mempengaruhi


(33)

kualitas keuntungan yang dihasilkan perusahaan/ berikut ini adalah penjelasan komponen yang membentuk ROE:

1. Profit Margin

Profit margin idadapat dari laba dibagi dengan nilai perusahaaan selama satu tahun. Profit margin merupakan nilai sisa dari jumlah dana yang telah dibayarkan untuk biaya operasional perusahaan. Jadi, bila sebuah perusahaan ingin meningkatkan profit marginnya, yang harus dilakukan adalah mengendalikan biaya yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan. Sehingga semakin tinggi rasio profit msarginnya berarti semakin tinggi ROE yang dihasilkan.

2. Return on Asset

Return on asset didapatkan dari besarnya jumlah laba bersih dibagi dengan total asset perusahaan. Angka perhitungan asset manajemen ini menggambarkan besarnya laba pnjualan yangdihasilkan dari setiap asset yang dimiliki perusahaan. Analisa Return on asset ini merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan (Sartono, 2001). Jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan berpeluang dalam meningkatkan pertumbuhan dan juga dapat meningkatkan rasio ROE nya. 3. Leverage

Angka rasio leverage ini biasanya digunakan untuk mengetahui berapa besarnya utang dalam total asset perusahaan. Rasio leverage yang tinggi tidak selalu berarti jelek. Leverage dalam tingkat tertentu dapat meningkatkan ROE, karena kemungkinan besarnya utang tersebut dapat menjadi modal untuk dapat


(34)

menghasilkan tingkat penjualan yang tinggi pula. Sehingga keuntungan yang didapatkan juga tinggi. Tetapi penggunaan hutang yang lebih besar dibandingkan dengan batas optimal, akan menaikkan biaya bunga dan selanjutnya akan menurunkan ROE. Cara paling mudah untuk mengecek apakah leverage suatu perusahaan masih aman adalah dengan menghitung interest coverage, yaitu rasio yang menghitung EBIT (laba usaha) dibagi dengan beban bunga satu tahun. Interest coverage mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman dalam setahun.

2.2 Tingkat Inflasi

Angka inflasi sebagai salah satu indikator stabilitas ekonomi selalu menjadi pusat perhatian orang. Penurunan angka inflasi mencerminkan gejolak ekonomi di suatu negara. Tingkat inflasi yang tinggi jelas merupakan hal yang sangat merugikan bagi perekonomian negara. Keadaan perekonomian yang tidak menguntungkan telah memacu tingkat inflasi yang tinggi dan pada gilirannya akan menjadi malapetaka bagi masyarakat terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah (Boediono, 1993).

Inflasi adalah suatu keadaan yang ditimbulkan oleh tidak adanya keseimbangan antara permintaan akan barang-barang dan persediannya, yaitu permintaan melebihi persediaan dan semakin besar perbedaan itu semakin besar bahaya yang ditimbulkan oleh inflasi bagi kesehatan ekonomi. Inflasi terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi (Rahardja dan Manurung, 2008).


(35)

Dari definisi tersebut, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, yaitu (Rahardja dan Manurung, 2008):

a. Kenaikan harga. Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya.

b. Bersifat umum. Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik. c. Berlangsung terus-menerus. Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum

akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.

2.2.1 Jenis Inflasi

Dilihat dari faktor penyebab timbulnya, inflasi dapat dibedakan ke dalam tiga macam, yaitu (Boediono, 1993):

a. Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)

Inflasi tarikan permintaan atau disebut juga inflasi sisi permintaan (demand-side inflation) atau inflasi karena guncangan permintaan (demand-shock inflation) adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat.

b. Inflasi dorongan biaya (cost-pust inflation)

Inflasi dorongan biaya atau juga sering disebut inflasi sisi penawaran (supply-side inflation) atau inflasi karena gunjangan penawaran (supply-shock inflation) adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi, yang menyebabkan perusahaan mengurangi supply barang dan jasa mereka ke pasar.


(36)

Berdasarkan lajunya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu (Boediono, 1993): 1. Inflasi merangkak adalah proses kenaikan harga-harga yang relatif lambat

jalannya.

2. Inflasi liar adalah kenaikan harga-harga yang sangat cepat sehingga tingkat harga-harga menjadi dua kali lipat lebih dalam beberapa tahun saja.

2.2.2 Dampak Inflasi

Inflasi yang terjadi didalam suatu perekonomian memiliki beberapa dampak atau akibat yaitu sebagai berikut (Boediono, 1993):

a. Inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi dari anggota masyarakat, sebab redistribusi pendapatan yang terjadi akan menyebabkan pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi pendapatan riil orang lainnya jatuh.

b. Inflasi dapat menyebabkan penurunan di dalam efisiensi ekonomi (economic efficiecy)

c. Inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan didalam output dan kesempatan kerja (employment).

d. Inflasi dapat menciptakan suatu lingkungan yang tidak stabil (unstable environment) bagi keputusan ekonomi.

2.2.3 Indikator Inflasi

Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi selama satu periode tertentu (Rahardja dan Manurung, 2008), diantaranya yaitu:


(37)

a. Indeks harga konsumen (consumer price index).

Indeks harga konsumen atau disingkat IHK adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu. Dalam indeks harga konsumen, setiap jenis barang ditentukan suatu timbangan atau bobot tetap yang proporsional terhadap kepentingan relatif dalam anggaran pengeluaran konsumen.

b. Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index).

Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka indeks harga perdagangan besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.

c. Indeks harga implicit (GNP Deflator).

Indeks harga implicit (GNP Deflator) adalah suatu indeks yang merupakan perbandingan atau rasio antara GNP nominal dan GNP riil dikalikan dengan 100. GNP Riil adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam perekonomian, yang diperoleh ketika output dinilai dengan menggunakan harga tahun dasar.

d. Alternative dari indeks harga implicit.

Alternative dari indeks harga implicit mungkin saja terjadi pada saat ingin menghitung inflasi dengan menggunakan IHI tidak dapat dilakukan karena tidak memiliki data IHI. Hal ini bisa diatasi, sebab prinsip dasar penghitungan inflasi berdasarkan deflator PDB adalah membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil. Selisih keduanya merupakan tingkat inflasi.


(38)

2.3 Produk Domestik Bruto

Dalam perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang digunakan untuk menilai apakah perekonomian berlangsung dengan baik atau buruk. Indikator dalam menilai perekonomian tersebut harus dapat digunakan untuk mengetahui total pendapatan yang diperoleh semua orang dalam perekonomian. Indikator yang pas dan sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah produk domestik bruto (Mankiw, 2006). Produk domestik bruto merupakan statistika perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang mendasarinya karena PDB mengukur dua hal pada saat bersamaan yaitu total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian (Mankiw, 2006).

Produk domestik bruto adalah total nilai atau harga pasar dari seluruh barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu. Produk domestik bruto merupakan salah satu ukuran atau indikator yang secara luas digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi atau kegiatan makro-ekonomi dari suatu negara (Nanga, 2005). Dari pengertian produk domestik bruto tersebut, ada beberapa hal penting yang harus dijelaskan lebih lanjut, yaitu (Nanga, 2005):

1. Produk domestik bruto hanya mencakup barang akhir (final goods) dan nilai tambah saja. Sedangkan barang setengah jadi tidak dimasukan sebagai komponen dari PDB. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda terhadap suatu produk.


(39)

2. Produk domestik bruto hanya menghitung atau memasukkan nilai dari barang yang merupakan hasil produksi pada tahun berjalan yaitu tahun pada saat dilakukan perhitungan.

3. Produk domestik bruto yang dihasilkan dinilai berdasarkan harga pasar yang berlaku. Dengan kata lain, barang dan jasa yang dihitung di dalam PDB hanyalah terbatas pada barang dan jasa yang diperjual-belikan di pasar. Dengan demikian, output yang tidak masuk atau tidak melalui pasar tidak akan dihitung.

4. Produk domestik bruto tidak menghitung transaksi-transaksi surat berharga karena kegiatan-kegiatan seperti ini dianggap hanya sebagai perpindahan daya beli, yang mana tidak mempunyai pengaruh langsung atas barang dan jasa yang dihasilkan. Dengan demikian pula, keuntungan dan kerugian modal juga tidak dimasukkan ke dalam perhitungan PDB karena dianggap bukan merupakan bagian dari produksi sekarang.

2.3.1 Pendekatan dalam Perhitungan Pendapatan Nasional

Dalam perhitungan pendapatan nasional dikenal ada tiga pendekatan yitu pendekatan pengeluaran, pendekatan pendapatan, dan pendekatan produksi. Secara teoritis, ketiga pendekatan tersebut harus memberikan hasil perhitungan yang sama (Nanga, 2005).

2.3.1.1 Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran adalah suatu pendekatan dimana produk domestik bruto (PDB) diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh permintaan akhir atas output yang dihasilkan di dalam perekonomian, diukur pada harga pasar


(40)

pasar yang berlaku. Dengan perkataan lain, produk domesti bruto adalah penjumlahan nilai pasar dari permintaan sektor rumah tangga untuk barang-barang konsumsi dan jasa (C), pengeluaran sektor bisnis untuk barang-barang investasi (I), pengeluaran sektor pemerintah untuk barang dan jasa (G), dan pengeluaran sektor luar negeri untuk ekspor dan impor (X-M) (Nanga, 2005).

Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = C + I + G + (X-M)... (2.6)

Dimana, Y = Produk domestik bruto

C = Nilai pasar pengeluaran konsumsi barang dan jasa oleh rumah tangga I = Nilai pasar pengeluaran investasi untuk barang modal

G = Nilai pasar pengeluaran sektor pemerintah untuk barang dan jasa X = Nilai pasar pengeluaran atas barang dan jasa yang diekspor M = Nilai pasar pengeluaran atas barang dan jasa yang diimpor

2.3.1.2 Pendekatan Pendapatan

Pendekatan pendapatan adalah suatu pendekatan dimana pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang menyumbang terhadap proses produksi. Dalam hal ini pendapatan nasional adalah merupakan penjumlahan dari unsur-unsur pendapatan sebagai berikut (Nanga,2005):

a. Kompensasi untuk pekerja yang terdiri atas upah, gaji dan suplement terhadap upah dan gaji, ini merupakan komponen terbesar dari pendapatan nasional. b. Keuntungan perusahaan yang merupakan kompensasi kepada pemilik


(41)

sebagian lagi diberikan kepada pemegang saham sebagai dividen dan sebagian lagi ditabung oleh perusahaan sebagai laba perusahaan yang tidak dibagikan. c. Pendapatan usaha perorangan, yang merupakan kompensasi untuk penggunaan

tenaga kerja.

d. Pendapatan sewa, merupakan kompensasi untuk pemilik tanah, rental business dan residential properties

e. Bunga netto, terdiri atas bunga yang dibayar oleh perusahaan dikurangi bunga yang diterima oleh perusahaan ditambah bunga nettoyang diterima dari luar negeri.

Secara matematis, pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut (Nanga, 2005):

NI = Yw + Yr + Yi + Y + Y...(2.7)

Dimana , Yw = pendapatan dari upah dan gaji sebelum dikenakan pajak Yr = pendapatan bersih dari sewa

Yi = pendapatan dari bunga

Yπr = pendapatan dari keuntungan perusahaan

Yπd = pen dapatan lain sebelum pengenaan pajak

Jika pendapatan nasional atas dasar pendapatan faktor atau pendapatan nasional atas dasar biaya produksi ini ditambah dengan pajak tidak langsung akan diperoleh produk domestik netto. Apabila produk domestik neto ditambah lagi dengan penyusutan atau depresiasi, maka akan diperoleh produk domestik bruto (Nanga, 2005).


(42)

2.3.1.3 Pendekatan Produksi

Dengan pendekatan produksi, produk domestik bruto (PDB) diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam perekonomian.

Secara sistematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

Y = �=� ...(2.8)

Dimana, Y = produk domestik bruto

P = harga barang dari unit ke-1 hingga ke-n Q = jumlah barang dari jenis ke-1 hingga ke-n

2.3.2 Produk Domestik Bruto: Nominal vs Riil

Produk domestik bruto nominal adalah produk domestik bruto atau PDB yang dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku dan belum disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dalam tingkat harga atau tingkat inflasi. PDB nominal mengukur nilai output dalam suatu periode dengan menggunakan harga yang berlaku pada periode tersebut. Sedangkan, Produk domestik bruto riil adalah produk domestik yang dihitung berdasarkan harga konstan atau harga tahun dasar. PDB riil telah disesuaikan dengan perubahan yang telah terjadi dalam tingkat harga atau tingkat inflasi (Nanga, 2005).

2.3.3 Keterbatasan PDB Sebagai Ukuran Kesejahteraan Ekonomi

Produk domestik bruto sebagaimana telah dikemukakakn sebelumnya, memang diakui merupakan ukuran yang sangat berguna dan akurat untuk menilai kinerja


(43)

ekonomi dari suatu negara. Namun demikian, PDB tidak pernah dimaksudkan untuk mengukur indeks kesejahteraan sosial atau ekonomi dari penduduk suatu negara. PDB hanya mengukur volume tahunan dari kegiatan yang ditujukan ke pasar (market oriented) (Nanga, 2005).

Meskipun PDB bisa menghasilkan kesejahteraan material bagi penduduk, namun PDB masih jauh dari memadai sebagai suatu indikator sosial yang tepat karena alasan berikut (Nanga,2005):

1. Banyak kegiatan ekonomi yang hasilnya tidak diperjualbelikan atau tidak melalui pasar, maka sulit sekali untuk mengadakan perhitungan PDB secara cermat. Hasil taksiran mengenai PDB seringkali tidak menggambarkan keadaan yang memadai.

2. PDB kurang mencerminkan dampak meningkatnya waktu luang terhadap kesejahteraan ekonomi penduduk.

3. Dampak kemajuan teknologi terhadap semakin membaiknya kualitas produk jelas tidak tercerminkan didalam PDB.

4. PDB hanya mengukur besarnya total output, tetapi tidak menggambarkan perubahan di dalam komposisi dan distribusi output, yang mana dapat pula mempengaruhi kesejahteraan ekonomi penduduk.

5. PDB bukan merupakan ukuran yang paling akurat dari biayaagregat karena beberapa biaya penting yang dipikul oleh masyarakat tidak pernah masuk perhitungan PDB.

6. PDB yang diukur secara kuantitatif bisa secara drastis mengestimasi terlalu rendah tingkat kegiatan ekonomi dari suatu negara disebabkan adanya ekonomi


(44)

bawah tanah, yaitu kegiatan-kegiatan ekonomi yang menghindari deteksi dan pengukuran resmi.

7. Karena PDB dihitung menurut harga yang berlaku dalam kurun waktu tertentu, maka perbandingan antar waktu tersebut akan terganggu oleh inflasi.

2.4 Kebijakan Dividen

Dividen tunai adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Dividen tunai diharapkan merupakan variabel pengembalian utama yang akan menetukan nilai saham bagi pemilik dan investor. Keputusan dividen dapat mempengaruhi secara signifakan kebutuhan pembiayaan eksternal perusahaan, jika perusahaan membutuhkan pembiayaan maka semakin besar dividen tunai yang dibayarkan, semakin besar jumlah pembiayaan yang harus diperoleh dari eksternal melalui penjualan saham biasa atau saham preferen. Laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayar kepada para pemegang saham. Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan dividen yang dibagikan diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (Sundjaja dan Barlian, 2003).

2.4.1 Jenis-Jenis Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen harus diformulasikan untuk dua dasar tujuan dengan memperhatikan kekayaan dari pemilik perusahaan dan pembiayaan yang cukup. Kedua tujuan tersebut saling berhubungan dan harus memenuhi berbagai faktor hukum, perjanjian, internal, pertumbuhan, hubungan, dengan pemilik, dan


(45)

hubungan dengan pasar yang membatasi alternatif kebijakan. Ada 3 jenis kebijakan dividen, yaitu (Sundjaja dan Barlian, 2003):

a. Kebijakan dividen rasio pembayaran konstan

Rasio pembayaran dividen adalah presentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per saham. Masalah dengan kebijakan ini adalah jika pendapatan perusahaan turun atau rugi pada suatu periode tertentu maka dividen menjadi rendah. Karena dividen merupakan indikator dari kondisi perusahaan yang akan datang maka mungkin dapat berdampak buruk terhadap harga saham.

b. Kebijakan dividen teratur

Kebijakan dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen dengan rupiah yang tetap dalam setiap periode. Seringkali kebijakan dividen teratur digunakan dengan memakai target rasio pembayaran dividen. Target rasio pembayaran dividen adalah kebijakan di mana perusahaan mencoba membayar dividen dalam presentase tertentu seperti dividen yang dinyatakan dalam rupiah serta disesuaikan terhadap target pembayaran yang membuktikan terjadinya peningkatan hasil.

c. Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra

Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran dividen rendah yang teratur, ditambah dengan dividen ekstra jika ada jaminan pendapatan. Jika pendapatannya lebih tinggi dari biasanya pada periode tertentu, perusahaan boleh membayar tambahan dividen yang disebut dividen ekstra.


(46)

2.4.2 Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Berikut berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu, (Sundjaja dan Barlian, 2003):

a. Kebutuhan dana perusahaan

Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataanya merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen yang akan diambil. Aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal dimasa datang yang diharapkan, kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, pola pengurangan utang dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi posisi kas perusahaan harus dipertimbangkan dalam analisis kebijakan dividen. b. Posisi likuiditas

Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun terdahulu sudah di investasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan, dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak dapat membayar dividen karena keadaan likuiditasnya. Perusahaan yang sedang tumbuh biasanya betul-betul kekurangan dana. Dalam situasi seperti itu mungkin perusahaan memutuskan untuk tidak membayar dividen dalam bentuk uang tunai.

c. Kemampuan meminjam

Kemampuan meminjam dalam jangka pendek tersebut akan meningkatkan fleksibilitas likuiditas perusahaan. Selain itu fleksibilitas perusahaan juga dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk bergerak di pasar modal dengan mengeluarkan obligasi. Perusahaan yang semakin besar dan establish


(47)

akan memiliki akses yang lebih baik di pasar modal. Kemampuan meminjam yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar dividen.

d. Keadaan pemegang saham

Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golongan pajak yang lebih tinggi (high tax) dan lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout yang rendah. Dengan dividend payout yang rendah tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan menahan laba untuk kesempatan investasi yang profitable. e. Stabilitas dividen

Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada dividend payout ratio yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh koefisien arah yang positif. Bagi investor pembayaran dividen yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian resiko perusahaan juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan perusahaan yang membayar dividen tidak stabil.

f. Pengembangan aktiva

Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan ubntuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak laba yang dibutuhkan di kemudian hari, semakin banyak laba yang harus ditahan dan tidak dibayarkan. Apabila ingin menambah modal dari luar maka sumber alami


(48)

yang tersedia adalah para pemegang saham sekarang, yang sudah mengenal perusahaan. Jika keuntungan nya dibayarkan kepada mereka sebagai dividen dan terkena tarif pajak perorangan yang tinggi, maka hanya sebagian saja yang dapat ditahan kembali.

g. Pasar modal

Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaan nya. Perusahaan kecil yang masih baru atau yang agak gegabah akan terlalu beresiko bagi para calon debitur. Sebab kemampuan nya untuk meningkatkan modal atau untuk memperoleh pinjaman dari pasar modal adalah terbatas, oleh karena itu untuk membiayai operasi nya ia harus menahan laba lebih banyak. Perusahaan yang sudah mantap akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil atau yang masih baru.

2.4.3 Teori Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan di bagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Beberapa teori kebijakan dividen antara lain (Wibisono, 2006):

1. Teori Dividen Tidak Relevan

Modigliani dan Miller (MM) berpendapat, nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividen payout ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak dan kelas risiko perusahaan. Dividen tidak relevan untuk


(49)

diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari asset perusahaan. Beberapa ahli menentang pendapatan tentang dividen tidak relevan dengan menunjukkan adanya biaya emisi saham baru yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Modal sendiri dapat berasal dari laba ditahan dan menerbitkan saham biasa baru. Jika ada pajak maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains (kenaikan harga saham) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih suka menerima capital gains dari pada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui.

2. Teori the bird in the hand

Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika dividen payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividen yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. Kebanyakan pemilik saham lebih menyukai pembayaran dividen saat ini daripada menundanya untuk direalisir dalam bentuk “capital gain” nanti. Tarif pajak untuk “capital gain” memang sering lebih rendah daripada untuk dividen, namun para pemilik saham banyak yang lebih menyukai dividen saat ini, karena dengan pembayaran dividen sekarang maka penerimaan uang tersebut sudah pasti, sedangkan apabila ditunda ada kemungkinan bahwa apa yang diharapkan meleset.


(50)

3. Teori perbedaan pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividen yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividen yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividen lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa. Suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.

4. Teori Signaling Hypothesis

Menyatakan bahwa, jika ada kenaikan dividen sering kali diikuti dengan kenaikan harga saham. Terdapat bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya pernurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Seperti teori dividen yang lain , teori signaling hypotesis ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkan karena efek sinyal dan preferensi terhadap dividen.


(51)

5. Teori Clientele Effect

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu dividen payout ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Jika ada perbedaan pajak bagi individu maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebalinya kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah cenderung menyukai dividen yang besar. Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari Clientele ini ada.

2.5 Harga Saham

2.5.1 Pengertian Harga Saham

Harga saham adalah realisasi harga saham penutupan tahunan (closing price), harga saham ini dipandang layak untuk mewakili pencerminan kinerja perusahaan dalam satu periode laporan tahunan. Harga pasar saham adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjualbelikannya saham tersebut. Adapun penentuan harga jual saham yang diperdagangkan di pasar perdana ditentukan oleh emiten (issuing firm) dan penjamin emisi (underwriter). Jadi harga jual merupakan kesepakatan kedua belah pihak harga yang terbentuk merupakan negotiated price. Selain


(52)

metode tersebut, terdapat cara lain untuk menentukan harga jual saham dipasar perdana, yaitu melalui competitive bidding (Sundjaja dan Barlian, 2003).

Ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan harga suatu saham akan mengalami fluktuasi, yaitu (Nanga, 2005):

1. Kondisi mikro dan makro ekonomi

2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasaan usaha), seperti membuka kantor cabang, kantor cabang pembantu baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri

3. Pergantian direksi secara tiba-tiba

4. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya. 5. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual

beli saham

Penerbit saham akan memilih underwriter yang menawarkan harga tertinggi atau membebankan biaya terendah, Harga saham dapat dibedakan menjadi 3, yaitu (Sundjaja dan Barlian, 2003):

a. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi


(53)

(underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

c. Harga Pasar

Kalau harga perdana merapakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

2.5.2 Analisis Harga Saham

Perkiraan harga saham perusahaan di masa yang akan datang dalam penentuan keputusan investasi terdapat 2 macam analisis, yaitu (Nanga, 2005):

1. Analisis teknikal

Pada prinsipnya analisis teknikal merupakan metode analisis instrumen investasi yang menggunakan data-data historis mengenai perubahan harga saham, kondisi perdagangan, keadaan pasar, fluktuasi kurs, volume transaksi pada masa yang lalu, kekuatan pasar (permintaan dan penawaran) harga di pasar saham.

2. Analisis fundamental

Analisis fundamental adalah analisis yang mencoba memperkirakan harga saham dengan mencoba melihat kondisi perekonomian, industri dan prospek saham tersebut, yang kemudian akan mempengaruhi harga saham.


(1)

Lampiran 6. Uji Hausman

(Fixed Effect vs Random Effect)

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 4 1.0000

* Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero. Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. X1? 24.212260 132.513836 3249.266722 0.0574 X2? 39.928044 93.833582 732.536960 0.0464 X3? -1423.07522 -1034.459274 119679.7616 0.2613 X4? -27.822452 -16.514443 355.464227 0.5487

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: Y?

Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 20:50 Sample: 2010 2012

Included observations: 3 Cross-sections included: 12

Total pool (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 11577.39 9042.539 1.280325 0.2151

ROE? 24.21226 84.95726 0.284993 0.7786

INF? 39.92804 141.0096 0.283158 0.7800

PDB? -1423.075 1202.773 -1.183162 0.2506

DPR? -27.82245 27.08659 -1.027167 0.3166

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.964904 Mean dependent var 2553.333 Adjusted R-squared 0.938582 S.D. dependent var 2762.016 S.E. of regression 684.4987 Akaike info criterion 16.19635 Sum squared resid 9370769. Schwarz criterion 16.90014 Log likelihood -275.5343 Hannan-Quinn criter. 16.44199 F-statistic 36.65795 Durbin-Watson stat 2.480380 Prob(F-statistic) 0.000000


(2)

Lampiran 7. Hasil Uji

Random

Dependent Variable: Y?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/30/15 Time: 20:50

Sample: 2010 2012 Included observations: 3 Cross-sections included: 12

Total pool (balanced) observations: 36

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 6783.865 8278.750 0.819431 0.4188

ROE? 132.5138 62.99578 2.103535 0.0436

INF? 93.83358 138.3877 0.678049 0.5028

PDB? -1034.459 1151.947 -0.898009 0.3761

DPR? -16.51444 19.44786 -0.849165 0.4023

Random Effects (Cross)

BBKP--C -2288.600

BBNI--C 1318.711

BBRI--C 3376.254

BBTN--C -836.5549

BDMN--C 2271.194

BJBR--C -1034.831

BMRI--C 3768.887

SDRA--C -1961.041

ASDM--C -1332.240

BBLD--C -818.7539

BBNP--C -837.7910

CFIN--C -1625.234

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 1829.677 0.8772

Idiosyncratic random 684.4987 0.1228

Weighted Statistics

R-squared 0.266367 Mean dependent var 539.0684 Adjusted R-squared 0.171705 S.D. dependent var 826.0504 S.E. of regression 751.7945 Sum squared resid 17521044 F-statistic 2.813866 Durbin-Watson stat 1.402409 Prob(F-statistic) 0.042163

Unweighted Statistics

R-squared 0.356457 Mean dependent var 2553.333 Sum squared resid 1.72E+08 Durbin-Watson stat 0.143000


(3)

Lampiran 8. Tabel Uji F

(Taraf Signifikasi 0,05)

df untuk pembilang (N1) df untuk

Penyebut (N2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246 2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43 3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70 4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86 5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62 6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94 7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51 8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22 9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01 10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85 11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72 12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62 13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53 14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46 15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40 16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35 17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31 18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27 19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23 20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20 21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18 22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15 23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13 24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11 25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09 26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07 27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06 28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04 29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03 30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01 31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00 32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99 33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98 34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97 35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96 36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95 37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95 38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94 39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93 40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92 41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92 42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91 43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91 44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90 45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89


(4)

df untuk penyebut (N2)

df untuk pembilang (N1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 2.30 2.22 2.15 2.09 2.04 2.00 1.97 1.94 1.91 1.89 47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 2.30 2.21 2.14 2.09 2.04 2.00 1.96 1.93 1.91 1.88 48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 2.29 2.21 2.14 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88 49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88 50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03 1.99 1.95 1.92 1.89 1.87 51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13 2.07 2.02 1.98 1.95 1.92 1.89 1.87 52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.07 2.02 1.98 1.94 1.91 1.89 1.86 53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86 54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 2.27 2.18 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86 55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.06 2.01 1.97 1.93 1.90 1.88 1.85 56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85 57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 2.26 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85 58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.05 2.00 1.96 1.92 1.89 1.87 1.84 59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.04 2.00 1.96 1.92 1.89 1.86 1.84 60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 1.95 1.92 1.89 1.86 1.84 61 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37 2.25 2.16 2.09 2.04 1.99 1.95 1.91 1.88 1.86 1.83 62 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.99 1.95 1.91 1.88 1.85 1.83 63 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83 64 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.24 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83 65 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.85 1.82 66 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.84 1.82 67 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.98 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82 68 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82 69 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.86 1.84 1.81 70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97 1.93 1.89 1.86 1.84 1.81 71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.97 1.93 1.89 1.86 1.83 1.81 72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81 73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81 74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.22 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.85 1.83 1.80 75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.83 1.80 76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80 77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80 78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.80 79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.79 80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.84 1.82 1.79 81 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95 1.91 1.87 1.84 1.82 1.79 82 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95 1.91 1.87 1.84 1.81 1.79 83 3.96 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95 1.91 1.87 1.84 1.81 1.79 84 3.95 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95 1.90 1.87 1.84 1.81 1.79 85 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.84 1.81 1.79 86 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.84 1.81 1.78

87

3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.83 1.81 1.78

88

3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.81 1.78

Sumber: https://junaidichaniago.wordpress.com/2010/04/22/download-tabel-t-dan-tabel-f/


(5)

Lampiran 9. Tabel Uji T

Titik Persentase Distribusi t (df = 1

40)

Pr

df

0.25

0.10

0.05

0.025

0.01

0.005

0.001

0.50

0.20

0.10

0.050

0.02

0.010

0.002

1 1.00000

3.07768

6.31375

12.70620 31.82052 63.65674 318.30884

2 0.81650

1.88562

2.91999

4.30265

6.96456

9.92484

22.32712

3 0.76489

1.63774

2.35336

3.18245

4.54070

5.84091

10.21453

4 0.74070

1.53321

2.13185

2.77645

3.74695

4.60409

7.17318

5 0.72669

1.47588

2.01505

2.57058

3.36493

4.03214

5.89343

6 0.71756

1.43976

1.94318

2.44691

3.14267

3.70743

5.20763

7 0.71114

1.41492

1.89458

2.36462

2.99795

3.49948

4.78529

8 0.70639

1.39682

1.85955

2.30600

2.89646

3.35539

4.50079

9 0.70272

1.38303

1.83311

2.26216

2.82144

3.24984

4.29681

10 0.69981

1.37218

1.81246

2.22814

2.76377

3.16927

4.14370

11 0.69745

1.36343

1.79588

2.20099

2.71808

3.10581

4.02470

12 0.69548

1.35622

1.78229

2.17881

2.68100

3.05454

3.92963

13 0.69383

1.35017

1.77093

2.16037

2.65031

3.01228

3.85198

14 0.69242

1.34503

1.76131

2.14479

2.62449

2.97684

3.78739

15 0.69120

1.34061

1.75305

2.13145

2.60248

2.94671

3.73283

16 0.69013

1.33676

1.74588

2.11991

2.58349

2.92078

3.68615

17 0.68920

1.33338

1.73961

2.10982

2.56693

2.89823

3.64577

18 0.68836

1.33039

1.73406

2.10092

2.55238

2.87844

3.61048

19 0.68762

1.32773

1.72913

2.09302

2.53948

2.86093

3.57940

20 0.68695

1.32534

1.72472

2.08596

2.52798

2.84534

3.55181

21 0.68635

1.32319

1.72074

2.07961

2.51765

2.83136

3.52715

22 0.68581

1.32124

1.71714

2.07387

2.50832

2.81876

3.50499

23 0.68531

1.31946

1.71387

2.06866

2.49987

2.80734

3.48496

24 0.68485

1.31784

1.71088

2.06390

2.49216

2.79694

3.46678

25 0.68443

1.31635

1.70814

2.05954

2.48511

2.78744

3.45019

26 0.68404

1.31497

1.70562

2.05553

2.47863

2.77871

3.43500

27 0.68368

1.31370

1.70329

2.05183

2.47266

2.77068

3.42103

28 0.68335

1.31253

1.70113

2.04841

2.46714

2.76326

3.40816

29 0.68304

1.31143

1.69913

2.04523

2.46202

2.75639

3.39624

30 0.68276

1.31042

1.69726

2.04227

2.45726

2.75000

3.38518

31 0.68249

1.30946

1.69552

2.03951

2.45282

2.74404

3.37490

32 0.68223

1.30857

1.69389

2.03693

2.44868

2.73848

3.36531

33 0.68200

1.30774

1.69236

2.03452

2.44479

2.73328

3.35634

34 0.68177

1.30695

1.69092

2.03224

2.44115

2.72839

3.34793

35 0.68156

1.30621

1.68957

2.03011

2.43772

2.72381

3.34005

36 0.68137

1.30551

1.68830

2.02809

2.43449

2.71948

3.33262

37 0.68118

1.30485

1.68709

2.02619

2.43145

2.71541

3.32563

38 0.68100

1.30423

1.68595

2.02439

2.42857

2.71156

3.31903

39 0.68083

1.30364

1.68488

2.02269

2.42584

2.70791

3.31279

40 0.68067

1.30308

1.68385

2.02108

2.42326

2.70446

3.30688


(6)

Titik Persentase Distribusi t (df = 41

80)

Pr

df

0.25

0.10

0.05

0.025

0.01

0.005

0.001

0.50

0.20

0.10

0.050

0.02

0.010

0.002

41

0.68052 1.30254

1.68288

2.01954

2.42080

2.70118

3.30127

42

0.68038 1.30204

1.68195

2.01808

2.41847

2.69807

3.29595

43

0.68024 1.30155

1.68107

2.01669

2.41625

2.69510

3.29089

44

0.68011 1.30109

1.68023

2.01537

2.41413

2.69228

3.28607

45

0.67998 1.30065

1.67943

2.01410

2.41212

2.68959

3.28148

46

0.67986 1.30023

1.67866

2.01290

2.41019

2.68701

3.27710

47

0.67975 1.29982

1.67793

2.01174

2.40835

2.68456

3.27291

48

0.67964 1.29944

1.67722

2.01063

2.40658

2.68220

3.26891

49

0.67953 1.29907

1.67655

2.00958

2.40489

2.67995

3.26508

50

0.67943 1.29871

1.67591

2.00856

2.40327

2.67779

3.26141

51

0.67933 1.29837

1.67528

2.00758

2.40172

2.67572

3.25789

52

0.67924 1.29805

1.67469

2.00665

2.40022

2.67373

3.25451

53

0.67915 1.29773

1.67412

2.00575

2.39879

2.67182

3.25127

54

0.67906 1.29743

1.67356

2.00488

2.39741

2.66998

3.24815

55

0.67898 1.29713

1.67303

2.00404

2.39608

2.66822

3.24515

56

0.67890 1.29685

1.67252

2.00324

2.39480

2.66651

3.24226

57

0.67882 1.29658

1.67203

2.00247

2.39357

2.66487

3.23948

58

0.67874 1.29632

1.67155

2.00172

2.39238

2.66329

3.23680

59

0.67867 1.29607

1.67109

2.00100

2.39123

2.66176

3.23421

60

0.67860 1.29582

1.67065

2.00030

2.39012

2.66028

3.23171

61

0.67853 1.29558

1.67022

1.99962

2.38905

2.65886

3.22930

62

0.67847 1.29536

1.66980

1.99897

2.38801

2.65748

3.22696

63

0.67840 1.29513

1.66940

1.99834

2.38701

2.65615

3.22471

64

0.67834 1.29492

1.66901

1.99773

2.38604

2.65485

3.22253

65

0.67828 1.29471

1.66864

1.99714

2.38510

2.65360

3.22041

66

0.67823 1.29451

1.66827

1.99656

2.38419

2.65239

3.21837

67

0.67817 1.29432

1.66792

1.99601

2.38330

2.65122

3.21639

68

0.67811 1.29413

1.66757

1.99547

2.38245

2.65008

3.21446

69

0.67806 1.29394

1.66724

1.99495

2.38161

2.64898

3.21260

70

0.67801 1.29376

1.66691

1.99444

2.38081

2.64790

3.21079

71

0.67796 1.29359

1.66660

1.99394

2.38002

2.64686

3.20903

72

0.67791 1.29342

1.66629

1.99346

2.37926

2.64585

3.20733

73

0.67787 1.29326

1.66600

1.99300

2.37852

2.64487

3.20567

74

0.67782 1.29310

1.66571

1.99254

2.37780

2.64391

3.20406

75

0.67778 1.29294

1.66543

1.99210

2.37710

2.64298

3.20249

76

0.67773 1.29279

1.66515

1.99167

2.37642

2.64208

3.20096

77

0.67769 1.29264

1.66488

1.99125

2.37576

2.64120

3.19948

78

0.67765 1.29250

1.66462

1.99085

2.37511

2.64034

3.19804

79

0.67761 1.29236

1.66437

1.99045

2.37448

2.63950

3.19663

80

0.67757 1.29222

1.66412

1.99006

2.37387

2.63869

3.19526


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009 – 2012

1 70 112

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

1 36 105

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2015

0 52 70

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

0 2 18

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2012.

0 3 13

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

4 11 16

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham: Studi pada Sub Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 5 23

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor F&B yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 20

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014).

0 1 2

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)

0 0 9