8. Lukisan berjudul “Tanding”
Gambar 25 : Tanding
Cat akrilik di atas kanvas, 90cm x 150cm. Lukisan berjudul “Tanding” menggambarkan pertempuran Begawan
Mintaraga dan Kiratarupa, karena salah paham. Terlihat Kiratarupa di sebelah kiri telah melepaskan anak panah, begitu juga Begawan Mintaraga di sebelah
juga telah melepaskan anak panah. Anak panah berterbangan dan panah-panah yang tertancap patah menambah suasana sengitnya pertempuran.
Lukisan ini dikerjakan dengan menggunakan media cat akrilik di atas kanvas, menggunakan teknik opaque dan glazing dengan penambahan serat
fiber sebagai tekstur. Pada lukisan ini terdapat beberapa objek utama antara lain Begawan Mintaraga dan Kiratarupa.
Penempatan objek Kiratarupa dan Begawan Mintaraga dibuat diagonal untuk menghasilkan komposisi keseimbangan asimetris yang bersifat lebih
bebas dan sangat bagus untuk dilihat. Background menggunakan ornamen
berbentuk api untuk menambah kesan pertempuran. Background api dibuat bergelombang agar menambah kesan gerak dan lebih bebas, untuk menunjang
komposisi asimtris yang dipakai. Penggunaan serat fiber merata pada seluruh permukaan kanvas, untuk
memunculkan tekstur nyata. Proporsi setiap objek pada lukisan ini wajar, seperti besar objek Begawan Mintaraga sama dengan Kiritarupa, busur panah
dan anak panah juga dibuat sewajarnya, tidak ada yang dibesarkan maupun dikecilkan.
Unsur warna viridian dan phthalo blue yang ada pada bebatuan bawah terdapat juga pada objek awan di atas, sehingga membuat keseimbangan dan
kesatuan. Unsur bentuk ornamen geometris pilin pada rumput, terdapat juga pada objek awan, walaupun sedikit tetapi tetap menammbah kesatuan dari
lukisan ini. Penempatan objek Kiratarupa dan Begawan Mintaraga di kanan dan kiri bertujuan agar lukisan tidak berat sebelah atau seimbang. Semua objek
yang ada pada lukisan ini terbentuk dari adanya garis nyata. Bidang seperti objek batu, awan, maupun figure pada lukisan ini terbentuk dari pengelolaan
garis. Harmoni pada lukisan terdapat pada perpaduan unsur seperti garis, warna, bidang dan bentuk.
Penggunaan warna pada lukisan ini hampir sama dengan lukisan lainnya. Objek Begawan Mintaraga masih menggunakan warna yang sama dengan
lukisan lainnya. Objek Kiratarupa, menggunakan warna agak berbeda dengan Begawan Mintaraga, warna kulit Kiratarupa lebih gelap dari Begawan
Mintaraga dengan penambahan warna burn umber. Kain penutup bagian
bawah yang dipakai Kiratarupa menggunakan kulit harimau dengan warna orange hasil dari campuran warna yellow ochre dan carmin, dengan loreng
berwarna vandyke brown .
Objek anak panah semuanya menggunakan warna yellow ochre dan putih. Objek rumput liar menggunakan kombinasi warna
viridian, lemon yellow, yellow ochre, phthalo blue dan putih. Objek kol buntet menggunakan warna yang sama untuk pembuatan background yaitu campuran
carmine dan yellow ochre dengan sedikit tambahan variasi warna phthalo blue dan viridian. Untuk penggunaan warna objek awan hampir sama dengan batu
menggunakan warna tupang tindih campuran warna viridian, carmine, yellow ochre, phithalo blue, lemon yellow dan putih, hanya saja untuk objek awan
intensitas warna yellow ochre, carmine, lemon yellow dan putih dikurangi. Objek tanah menggunakan warna dasar burnt umber dengan tambahan variasi
warna yellow ochre, viridian, phthlo blue, carmine dan putih. Perbedaan warna masing-masing objek yang ada pada lukisan akan memunculkan kontras.
9. Lukisan berjudul “7 Widodari”