4. Ragam Hias Pengisi Lukisan
a Ornamen
Menurut I Wayan Sudana dan I Wayan Seriyoga Parta Ornamen berasal dari kata “ORNARE” bahasa Latin yang
berarti menghias. Ornamen juga berarti “dekorasi” atau hiasan,
sehingga ornamen sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain ragam hias. http:yogaparta.wordpress.com20090618
mengenal-ornamen 26 April 2016, 20.00 wib.. Dalam ornamen terdapat motif yang merupakan elemen
pokok dalam ornamen. Motif merupakan bentuk dasar dari penciptaan ornamen. Salah satu motif dalam ornamen yaitu motif
geometris
1 Motif Geometris
Menurut I Wayan Sudana dan I Wayan Seriyoga Parta Motif tertua dari ornamen adalah bentuk geometris, motif ini
lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga,
segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk pilin, patra mesir “LT” dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat
dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada
berbagai tempat dan berbagai teknik.
http:yogaparta.wordpress.com20090618mengenal- ornamen 26 April 2016, 20.15 wib.
C.
Metode Penciptaan dan Pendekatan 1.
Metode Penciptaan a
Observasi
Observasi merupakan langkah awal sebelum memulai menciptakan lukisan. Observasi dilakukan untuk mengamati, mencari,
dan mengetahui apa saja elemen-elemen dan karakteristik bentuk visual wayang purwa Begawan Mintaraga untuk diangkat sebagai
objek lukisan. Ketika melakukan observasi, penulis mencari sumber gambar bentuk wayang purwa Begawan Mintaraga dari berbagai gaya.
Untuk selanjutnya diamati dan dicari ciri khas dari tokoh Begawan Mintaraga. Ciri khas tersebut yang kemudian dijadikan acuan untuk
membuat tokoh wayang purwa Begawan Mintaraga gaya dari penulis, yang membedakan dari wayang purwa Begawan Mintaraga yang lain.
b Eksperimentasi
Eksperimentasi atau percobaan merupakan suatu proses yang memberikan pertimbangan-pertimbangan awal dari persiapan melukis.
Eksperimentasi bertujuan untuk mencapai hasil visual yang optimal melalui teknik-teknik cat akrilik sehingga dapat mencapai visual yang
diinginkan pelukis. Penambahan tekstur menjadi bahan percobaan sang pelukis, untuk mencari tekstur yang sesuai. Pencarian tekstur
mulai dari pasir, serbuk kramik, sampai akhirnya serat fiber.
Penggunaan warna background kanvas mulai dari putih, ungu, sampai coklat. Cara menggoreskan cat akrilik dengan kuas di atas kanvas
yang sudah diberi tekstur untuk memunculkan efek teksturnya. Semuanya itu adalah proses dari eksperimentasi.
c Visualisasi Eksekusi
Tahapan ini dimulai pembuatan sketsa terlebih dahulu media kertas yang selanjutnya diterapkan ke kanvas. Kemudian dilanjutkan
dengan proses pemberian tekstur serat fiber. Proses selanjutnya pewarnaan dengan teknik basah yang didasari cat akrilik
menggunakan kuas secara menyeluruh. Setelah pemberian warna dasar, penambahan warna lanjutan sangat diperlukan untuk
memunculkan efek dari tekstur. Pendetailan dengan menggunakan kuas kecil dan kuas runcing untuk menjangkau garis-garis dan objek-
objek kecil. Terakhir adalah finishing dengan pemberian clear.
2. Pendekatan Dekoratif