PEMBAHASAN Perbandingan Peningkatan Kadar Prolaktin Antara Pasien Skizofrenik Laki-laki dan Perempuan yang Diterapi dengan Risperidon

BAB V PEMBAHASAN

Penelitian Perbandingan kadar prolaktin pasien skizofrenik laki-laki dan perempuan yang diterapi dengan risperidon merupakan penelitian analitik dengan studi cross sectional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan peningkatan kadar prolaktin pada laki-laki dan perempuan setelah pengobatan 4 minggu dengan risperidon. Penelitian ini memilih kelompok skizofrenik yang berumur 18-57 tahun sebagai subjek penelitian karena menurut kepustakaan yang ada menyatakan bahwa 90 pasien yang mendapat pengobatan skizofrenik berumur antara umur 15-55 tahun. Puncak serangan pada laki-laki antara umur 10-25 tahun dan 25- 35 tahun pada perempuan. Serangan dibawah 10 tahun atau diatas 60 tahun dilaporkan jarang. Secara umum, perempuan dengan skizofrenia mempunyai hasil outcome yang lebih baik dibanding laki-laki. 3 Dari seratus enam belas pasien skizofrenik yang datang berobat ke Klinik Psikiatri Rawat Jalan dan Rawat Inap BLUD Rumah Sakit Jiwa Propinsi Sumatera Utara selama periode Juni 2014 sd Agustus 2014 berdasarkan karakteristik demografik ditemukan paling banyak adalah kelompok umur 18-38 tahun pada jenis kelamin laki-laki yaitu 38 orang 65,5, tidak bekerja pada jenis kelamin perempuan yaitu 42 orang 72,4, tempat tinggal diluar kota Medan pada jenis kelamin perempuan yaitu 40 Universitas Sumatera Utara orang 69,0, dan latar belakang pendidikan SMP pada jenis kelamin laki- laki yaitu 27 orang 46,6. Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa kadar prolaktin pada jenis kelamin perempuan berbeda secara bermakna dibandingkan kadar prolaktin pada laki-laki. Dari uji statistik Mann-Whitney U didapatkan rata-rata kadar prolaktin pada perempuan lebih tinggi yaitu 136,99 ngml, SD ± 69,51 dengan nilai p0,001. Hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar prolaktin pada laki-laki dan perempuan. Zhang dan kawan-kawan pada tahun 2004 meneliti tentang kadar prolaktin pada laki-laki dan perempuan pada pasien skizofrenia, mereka menemukan bahwa kadar prolaktin didapati lebih tinggi pada pada perempuan. Penyebab dari hal ini tidak lah begitu jelas namun salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah pengaruh dari D2 resptor pada pengobatan dengan risperidon. Artinya, risperidon mungkin memiliki beberapa perbedaan dalam D2 reseptor dan selanjutnya dalam induksi peningkatan kadar prolaktin relatif lebih tinggi daripada antipsikotik atipikal lainnya. Tabel 4.3 menunjukkan perbandingan kadar prolaktin berdasarkan jenis kelamin dan dosis obat, dengan uji Kruskal-Wallis ; Uji Post Hoc Mann- Whitney U didapati bahwa kadar prolaktin pada jenis kelamin perempuan memperlihatkan nilai mean yang berbeda secara bermakna, pada dosis 4 mg yaitu sebesar 137.66 SD + 73,16, dengan nilai p0,001. Dengan dosis risperidon 6 mg, memperlihatkan nilai mean yang berbeda secara bermakna, pada dosis 6 mg yaitu sebesar 134.66 SD + 57,64, dengan nilai p0,001. 26 Universitas Sumatera Utara Respons prolaktin terhadap pengobatan antipsikotik, dijumpai lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Perbedaan ini dijelaskan oleh adanya ability dari estrogen terhadap peningkatan prolaktin. Risperidon memiliki konsistensi potensi tinggi untuk peningkatan prolaktin. Hal ini menyebabkan peningkatan prolaktin yang lebih jelas dibandingkan dengan obat generasi kedua lainnya. Sejumlah data kompetitip yang berbeda tentang prolaktin secara konsisten menemukan bahwa risperidon meningkatkan prolaktin lebih umum atau sama bahkan lebih besar daripada haloperidol. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan pada kelompok umur 18-38 tahun, didapatkan perbedaan yang bermakna dengan nilai mean 5,53 SD + 2,24 dengan nilai p0,001. Pada kelompok umur 39- 57 tahun juga didapati perbedaan yang bermakna dengan nilai mean 5,43 SD + 3,44 dengan nilai p0,001. Dengan mengacu pada penggunaan obat antipsikotik pada remaja 12-18 tahun, satu review menunjukkan bahwa, secara umum, semua obat antipsikotik, kecuali clozapine, ziprasidone dan quetiapine, meningkatkan tingkat PRL rata-rata dari nilai baseline 8,0 ng ml untuk 25-28 ng ml setelah 4-8 minggu pengobatan rentang referensi 0-15 ng ml. I 24 nsidensi hiperprolaktemia selama pengobatan dengan risperidon sebesar 62 . 24 Menurut Montgomery dan kawan-kawan pada tahun 2004 bahwa kadar prolaktin plasma telah dilaporkan meningkat tergantung dari jumlah dosis. Suatu penelitian di Italia oleh Daria La Torre, yang membandingkan efek risperidon dan olanzapin pada 42 remaja, mereka menemukan bahwa 25 Universitas Sumatera Utara dosis dan besarnya potensi dari risperidon dalam meningkatkan kadar prolaktin selama pengobatan dengan risperidon 10,7 kali lebih besar dari pada olanzapine. Penelitian yang serupa yang dilakukan pada remaja usia 18 tahun menemukan bahwa peningkatan prolaktin terjadi 91 pada remaja yang diterapi dengan risperidon. Hal ini berhubungan dengan interaksi obat pada perempuan dan metabolisme obat yang meningkat dengan adanya pertambahan umur umur yang lebih tua pada kedua jenis kelamin. 14 Tabel 4.5 terlihat bahwa perbedaan peningkatan kadar prolaktin jenis kelamin laki-laki 2,3 kali dari nilai normal, sedangkan kadar prolaktin pada jenis kelamin perempuan 5, 49 kali dari nilai normal. Hal ini menggambarkan bahwa peningkatan kadar prolaktin pada jenis kelamin perempuan lebih bermakna dari pada jenis kelamin laki-laki. Peningkatan kadar prolaktin dijumpai sebesar 5,49 kali dari nilai normal pada perempuan. 14 Ditafsirkan hasil ini berhubungan dengan hal peningkatan dopaminergik pada pasien dengan gejala paranoid, yang konsisten dengan hipotesis dopamin skizofrenia. Mengingat hasil yang tidak konsisten pengukuran basal prolaktin plasma, basis penelitian lain akan menilai respon prolaktin terhadap berbagai rangsangan eksternal pasien dengan skizofrenia, karena ini akan memberi kita implikasi yang lebih jelas tentang proses fisiologis yang terlibat dalam perubahan peningkatan kadar prolaktin. Berbagai obat, hormon, adrenergik agonis, serotonergik agonis, dan dopamin antagonis-telah digunakan untuk mempelajari pelepasan prolaktin pada pasien dengan skizofrenia. 10 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 perbandingan peningkatan kadar prolaktin berdasarkan kelompok umur pada jenis kelamin laki-laki di kelompok umur 18-38 tahun didapati perbedaan bermakna peningkatan kadar prolaktin 2,36 dari nilai normal dengan SD ± 1,50 dan nilai p0,001, sedangkan pada kelompok usia 39-57 tahun didapati perbedaan bermakna peningkatan kadar prolaktin 2,45 dari nilai normal dengan SD ± 1,60 dan nilai p0,001. Pada jenis kelamin perempuan di kelompok umur 18-38 tahun didapati perbedaan bermakna peningkatan kadar prolaktin 5,53 dari nilai normal dengan SD ± 2,24 dan nilai p0,001, sedangkan pada kelompok usia 39-57 tahun didapati perbedaan bermakna peningkatan kadar prolaktin 5,43 dari nilai normal dengan SD ± 3,44 dan nilai p0,001. Di antara pasien laki-laki, usia tidak ditemukan pengaruh konsentrasi prolaktin, sedangkan pada wanita usia lebih muda adalah terkait dengan kadar prolaktin tinggi, seperti yang diharapkan untuk status reproduksi mereka. Tabel 4.7 menunjukkan perbedaan bermakna dari peningkatan kadar prolaktin berdasarkan dosis risperidon, bahwa peningkatan kadar prolaktin pada jenis kelamin laki-laki pada dosis 4 mg didapati peningkatan 2,29 kali dari nilai normal dengan SD ± 1,46 dan nilai p0,001 dan pada dosis 6 mg didapati peningkatan 5,11 kali dari nilai normal dengan SD ± 1,25 dan nilai p0,001. Pada jenis kelamin perempuan dosis 4 mg didapati peningkatan 5,51 kali dari nilai normal dengan SD ± 2,93 dan nilai p0,001 dan pada dosis 6 mg didapati peningkatan 5,43 kali dari nilai normal dengan SD ± 2,25 dan nilai p0,001. 25 Universitas Sumatera Utara Pada dosis yang sama, perempuan tampaknya lebih mungkin untuk mengembangkan hiperprolaktinemia dari pada laki-laki, dan mereka mencapai tingkat kemaknaan prolaktin tinggi selama perawatan.Kenaikan dimulai setelah beberapa jam dan tetap selama sisa pengobatan, efek total tergantung pada terapi. Durasi: pengobatan jangka menengah 3-9 minggu telah ditemukan dapat meningkatkan hingga 10 kali lipat dari nilai dasar menurut penelitian oleh Meltzer dan Fang tahun 1976, sedangkan selama perawatan kronis, meskipun setelah terapi jangka panjang prolaktin tetap di atas normal di sebagian besar kasus dalam penelitian Rivera dan kawan- kawan tahun 1976. 25 Berhubungan dengan dosis lazim dalam hal terjadinya hiperprolaktinemia antara laki-laki dan perempuan yang diobati dengan risperidon,penting untuk mempertimbangkan korelasi klinis hiperprolaktinemia secara lebih rinci ketika memilih pengobatan. Beberapa efek sering diasumsikan terkait dengan peningkatan prolaktin, mungkin dihubungkan dengan aspek penyakit lainnya, bukan obat dalam penelitian terbaru oleh Hummer dan kawan-kawan.Sementara Zhang dan kawan-kawan mengeksplorasi pengaruh risperidon terhadap kadar prolaktin dan hubungan antara perubahan tingkat prolaktin dan terapi. Hasil pada 30 pasien rawat inap laki-laki,pengobatan dengan risperidon dengan dosis tetap 6 mg hari. Mereka menemukan bahwa pengobatan risperidon signifikan meningkatkan kadar prolaktin, dan ada hubungan yang positif dan signifikan antara perubahan prolaktin dari pra ke pasca-pengobatan. 4 Universitas Sumatera Utara Antipsikotik menimbulkan hiperprolaktinemia juga lebih umum di antara perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Beberapa penelitian lain yang menemukan bahwa 46 dari perempuan, dan hanya 14 dari laki-laki, memiliki tingkat PRL yang meningkat cukup tinggi, bahkan meskipun perempuan menerima dosis antipsikotik yang rendah. Dalam studi ini ada kekurangan termasuk pengukuran kadar prolaktin awal sebelum diberikan risperidon, tidak dilakukan sehingga perbandingan peningkatan kadar prolaktin hanya dari nilai normal berdasarkan literatur. 27 Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN