Tanggapan Terhadap Kristologi Kosmik

besar untuk menolak hal adikodrati”. Arkeolog dari Universitas Yale itu menambahkan: “Bagaimanapun juga, secara keseluruhan, tidak dapat dipungkiri bahwa pekerjaan arkeolog telah memperkuat keyakinan pada kredibilitas catatan Kitab Suci. Lebih dari satu arkeolog yang mendapatkan bahwa pengalamannya dalam penggalian di Palestina telah menambah rasa hormatnya pada Alkitab”. 70 Secara keseluruhan bukti-bukti yang telah dihasilkan oleh arkeolog sampai sejauh ini, terutama dalam menghadirkan lebih banyak naskah yang lebih tua dari kitab-kitab Alkitab, telah memperkuat keyakinan pada ketepatan penyalinan teks itu selama berabad- abad”.

4.5. Tanggapan Terhadap Kristologi Kosmik

Kristologi Kosmik memandang Yesus sebagai penyelamat yang hadir tanpa batas tempat dan waktu untuk menyelamatkan semua manusia sekalipun tanpa mengakui ke-Tuhanan-Nya. C.S Song, menyatakan bahwa pribadi kedua Allah Tritunggal berinkarnasi bukan hanya sekali melainkan berkali-kali di banyak tempat dan dalam banyak wujud. Kehadiran Yesus bagi mereka tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, juga tidak dapat dibatasi oleh semua batasan budaya dan agama. Ia juga telah menjangkau berbagai tempat dan konteks dalam sejarah umat manusia. 71 Pada dasarnya kaum pluralis tidak mengakui adanya penyataan khusus, dan finalitas Yesus. Sebaliknya mengakui penyataan Allah dalam semua agama, budaya manusia. Hal ini berarti bahwa semua sejarah agama-agama, budaya- budaya, bangsa-bangsa dengan sistem sosial, ekonomi dan politiknya adalah 70 Ibid, hlm. 116-118 71 Lihat bab III , “ Kristologi Kosmik” penyataan Allah. Harus diakui bahwa Allah ada dalam sejarah. Akan tetapi ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu bahwa Allah di atas sejarah dalam arti mengontrol sejarah dan Allah melampaui sejarah. 72 Dalam hal ini kaum pluralis, tidak menyadari bahwa penyataan Allah harus dimengerti dalam konteks keselamatan manusia berdosa. Bukan dalam penyelamatan secara sosial, ekonomi dan politik. Kalau secara dunia tidak memiliki kaitan langsung dengan keselamatan Allah, pertanyaannya ialah di mana dan bagaimanakah keselamatan Allah dinyatakan? Sedangkan inkarnasi dan kematian Yesus Kristus yang menebus, adalah dalam waktu dan tempat, berarti dalam sejarah. Kaum pluralis mencampuradukan semua sejarah dengan penyataan Allah. Perlu diketahui bahwa tidak ada satu pribadi tertentu yang kepadanya Allah menyatakan diri secara sempurna dan mewujudkan keselamatan-Nya, selain kepada dan melalui pribadi dan karya Kristus saja. Perlu diketahui bahwa jauh sebelum para teolog pluralis mengembangkan kristologi kosmik, teologi kosmik sudah ada sebelumnya oleh Joseph Sittler, dan diusulkan kepada DGD pada tahun 1961, dalam membangun hubungan dengan agama-agama lain. 73 Dengan kata lain, kristologi kosmik kaum pluralis bertolak dari ususlan Joseph Sittler. Sittler membangun kristologi kosmiknya dengan menafsirkan Kolose 1:15-20, dengan memfokuskan penelitian terhadap pernyataan- pernyataan yang tampak secara eksplisit seperti ”segala sesuatu yang diciptakan oleh Dia dan untuk Dia”. Muncul enam kali dalam teks tersebut menerangkan mengenai pencapaian secara maksimum di mana penebusan Allah untuk seluruh alam semesta dalam jangkauan yang luas, dan Kristus digambarkan 72 Untuk penjelasan lebih lanjut, lihat. J. Millard Erickson, Teologi Kristen Vol. 1 Malang: Gandum Mas, 2002 hlm 190 73 Lumintang, Theologia Abu-Abu: Pluralisme Agama , hlm 157-158 sebagai Kristus kosmik yang menyelamtakan semua ciptaan. Dengan demikian, Yesus tidak hanya dimengerti dalam pengertian Yesus historis dari Nazaret, melainkan juga Yesus yang menyatakan diri dalam semua ciptaan. 74 Berkaitan dengan kristologi kosmik oleh Sittler tersebut, maka perlu dilihat teks Kolose 1:15-20. Dalam teks tersebut, memang berbicara mengenai keunggulan Kristus atas segala ciptaan. Namun, itu tidak berarti bahwa segala sesuatu dengan sendirinya diselamatkan oleh Dia, juga tidak berarti bahwa Ia menjelmakan diri-Nya dalam segala sesuatu. Tidak ada indikasi dari teks tersebut yang menyatakan bahwa Yesus Kristus menyatakan diri-Nya dalam semua bentuk ciptan-Nya. Jadi kristologi kosmik tersebut keliru dalam interpretasi teks Kolose juga tidak memadai, karena bagaimana mungkin seseorang membangun pandangannya tentang Kristus, hanya bertolak dari satu teks saja? Bahkan teks tersebut ditafsirkan di luar konteks. Jadi, penegasan dan dukungan terhadap pandangan kaum pluralis ini pada dasarnya telah menyangkali dan mengabaikan iman keyakinan para tokoh PL dan PB, sekaligus juga para martir sepanjang sejarah gereja. Mereka telah gugur demi mempertahankan pengakuan “Yesus Kristus adalah Tuhan,” serta memproklamasikan bahwa Yesus dari Nazaret adalah satu-satunya Juruselamat bagi seluruh umat manusia suatu klaim atas keuniversalan-Nya. Jika kekristenan memberi toleransi dan bahkan mengajarkan keyakinan yang demikian, maka eksistensinya di masa mendatang akan terancam dan berada dalam bahaya besar. 74 Ibid

4.6. Inkarnasi yang Dipandang Sebagai Mitologi