Perencanaan Anggaran Sekolah PERENCANAAN DAN SUMBER-SUMBER PENDAPATAN SEKOLAH

BAB III PERENCANAAN DAN SUMBER-SUMBER PENDAPATAN SEKOLAH

A. Perencanaan Anggaran Sekolah

Secara umum proses manajemen keuangan sekolah meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan dan pertanggung-jawaban. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen keuangan. Perencanaan adalah suatu proses yang rasional dan sistematis dalam menetapkan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian tersebut mengandung unsur-unsur bahwa di dalam perencanaan ada proses, ada kegiatan yang rasional dan sistematis serta adanya tujuan yang akan dicapai. Perencanaan sebagai proses, artinya suatu kejadian membutuhkan waktu, tidak dapat terjadi secara mendadak. Perencanaan sebagai kegiatan rasional, artinya melalui proses pemikiran yang didasarkan pada data yang riil dan analisis yang logis, yang dapat dipertanggungjawabkan, dan tidak didasarkan pada ramalan yang intuitif. Perencanaan sebagai kegiatan yang sistematis, berarti perencanaan meliputi tahap-tahap kegiatan. Kegiatan yang satu menjadi landasan tahapan berikutnya. Tahapan kegiatan tersebut dapat dijadikan panduan sehingga penyimpangan dapat segera diketahui dan diatasi. Sedangkan tujuan perencanaan itu sendiri arahnya agar kegiatan yang dilaksanakan tidak menyimpang dari arah yang ditentukan. Yang perlu diperhatikan di dalam perencanaan keuangan sekolah antara lain menganalisis program kegiatan dan prioritasnya, menganalisis dana yang ada dan yang mungkin bisa diadakan dari berbagai sumber pendapatan dan dari berbagai kegiatan. Perencanaan anggaran sekolah disesuaikan dengan rencana pengembangan sekolah secara keseluruhan, baik pengembangan jangka pendek maupun jangka panjang. Pengembangan jangka pendek berupa pengembangan satu tahunan. Pengembangan jangka panjang berupa Misi, tujuan jangka panjang dan jangka pendek perencanaan keuangan yang Strategis berdasarkan kondisi riil unit sekolah tujuan jangka panjang, pendek dan target berdasarkan kondisi riil unit sekolah perencanaan keuangan yang strategis pengembangan lima tahunan, sepuluh tahunan, bahkan dua puluh lima tahunan. Berdasarkan rencana pengembangan sekolah, baik jangka pendek maupun jangka panjang, maka dibuatlah perencanaan keuangan sekolah baik perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. Kalau dianalisis pembuatan perencanaan keuangan, Garner 2004 merumuskan sikuensi perencanaan keuangan yang strategis sebagai berikut: 1 misi mission, 2 tujuan jangka panjang goals, 3 tujuan jangka pendek objectives, 4 program, layanan, aktivitas programs, services, activities, tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek berdasarkan kondisi riil unit sekolah site-based unit goals objectives, 5 target, baik outputs maupun outcomes, 6 anggaran budget, dan 7 perencanaan keuangan yang strategis strategic financial plan. Selanjutnya proses penyiapan perencanaan keuangan yang strategis dapat dilihat pada Gambar 3.1. di bawah ini: Gambar 3.1. Perencanaan Keuangan yang Strategis Proses perumusan perencanaan keuangan yang strategis, memerlukan kajian secara cermat tentang evaluasi diri lembaga pendidikan yang bersangkutan, visi, misi, tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek lembaga pendidikan. Kemudian ditetapkan program kegiatan dan berbagai layanan yang dilaksanakan lembaga pendidikan yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan pendek serta target yang akan dicapai baik output maupun outcomes-nya, dan disusunlah anggaran sehingga jadilah perencanaan keuangan yang strategis sesuai dengan kondisi sekolah. Evaluasi diri kelembagaan perlu dilakukan secara berkala, minimal tiap tahun sekali agar diperoleh gambaran yang jelas tentang keberadaan sekolah baik kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi sekolah sehingga dapat dibuat perencanaan program sekolah sesuai dengan kebutuhan pengembangan riil sekolah. Evaluasi diri kelembagaan harus dilakukan secara obyektif, cermat dan sistematis. Evaluasi diri ini memerlukan kemampuan dan kemauan dari semua warga sekolah untuk mengumpulkan data dan menyimpulkannya. Akan lebih baik, bila dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, baik dari kalangan orang tua siswa, pengawas, masyarakat dan sebagainya. Evaluasi diri kelembagaan sebaiknya dilakukan dengan analisis yang cermat. Analisis yang cermat memperhatikan kekuatan lingkungan internal, keterbatasan lingkungan internal, peluang dari lingkungan eksternal, dan tantangan dari lingkungan eksternal lembaga pendidikan. Kegiatan ini dikenal dengan analisis SWOT Strengths, Weakness, Opportunities,Threats. Dengan memperhatikan kekuatan, keterbatasan, peluang dan tantangan yang ada, apa yang perlu diperbuat sekolah dalam mengembangkan sekolah yang ada. Kekuatan yang ada dapat dijadikan modal dasar pengembangan sekolah. Kelemahan yang ada perlu diperhatikan sehingga sekolah tidak membuat program yang terlalu ideal sehingga program yang telah dibuat hanya tinggal program yang sulit dilaksanakan. Pengembangan program juga perlu mencermati peluang yang ada, sehinga apa yang dilakukan dapat menangkap peluang yang ada. Tantangan yang ada juga perlu diperhatikan dalam pengembangan sekolah sehingga tantangan yang ada dapat diatasi dan program pengembangan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Visi sekolah menjadi pedoman dalam pengembangan program sekolah. Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah, pandangan jauh kedepan kemana sekolah akan dibawa. Visi sekolah digunakan untuk memandu perumusan misi sekolah dan perumusan tujuan sekolah. Contoh rumusan visi sekolah, yaitu terwujudnya siswa yang berkualitas dan lulusan yang unggul sehingga mampu bersaing di tingkat daerah, nasional dan internasional. Bertolak dari rumusan visi sekolah selanjutnya dirumuskan misi sekolah. Misi merupakan kegiatan yang harus diemban untuk menjawab pencapaian visi yang ditetapkan. Contoh perumusan misi sekolah, yaitu terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang kondusif dalam lingkungan sekolah yang aman, tertib, disiplin, bersih yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai; terciptanya hubungan yang harmonis antar personil di sekolah . Selanjutnya rumusan tujuan jangka panjang dan jangka pendek dan target pencapaiannya diselaraskan dengan visi dan misi sekolah Disamping memperhatikan program pengembangan sekolah, perencanaan keuangan sekolah juga mengacu pada penyelenggaraan pendidikan di sekolah secara keseluruhan. KepMendiknas Nomor 056U2001 menyebutkan penyelenggaraan pendidikan di sekolah meliputi pelayanan yang bersifat teknis edukatif untuk proses belajar mengajar baik teori maupun praktek untuk seluruh mata pelajaran dan penilaian hasil belajar; pelayanan yang bersifat penunjang untuk operasionalisasi ruang belajar dan kegiatan ekstra kurikuler; pengadaan dan perawatan buku pelajaran, peralatan pendidikan, alat pelajaran, peralatan laboratorium, perpustakaan dan peralatan praktek keterampilan serta bahan praktek laboratorium dan keterampilan; pengadaan dan perawatan sarana kegiatan penunjang seperti sarana administrasi, gedung sekolah, ruang kelas, fasilitas sekolah dan lingkungan; penyediaan daya dan jasa seperti listrik, telepon, gas dan air; perjalanan dinas kepala sekolah dan guru; pelayanan kemasyarakatan, pemberdayaan Komite Sekolah, kegiatan sosial; penyelenggaraan lomba yang diikuti siswa dan atau guru; pelayanan habis pakai untuk keperluan sekolah seperti surat kabar; penyediaan gaji guru dan non-guru, tunjangan, honorarium, lembur, transportasi, insentif dan lainnya yang menunjang pendidikan. Berdasarkan komponen penyelenggaraan pendidikan tersebut, tiap kepala sekolah menentukan program prioritas yang perlu dilaksanakan dalam satu tahun anggaran, kemudian dijadikan program kegiatan yang perlu mendapatkan dana. Pada tahap perencanaan, analisis kebutuhan pengembangan sekolah dalam kurun waktu tertentu menjadi fokus utama yang perlu diperhatikan. Kebutuhan dalam satu tahun anggaran, lima tahun, sepuluh tahun, bahkan dua puluh lima tahunan. Perencanaan dibuat oleh kepala sekolah, guru, staf sekolah dan pengurus komite sekolah. Mereka mengadakan pertemuan untuk menentukan kebutuhan dan menentukan kegiatan sekolah dalam waktu tertentu. Berdasarkan analisis ini diperoleh banyak kegiatan yang perlu dilakukan sekolah dalam satu tahun, lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun. Untuk itu perlu diurutkan tingkat kebutuhan kegiatan dari yang paling penting sampai kegiatan pendukung yang mungkin bisa ditunda pelaksanaannya. Hal ini terkait dengan tersedianya waktu, keberadaan tenaga dan jumlah dana yang tersedia atau yang bisa diupayakan ketersediaannya. Analisis sumber-sumber dana dan jumlah nominal yang mungkin diperoleh, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan. Perpaduan analisis kegiatan dan sumber dana serta menyangkut waktu pelaksaannya ini seringkali menghasilkan apa yang dinamakan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah RAPBS. Setiap sekolah wajib menyusun RAPBS sebagaimana diamanatkan di dalam pasal 53 Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu Rencana Kerja Tahunan hendaknya memuat rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun; RAPBS merupakan rencana perolehan pembiayaan pendidikan dari berbagai sumber pendapatan serta susunan program kerja tahunan yang terdiri dari sejumlah kegiatan rutin serta beberapa kegiatan lainnya disertai rincian rencana pembiayaannya dalam satu tahun anggaran. Dengan demikian RAPBS berisi tentang ragam sumber pendapatan dan jumlah nominalnya baik rutin maupun pembangunan, ragam pembelanjaan dan jumlah nominalnya dalam satu tahun anggaran. Penyusunan RAPBS perlu memperhatikan asas anggaran antara lain: asas kecermatan, asas terinci, asas keseluruhan, asas keterbukaan, asas periodik, asas pembebanan. Dalam penyusunan RAPBS, kepala sekolah sebaiknya membentuk tim yang terdiri dari dewan guru dan pengurus komite sekolah. Setelah tim dan Kepala Sekolah menyelesaikan tugas, merinci semua anggaran pendapatan dan belanja sekolah, Kepala Sekolah menyetujuinya. Pelibatan para guru dan pengurus komite sekolah ini akan diperoleh rencana yang mantap, dan secara moral semua guru, kepala sekolah dan pengurus komite sekolah merasa bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana tersebut. Proses penyusunan RAPBS yang partisipatif dapat dilihat pada Gambar 3.2 sebagai berikut: Kepala sekolah mempelajari visi, misi, program utama sekolah yang telah ada RAPBS sudah siap dilaksanakan Kepala sekolah bersama guru dan Pengurus Komite Sekolah membahas draft dan menetapkan RAPBS Kepala sekolah mengundang guru dan Pengurus Komite Sekolah untuk menyusun draft RAPBS Gambar 3.2 Proses Penyusunan RAPBS yang Partisipatif Secara rinci langkah penyusunan RAPBS, yaitu: 1. Inventarisasi kegiatan untuk tahun yang akan datang, baik kegiatan rutin maupun kegiatan pembangunan pengembangan berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun sebelumnya, analisis kebutuhan tahun berikutnya, dan masukan dari seluruh warga sekolah maupun Komite Sekolah. 2. Inventarisasi sumber pembiayaan baik dari rutin maupun pengembangan. 3. Penyusunan Rencana Kegiatan Sekolah RKS yang lengkap berdasarkan Langkah poin 1 dan 2. Kepala Sekolah membuat tabel RKS yang terdiri dari kolom-kolom nomor urut, uraian kegiatan, sasaran, kolom-kolom perincian dana dari berbagai sumber, dan kolom jumlah. Tabel tersebut diisibsesuai kolom yang ada. 4. Penyusunan RAPBS. Kepala Sekolah membuat tabel RAPBS yang terdiri dari kolom-kolom, yaitu kolom rencana penerimaan dan jumlahnya, kolom rencana pengeluaran dan jumlahnya. Tabel tersebut diisi kemudian ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah dan diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan setempat. Contoh daftar isian RAPBS dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Sekolah Dasar ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH TAHUN PELAJARAN … SEKOLAH DASAR ………………. No RENCANA PENDAPATAN JUMLAHRp No RENCANA PENGELUARAN JUMLAHRp 1 Saldo Tahun Lalu ………….. 1 Gaji guru dan pegawai …………….. 2 Gaji guru dan pegawai ………….. 2 Belanja Pemeliharaan …………….. 3 UUDP ………….. 3 Belanja Daya ………….. 4 BOS ………….. 4 Belanja Barang ………….. 5 Bantuan Pemerintah Insidental 5 Pengembangan Program Unggulan ………….. 6 Dana Pengembangan Pendidikan ………….. 6 KBMPeningkatan Mutu ………….. 7 Dana Swadaya Masyarakat ………….. 7 Kesiswaan ………….. 8 Sumber Lain: 8 Administrasi ………….. a. Hasil usaha kantin sekolah ………….. 9 Sarana Prasarana ………….. b. Sumbangan tidak mengikat Sodakoh ………….. 10 Kegiatan Perjalanan Dinas ………………. ………….. 11 Koordinasi dengan Instansi Lain ………….. 12 Insentif Guru dan pegawai ………….. 13 Biaya operasional Komite sekolah ………….. 14 Evaluasi ………….. 15 Perpustakaan ………….. 16 Kegiatan Akhir Tahun dan pelepasan siswa kelas VI ………….. Jumlah Keseluruhan ……………… Jumlah Keseluruhan ………………. …………., ………………20.. Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah……………., …………………………. …………………………….. Mengetahui Kepala Dinas Pendidikan …………………………., ………………………….

D. Sumber-Sumber Pendapatan Sekolah Dasar