Langkah-Langkah Pengawasan Pelaksanaan Pemeriksaan Kas Bendaharawan

Tujuan pengawasan keuangan ialah untuk menjaga dan mendorong agar: a pelaksanaan anggaran dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah digariskan, b pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan instruksi serta asas-asas yang telah ditentukan, c kesulitan dan kelemahan bekerja dapat dicegah dan ditanggulangi atau setidak-tidaknya dapat dikurangi, dan d pelaksanaan tugas berjalan efesien, efektif dan tepat pada waktunya. Dengan memperhatikan tujuan-tujuan seperti di atas, maka akan terdapat kepastian bahwa kuantitas dan kualitas pelaksanaan anggaran benar tercapai, pemborosan bahan, tenaga, biaya, ruang dan waktu dibatasi seminimal mungkin, dapat diketahui kemajuan setiap taraf kegiatan dan langkah-langkah pekerjaan, dapat digunakan cara-cara pendekatan yang terbaik dalam pelaksanaan pekerjaan, dan dapat diketahui apakah rencana, organisasi, bimbingan dan sistem sudah sesuai, dan apakah perlu diadakan perubahan, perbaikan atau penyesuaian. Secara singkat tujuan kepengawasan pelaksanaan anggaran adalah untuk keperluan preventif, mencegah timbulnya kekeliruan dan represif, menegakkan disiplin dan kepastian hukum. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi dasar dari pengawasan adalah rencana pelaksanaan anggaran yang bersumber pada peraturan yang berlaku, kebijakan serta kondisi dan situasi yang ada.

1. Langkah-Langkah Pengawasan

Sebagaimana telah dikatakan bahwa pengawasan itu terdiri dari berbagai aktivitas yang bertujuan agar pelaksanaan menjadi sesuai dengan rencana. Dengan demikian pengawasan itu merupakan proses, yaitu kegiatan yang berlangsung secara berurutan. Menurut Pigawahi 1985, proses pengawasan mencakup kegiatan berikut: pemahaman tentang ketentuan pelaksanaan dan masalah yang dihadapi, menentukan obyek pengawasan, menentukan sistem, prosedur, metode dan teknik pengawasan, menentukan norma yang dapat dipedomani, menilai penyelenggaraan, menganalisis dan penentuan sebab penyimpangan, menentukan tindakan korektif dan menarik kesimpulan atau evaluasi. Sedangkan Kadarman dan Udaya 1992, Manullang 1990 maupun Swastha 1985 menyebutkan langkah pengawasan itu meliputi: menetapkan standar, mengukur prestasi kerja dan membetulkan penyimpangan. Dilakukannya penetapan standar, mengingat perencanaan merupakan tolok ukur untuk merancang pengawasan, maka hal itu berarti bahwa langkah pertama dalam pengawasan adalah menyusun rencana. Akan tetapi perencanaan memiliki tingkat yang berbeda dan pimpinan tidak mengawasi segalanya, maka ditentukan adanya standar khusus. Selanjutnya mengukur atau mengevaluasi prestasi kerja terhadap standar yang telah ditentukan dan membetulkan penyimpangan yang terjadi. Jika ada penyimpangan dapat segera dan cepat dilakukan pembetulan.

7. Sasaran dan Jenis Pengawasan a. Sasaran Pengawasan

Secara umum pengawasan ditujukan kepada semua kegiatan di lingkungan organisasi, pelaksanaan peraturan perundangan yang berlaku, kebijakan pimpinan, pendayagunaan sumber daya manusia dan non manusia maupun segala sesuatu yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas organisasi. Salah satunya dalam bidang manajemen keuangan di sekolah. Dalam bidang manajemen keuangan dan substansi manajemen yang lainnya, sasaran pengawasan dapat juga dikelompokkan berdasarkan dimensi berikut ini. 1 Dimensi kuantitatif, yaitu untuk mengetahui sampai seberapa jauh maksud program atau kegiatan dalam ukuran kuantitatif telah tercapai. 2 Dimensi kualitatif, yaitu sampai seberapa jauh mutu dan kualitas pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ukuran dan rencana. 3 Dimensi fungsional, yaitu ukuran untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan tujuan atau fungsi yang telah direncanakan semula. 4 Dimensi efesiensi, yaitu seberapa jauh kegiatan pelaksanaan pekerjaan dapat dikerjakan secara hemat dan cermat.

c.Jenis Pengawasan

Pengawasan dapat dilakukan dalam beberapa jenis, yaitu: 1 Berdasarkan subyeknya, meliputi: a Pengawasan intern, yaitu pengawasan terhadap semua unit dan bidang kegiatan yang ada di dalam organisasi. b Pengawasan ekstern, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparatur pengawasan dari luar organisasi yang mempunyai wewenang mengawasi. 2 Berdasarkan waktunya, meliputi: a Pengawasan terus menerus, yaitu pengawasan yang tidak tergantung pada waktu tertentu, lebih merupakan kegiatan pengawasan rutin. b Pengawasan berkala, yaitu pengawasan yang dilakukan setiap jangka waktu tertentu, berdasarkan rencana yang ditujukan terhadap masalah umum. c Pengawasan insidental, yaitu pengawasan yang dilaksanakan secara mendadak di luar rencana kerja rutin atau berdasarkan keperluan.

8. Perangkat Aparat Pengawasan Negara a.

Aparat pengawasan fungsional konstitusional Badan Pemeriksa Keuangan BPK merupakan lembaga tinggi negara yang bertugas memeriksa pertanggungjawaban keuangan negara. BPK memeriksa tanggung jawab pemerintah tentang keuangan yang terlepas dari pengaruh dan kedudukan pemerintah sebagai penguasa dalam pengurusan keuangan negara.

d. Aparat pengawasan fungsional pemerintah

1 Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP 2 Inspektorat Jenderal Departemen Lembaga Pemerintahan Non-departemen ITJEN. Instansi ini bertugas: a melakukan pemeriksaan terhadap semua unsurinstansi di lingkungan departemen. b melakukan pengujian serta penilaian atas laporan berkala atau sewaktu-waktu dari setiap unsur instansi di lingkungan departemen. c melakukan pengusutan mengenai kebenaran laporan atau tentang hambatan, penyimpangan, penyalahgunaan wewenang di bidang administrasi atau keuangan yang dilakukan oleh unsur instansi di lingkungan departemen. d melakukan pemeriksaan dalam rangka opstib.

e.Aparat Pengawasan Lainnya

1 Aparat Pengawasan Melekat 2 Pengawasan melekat dilakukan oleh pimpinanatasan langsung dari unitsatuan organisasi kerja terhadap bawahan . 3 Aparat Pengawasan Proyek Sektoral 4 Tugas aparat ini antara lain: a melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek-proyek pembangunan yang meliputi proyek- proyek dalam rangka program sektoral b melakukan penelitian dan peninjauan pada proyek- proyek tersebut diatas dan menyampaikan laporan atas hasil tugasnya. Pengawasan keuangan memiliki fungsi mengawasi perencanaan keuangan dan pelaksanaan penggunaan keuangan. Walaupun perencanaan yang baik telah ada, yang telah diatur dan digerakkan, belum tentu tujuan dapat tercapai, sehingga masih perlu ada pengawasan. Pada dasarnya pengawasan merupakan usaha sadar untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan penyimpangan pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan. Apakah pelaksananya telah tepat dan telah menduduki tempat yang tepat, apakah cara bekerjanya telah betul dan aktivitasnya telah berjalan sesuai dengan pola organisasi. Kalau terdapat kesalahan dan penyimpangan, maka segera diperbaiki. Oleh sebab itu setiap manajer pada setiap tingkatan organisasi berkewajiban melakukan pengawasan. Untuk melakukan pengawasan yang tepat, kepala sekolah dituntut untuk memahami pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana administrasi keuangan, memahami peraturan pemerintah yang mengatur penggunaan dan pertanggungjawaban serta pengadministrasian uang negara, yang antara lain:1 kelengkapan administrasi keuangan DIKDIPDIPA, buku kas umum, buku register SPM, buku pembantu, 2 cara menghitung pajak, batas pembelian kena pajak, PPh, PPN. Pengawasan merupakan salah satu fungsi organisasi yang bermaksud untuk menjaga agar segala kegiatan pelaksanaan senantiasa sesuai dengan perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan kegiatan harus disesuaikan dengan: a ketentuan atau peraturan yang berlaku, b kebijakan pimpinan dan c kondisi setempat. Pemeriksaan merupakan bagian dari pengawasan, yaitu tindakan membandingkan antara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya. Pemeriksaan kas adalah suatu tindakan membandingkan antara saldo kas baik berupa uang tunai, kertas berharga maupun giral yang berada dalam pengurusan pemegang kas dengan tata usahanya. Petugas pemeriksaan harus mempunyai persyaratan antara lain: a. Integritas, yaitu kepribadian yang dilandasi unsur kejujuran, keberanian, kebijaksanaan, dan bertanggung jawab sehingga menimbulkan kepercayaan dan rasa hormat. b. Objektivitas, yaitu kemampuan untuk menyampaikan apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh pendapat pribadi. c. Keahlian, yaitu suatu kemampuan khusus yang dimiliki seseorang yang diakui mampu dalam teori dan praktek untuk melaksanakan tugas. d. Kemampuan teknis, yaitu kesanggupan dan kecakapan seseorang dalam melaksanakan tugas.

9. Pelaksanaan Pemeriksaan Kas Bendaharawan

Pemeriksaan kas dilakukan untuk mengetahui pengurusan, pembukuan, pencatatan, penyimpanan uang kas, pengaturan dokumen keuangan apakah sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Prosedur pemeriksaan kas: a. Pemeriksa memperlihatkan Surat Tugas dan Tanda Bukti Diri yang diperlihatkan kepada Bendaharawan yang bersangkutan. f. Melaksanakan penghitungan semua isi brankas di hadapan Bendaharawan kas tunai dan surat berharga yang diizinkan, serta bukti dokumen mengenai uang yang ada di bank yang dilengkapi dengan Bukti Saldo Rekening Koran g. Melakukan penutupan Buku Kas Umum untuk menetapkan Saldo Kas h. Membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas yang merupakan hasil Kas opname dan penjelasan jika ditemukan perbedaan Kas yang ditandatangani oleh Pemeriksa dan Bendaharawan. i. Mengisi Daftar Pemeriksaan Kas pada halaman terakhir Buku Kas Umum.

10. Pemeriksaan Tata Usaha Keuangan Bendaharawan a. Prosedur Pemeriksaan: