Tipe Inovasi Hasil Penelitian

52 yang dari kardus dengan gram netto 250 gr. Permintaan paling banyak saat menjelang hari raya idul fitri.

4.1.6. Tipe Inovasi

Tipe pendekatan inovasi dapat berubah secara total maupun hanya berubah dengan menambahkan saja. Terdapat dua tipe pendekatan inovasi yaitu incremental innovaton dan radical innovaton. incremental innovaton dalam Davila , dkk 2006 : 46 adalah inovasi yang membawa sedikit peningkatan pada produk dan proses bisnis yang sudah ada. Sedangkan radical innovation dalam Davila, dkk 2006 : 46 inovasi dengan menghasilkan produk barag dan jasa baru yang disampaikan sepenuhnya dengan cara-cara baru. Pisang aroma Mahkota menggunakan pendekatan incremental innovation. karena inovasi yang dilakukan pada pisang aroma tidak merubah secara keseluruhan dari keaslian produk. Inovasi hanya menambah produk dengan memanfaatkan kulit pisang untuk dijadikan kripik, mengubah bentuk produk pisang aroma dan menambahkan berbagai macam design kemasan. 4.2. Pembahasan 4.2.1. Produk Inovasi dan kreativitas pada produk di suatu industri usaha kecil menengah merupakan alat untuk mengembangkan usaha. Pakar manajemen Peter Drucer dalam buku Thomas, dkk. 2008:57 bahwa inovasi merupakan instrumen khusus wirausahawan, sarana yang mereka gunakan untuk mengeksploitasi perubahan menjadi peluang untuk bisnis atau jasa yang berbeda. Inovasi tersebut melibatkan produk baru, karateristik baru dan produk lama. Inovasi pada produknya 53 merupakan cara untuk pemabaharuan pada produk yang diproduksi suatu perusahaan. Inovasi yang dilakukan pada pisang aroma Mahkota adalah dengan mengubah makanan ringan berbahan dasar pisang dan berbalut tepung terigu dengan tekstur basah kemudian dirubah menjadi makanan ringan yang serupa namun dengan tekstur yang lebih kering dan tahan lama sehingga dapat dikonsumsi selama berbulan-bulan. Inovasi pada buah pisang Raja Nangka dengan mengolahnya menjadi makanan ringan pisang aroma memberikan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Satu siung pisang dapat bernilai tinggi karena tiap siung dipotong menjadi ±16 potong yang digunakan sebagai isi pisang aroma. Dalam satu pisang aroma dapat dipotong kira-kira 8-10 bagian. Dengan kata lain pemilik telah mentransformasikan idenya dan dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk berwirausaha. Sesuai dengan pendapat Suryana dalam jurnal Ernani Hadiyati 2011:11 menyatakan inovasi sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memeperkaya kehidupan. Terdapat 3 bentuk pisang aroma yaitu bentuk bulat kecil-kecil ukuran 2 cm, potongan menjadi dua dan potongan utuh. Inovasi pada bentuk pisang aroma dilakukan perusahaan di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dipengaruhi oleh permintaan pelanggan yang menginginkan bentuk lain dari pisang aroma. Khususnya pelanggan atau distributor yang biasa memasok pisang aroma Mahkota yang ada di Bali, hal ini berarti pisang aroma Mahkota telah melakukan inovasi guna memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan agar tetap setia pada 54 produk pisang aroma Mahkota. Sesuai dengan pendapat teori Kotler, 2002 : 13 yang mendefinisikan produk adalah tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan melakukan inovasi produk pengusaha pisang aroma telah mampu memenuhi kebutuhan para pelanggannya. Faktor lain dari inovasi produk yaitu ide kreatif dari pemilik pisang aroma Mahkota yang memanfaatkan bahan dasar pisang rajangka untuk diolah lebih lanjut. Selain dagingnya yang digunakan untuk isi pisang aroma, kulitnya pun dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi kripik. Sebelumnya di Desa Gesing sudah terdapat kripik kulit pisang namun terbuat dari kulit pisang yang masih mentah. Oleh karena itu pemilik berinovasi dengan memanfaatkan kulit pisang yang sudah matang, mengingat pisang yang digunakan untuk membuat pisang aroma adalah pisang yang sudah matang. Kripik kulit pisang tersebut dipadukan dengan rasa trasi, sehingga rasanya menjadi geti-getir renyah. Inovasi ini menambah nilai dari suatu produk. Barang yang mungkin tidak berguna dapat dimanfaatkan menjadi makanan ringan, yang memiliki nilai jual.

4.2.2. Kemasan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Epidemiologi Penderita Hipertensi di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T1 462010002 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Epidemiologi Penderita Hipertensi di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T1 462010002 BAB II

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Epidemiologi Penderita Hipertensi di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T1 462010002 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Epidemiologi Penderita Hipertensi di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T1 462010002 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Epidemiologi Penderita Hipertensi di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inovasi Produk Pisang Aroma Mahkota, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung T1 162009064 BAB I

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inovasi Produk Pisang Aroma Mahkota, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung T1 162009064 BAB II

0 1 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inovasi Produk Pisang Aroma Mahkota, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung T1 162009064 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inovasi Produk Pisang Aroma Mahkota, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inovasi Produk Pisang Aroma Mahkota, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung

0 0 20