yang ada dalam lukisan, penulis terinspirasi dari karya Herjaka HS karena terlihat lebih bebas. Penambahan serat fiber bertujuan untuk memunculkan
efek-efek tekstur yang diinginkan penulis yaitu goresan-goresan seperti serabut yang tidak beraturan.
2. Tema Penciptaan
Tema penciptaan lukisan adalah penggalan-penggalan cerita Arjuna Wiwaha yang ditampilkan dalam lukisan dekoratif gaya penulis sendiri. Gaya
dekoratif yang dipakai untuk menggambarkan bentuk atau figur Begawan Mintaraga tidak meninggalkan kaidah umum rupa wayang purwa yang flat
dengan bentuk muka, rambut, sandangan, bentuk badan dan jari yang sudah ada. Dalam melukiskan gerakan-gerakan tubuhnya cenderung lebih bebas.
Ornamen-ornamen dibuat lebih sederhana, untuk lebih memunculkan efek tekstur serat fiber. Penambahan background yang disesuaikan dengan suasana
adegan dalam lukisan. Penggalan-penggaan cerita Arjuna Wiwaha yang dipilih untuk dilukis
antara lain cerita tentang Begawan Mintaraga yang sedang tapabrata, Begawan Mintaraga yang digoda oleh tujuh bidadari, perbincangan Begawan Mintaraga
dan Resi Padya tentang simbol uwos, pemberian Gandewa oleh Batara Indra kepada Begawan Mintaraga, terbunuhnya Mamangmurka oleh Begawan
Mintaraga dan Kiratarupa, pertempuran panah Begawan Mintaraga dengan Kiratarupa, pemberian pashupatastra oleh Batara Guru kepada Begawan
Mintaraga, terbunuhnya Prabu Niwatakawaca oleh panah pashupatastra
Begawan Mintaraga, dan pemberian tahta kahyangan kepada Begawan Mintaraga.
Salah satu contoh visualisasi adegan dalam cerita Arjuna Wiwaha antara lain tokoh Begawan Mintaraga yang sedang bertapa, menyatu dengan alam.
Menanggalkan semua atribut duniawi yang berbau kemewahan. Meletakan senjata busur panah yang selalu dibawanya. Visualisasi cerita tersebut dalam
lukisan digambarkan dengan Begawan Mintaraga yang sedang bersila di atas batu, memejamkan mata dan menghadap ke kiri dengan dikelilingi berbagai
macam hewan hutan. Pohon besar digambarkan di belakang Begawan Mintaraga sebagai tempat berteduh. Senjata-senjata yang sering dipakai
sebagai ksatria seperti busur panah, anak panah dan keris diletakan di samping Begawan Mintaraga. Pemilihan background disesuaikan dengan suasana alam
yaitu menggunakan ornamen geometris pilin atau sulur-sulur. Dalam cerita Arjuna Wiwaha, Begawan Mintaraga digambarkan sosok
yang sopan, baik, pantang menyerah dalam mengahadapi ujian dan dapat mengendalikan hawa nafsu. Terdapat sembilan adegan yang dapat mewakili
penggambaran sifat tokoh Begawan Mintaraga. Setiap adegan divisualisasikan ke dalam lukisan dekoratif. Dengan demikian dalam satu cerita Arjuna Wiwaha
akan terdapat sembilan lukisan dekoratif.
B. Proses Visualisasi