Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Penagihan Utang Pajak Dengan Surat Paksa

dilelang masih ada. Sisa barang beserta uang kelebihan hasil lelang dikembalikan oleh Pejabat kepada Penanggung Pajak setelah pelaksanaan lelang.

B. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Penagihan Utang Pajak Dengan Surat Paksa

Adapun faktor yang menjadi penghambat yang berkaitan dengan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Barat, adalah : 1. Wajib Pajak Penanggung Pajak menolak Surat Paksa. Adakalanya Wajib Pajak Penanggung Pajak menolak menerima Surat Paksa dengan berbagai alasan.dan alasan-alasan yang dikemukakan ini kadangkala sengaja di cari-cari karena Wajib Pajak Penanggung Pajak tidak mau membayar pajaknya. Apabila penolakan didasarkan pada alasan-alasan lain, misalnya : a. Karena sedang mengajukan Surat Keberatan; atau b. Sengaja menolak dengan alasan yang tidak jelas Maka terhadap hal-hal yang demikian, Jurusita setelah memberikan keterangan seperlunya tetap melaksanakan Surat Paksa tersebut dengan menyerahkan salinan Surat Paksa Wajib Pajak Penanggung Pajak yang bersangkutan. Dan apabila Wajib Pajak Penanggung Pajak dan wakilnya tetap menolak maka salinan surat paksa tersebut dapat ditinggalkan begitu saja pada tempat kediaman tempat kedudukan Wajib Pajak Penanggung Pajak ataupun wakilnya, dan dengan demikian Surat Paksa dianggap sudah diberitahukan disampaikan. Universitas Sumatera Utara 2. Dalam prakteknya, kadang terdapat perhitungan yang salah dari pajak yang seharusnya dibayar. Jika terdapat kesalahan seperti ini, maka Wajib Pajak berhak untuk menunda pembayaran pajak sampai telah ditentukan jumlah yang benar Peraturan Menteri Keuangan No.184PMK 03 2007. Apabila dalam melaksanakan penyampaian Surat Paksa, Jurusita menemukan persoalan seperti ini, yaitu tunggakan menurut surat paksa berbeda dengan tunggakan menurut surat ketetapan pajak yang ada pada penanggung pajak, maka Jurusita tidak dapat mengubah apa yang tertulis pada Surat Paksa atau mencoret dan menambahkan pembetulannya. 3. Jurusita Pajak tidak diperbolehkan masuk rumah Wajib Pajak Penanggung Pajak.Pada waktu pelaksanaan penyitaan sering terjadi Jurusita Pajak tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah Wajib Pajak Penanggung Pajak yang barang-barangnya akan disita. 4. Jurusita Pajak tidak diperbolehkan menyita barang pribadi Wajib Pajak Penanggung Pajak.Wajib Pajak Penanggung Pajak yang tidak memperbolehkan Jurusita Pajak untuk menyita barang-barang miliknya juga menjadi salah satu hambatan dalam pelaksanaan penagihan ini. 5. Wajib Pajak Penanggung Pajak tidak mau menandatangani Berita Acara Sita.Berita Acara Sita dibuat dan ditandatangani oleh Jurusita, para seksi dan Wajib Pajak Penanggung Pajak atau wakilnya yang barangnya disita. Sering terjadi Wajib Pajak Penanggung Pajak tidak mau menandatangani Berita Acara Sita, sehingga penyitaan barang Wajib Pajak Penanggung Pajak guna pelunasan utang pajaknya menjadi tertunda. Universitas Sumatera Utara 6. Pembuktian barang-barang yang bukan milik Wajib Pajak Penanggung Pajak.Pada waktu melakukan penyitaan ada kemungkinan bahwa Wajib Pajak Penanggung Pajak menyatakan bahwa sebagian barang-barang yang akan disita tersebut bukanlah miliknya. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyitaan barang yang akan dilakukan. 7. Tingkat kesadaran Wajib Pajak Penanggung Pajak yang masih rendah. Walaupun sistem Perpajakan kita telah menganut Self Assesment System, namun tingkat kesadaran Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar serta membayar utang pajak pada tepat waktu masih rendah dikarenakan masih kurangnya pengetahuan Wajib Pajak tentang Perpajakan. Masalah ini juga sering menjadi kendala dalam melaksanakan penagihan. Pada saat penetapan yang dilakukan oleh seksi terkait dari hasil pemeriksaan sederhana kantor penelitian dari buku pengawasan pembayaran massa, ternyata data tidak sesuai lagi, dan pada saat SKP dikeluarkan, Wajib Pajak Penanggung Pajak sudah berpindah domisili.

C. Cara Penyelesaian Masalah Dalam Pelaksanaan Penagihan Utang Pajak Dengan Surat Paksa

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Aktif Terhadap Wajib Pajak Dalam Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur

0 46 84

Tata Cara Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 66 68

Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran Dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur

14 178 87

Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

9 66 90

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Terhadap Wajib Pajak Dalam Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

4 62 63

Tatacara Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Secara Jabatan Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

2 33 57

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Pelayanan Publik Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP PRATAMA) Pematang Siantar

3 74 116

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat - Tatacara Penagihan Aktif Terhadap Wajib Pajak Yang Memiliki Hutang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Barat

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Tatacara Penagihan Aktif Terhadap Wajib Pajak Yang Memiliki Hutang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Barat

0 0 13