78
subjek menurun, kemudian kondisi meningkat setelah intervensi B menggunakan media CD abacada cerdas belajar membaca.
Perubahan kecenderungan stabilitas antara baseline A dengan intervensi B yaitu stabil. Perubahan level kemampuan membaca
permulaan subjek meningkat dengan frekuensi 76 pada sesi pertama intervensi B dari sesi terakhir baseline A yaitu 60. Hal
ini berarti media CD abacada cerdas belajar membaca berpengaruh dalam peningkatanmembaca permulaan dan data yang tumpang
tindih overlap pada baseline A ke intervensi B sebesar 0. Dengan demikian media CD berpengaruh dalam peningkatan
kemampuan membaca permulaan siswa.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Single Subject Research
dengan desain A-B. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat terlihat pengaruh penggunaan media compact disk
abacadaterhadap kemampuan membaca permulaan siswa. Pengaruh tersebut dapat terlihat setelah melalui proses analisis dengan
membandingkan kemampuan membaca permulaan subjek antara sebelum, selama dan sesudah diberikan intervensi berupa penggunaan media
CDinteraktif abacada cerdas belajar membaca untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Rata - rata mean level yang diperoleh siswa
selama fase baseline awal yaitu sebesar 30 dengan persentase skor sebesar 60. Persentase frekuensi tersebut menggambarkan bahwa siswa sudah
79
sedikit memahami konsep membaca permulaan, namun siswa masih melakukan beberapa kesalahan atau kekeliruan. Selain itu juga pada fase
baseline awal, siswa belum mampu menjawab benar secara mandiri soal
tes kemampuan membaca permulaan. Hasil tersebut menggambarkan bahwa subjek masih memerlukan banyak bantuan dari peneliti dalam
memahami konsep membaca permulaan. Setelah diperoleh data yang stabil pada fase baseline awal A
maka intervensi berupa penggunaan media CD abacada cerdas belajar baca dari PT. Akal dapat diberikan kepada siswa. Kemampuan membaca
permulaan siswa selama pemberian intervensi dari pertemuan kesatu hingga keenam mengalami perubahan dalam kemampuan membaca
permulaan siswa. Namun pada pertemuan ketiga dan kelima, siswa mengalami penurunan kemampuan dibandingkan pertemuan-pertemuan
sebelum dan sesudahnya. Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya kondisi fisik siswa pada pertemuan tersebut siswa sedang dalam kondisi
fisik yang tidak fit. Persentase skor tertinggi yang diperoleh siswa dari enam sesi pertemuan pada fase intervensi yaitu sebesar 88 atau siswa
memperoleh skor tertinggi sebesar 44. Perubahan level data antara fase intervensi dan baseline awal sebesar +16. Hasil tersebut menggambarkan
bahwa terjadinya pengaruh media CD terhadap kemampuan membaca permulaan siswa, pada fase intervensi mengalami perubahan yang
meningkat dibandingkan kemampuan awal siswa.