Kritik Matan ANAK KANDUNG MENJADI WALI NIKAH IBU : ANALISIS HADIS SUNAN AL-NASA’I NO. INDEKS 5396.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3 Mengetahui ada tidaknya shahid dan mutabi‟ pada mata rantai sanad Mengingat salah satu sanad hadis yang redaksinya bervariasi itu dimungkinkan ada perawi lain yang sanadnya mendukung pada sanad hadis yang sedang diteliti, maka sanad hadis yang sedang diteliti tersebut mungkin kualitasnya dapat dinaikkan tingkatannya oleh sanad perawi yang mendukungnya. Dari dukungan tersebut, jika terdapat pada bagian perawi tingkat pertama yaitu tingkat sahabat maka dukungan ini dikenal dengan shahid. Jika dukungan itu terdapat pada bagian perawi tingkat kedua atau ketiga seperti pada tingkatan tab i‟in atau tabi‟in al- tabi‟in, maka disebut sebagai mutabi‟ . Dengan demikian, kegiatan penelitian takhrij terhadap hadis dapat dilaksanakan dengan baik jika seorang peneliti dapat mengetahui semua asal-usul mata rantai sanad dan matannya dari sumber pengambilannya. Begitu juga jalur periwayatan mana yang ada shahid dan muta bi‟nya, sehingga kegiatan penelitian takhrij dapat dengan mudah dilakukan secara baik dan benar dengan menggunakan metode pentakhrijannya.

c. Metode Takhrij al-Hadis

Dalam takhrij terdapat beberapa macam metode yang diringkas dengan mengambil pokok-pokoknya sebagai berikut : 1 Takhrij dengan cara mengetahui perawi hadis dari sahabat digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Metode ini dikhususkan jika kita mengetahui nama sahabat yang meriwayatkan hadis yang dimaksudkan, 59 lalu kita mencari bantuan dari tiga macam karya hadis. a. Al-Masanid musnad-musnad : Dalam kitab ini disebutkan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh setiap sahabat secara tersendiri. Selama kita telah mengetahui nama sahabat yang meriwayatkan hadith, maka kita mencari hadis tersebut dalam kitab al-masanid hingga mendapatkan petunjuk dalam satu musnad dari kumpulan musnad tersebut. b. Al-Maajim mujam-mujam : Susunan hadith di dalamnya berdasarkan urutan musnad para sahabat atau shuyukh guru-guru atau bangsa tempat asal sesuai huruf kamus hijaiyyah. Dengan mengetahui nama sahabat dapat memudahkan untuk merujuk hadisnya. c. Kitab-kitab Al-At{raf : Kebanyakan kitab-kitab al-at{raf disusun berdasarkan musnad-musnad para sahabat dengan urutan nama mereka sesuai huruf kamus. Jika seorang peneliti mengetahui bagian dari hadith itu, maka dapat merujuk pada sumber-sumber yang ditunjukkan oleh kitab-kitab al-at{raf tadi untuk kemudian mengambil hadith secara lengkap. 2 Takhrij dengan mengetahui permulaan lafadh dari hadis Metode ini merupakan metode penelusuran terhadap hadis Nabi dengan berdasarkan pada lafaz{ pertama matan hadis sesuai dengan urutan huruf-huruf hijaiyyah. 60 Cara ini dapat dibantu dengan kitab-kitab koleksi hadis, yaitu : 59 Zeid B. Smeer, Ulumul Hadis,.................177 60 M. Agus Solahuddin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis............,196