4. Fungsi Surat Paksa
Adapun fungsi Surat Paksa adalah sebagai sarana atau alat pembayaran kepada penanggung pajak untuk melunasi utang pajaknya dalam jangka waktu 2 x
24jam. Sebagai tindak lanjut untuk mencairkan tunggakan pajak atas tidak dihiraukan penerbitan Surat Paksa maka aparatur pajak akan melaksanakan penyitaan.
5. Mekanisme Penagihan Pajak
Penagihan Pajak disusun secara penjadwalan : a.
7 tujuh hari setelah jatuh tempo, bila utang pajaknya tudak dilunasi, maka kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Teguran.
b. 21 dua piluh satu hari setelah diterbitkan surat teguran ternyata masih belum
lunas, kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Paksa. c.
Kewajiban pajak sebagaimana terutang dalam Surat Paksa adalah 2 x 24 jam. d.
Dalam hal masih belum terlunasi utang pajaknya, dapat diterbitkan Surat Perintah untuk mengumumkan tentang pelelangan surat umum.
e. 14 empat belas hari setelah dilakukan tagihan dengan surat paksa, bila masih
belum melunasinya diterbitkan Surat Perintah untuk mengumumkan tentang pelelangan surat umum.
f. 14 empat belas hari setelah pengumuman ternyata masih belum melunasi
utang pajaknya, dikenakan sanksi berupa tindakan pelelangan di muka umum.
D. Dasar Hukum Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Adapun yang menjadi dasar hukum dalam Penagihan Pajak dengan Surat Paksa PPSP, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 85PMK.032010
tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24PMK.032008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagaihan Pajak dengan
Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus. 3.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-08PJ.752002 tentang Pemeriksaan Untuk Tujuan Penagihan Pajak.
4. Surat Edaran Direktur Jendaral Pajak Nomor SE-50PJ2010 Tentang
Kebijakan Penagihan Pajak.
E. Tata Cara Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 24PMK.032008 tentang Tata Cara Pelaksanakan Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan
Penagihan Seketika dan Sekaligus. 1.
Surat Paksa diberitahukan oleh Jurusita Pajak dengan pernyataan dan penyerahan Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak.
2. Pemberitahuan Surat Paksa Kepada Penanggung Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dilaksanakan dengan membacakan isi Surat Paksa oleh Jurusita Pajak dan dituangkan dalam Berita Acara sebagai pernyataan bahwa Surat
Paksa telah diberitahukan. 3.
Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya berisi hari dan tanggal pemberitahuan Surat Paksa, nama Jurusita Pajak,nama yang
Universitas Sumatera Utara
menerima, dan tempat pemberitahuan Surat Paksa serta ditandatangani oleh Jurusita Pajak dan Penanggung Pajak.
Surat Paksa terhadap Orang Pribadi diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada: 1.
Penanggung Pajak di tempat tinggal, tempat usaha atau di tempat lain yang memeungkinkan.
2. Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja
ditempat usaha Penanggung Pajak, apabila Penanggung Pajak yang bersangkutan tidak dapat dijumpai.
3. Salah seoranga ahli atau pelaksanaan wasiat atau yang mengurus harta
peninggalannya, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan belum dibagi; atau
4. Ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan
telah dibagi. Surat Paksa terhadap Badan diberitahukan oleh Jurusita pajak:
1. Pengurus meliputi Direksi, Komisaris, pemegang saham pengendali atau
mayoritas untuk perseroan terbuka, pemegang saham untuk perseroan tertutup, dan orang yang nyata-nyata mempunyai keputusan dalam
menjalankan perseroan, untuk perseroan terbatas. 2.
Kepala perwakilan, kepala cabang, atau penanggung jawab, untuk Bentuk Usaha Tetap.
3. Direktur, pemilik modal, atau orang yang ditunjuk untuk melaksanakan dan
mengendalikan serta bertanggung jawab atas perusahaan, untuk badan usaha
Universitas Sumatera Utara
lainnya seperti kontrak investasi kolektif, persekutuan, firma, dan perseroan komanditer.
4. Ketua atau yang melaksanakan dan mengendalikan serta bertanggung jawab
atas yayasan, untuk yayasan. 5.
Pegawai tetap ditempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutan apabila Jurusita Pajak tidak dapat menjumpai salah seorang
sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, angka 3, angka 3, dan angka 4 Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan pailit, surat paksa diberitahukan kepada
Kurator, Hakim Pengawas, atau Balai Harta Peninggalan. Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan bubar atau dalam likuidasi, Surat Paksa
diberitahukan kepada orang atau badan yang dibebani untuk melakukan pemberesan atau likuidator.
Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dengan surat surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan, Surat Paksa dapat diberitahukan
kepada penerima kuasa.
F. Penagihan Seketika Sekaligus