BAB III HASIL PENCIPTAAN DAN PEMBAHASAN
A. Konsep dan Tema Penciptaan
1. Konsep Penciptaan
Konsep penciptaan lukisan dengan judul “Tokoh Begawan Mintaraga Cerita Arjuna Wiwaha sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan” adalah visualisasi
tokoh wayang purwa Begawan Mintaraga cerita Arjuna Wiwaha ke dalam lukisan dekoratif dengan penyederhanaan dari bentuk aslinya dan penambahan
tekstur serat fiber, agar lebih bisa diterima masyarakat sekarang sebagai upaya untuk melestarikan seni tradisi lokal
.
Penggambaran tokoh Begawan Mintaraga dalam cerita Arjuna Wiwaha yang mempunyai sifat-sifat luhur digayakan
penulis dengan tidak meninggalkan kaidah-kaidah umum rupa wayang purwa Begawan Mintaraga. Dari banyaknya gaya wayang purwa Begawan Mintaraga
dapat diambil ciri-ciri fisik yang khas dari Begawan Mintaraga antara lain rambut ikal panjang berwarna hitam, kepala berwarna hitam, tubuh berwarna
yellow ochre, mata liyepan mata gabahan, hidung wali miring, mulut gethetan, jari tangan driji janma, sedangkan sandangan pakaian dan
aksesoris hanya berupa sumping kudupturi di bagian telinga, rembing atau
anting-anting di bagian telinga, ali-ali di jari tangan, slepe aksesoris ikat pinggang dan jarik sebagai pakaiannya. Alasan mengapa penulis membuat
tokoh Begawan Mintaraga dengan gaya sendiri agar membedakan dari wayang
39
purwa Begawan Mintaraga yang lain dan meningkatkan keoriginalitasan lukisan penulis.
Pen ciptaan lukisan dengan judul “Tokoh Begawan Mintaraga Cerita
Arjuna Wiwaha sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan” tidak semata-mata langsung terjadi begitu saja. Ada proses yang cukup panjang. Penulis harus
melakukan beberapa pengkajian yaitu melalui observasi tokoh Begawan Mintaraga, sehingga dapat mengetahui ciri khas tokoh Begawan Mintaraga dari
segi visual seperti bentuk muka, rambut, sandangan, bentuk tubuh dan jari, maupun sifat yang melekat seperti sopan, baik, pantang menyerah dalam
mengahadapi ujian dan dapat mengendalikan hawa nafsu .
Tahapan selanjutnya penulis melakukan eksperimentasi alat dan bahan yang digunakan untuk
membuat bentuk lukisan yang diinginkan. Eksperimentasi yang dilakukan antara lain mencari tekstur yang sesuai. Pencarian tekstur mulai dari pasir,
serbuk kramik, sampai akhirnya serat fiber. Efek yang dihasilkan dari serat fiber adalah goresan-goresan seperti serabut yang tidak beraturan. Penggunaan
warna background kanvas mulai dari putih, ungu, sampai coklat. Cara menggoreskan cat akrilik dengan kuas di atas kanvas yang sudah diberi tekstur
untuk memunculkan efek teksturnya. Tahapan selanjutnya adalah proses visualisasi atau eksekusi lukisan seperti pembuatan sketsa, pemasangan serat
fiber, pewarnaan dan finishing. Warna yang penulis gunakan terinspirasi dari lukisan-lukisan Soedibio
karena warna-warnanya yang cerah tetapi tidak terlalu cerah dan cenderung banyak warna yellow ochre. Untuk bentuk dan gerak tubuh wayang purwa
yang ada dalam lukisan, penulis terinspirasi dari karya Herjaka HS karena terlihat lebih bebas. Penambahan serat fiber bertujuan untuk memunculkan
efek-efek tekstur yang diinginkan penulis yaitu goresan-goresan seperti serabut yang tidak beraturan.
2. Tema Penciptaan