PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL MENGARANG DESKRIPSI MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINDANGSARI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL MENGARANG DESKRIPSI MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINDANGSARI

KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

TRI PUSPITA RINI

Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 1 Sindangsari Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan belum berjalan maksimal. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh aktivitas siswa pasif dan hasil belajar masih rendah masih di bawah KKM yang ditentukan sekolah yaitu 65. Tujuan peneliti di sini adalah meningkatkan aktivitas mengarang deskripsi. Salah satu metode yang dianggap tepat untuk meningkatkan aktivitas mengarang deskripsi adalah penggunaan metode field trip dengan tujuan meningkatkan aktivitas mengarang.

Metode penelitian ini dengan pendekatan penelitian tindakan kelas (clasroom action rerserch) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observasion), dan refleksi (reflection). Teknik pengumpulan data melalui observasi dan tes tulis. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamtan aktivitas siswa, lembar pengamatan kinerja guru, dan lembar penilaian tes formatif di akhir pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil penggunaan metode field trip dapat meningkatkan aktivitas mengarang. Aktivitas siswa pada siklus I secara keseluruhan mencapai 29,41 % yang aktif,sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 61,76 % yang aktif. Hasil belajar siswa pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 16 siswa (47,06 %), sedangkan pada siklus II jumlah yang tuntas 30 siswa (88,24 %).


(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Diera modern sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta menyentuh pada semua aspek kehidupan manusia tak terkecuali dibidang pendidikan dan pengajaran. Pemerintah dewasa ini khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah telah mengusahan peningkatan mutu pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi. Diantaranya adalah penyempurnaan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1984, kemudian disempurnakan lagi menjadi kurikulum 1994.

Setelah itu diubah lagi menjadi KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) pada tahun 2006, kemudian disempurnakan lagi menjadi KTSP (Kurukilum Tingkat Satuan Pendidikan) pada tahun 2008 sampai sekarang. selain itu, dilakukan usaha-usaha seperti penataran guru-guru bidang studi, pengadaan buku-buku paket, dan menambah sarana dan prasarana untuk kegiatan proses pembelajaran.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan, tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.


(3)

Bahasa adalah aspek yang paling penting dalam kehidupan. Bahasa merupakan alat komunikasi dengan bahasa, manusia dapat berkomonikasi satu sama lainnya. Bahasa akan mempermudah seseorang untuk menyampaikan ide -ide atau gagasan, perasaan dan pesan kepada orang lain dengan cara lisan maupun tulisan, supaya dalam berkomunikasi manusia dapat saling memahami maksud yang disampaikan. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek penting yaitu, mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Akhadiah dkk. (1990: 2).

Di jenjang sekolah dasar, penanaman konsep keterampilan berbahasa terutama membaca dan menulis sangat penting, karena khususnya di sekolah dasar merupakan pondasi ilmu kebahasaan siswa. Resmini dkk (2006 : 232). Jika di sekolah dasar diajarkan keterampilan membaca dan menulis dengan benar, maka siswa akan mudah untuk berkomunikasi dan dapat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia serta mata pelajaran lain dijenjang selanjutnya dengan baik. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) dinyatakan bahwa siswa hendaknya mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuan secara tertulis dan memiliki kegemaran menulis Depdiknas (2003: 20-21).

Kegiatan menuangkan ide atau gagasan secara tertulis disebut mengarang. Mengarang membutuhkan keterampilan berbahasa yang khusus. Mengarang merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki dan dikuasai oleh siswa. Dengan mengarang, siswa dapat meningkatkan keterampilan berbahasa terutama keterampilan menulis. Namun berdasarkan pengalaman mengajar, ternyata masih banyak siswa yang belum mampu mengarang dengan baik.


(4)

Seorang siswa kelas IV SD seharusnya sudah mampu menyusun sebuah karangan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Namun ternyata masih ada siswa yang kurang mampu dalam membuat karangan, seperti membuat karangan deskripsi. Hal ini juga dapat dilihat ketika siswa diberi tugas membuat karangan deskripsi. Siswa belum mampu menghasilkan karangan yang sempurna.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa belum dapat membuat karangan dengan baik, faktor–faktor tersebut antara lain, siswa kurang menguasai kosakata, kurangnya pengetahuan siswa dan kurangnya wawasan siswa tentang mengarang, terutama mengarang deskripsi. Siswa juga sering mengalami kesulitan dalam menyusun kerangka karangan. Padahal menyusun kerangka karangan adalah salah satu hal penting untuk menghasilkan sebuah karangan.Kerangka karangan akan membantu siswa untuk mengembangkan isi karangan secara terarah dan terperinci.

Berdasarkan hasil observasi penulis ternyata keterampilan menulis Bahasa Indonesia pada pokok bahasan mengarang deskripsi masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Dari hasil observasi yang diperoleh diketahui siswa yang berjumlah 34 siswa yang dapat mencapai standar KKM baru 15 siswa (44.11%) dan yang belum tuntas masih ada 19 siswa (55.88%).

Permasalahan tersebut kemungkinan besar dikarenakan metode yang digunakan oleh guru kurang bervariatif. Agar guru mampu menunaikan tugasnya dengan baik, maka terlebih dahulu harus memahami hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Dengan


(5)

demikian peranan guru yang sangat penting adalah mengaktifkan dan mengefisienkan proses belajar di sekolah termasuk di dalamnya penggunaan metode mengajar yang sesuai.

Penggunaan metode mengajar yang tepat, merupakan suatu alternatif mengatasi masalah rendahnya daya serap siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Penerapan suatu metode pengajaran harus ditinjau dari segi keefektifan, keefesienan dan kecocokannya dengan karakteristik materi pelajaran serta keadaan siswa yang meliputi kemampuan, kecepatan belajar, minat, waktu yang dimiliki dan keadaan sosial ekonomi siswa sebagai obyek. Menurut Rostiyah (1989:2) menyatakan bahwa setiap jenis metode pembelajaran harus tepat untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi untuk tujuan yang berbeda guru harus mengadakan metode penyajian yang berbeda sekaligus untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut penulis salah satu metode yang diterapkan dalam melibatkan siswa secara aktif, guna menunjang kelancaran proses pembelajaran adalah menggunakan metode field trif. Karena metode itu sangat cocok apabila dipadukan dengan materi mengarang. Metode field trif adalah suatu metode yang mengajak siswa kesuasana di luar kelas. Keberhasilan proses pembelajaran disamping tugas guru, maka siswa turut memegang peranan yang menentukan dalam pencapaian tujuan pendidikan, sebab bagaimanapun baiknya penyajian guru terhadap materi pelajaran, akan tetapi siswa tidak mempunyai perhatian dalam hal belajar maka apa yang diharapkan sukar tercapai. Menurut Slameto (1990: 88) menyatakan agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlu mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ualangan harian, ulangan umum dan ujian.


(6)

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Mengarang Deskripsi Melalui Metode FieldTrif Di Kelas IV SD Negeri 1 Sindangsari Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

1.2 . Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah yang muncul sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa karena kurangnya motivasi belajar di dalam proses pembelajaran, kurangnya interaksi antara guru dan siswa. sehingga siswa kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran.

2. Rendahnya hasil mengarang siswa yang masih berada dibawah KKM yaitu terdapat 19 siswa atau (55.88%)

3. Rendahnya kemampuan guru dalam mengelola kelas dan guru belum mengggunakan metode pembelajaran yang menarik. karena guru masih mengenal metode pembelajaran secara konvensional, sehingga partisipasi siswa secara aktif masih rendah.

1.3 . Batasan dan Pemecahan Masalah

Masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi agar penelitian dapat terarah dan terfokus secara cermat. Batasan tersebut sebagai berikut: Peningkatan aktivitas dan hasil mengarang deskripsi tempat melalui metode field trif pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sindangsari.


(7)

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas,maka dapat diambil kesimpulan bahwa perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Mengarang Deskripsi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Metode FieldTrif Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sindangsari?”

1.5 . Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan mengarang deskripsi dengan metode field trif pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas IV SD Negeri 1 Sindangsari Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

2. Meningkatkan hasil belajar mengarang dan kemampuan guru dalam mengelola kelas dengan mengunakan metode field trif pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas IV SD Negeri 1 Sindangsari Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

1.6 . Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa, dapat meningkatkan keterampilan menulis dan wawasan didalam pengajaran Bahasa Indonesia

2. Guru, sebagai salah satu bahan masukan atau sumbangan pemikiran dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pengajaran khususnya dalam materi bahasa menulis.


(8)

3. Sekolah, sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan mutu di sekolah dan mendorong terjadinya inovasi bagi guru sehingga menciptakan iklim pola yang kondusif di sekolah

4. Peneliti, meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga mutu pendidikan terwujud dengan baik.


(9)

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar

Beberapa orang ahli memberikan pengertian tentang belajar sperti yang ditulis oleh Nana Sudjana (1989 : 5) “ Mouly, belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku sesorang berkat adanya pengalaman. Kimble dan Garmezi, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen, terjadi sebagai pengalaman.

Di samping itu Witheringtong, dalam bukunya Educational Pyschologi yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (1990: 84) mengemukan bahwa: Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada kreasi yang berupa kecakapan , sikap , kebiasaan, kepandaian , atau suatu pengertian.

Menurut Muhibbin (2007: 90), berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progesif, proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila diberikan penguat (reinforcer).

Lebih lanjut, Bundu (2006: 14) mengemukakan lima hal yang perlu diperhatikan dengan belajar, yaitu (1) belajar menunjuk pada suatu perubahan, (2) perubahan tingkah laku tersebut relatif menetap, (3) perubahan tingkah laku tidak segera terjadi setelah mengikuti pengalaman belajar, (4) perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman dan latihan, (5) pengalaman dan latihan harus diberi penguatan.


(10)

Dalam proses pendidikan beberapa orang guru mungkin merasa tugasnya hanya mengajar. Waktu yang digunakan di kelas hanya untuk menyampaikan bahan pelajaran, padahal menyampaikan bahan pelajaran tanpa adanya aktivitas, tidak akan menarik minat siswa untuk mempelajarinya.

Bahri dan Zain (2006: 45) aktivitas anak didik terlibat dalam pembelajaran bukan hanya secara individual, tetapi juga dalam bentuk diskusi kelompok. Aktivitas peserta didik dalam kelompok belajar akan membuahkan interaksi dalam kelompoknya. Interaksi maksimal apabila interaksi tersebut terjadi antara guru dengan semua anak didik, antara anak dengan guru, antara anak didik dan anak didik dalam rangka bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Sudirman (dalam Bahri dan Zain 2006: 49) aktivitas sebagai sumber belajar biasanya meliputi tujuan khusus yang harus dicapai oleh siswa, materi yang harus dipelajari, aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.

Sardiman (2009: 100) aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik atau mental. Aktivitas fisik adalah peserta didik selalu giat dan aktif melakukan dengan anggota badan, sedangkan mental jika daya dan jiwanya bekerja dalam kegiatan pembelajaran. Tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran bergantung pada diri siswa. Aktivitas-aktifitas selama mengikuti pembelajaran menjadi salah satu penunjang keberhasilan pembelajaran.

2.3. Pengertian Mengarang

Definisi mengarang menurut Finoza (2008: 228) adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan atau mengulas topik dan tema tertentu guna


(11)

memperoleh hasil akhir berupa karangan. Sedangkan definisi mengarang menurut The liang Gie (2002: 3) adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaiakannya melalui bahasa tulisan kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.

Mengarang adalah kegiatan menuangkan ide, pikiran atau pendapat dengan menjabarkan secara luas dan teratur berdasarkan topik dan tema tertentu yang berguna untuk memberikan informasi.

Mengarang merupakan salah satu media komunikasi tidak langsung yang terjadi antara penulis dan pembaca. Penulis harus dapat membuat dan menggambarkan sesuatu dengan sistematis dan sejelas mungkin. Hendaknya dalam membuat karangan, penulis harus memahami dengan baik bagaimana cara menuangkan dan mengekspresikan ide–ide yang ingin disampaikan, sehingga orang yang membacanya akan dengan mudah memehami dan menerima dengan baik maksud yang disampaikan oleh penulis.

Sedangkan definisi karangan menurut Finoza (2008: 228) adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau bahasa. Menurut Keraf (1993: 107) Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangan. Berdasarkan pengertian tersebut penting untuk menentukan tema dalam suatu karangan. Dengan tema yang dimiliki, penulis akan menyampaikan amanat sesuai dengan tujuan dari tema karangannya. Penulis berpendapat bahwa tema harus disusun dengan baik dan sempurna.

1.3.1. Hal–hal yang harus diperhatikan untuk menyusun sebuah tema karangan menurut Keraf ( 1993: 122) adalah sebagai berikut:


(12)

Kejelasan merupakan hal yang sangat esensil bagi sebuah tulisan yang baik. Kejelasan dapat dilihat pertama–tama melalui gagasan.

b. kesatuan

Kesatuan pertama–tama dilihat dari adanya suatu gagasan sentral yang menjadi landasan seluruh karangan itu. Tiap rincian hanya menunjang satu gagasan sentral tadi.

c. perkembangan

Perkembangan yang dimaksud adalah perkembangan setiap alenia dalam sebuah karangan. Perkembangan dapat dilihat dari dua sudut yaitu apakah gagasan yang lebih tinggi sudah diperinci secara maksimal dan apakah perincian – perincian tersebut juga sudah diurutkan secara logis dan teratur.

d. keaslian

Tema yang baik harus mengandung ukuran lain yaitu keaslian atau originalitas. Keaslian dapat diukur dari beberapa sudut, pertama dari pilihan pokok persoalannya, dari sudut pandangannya, pendekatannya, dari rangkaian kalimat–kalimat dari pilihan kata, dan sebagainya.

e. judul yang cocok

Syarat akhir dari sebuah tema yang baik, perlu dikemukakan suatu hal yang langsung mengenai topik pembahasan yaitu judul. Judul harus pula relevan , provokatif, dan harus singkat.


(13)

Keaslian dalam pemilihan persoalan dan bagaimana merangkai setiap kalimat dalam karangan tersebut sehinggan bagaimana menentukan judul sesuai dengan isi cerita yang dapat mengungkapkan isi karangan tersebut tetapi tidak mengungkapkan keseluruhan isinya.

1.3.2. Jenis karangan

Jenis–jenis karangan menurut Finoza (2008: 232) dibagi menjadi 6, yaitu:

1. Karangan Deskripsi (perian)

Deskripsi dipungut dari bahasa inggris description yang tentu saja berhubungan dengan kata kerja to describe (melukis dengan bahasa). Karangan deskripsi merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda dan sebagainya.

2. Karangan Narasi (kisahan)

Karangan narasi (berasal dari narration yang artinya bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan,mengisahkan,merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlansung dalam suatu kesatuan”.

3. Karangan Eksposisi (paparan)

Kata eksposisi yang dipungut dari kata bahasa inggris exposition sebenarnya berasal dari kata bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan”.

4. Karangan Argumentasi (bahasan)

Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu sikap dan tingkah laku tertentu.


(14)

Berasal dari bahasa inggris topersuade berarti membujuk atau meyakinkan. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya,yakin dan terbujuk akan hal–hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum,suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang.

6. Campuran atau Kombinasi

Isi dalam karangan campuran atau kombinasi dapat merupakan gabungan eksposisi dengan deskripsi atau eksposisi dengan argumentasi.

Dalam menyusun sebuah karangan haruslah baik dan sempurna. Betapa panjang dan pendeknya sebuah karangan pasti hanya memiliki tiga bagian utama. Yaitu (1) bagian pembuka, (2) bagian penghubung dan (3) bagian penutup. Setiap bagian tersebut mempunyai fungsi yang berbeda–beda. Hal ini seperti diungkapkan oleh Akhaidah(1999: 146) sebagai berikut:

1. Bagian Pembuka

Bagian ini berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Oleh sebab itu, bagian pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca,serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang diuraikan.

2. Bagian Penghubung

Bagian ini berfungsi untuk menguraikan persoalan. Bagian penghubung ini berisi inti persoalan yang akan dikemukakan. Oleh karena itu sacara akuantitatif, bagian ini yang paling panjang dan diantara paragrafnya harus saling berhubungan secara logis.


(15)

Bagian ini berfungsi untuk mengakhiri sebuah karangan sehingga tidak boleh terlalu panjang. Bagian penutup berisi kesimpulan dari bagian penghubung. Bagian ini juga berisi penegasan kembali mengenai hal–hal yang dianggap penting dalam bagian penghubung.

Dari pendapat tersebut, mengenai fungsi–fungsi dalam tiap bagian adalah sebagai berikut:

1. Fungsi dari bagian pembuka adalah: a. Menarik minat pembaca

b. Mengarahkan perhatian pemabca terhadap peremasalahn yang akan diuraikan dibagian penghubung,

c. Menjelaskan secara singkat ide pokok atau tema karangan d. Menjelaskan tujuan dari penulis karangan tersebut.

2. Fungsi dari bagian penghubung adalah:

a. Mengemukakan inti persoalan yang dimasudkan,

b. Member ilustrasi sebagai contoh bagi gambaran pembaca,

c. Membantu menjelaskan hal –hal yang akan diuraikan pada perkembangan cerita berikutnya,

d. Mempersiapkan dasar atau pengarahan untuk sampai pada simpulan dari karangan tersebut.


(16)

a. Merupakan bagian yang berisi pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas bagi pembaca

b. Memberi kesimpulan dari keseluruhan isi karangan sehingga bagian ini tidak boleh terlalu panjang,

c. Pemberi kesan mendalam bagi pembaca terhadap keseluruhan isi cerita.

Ketiga bagian tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, terpadu dan saling melengkapi satu dan lainnya. Ketiga hal tersebut penting untuk diperhatikan agar terjadi kesinambungan atau keseimbangan yang utuh dalam sebuah karangan.

1.3.3. Kerangka Karangan

Definisi kerangka karangan menurut Finoza (2008: 217) adalah rencana teratur tentang pembagian penyusunan gagasan. Berdasarkan teori tersebut penulis bependapat bahwa kerangka karangan akan menuntun pengarang untuk membuat karangan secara teratur. Dengan begitu hubungan setiap gagasan menjadi jelas. Kerangka karangan juga akan berubah terus– menerus untuk menghasilkan karangan yang sempurna.

Adapun fungsi dari kerangka karangan menurut keraf (1993:132) adalah untuk menyusun karangan secara teratur, mempermudah penulis menciptakan klimaks yang berbeda– beda, menghindari pembuatan sampai dua kali atau lebih, mempermudah penulis untuk mencari materi pembantu


(17)

1.3.4. Penyusunan Kerangka Karangan

Mengasilkan kerangka karangan yang baik, hendaknya pengarang memahami bagaimana cara menyusun kerangka karangan yang baik dan sempurna. Ada beberapa langkah penting yang harus dikuasai oleh seorang pengarang untuk dapat membuat kerangka karangan.

Langkah–langkah menyusun kerangka karangan menurut Keraf(1993: 134) adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.

b. Mengadakan inventarisasi topik bawahan yang merupakan perincian dari pengungkapan maksud berdasarakan topik

c. Mengadakan evaluasi semua topik yang telah dicatat sebelumnya.

d. Mengurutkan semua perincian dengan mempergunakan semuya langkah diatas. Keraf(1993: 107) kriteria karangan yaitu tema, ketetapan ide dalam paragraf, kesesuaian isi dengan judul, ketetapan susunan kalimat, pemilihan kata dan penggunaan ejaan.

1.4. Pengertian Karangan Deskripsi

Dari penjelas di atas tentang jenis-jenis karangan penulis memilih jenis karangan yang pertama yaitu karangan deskripsi (perian). Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci yang bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap suatu onjek dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, menikmati atau merasakan hal yang dideskripsikan.


(18)

Menurut Finoza (2008: 33) deskripsi diambil dari bahasa Inggris description. Tentu saja berhubungan dengan kata kerjanya to describe (melukiskan dengan bahasa). Definisi karangan deskripsi menurut Finoza (2008: 234) adalah karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya.

Karangan deskripsi mempunyai ciri-ciri khas, yaitu sebagai berikut:  Deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang objek

 Deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca

 Deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah

 Deskripsi memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan.

Tulisan atau karangan deskripsi ada beberapa macam yaitu: 1) Deskripsi Orang

Deskripsi orang adalah karangan tentang seseorang orang. Jika akan menulis karangan deskripsi orang, tentukan hal-hal yang menarik dari orang yang akan dideskripsikan. Setelah itu, kemukakan informasi tentang orang itu dengan retorika pengungkapan yang memungkinkan pembaca seolah-olah mengenali sendiri. Beberapa aspek berikut, dapat kita pakai sebagai pegangan: (1). Deskripsi keadaan fisik yaitu dekripsi fisik bertujuan memberi gambaran yang sejelas-jelasnya, tentang keadaan tubuh seseorang tokoh. Deskripsi ini banyak bersifat objektif. (2). Deskripsi keadaan sekitar, yaitu penggambaran keadaan yang mengelilingi sang tokoh, misalnya penggambaran tentang aktivitas-aktivitas


(19)

yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat kediaman dan kendaraan yang ikut menggambarkan watak seseorang. (3). Deskripsi watak atau tingkah laku perbuatan yiatu mendeskripsikan watak sesorang, hal ini memang paling sulit dilakukan. Kita harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung dibalik fisik manusia, dengan kecermatan dan keahlian, kita harus mampu mengidentifikasi unsur-unsur dan kepribadian seorang tokoh. Kemudian menampilkan dengan jelas unsur- unsur yang dapat memperlihatkan karakter yang digambarkan. (4). Deskripsi gagasan-gagasan tokoh. Hal ini tidak dapat diserap oleh panca indra manusia. Namun, antara perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan erat. Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir dan gerak tubuh merupakan petunjuk tentang keadaan perasaan seseorang pada waktu itu.

2). Deskripsi tempat

Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa, tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Semua kisah selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa Akhadiah, (1977). Jika melukiskan suatu tempat, hendaknya bekerja dengan mengikuti cara yang logis dalam menyusun perincian. Dengan demikian lukisan menjadi lebih jelas. Disamping itu, juga harus menyeleksi detai-detail dari suatu tempat yang dideskripsikan, sehingga detail-detail yang dipilih betul-betul mempunyai hubungan antara peran langsung dalam peristiwa yang dilukiskan.

1.4.1. Langkah–langkah dalam mengarang deskripsi

Menurut Kosasih(2001: 34) bahwa langkah–langkah yang dapat ditempuh dalam menyusun sebuah karanga deskripsi yaitu :


(20)

1. Menentukan topik akan dikemukakan (tema pokok) yaitu permasalahan yang mencerminkan sesuatu yang akan dibicarakan dalam karangan secara umum.

2. Menentukan tujuan, yaitu kegiatan memindahkan kesan–kesan penulis dan hasil pengamatan

3. Menyeleksi dan mengumpulkan bahan–bahan, yaitu kegiatan memilah–milah hal–hal yang berhubungan dengan hasil pengamatan yang dilakukan pada suatu objek.

4. Menyusun kerangka karangan dan menentukan judul karangan. Yaitu kegiatan yang dilakukan dalam upaya memperoleh bahan yang sesuai dengan tema karangan sehingga pembaca dapat mengikuti dengan mudah deskripsi yang diberikan. Setelah karangan deskripsi tersebut selesai disusun,barulah menentukan judul untuk karangan tersebut. 5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan deskripsi. Yaitu kegiatan

menguraikan kertangka karangan dengan pemilihan kata yang tepat, pemakaian kiasan dan ketelitian uraian sehingga dapat menimbulkan daya khayal pembaca seperti yang dialami oleh penulisnya.

Dengan adanya pengetahuan langkah–langkah tersebut, akan terbantu dalam menyelesaikan karangan secara tepat dan terarah. Setiap langkah sangat terpengaruh terhadap kesempurnaan hasil karangan.


(21)

Aspek–aspek dalam karangan deskripsi juga tak kalah penting untuk dikuasai. Seperti yang diungkapakan oleh Finoza (2008:190) aspek–aspek yang dinilai dalam menyusun suatu karangan,adalah:

1. Isi karangan

Isi karangan adalah merupakan gagasan atau ide–ide pengarang yang dituangkan didalam keseluruhan karangan atau disebut juga topic atau tema karangan

2. Bentuk karangan

Gagasan yang dituangkan dalam suatu bentuk karangan yang ditentukan atau yang dipilih pengarang tersebut dengan mempertimbangkan tujuan karangan.

3. Pilihan kata (diksi)

Pemakaian perangkat–perangkat kebahasaan dalam karangan harus sesuai dengan kaidah yang berlaku,serta memeuhi syarat sebagai bahasa tulis.

4. Gaya penulisan

Gaya penulisan memberikan nada dan warna tertentu terhadap karangan 5. Ejaan

Ejaan dan tanda baca merupakan suatu perangkat system yang mengatur mekanisme pemindahan lisan kedalam bahasa tulis. Ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca memberi pengaruh yang cukup besar dalam membangun keutuhan karangan.

1.5. Pengertian Metode Field Trip

Dalam proses belajar mengajar kadang-kadang siswa perlu di ajak keluar sekolah atau kelas, untuk meninjau tempat-tempat atau objek yang lain. Salah satu metode yang dapat


(22)

digunakan dalam pembelajaran menulis seperti ini adalah metode field trip. Metode ini dapat diartikan sebagai kunjungan atau karyawisata. Menurut Rostiyah (2008: 85) field trip bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajaran dengan melihat kenyataan. Cara mengajar dengan metode field trif yaitu mengajak siswa kesuatu tempat untuk melihat objek tertentu di luar sekolah mempelajari atau menyelidiki sesuatu tempat seperti pasar, bengkel mobil, toko serba ada dan sebagainya.

Hal ini juga di ungkapkan oleh Sagala (2006: 214) menyatakan bahwa field trip adalah pesiar yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Dengan field trip sebagai metode mengajar, siswa di bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Field trip (karya wisata) berbeda dengan rekreasi. Karyawisata mengahasilkan sesuatu yang dicari, sedangkan rekreasi tidak menghasilkan sesuatu yang dilaporkan selain hanya pengalaman- pengalaman.

Suharjono (2004: 85) mengungkapkan bahwa field trip (karya wisata) memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu:

a. Kelebihan

1. Memberikan informasi teknis kepada peserta secara langsung

2. Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya.

3. Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil


(23)

4. Memberikan kesempatan kepada pesrta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada teknologi mutakhir.

5. Dapat lebih merangsang kreativitas siswa

6. Mendorong siswa belajar secara konferhensif dan integral b. Kekurangan

1. Memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.

2. Biasanya cenderung mengutamakan unsur rekreasi dan menomor 2 kan karyanya. 3. Sulit pengaturan siswa yang jumlahnya besar.

4. Membutuhkan biaya yang cukup besar.

5. Kadang–kadang sulit untuk mendapat izin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi.

6.

1.6. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis karangan deskripsi di kelas IV SD Negeri 1 Sindangsari Tanjung Bintang Lampung Selatan menggunakan metode field trip dan hasil belajar dengan memperhatikan langkah–langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis karangan deskripsi.


(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip metode penelitian tindakan kelas oleh Arikunto yang mencakup kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.Adapun proses penelitian kelas yang akan dilaksanakan terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan setiap pertemuan diadakan tes formatif (post-tes). Rincian penelitian ini dapat dilihat dalam diagram berikut.

ALUR PELAKSANAAN TINDAKAN DALAM PTK

Persiapan awal

a. Identifikasi masalah b. Analisis masalah c. Rumusan masalah

Rencana Tindakan Pelaksanaan

Tindakan

Observasi Siklus 1

Perbaikan Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan Observasi Analisis & Refleksi Siklus 2 dst


(25)

1.2. Setting Penelitian

1.Subjek dan objek penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester II SD Negeri 1 Sindangsari dan guru Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 34 siswa yang terdiri 12 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Objek penelitian adalah penggunaan metode field trip pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang karangan deskripsi

2.Tempat penelitian

Tempat penelitian ini adalah sekolah SD Negeri 1 Sindangsari Kecamatan Tanjungbintang Kabupaten Lampung Selatan

3.Waktu Penelitian

Penelitian ini memerlukan waktu kurang lebih empat bulan dari bulan November sampai dengan bulan Februari. Dari penyusunan proposal hingga penyusunan laporan penelitian 1.3. Langkah–langkah Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas dua siklus di mana masing–masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. untuk lebih jelasnya dapat dilihat kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

SIKLUS I

a. Perencanaan ( planning ) 1. Mengidentifikasi masalah

2. Menganalisis dan merumuskan masalah


(26)

pembelajaran dengan materi pokok Menulis Karangan Deskripsi dengan judul “ Halaman Sekolahku”

4. Mendiskusikan penerapan dengan metode field trip

5. Menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan guru b. Pelaksanaan.

Persiapan menentukan tujuan dan objek karyawisata. Perencanaan dilakukan secara demokratis oleh guru dimana anak diikutsertakan. Menentukan tujuan dan objek karyawisata atas dasar alasan–alasan tertentu dan kemana karyawisata itu akan dilaksanakan. Kelas yang dilaksanakan sebagai integral dari seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Metode field trip dapat berupa perjalanan keliling sekolah atau ketempat yang lebih jauh.metode yang tepat agar masyarakat dapat dijadikan media pendidikan yang bermakna bagi para siswa. Selain itu diperlukan kreativitas dan inisiatif dari guru dan kerjasama dengan para siswa, orang tua serta lembaga–lembaga masyarakat lainnya. Dalam rencana perbaikan pembelajaran dengan menentukan objek pengamatan yang meliputi beberapa tahapa, antara lain :

1. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai pokok bahasan (mengarang deskripsi berdasarkan tahapan yang benar) yang akan diajarkan, lalu siswa diminta untuk mempersiapakan segala sesuatu yang diperlukan misalkan alat tulis dan buku.

3.Guru membawa siswa untuk keluar kelas, menuju tempat yang telah ditentukan sebagai objek pengamatan dengan membawa buku serta alat tulis dan siswa menentukan perihal apa saja yang akan diamati dari objek tersebut, dengan di bimbing oleh guru.


(27)

4.Melakukan pengamatan dan pencatatan hasil pengamatan. c. Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini, dilaksanakan observasi. Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa pada kegiatan menulis karangan deskripsi dengan pokok bahasan karangan deskripsi tempat berdasarkan tahapan yang benar, serta observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Proses evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi, aktifitas siswa dan hasil tes belajar. Refleksi dilakukan dengan cara menganalisis hasil tes observasi yang hasilnya digunakan untuk mengadakan revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan guna perbaikan kinerja praktisi dan merevisi perencanaan sehingga menjadi lebih baik .

SIKLUS II

a. Perencanaan (planning) 1. Mengidentifikasi masalah

2. Menganalisis dan merumuskan masalah

3. Merancang pembelajaran dengan metode field trif dan menyusun perangkat

pembelajaran dengan materi pokok Menulis Karangan Deskripsi dengan judul “Halaman Sekolahku”

4. Mendiskusikan penerapan dengan metode field trip


(28)

b. Pelaksanaan

Persiapan menentukan tujuan dan objek karyawisata. Perencanaan dilakukan secara demokratis oleh guru dimana anak diikutsertakan. Menentukan tujuan dan objek karyawisata atas dasar alasan–alasan tertentu dan kemana karyawisata itu akan dilaksanakan. Kelas yang dilaksanakan sebagai integral dari seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Metode field trip dapat berupa perjalanan keliling sekolah atau ketempat yang lebih jauh.metode yang tepat agar supaya masyarakat dapat dijadikan media pendidikan yang bermakna bagi para siswa. Selain itu diperlukan kreativitas dan inisiatif dari guru dan kerjasama dengan para siswa, orang tua serta lembaga–lembaga masyarakat lainnya. Dalam rencana perbaikan pembelajaran dengan menentukan objek pengamatan yang meliputi beberapa tahapa, antara lain:

1. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai pokok bahasan (mengarang deskripsi berdasarkan tahapan yang benar) yang akan diajarkan, lalu siswa diminta untuk mempersiapakan segala sesuatu yang diperlukan misalkan alat tulis dan buku.

3. Guru membawa siswa untuk keluar kelas, menuju tempat yang telah ditentukan sebagai objek pengamatan dengan membawa buku serta alat tulis dan siswa menentukan perihal apa saja yang akan diamati dari objek tersebut, dengan di bimbing oleh guru.

4. Melakukan pengamatan dan pencatatan hasil pengamatan. c. Pengamatan/Observasi


(29)

Pelakasanaan observasi dilakukan oleh tim peniliti dengan pelaksanaan tindakan, termasuk guru dengan menggunakan alat bantu berupa lembar pengamatan yang meliputi kegiatan siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Lembar pengamatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai di mana peningkatan aktivitas dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode field trip, selanjutnya divalidasi dengan data observer.

d. Refleksi

Proses evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi, aktifitas siswa dan hasil tes belajar. Refleksi dilakukan dengan cara menganalisis hasil tes observasi yang hasilnya digunakan untuk mengadakan revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan guna perbaikan kinerja praktisi dan merevisi perencanaan sehingga menjadi lebih baik .

Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II, hasil yang diharapkan adalah :

1. Siswa memiliki kemampuan dan kerativitas serta selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia

2. Guru memiliki kemampuan merancang dan menggunakan metode field trip pada pembelajaran Bahasa Indonesia

3. Terjadinya peningkatan kemampuan mengarang deskripsi pada pembelajaran Bahasa Indonesia


(30)

Pengumpulan data penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa tes, dokumentasi dan pengamatan selama pembelajaran berlangsung.

a. Tes, yang di gunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyusun karangan deskripsi berdasarkan tahapan yang benar

b. Lembar observasi, di gunakan untuk mengamati aktivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dilaksanakan oleh pengamat (observer).

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif 1. Analisis Kualitatif

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat memaparkan atau menggambarkan secara jelas tentang fakta yang sesuai dengan data yang diperoleh, dengan tujuan untuk mengetahui kinerja guru terhadap pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis data kualitatif digunakan teknik statistik sederhana yaitu sebagai berikut:

a. Rumus analisis aktivitas belajar siswa

NO Aspek Indikator

1 Aktivitas siswa dalam menyusun karangan

1. menyusun karangan dengan baik

2. saling memberi masukan kepada teman dalam mengemukakan pendapat


(31)

2 Partisipasi siswa 1. mengajukan pertanyaan

2. mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaa

3. mengikuti semua tahapan-tahapan pembelajaran 3 Motivasi dan

semangat 1. antusias dan semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 2. tertib dan bersegera terhadap intruksi yang diberikan

3. menampakkan keceriaan dan kegembiraan dalam belajar

4 Interaksi antar

sesama siswa 1. menghargai pendapat teman secara baik 2. berinteraksi dengan teman secara baik 3. tidak menganggu teman

5 Interaksi sesama

guru 1. melaksanakan intruksi atau perintah guru 2. mendengarkan penjelasan guru dengan seksama 3. menghormati dan mengharagai guru

Skor Maksimal 5 X 4 = 20

(adaptasi dari Poerwanti,2008: 5.27)

Kriteria Penilaian:

1. Nilai 4, jika indikator tiap-tiap aspek terpenuhi 2. Nilai 3, jika dua indikator tia-tiap aspek terpenuhi 3. Nilai 2, jika satu indikator tiap-tiap aspek terpenuhi 4. Nilai 1, jika tidak ada indikator tiap-tiap aspek terpenuhi Keterangan:


(32)

Skor maksimal : Jumlah aspek yang dinilai x nilai kriteria Presentase aktivitas : Jumlah skor yang didapat x 100 %

Jumlah skor maksimal

b. Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran Skor akhir = jumlah skor yang diperoleh x 100 %

Jumlah skor maksimal Dengan keterangan sebagai berikut. 86 – 100 % = Baik Sekali 71 – 85 % = Baik 56 – 70 % = Cukup 41 – 55 % = Kurang

0 – 40 % = Sangat Kurang

Adaptasi dari Ditjen PMPTK, 2010, suvervisi Guru oleh Kepala Sekolah dalam kegiatan pembelajaran)

2. Analisis Kuantitatif

Digunakan untuk mendeskripsikan hasil ajar siswa dalam hubunganya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru, yaitu kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Adapun aspek yang dinilai dalam tes menulis karangan deskripsi antara lain: (a) kesesuaian isi judul karangan, (b) keruntunan kalimat, (c) diksi (pilihan kata), (penggunaan EYD, dan (e) kerapian tulisan. Analisis ini dihitung dengan menggunakan teknik penilaian sebagai berikut:


(33)

No Aspek yang di nilai Skor Kategori 1. Kesesuaian isi dengan judul

karangan

- Sangat sesuai - Sesuai

- Kurang sesuai - Tidak sesuai

10 8 6 4 2. Keruntunan kalimat

- Sangat runtut - Runtut

- Kurang runtut - Tidak runtut

10 8 6 4 3. Diksi (pilihan kata)

- Sangat tepat - Tepat

- Kurang tepat - Tidak tepat

10 8 6 4 4. Penggunaan EYD

- Sangat tepat - Tepat

- Kurang tepat - Tidak tepat

10 8 6 4 5. Kerapian tulisan

- Sangat rapi - Rapi

- Kurang rapi - Tidak rapi

10 8 6 4

86-100 = Sangat Baik 71-85 = Baik

56-70 = Cukup 41-55 = Kurang

< 40 = Sangat Kurang

Jumlah Skor Minimal 20

Jumlah Skor Maksimal 50

Adaptasi dari Hasanah (dalam http://agupenjateng.net/070311/09.30). Skor akhir = Skor Perolehan x 100


(34)

b. Penilaian Ketuntasan Belaja

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan di SD Negeri 1 Sindangsari yaitu 65. Siswa dikatakan berhasil apabila memperoleh nilai minimal 65. Prosentase ketuntasan belajar dalam setiap siklus akan dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut

Presentase = jumlah siswa yang tuntas x 100%

Jumlah seluruh siswa

3.6. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas dan keterampilan menulis karangan deskripsi pada setiap siklusnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari keterampilan KKM yang telah di tentukan yaitu 65, dan penelitian dinyatakan berhasil apabila 80 % dari total jumlah siswa telah mencapai KKM. Hal ini sesuai dengan rentang ketuntasan seperti yang diungkapkan Arikunto (2006: 250) bahwa penguasaan yang dicapai jika menggunakan prinsip belajar tuntas yaitu dengan menguasai > 80 %, atau jika < 80 % maka tergolong belum tuntas.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan:

1. Pembelajaran menggunakan metode field trif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV Sekolah SD Negeri 1 Sindangsari Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lamung Selatan. Pada siklus I dapat diperoleh rata-rata aktivitas belajar siswa 29,41%. Pada siklus II rata-rata aktivitas siswa sebesar 61,76 %.

2. Pembelajaran menggunakan metode field trif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV Sekolah SD Negeri 1 Sindangsari Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lamung Selatan. Pada siklus I dapat diperoleh rata-rata sebesar 64,82 %. Pada siklus II rata-rata sebesar 72,58 %.

3. Pembelajaran menggunakan metode field trif dapat meningkatkan kinerja guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV Sekolah SD Negeri 1 Sindangsari Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lamung Selatan. Pada siklus 1, aktivitas guru cukup baik dengan jumlah 77 ( 77% ). Pada siklus II trjadi peningkatan, aktivitas guru menjadi lebih baik dengan jumlah skor 89 ( 89% ).


(36)

1. Bagi Siswa, lebih aktif dalam proses pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Serta meningkatkan kemampuan menulis karangan khusunya karangan deskripsi.

2. Bagi Guru, dapat menggunakan pembelajaran dengan metode field trif yang dapat menarik minat siswa dalam membuat karangan khusunya karangan deskripsi (melalui gambar atau benda nyata yang dapat menarik minat siswa)

3. Bagi Sekolah, melengkapi sarana dan prasarana agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Penambahan buku-buku bacaan siswa di perpustakaan sangat baik khususnya dalam penguasaan mengarang.

4. Bagi Peneliti, lebih memahami tugas seorang guru sekolah dasar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar dan dapat mengetahui

permasalahan-permasalahan yang muncul di sekolah, sehingga dapat menjadi acuan sebagai calon guru sekolah dasar.


(37)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL MENGARANG DESKRIPSI MELALUI

METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS IV SD

NEGERI 1 SINDANGSARI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

TRI PUSPITA RINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(38)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL MENGARANG DESKRIPSI MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1

SINDANGSARI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

TRI PUSPITA RINI

Skripsi

Sebagai salah saru syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(39)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB. I PENDAHULUAN 1

1.1...Latar Belakang ... 1

1.2...Identifikasi Masalah ... 5

1.3...Batasan dan Pemecahan Masalah ... 6

1.4...Rumusan Masalah ... 6

1.5...Tujuan Penelitian ... 6

1.6...Manfaat Penelitian ... 7

BAB. II KAJIAN PUSTAKA... 8

2.1...Pengertian Belajar ... 8

2.2...Pengertian Aktivitas Belajar ... 9

2.3...Pengertian Mengarang... 10 2.4...Pengertian

Karangan Deskripsi... 17

2.5...Pengertian Metode Field Trif ... 22

2.6...Hipotesa Tindakan ... 23


(40)

3.1...Metode Penelitian

... 24

3.2...Setting Penelitian ... 25

3.3...Langkah-langkah Tindakan... 25

3.4...Pengumpulan Data ... 30

3.5...Teknis Analisis Data ... 30

3.6...Indikator Keberhasilan... 34

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 35

4.1 Prosedur Penelitian... 35

4.2 Pelaksanaan Penelitian ... 35

4.3 Siklus I... 35

4.4 Siklus II ... 38

4.5 Hasil Penelitian ... 41

4.6 Aktivitas Belajar Siswa ... 41

4.7 Siklus I... 41

4.8 Siklus II ... 42

4.9 Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 44

4.10 Hasil Belajar... 45

4.11 Siklus I... 45

4.12 Siklus II ... 45

4.13 Pembahasan... 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1. Kesimpulan... 49

5.2. Saran... 50 DAFTAR PUSTAKA


(41)

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 1990. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Erlangga: Jakarta.

Arikunto, S. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Sinar Baru: Bandung. Bahrin dan Zain.2006. Strategi Belajar dan Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Bundu Patta, 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat jendral Pendidikan tinggi Direktorat Ketenagaan: Jakarta.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.

Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2003. Pedoman Penyusunan Usulan dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Finoza, Lambuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Diskusi Insan Mulia: Jakarta.

Hermawati,1993. Pengaruh Pemberian Tugas Secara Terstruktur terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal – Soal.

Hasanah. (http://agupenjateng.net/070311/09.30). TeknikPenilaian Menulis Laporan Pengamatan.

Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Nusa Indah: Ende Flores.

Kosasih, 2001. Kompetensi Ketatabahsaan. Yrama Widya: Bandung.

Muhibbin Syah. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Nurgiantoro, Burhan. 1996. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Diksi Insan Mulia: Yogyakarta.


(43)

Resmini, dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD: Teori dan pengajarannya. Bandung: UPI PRESS

Rostiyah,N.K. 1989. Strategi Belajar Mengajar. PT. Bina Aksara:Jakarta. Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung. Sardiman. 2009. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta

Sudjana, 1996. Metode Statistika. Tarsinto: Bandung.

Sudjana,Nana.1989. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar Cetakan Kedua. Penerbit CV. Sinar Baru: Bandung.

Slameto, 1990. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit ( SKS). Penerbit Bumi Aksara : jakarta.

The Liang Gie, 2002. Terampil Mengarang. Andi Yogyakarta: Yogyakarta.

Wasty Soemanto. 2000. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Rineka Cipta: jakarta


(44)

DAFTAR TABEL

Table 1 : Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Table 2 : Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Table 3 : Rekapitulasi Aktivitas Siswa Persiklus

Table 4 : Rekapitulasi Persentase Aktivitas Guru Dalam pembelajaran Table 5 : Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

Table 6 : Data Hasil Belajar Siswa Siklus II Table 7 : Persentase Hasil Evaluasi Belajar Siswa Table 8 : Persentase Tingkat keberhasilan Belajar Siswa


(45)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan banyak kenikamatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Skripsi dengan Judul Peningkatan Aktivitas Mengarang Deskripsi Melalui Metode Field Trip Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sindangsari Kecamatan Tanjung bintang Kabupaten Lampung Selatan.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd. selaku ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas lampung.

4. Bapak Drs. Kojat Sudiatmaja, M.Pd. selaku dosen Pembahas dalam menyempurnakan

dari penulisan tugas akhir ini.

5. Ibu Fitria Akhyar, M.pd. selaku Pembimbing yang telah memberikan banyak saran dan masukan, serta banyak memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran.

6. Ibu dan Bapak dosen FKIP Universitas Lampung beserta staff yang telah membantu dalam penulisan PTK ini.


(46)

7. Ibu Karsinah, S.Pdi. selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Sindangsari, yang telah memberikan izin dan membantu kelancaran selama proses penelitian

8. Ibu Sari Gistiana, S.Pd. selaku teman sejawat pelaksanaan Skripsi yang telah memberi bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis.

9. Seluruh guru SD Negeri 1 Sindangsari yang telah bekerjasama dengan penulis.

10.Rekan-rekan mahasiswa S I PGSD Dalam Jabatan atas bantuan, kritikan saran dan kerjasamanya.

11.Kedua orangtua dan suamiku tercinta yang senantiasa memberi dukungan dan berdoa untuk keberhasilanku.

Penulis menyadari Skripsi ini banyak sekali kekurangan. Penulis berharap kritik dan saran pembaca agar penulisan Skripsi ini menjadi lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Bandar lampung, Januari 2013 Penulis

Tri Puspita Rini NPM 1013079311


(47)

Judul Penelitian : PENINGKATAN AKTIVITAS MENGARANG DESKRIPSI

MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI I SINDANGSARI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Nama : Tri Puspita Rini

NPM : 1013079311

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dra. Fitria Akhyar, M.Pd.


(48)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dra. Fitria Akhyar, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Kojat Sudiatmaja, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 1985031003


(49)

MOTTO

Satu- satunya orang

bertanggungjawabterhadapsemangatsayaadalahdirisayasendiri”


(50)

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawahini:

Nama : TRI PUSPITA RINI

NPM : 1013079311

Program Studi : S I PGSD DalamJabatan

Jurusan : IlmuPendidikan

Fakultas : KeguruandanIlmuPendidikan

Judul : PeningkatanAktivitasMengarangDeskripsi

MelaluiMetodeField TripPadaSiswaKelas IV SD Negeri 1 SindangsariKecamatanTanjung BintangKabupaten Lampung Selatan

Menyatakandengansebenarnyabahwaskripsiiniadalahhasilpekerjaansayasendiri.Sepanjang sepengetahuansayasendiri, tidakterdapatkarya yang sama yang pernahditulisdanditerbitkanoleh orang lain, kecualipendapat yang tertulissebagaiacuandantercantumdalamdaftarpustaka. Ataspernyataanini,

sayasiapmenerimasanksijikaternyataditemukanadanyapelanggaranetikakeilmuandalamskripsiini, atauadaklaimdaripihak lain terhadapkeasliankaryasayaini.

Bandar Lampung, Januari 2013 Yang Menyatakan


(51)

(52)

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur kepada Allah Yang Maha Esa. Hanya berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, penelitian ini dapat terlaksana dan penulisan laporan penelitian ini dapat diselesaikan.

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu berdoa untuk keberhasilanku.

2. Suamiku tersayang yang selalu memberi dukungan dan berdoa untukku selama

menyelesaikan laporan ini.

3. Mertua, kakak-kakak, adik tercinta serta keponakanku Naila Nuralfalah dan

Muhammad Fauzan yang selalu memberi semangat kepadaku untuk menyelesaikan kuliahku.

4. Teman-temanku di SD Negeri 1 Sindangsari yang senantiasa memberi motivasi dalam


(53)

RIWAYAT HIDUP

Penulisbernama Tri PuspitaRini, lahir di Bandar Lampung padatanggal 01 Januari 1989, anakketigadaritigabersaudarapasanganBapak Suharto denganIbuMarsinah.

RiwayatPendidikan:

1. SekolahDasarNegeri 1 SukarameKecamatanSukarame, Bandar Lampung

tamatdanberijasahtahun 2001.

2. SekolahMenengahPertamaNegeri 21 Bandar Lampung, tamatdanberijasahtahun 2004.

3. SekolahMenengahAtasNegeri 6 Bandar Lampung, tamatdanberijasahtahun 2007

4. D II Pendidikan Guru SekolahDasarUniversitas Lampung, tamatdanberijasahtahun 2009.

5. Padatahun 2010 penulismengawalikarirnyasebagai guru tenagahonorer di SD Negeri 1

SindangsariKecamatanTanjungBintangKabupaten Lampung Selatan

sampaidengansekarangdankemudianpenulismelajutkan S I di Universitas Lampung jurusan S I PGSD DalamJabatan.


(1)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dra. Fitria Akhyar, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Kojat Sudiatmaja, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 1985031003


(2)

MOTTO

Satu- satunya orang

bertanggungjawabterhadapsemangatsayaadalahdirisayasendiri”


(3)

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawahini:

Nama : TRI PUSPITA RINI

NPM : 1013079311

Program Studi : S I PGSD DalamJabatan

Jurusan : IlmuPendidikan

Fakultas : KeguruandanIlmuPendidikan

Judul : PeningkatanAktivitasMengarangDeskripsi

MelaluiMetodeField TripPadaSiswaKelas IV

SD Negeri 1 SindangsariKecamatanTanjung BintangKabupaten Lampung Selatan

Menyatakandengansebenarnyabahwaskripsiiniadalahhasilpekerjaansayasendiri.Sepanjang sepengetahuansayasendiri, tidakterdapatkarya yang sama yang pernahditulisdanditerbitkanoleh orang lain, kecualipendapat yang tertulissebagaiacuandantercantumdalamdaftarpustaka. Ataspernyataanini,

sayasiapmenerimasanksijikaternyataditemukanadanyapelanggaranetikakeilmuandalamskripsiini, atauadaklaimdaripihak lain terhadapkeasliankaryasayaini.

Bandar Lampung, Januari 2013 Yang Menyatakan


(4)

(5)

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur kepada Allah Yang Maha Esa. Hanya berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, penelitian ini dapat terlaksana dan penulisan laporan penelitian ini dapat diselesaikan.

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini penulis persembahkan untuk: 1. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu berdoa untuk keberhasilanku.

2. Suamiku tersayang yang selalu memberi dukungan dan berdoa untukku selama menyelesaikan laporan ini.

3. Mertua, kakak-kakak, adik tercinta serta keponakanku Naila Nuralfalah dan

Muhammad Fauzan yang selalu memberi semangat kepadaku untuk menyelesaikan kuliahku.

4. Teman-temanku di SD Negeri 1 Sindangsari yang senantiasa memberi motivasi dalam menyelasaikan laporan ini.


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulisbernama Tri PuspitaRini, lahir di Bandar Lampung padatanggal 01 Januari 1989, anakketigadaritigabersaudarapasanganBapak Suharto denganIbuMarsinah.

RiwayatPendidikan:

1. SekolahDasarNegeri 1 SukarameKecamatanSukarame, Bandar Lampung

tamatdanberijasahtahun 2001.

2. SekolahMenengahPertamaNegeri 21 Bandar Lampung, tamatdanberijasahtahun 2004.

3. SekolahMenengahAtasNegeri 6 Bandar Lampung, tamatdanberijasahtahun 2007

4. D II Pendidikan Guru SekolahDasarUniversitas Lampung, tamatdanberijasahtahun 2009.

5. Padatahun 2010 penulismengawalikarirnyasebagai guru tenagahonorer di SD Negeri 1

SindangsariKecamatanTanjungBintangKabupaten Lampung Selatan

sampaidengansekarangdankemudianpenulismelajutkan S I di Universitas Lampung jurusan S I PGSD DalamJabatan.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 CANTI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN

3 13 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKARAJA KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

0 10 16

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 81

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELAS V SEMESTER 1 SD NEGERI 1 SINDANGSARI KECAMATAN TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 37

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 JATIBARU KECAMATAN TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 8 56

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 JATIBARU KECAMATAN TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 4 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI I TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

0 5 49

KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BOGARES KIDUL 02 KABUPATEN TEGAL

4 52 166

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI TARI PENDEK BERTEMA MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALIBATUR KABUPATEN BANYUMAS

3 59 277

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP DI KELAS IV SD NEGERI GEGULU KULON PROGO.

2 7 192