Analisis Data METODE PENELITIAN

55 menunjukkan arah mendatar. menaik, atau menurun secara konsisten. 4. Perubahan Level Data Perubahan level data menunjukkan seberapa besar data berubah. Nilai selisih antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada kondisi intervensi menggambarkan seberapa besar terjadi perubahan perilaku akibat sebagai pengaruh dari intervensi. 5. Data yang Tumpang Tindih overlap Data yang tumpang tindih antara dua kondisi adalah terjadinya data yang sama pada kedua kondisi tersebut. Data yang tumpang tindih menunjukkan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SLB E Prayuwana Yogyakarta yang beralamat di Jalan Ngadisuryan, No. 2, Patehan, Alun-alun Selatan Yogyakarta. SLB E Prayuwana Yogyakarta berdiri pada tahun 1970, sekolah ini merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak yang mengalami masalah sosial atau sering disebut anak tunalaras. Anak tunalaras adalah anak yang mempunyai masalah sosial, memiliki perilaku yang menyimpang. Seiring berjalan waktu di SLB E Prayuwana Yogyakarta juga terdapat siswa yang mengalami retardasi mental C1 dan autis. SLB ini menyelengggarakan layanan pendidikan dari jenjang SDLB sampai SMPLB serta layanan bina diri dan sosial. Siswa di SLB E Prayuwana Yogyakarta berjumlah orang, setiap siswa memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu sebagaian besar siswa di sekolah tersebut berjenis kelamin laki-laki. SLB E Prayuwana Yogyakarta memiliki guru 13 orang termasuk kepala sekolah. Sebagian besar guru di sekolah tersebut merupakan PNS dan yang lainnya non PNS. Selain bertugas sebagai wali kelas, bebrapa guru ada yang bertugas sebagai guru bina diri dan sosial, guru agama, guru seni dan guru olahraga. Pembelajaran di SLB E Prayuwana Yogyakarta berlangsung dari hari Senin hingga Sabtu. Pembelajaran dimulai 07.30 WIB hingga 12.00 WIB dengan dua kali istirahat. Selain pembelajaran 57 akademik, sekolah juga melaksanakan pembelajaran non akademik seperti upacara bendera, senam pagi, serta bina diri dan sosial dan peningkatan kemampuan anak seperti melukis dan olahraga renang. Proses pembelajaran di SLB E Prayuwana Yogyakarta memiliki beberapa fasilitas yang menunjang, yaitu ruang kepala sekolah, ruang guu, ruang kelas, ruang perpustakaan, halaman sekolah lapangan, ruang tata usaha TU, ruang unit kesehatan sejkolah UKS, ruang mushola, dan gudang. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil setting di ruang kelas dan perpustakaan.

B. Deskripsi Subjek

Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa dengan gangguan pemusatan perhatian kelas IV di SLB E Prayuwana Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah satu 1 orang siswa. Identitas dan karakteristik subjek adalah sebagai berikut:

1. Identitas Subjek

Nama : S N H Nama Panggilan : S TempatTanggal Lahir : Bantul, 03 Februari 2005 Usia : 11 tahun Agama : Islam Anak ke : 1 dari 2 bersaudara Nama Orang tua a. Ayah : M 58 b. Ibu : P Alamat : Kasihan, Bantul

2. Karakteristik Subjek

Subjek merupakan siswa laki-laki yang memiliki gangguan pemusatan perhatian berusia 11 tahun sedang menempuh pendidikan jenjang sekolah dasar kelas IV. Secara fisik, subjek tidak mengalami hambatan, pada saat proses pembelajaran subjek mampu mengikuti perintah yang diberikan namun siswa sering mengalihkan perhatiannya terhadap rangsangan dari luar atau benda yang menarik disekitarnya dan sering membuat kegaduhan dengan teriak atau memukul kepala dan menampar mukanya sendiri. Subjek belum mampu membaca dengan lancar masih dalam tahap membaca permulaan, kemampun berhitung anak cukup baik dan anak mampu menghafal materi pembelajaran yang telah diberikan guru. Anak belum dapat merawat diri seperti kebersihan diri dan masih perlu dibimbing. Subjek sudah mampu berkomunikasi verbal, dalam keseharian subjek sering berkomunikasi dengan bahasa daerah jawa sehingga anak kurang mampu berbahasa indonesia dengan baik karena pengetahuan dan pemahaman kosa kata yang masih kurang. 59

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian Single Subject Research SSR menggunakan tes kemampuan membaca permulaan dan observasi sebagai alat pengumpul data. Data yang dikumpulkan merupakan data yang berasal dari tes kemampuan membaca permulaan sebelum diberikan perlakuan dan selama diberikan perlakuan berupa penggunaan media compact disk interatif abacada cerdas belajar membaca dari PT. Akal dalam pengingkatan kemampuan membaca permulaan. Berikut merupakan data hasil penelitian:

1. Deskripsi Baseline Awal Kemampuan Awal Subjek Sebelum

Diberikan Perlakuan Pelaksanaan baseline awal dilakukan selama tiga kali hingga data stabil. Fase ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal subjek dalam membaca permulaan. Pengambilan data pada fase baseline awal dilakukan oleh peneliti di ruang perpustakaan. Selama pengukuran baselne awal, peneliti menyiapkan lember kerja siswa untuk membaca kata dan pola dua kata. Kriteria penilaian tes kemampuan membaca permulaan adalah perhitungan jumlah jawaban benar membaca kata dan pola dua kata dibagi jumlah soal dan dikalikan dengan 100. Pertemuan pertama pada fase baseline awal dilakukan pada tanggal 09 Agustus 2016, kedua 11 Agustus 2016, dan ketiga 13 Agustus 2016. Pengukuran kemampuan awal membaca permulaan dilakukan 60 dengan menggunakan tes kemampun membaca permulaan. Subjek bersama peneliti berdoa memulai kegiatan, peneliti menjelaskan bahwa subjek akan belajar membaca dan peneliti memberikan lembar kerja siswa LKS untuk siswa membaca kata berpola KVKV, KVKVK, pola kata berulang, pola kata diftong, pola dua katadan kalimat sederhana yang tertera dalam LKS. Subjek mampu membaca kata dengan KVKV namun terkadang terjadi substitusi huruf “d” jadi “b”,penambahan huruf dalam kata yang diucapkan, anak belum mampu membaca pola kata diftong dan membaca pola kalimat sederhana belum sesuai intonasi. Hasil tes kemampuan membaca permulaan pada fase baseline adalah sebagai berikut: Tabel 5. Frekuensi Kemampuan Membaca Permulaan Fase Baseline Awal Pertemuan Ke- Target Behavior Frekuensi 1 Kemampuan Membaca Permulaan 56 2 60 3 60 Keterangan: Frekuensi diperoleh dari akumalasi jumlah benar dari kemampuan membaca kata dan kalimat sederhana. Agar lebih jelas hasil kemampuan membaca permulaan pada fase baseline dapat dilihat dalam grafik di bawah ini.

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Yahya Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran 2015/2016

2 6 104

PENERAPAN METODE PRECISION READING PADA ANAK BERGANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN (GPP) DALAM MEMBACA PERMULAAN : Studi Kasus terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian.

0 3 15

Rancangan Modul Peningkatan Selective Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Selective Attention Melalui Permainan "Kumpulkan Bola Merah" Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP)

1 8 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 3 11

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BIG BOOKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA.

1 3 165

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAME EDUKATIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY KELAS DASAR II DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA.

1 5 177

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB YAPENAS YOGYAKARTA.

0 4 178

KEEFEKTIFAN MEDIA LKS WORD SQUARE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS V DI SLB KASIH IBU YOGYAKARTA.

1 2 188

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAKAI BAJU ANAK CEREBRAL PALSY DENGAN MEDIA COMPACT DISK INTERAKTIF KELAS 2 SD

0 0 12