Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inovasi Produk Pisang Aroma Mahkota, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung T1 162009064 BAB II

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Aspek Inovasi Dalam Wirausaha

Menurut The American Heritage Dictionary, Wirausahawan (entrepreneur), didefinisikan dengan seseorang yang mengorganisasikan, mengoprasikan dan memperhitungkan risiko untuk sebuah usaha yang mendatangkan laba. Seorang pelaku usaha dalam sekala kecil sekalipun dalam menjalankan kegiatannya akan selalu menggunakan berbagai sumber daya. Sumber daya organisasi usaha meliputi, sumber daya manusia, finansial, peralatan fisik, informasi dan waktu. Dengan demikian seorang pelaku usaha telah melakukan pengorganisasian terhadap sumberdaya yang dimilikinya dalam ruang dan dimensi terbatas dan berusaha mengoprasikan sebagai kegiatan usaha guna mencapai laba. Bagi organisasi manapun, inovasi bukan hanya menunjukkan peluang untuk bertumbuh dan bertahan hidup, tetapi juga pelung untuk mempengaruhi arah industri secara singnifikan. (Mulyadi, 2010 : 26-27).

Salah satu pendekatan utama untuk memastikan agar inovasi berhasil di dalam organisasi adalah dengan mengembangkan pasar internal, yang memungkinkan ide dan fungsi inovasi bisa berjalan baik di dalam lingkungan penawaran dan permintaan. (Davilla, Tony dll, 2006: 1).

Jong and Wennekers (2008) dalam Ernani hadiyati jurnal (2008:) menyatakan bahwa kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengambilan resiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang


(2)

untuk menciptakan usaha baru, atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan. Kata kunci dari kewirausahaan adalah pengambilan resiko, menjalankan usaha sendiri, memanfaatkan peluang-peluang, menciptakan usaha baru pendekatan yang inovatif dan mandiri (tidak bergantung pada bantuan pemerintah).

1.2 Inovasi

Perusahaan-perusahaan menghadapi dilema, jika tidak melakukan inovasi maka perusahaan akan mati. Namun untuk mengelola inovasi juga harus hati- hati. Philip Kotler (2004:97) mengungkapkan bahwa proses inovasi haruslah dikelola dengan hati-hati sebagai suatu kumpulan proses-proses yang termasuk pengembangan ide-ide, penyaringani ide-ide, pembangunan dan pengujian konsep-konsep, analisis bisnis, penembangan dan pengujian prototipe, uji coba pemasaran, dan komersialisasi. Perusahaan harus mengembangkan dan mendapatkan kopetensi-kompetensi yang diperlukan dalam setiap langkah proses tersebut.

Pakar manajemen Peter Drucer dalam buku (Thomas, Norman, Doug Wilson : 57) menyatakan inovasi merupakan instrumen khusus wirausahawan, sarana yang mereka gunakan untuk mengeksploitasi perubahan menjadi peluang untuk bisnis atau jasa yang berbeda. Wirausahawan yang sukses memiliki ide dan kemudian mencari cara agar ide tersebut sukses memecahkan masalah atau memuaskan kebutuhan. Robert (1981) dalam buku Lena, lina (2009 : 18) mengklarifikasikan bahwa inovasi bukan hanya sekedar penemuan, tetapi lebih


(3)

menekankan kepada ide-ide yang dibutuhkan untuk dipraktikkan, sedangkan penemuan perlu dikomersialisasikan untuk memperkenalkan inovasi. Dalam perspektif yang luas untuk mengcover lebih dari sekedar inovasi produk, ide-ide atau invetion perlu diimplementasikan dalam produk, produksi, kopentensi administrasi dari suatu perusahaan.

Inovasi adalah kreativitas organisasi yang mentransformasikan tekhnologi mulai dari ide sampai dengan komersialisasi, Lena Ellitan (2009:21). Sedangkan menurut Prof. Dr. Anna Poejiadi mendesfinisikan inovasi berasal dari kata innovate yang mempunyai arti membuat peubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Definisi inovasi, http://Indonesia.com/definisionline/ . Philip Kotler (2007:76) menyebutkan bahwa inovasi biasanya saat memasuki pasar, mempunyai nilai yang berbeda misalnya seperti tipikal harga yang lebih murah, produk yang lebih simpel, lebih kecil atau praktis dan ancapkali lebih tepat atau cocok untuk pengguna.

Menurut Peter Drucker dalam buku Davila (2006: 6) menyatakan inovasi adalah upaya menciptakan perubahan yang bertujuan dan fokus di dalam suatau potensi ekonomi atau sosial. Suryana dalam jurnal Ernani Hadiyati ( 2011:11) menyatakan inovasi sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memeperkaya kehidupan.


(4)

Keeh, et. al (2007) dalam jurnal Ernani Hidayati (2011:11) menjelaskan inovasi sangat penting karena terdapat alasan sebagai berikut :

1. Tekhnologi berubah sangat cepat seiring adanya produk baru, proses dan layanan baru dari pesaing, dan mendorong usaha entrepreneurial untuk bersaing dan sukses. Untuk itu hal uang harus dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan inovasi tekhnologi baru.

2. Efek perubahan lingkungan terhadap siklus hidup produk semakin pendek, artinya bahwa produk atau layanan lama harus digantikan dengan dengan yang baru dalam waktu cepat dan ini bisa terjadi karena ada pemikiran kreatif yang menimbulkan inovasi.

3. Konsumen saat ini lebih pintar dan menuntut pemenuhan kebutuhan. Harapan dalam pemenuhan kebutuhan mengharap lebih dalam hal kualitas, pembaruan, dan harga. Oleh karena itu skiil inovatif dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus mempertahankan konsumen sebagai pelanggan.

4. Dengan pasar dan tekhnologi yang berubah secara cepat, ide yang bagus dapat semakin mudah ditiru,dan ini membutuhkan metode penggunaan produk, proses yang baru dan lebih baik, dan layanan yang lebih cepat secara kontinyu.

5. Inovasi bisa menghasilkan pertumbuhan lebih cepat, meningkatkan segmen pasar, dan menciptakan posisi korporat yang lebih baik


(5)

Untuk lebih jelasnya, proses kwirausahaan, inovasi dan kinerja dapat dilihat pada gambar 2.1.

Sumber : Keeh, et.al (2007)

Gambar 2.1. Proses Entrepreneurial, Inovasi dan Kerja Bisnis

Dari beberapa pendapat di atas, maka peulis dapat menyimpulkan bahwa inovasi adalah cara baru untuk melakukan suatu hal menuju ke perubahan yang lebih baik guna memenuhi kebutuhan konsumen.

1.3 Kreativitas

Munroe dalam buku Carmin Gallo (2009:xiii) menyatakan bahwa kreativitas membutuhkan usaha, inovasi bukanlah sesuatu yang dilakukan sekali kemudian duduk dan bersantai, inovasi merupakan komitmen untuk melakukan perbaikan terus-menerus yang dimiliki setiap orang. Menurut Thomas, dkk. (2008:57) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan

Kapasitas untuk berinovasi

Kapasitas untuk berencana kedepan

Kemauan mengambil resiko

Keinginan untuk tumbuh (sales/pendapatan, lapangan kerja) Inovasi

(produk/layanan)

Aksi Entrepreneurial Kinerja bisnis (sales/pendapatan, lapangan kerja


(6)

menurut (Ernani H, 2011:10) Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru.

Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi juga bagi bisnis dan kegiatannya pada umumnya. Di dalam perusahaan yang inovasinya berkembang dengan baik, berarti fungsi penyerapan kreatif maupun nilai (komersial) berjalan dengan penuh semangat. Manajemen yang sukses memerlukan keseimbangna kreativitas dan proses komersialisasi, Dvila, Tony dll. (2006:105-106).

Dari beberapa pendapat di atas, penulis atau peneliti dapat menyimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide-ide baru, yang menujang perusahaan untuk melakukan inovasi dalam rangka menghasilkan produk yang benar-benar inovatif.

1.4 Inovasi produk

Setiap orang akan memuaskan kebutuhnnya dengan mengkonsumsi produk tertentu. Kotler, (2002 : 13) mendefinisikan produk adalah tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan. produk adalah segala sesuatu baik dalam bentuk barang maupun jasa yang dapat ditawarkan produsen kepada konsumen guna tercapainya pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Dan konsumen akan membayar produk tersebut demi terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan.


(7)

Perusahaan kecil biasanya memperlakukan pengembangan produk baru sebagai sebuah perlombaan, tetep berkopetensi dalam bisnis menuntut pengembangan produk yang inovatif dan membawa produk tersebut pada pasar lebih cepat daripada persaingan yang ada. Tantangan ini disulitkan oleh daur hidup yang singkat. Perusahaan kecil harus menciptakan suatu budaya yang inovatif untuk tetap bertahan. Justin G dkk. (2001:354).

Inovasi melibatkan produk baru dan karateristik baru dari poduk lama. Prosesnya dapat membuat sebuah produk berubah secara incrumental (modifikasi produk yang telah ada) atau radical. Inovasi produk menurut Crawford & De Benedetto (2000 : 9) dalam penelitian Dian Novita Dewi (2010) adalah inovasi yang digunakan dalam keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produk baru diciptakan dan dipasarkan, termasuk inovasi di segala proses fungsional kegunaannya.

Hurley and Hult (1998) dalam Kusumo (2006 : 22) penelitian Dian Novita Dewi (2010) mendefinisikan inovasi sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan memuaskan pelanggan.

Zakon, 1909 dalam buku Lena Eliantta (2009 : 4) inovasi produk harus bisa menciptakan keunggulan kompetetif yang berkelanjutan dalam perubahan lingkungan yang cepat dan menuju pasar global. Keberhasilan inovasi produk membutuhkan kesesuaian antara proses dan lingkungan yang mendukung. Inovasi


(8)

produk baru merupakan cara terpenting bagi perusahaan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan mencapai keunggulan kompetetif. Gaynor, (1996) dalam buku Lena eliantta (2009:4).

Jenis inovasi produk dapat mempengaruhi strategi inovasi yang digunakan oleh suatu perusahaan, penelitian Anne Gracia (2003) dalam skripsi Oscar (2009:20) menyebutkan ada 9 jenis inovasi yang sering digunakan :

1. Inovasi yang menciptakan sektor

Jenis inovasi ini mencoba untuk membuka pasar baru, produk yang dihasilkan benar-benar baru.

2. Inovasi yang memperluas pelaksana

Menciptakan inovasi yang baru dari produk-produk yang telah ada guna mengurangi kebutuhan finansial perusahaan.

3. Reorganisasi perusahaan

Reorganisasi tekhnologi memasukkan tambah-tambahan atau materi dari pengembangan industri untuk menghasilkan suatu produk baru.

4. Inovasi Merek

Pembuatan merek merupakan inovasi yang paling potensial. Pembuatan merek membentuk kecenderungan untuk membeli prduk tertentu terlepas dari kinerja perusahaan.

5. Inovasi proses


(9)

6. Inovasi desain

Jenis inovasi yang melakukan perubahan keinginan konsumen yang akan meningkatkan kelangsungan produk di psasran.

7. Reformulasi

Reformulasi melibatkan perbahan dalam struktur produk yang berjalan tanpa perubahan komponennya, tujuannya adalah perbaikan kualitas akhir. 8. Inovasi layanan

Perbaikan kualitas layanan menjadi bagian penting dari adanya daya saing. 9. Perubahan dalam pengemasan

Perubahan dalam pengemasan dapat membuka pangsa pasar yang baru dengan merubah jumlah produk yang dibeli atau yang digunakan suatu periode tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa inovasi produk adalah usaha yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan produk baru, dengan tujuan menyesuaikan selera pasar demi meningkatkan penjualan.

1.4.1 Faktor Penentu Kesuksesan Strategi Inovasi Produk

Beberapa faktor penting perlu dipertimbangkan untuk merumuskan strategi inovasi produk yang dilakukan suatu perusahaan. Lengnick-Hall (1992) dalam buku Lena Ellintan (2009:42-43).

1. kompetensi manajerial, kopetensi ini sangat perlu dilakukan dalam mengelola operasi perusahaan secara keseluruhan terutama dalam melakukan inovasi produk.inovasi produk akan berhasil jika proses tersebut direncanakan dan


(10)

diimplementasikan dengan baik, yaitu melalui beberapa tahap perencanaan seperti penelitian, pengembangan, rekayasa, manufacturing, dan pengenalan pasar (Gilbert, 1994).

2. komitmen kepemimpinan perusahaan dan partisipasi aktif karyawan. implementasi strategi inovasi menurut figur kepemimpinan yang komunikatif, memiliki dedikasi tinggi, dan komitmen tinggi terhadap perkembangan perusahaan. (layer et al, 2006) dalam agar karyawan bisa berpartisipasi aktif dalam proses produksi yang menghasilkan produk inovatif, pimpinan perusahaan perlu mendistribusikan informasi yang berkaitan dengan proses produksi pada karyawan-karyawan yang terlibat.

3. Kompetensi SDM. SDM bertanggung jawab dalam mengoprasikan strategi inovasi sehingga dibutuhkan SDM yang tangguh, handal dan kompeten. (Zhou, 2006)

4. Kepemilikan fasilitas R&D. Fasilitas R&D diperlukan untuk melakukan pengkajian secara terus-menerus dan mendalam apakah proses produksi yang menghasilakan produk kompetetif dan inovatif dalam mengikuti dinamika tuntutan konsumen. (Gobeli & Brown, 1993).

5. Jaringan sistem informasi. Pelayanan yang baik melalui penciptaan produk dengan kualitas tinggi dan inovatif, waktu tunggu yang pendek, dan harga yang kompetetif menjadi kunci keunggulan kompetetif perusahaan dalam era berbasis pelayanan (service-driven economy) saat ini. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sistem informasi yang mampu mengidentifikasi secara


(11)

tepat profil konsumen perusahaan baik untuk cakupan pasar bukan hanya pasar lokal maupun global (Drejer, 2002).

6. Timing inovasi, Pemilihan waktu yang tepat untuk memasuki pasar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan inovasi produk baru (Lilien dan Yoon,1990).

1.5 Type inovasi

Tidak semua inovasi diciptakan dengan cara yang sama, masing-masing tidak mengandung resiko atau memberikan penghargaan serupa, tipe generik inovasi meliputi (Davila, Dkk, 2006 :45-46) :

1) Incremental inovation

2) Radical inovation 2.5.1 Incemental innovations

Incemental innovations hanya membawa sedikit peningkatan pada produk dan proses bisnis yang sudah ada, inovasi ini bisa dianggap sebagai latihan menyelesaikan masalah dengan sasaran yang jelas, namun yang perlu dipikirkan adalah cara menuju sasaran itu, Davila, Dkk. (2006:46). Sedangkan menurut Gilbert (2003) dalam buku Lena Ellinta (2009:38), Incremental innovation yaitu perluasan lini produk atau penambahan modifikasi dari produk yang telah ada.

Tipe inovasi ini hanya melibatkan atau mengambil sebuah langkah kecil dalam proses inovasinya. Inovasi tidak harus menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru, melainkan juga dapat menambahkan fungi tambah pada suatu produk tanpa harus merubah bentuk produk menjadi benar-benar baru. Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa incremental innovation


(12)

adalah pendekatan inovasi yang dilakukan perusahaan dengan menambah dan memperbaiki produk atau manajemen pada perusahaan agar lebih menarik dan memiliki nilai tambah.

2.5.2 Radical innovations

Radical inovation menghasilkan produk barang dan jasa baru yang disampaikan sepenuhnya dengan cara-cara baru. Hal ini dianggap sebagai latihan dalam penyelidikan mungkin mengandung sesuatu yang relevan dalam arah tertentu (Davila, Dkk, 2006 : 46). Radical innovation merubah hampir keseluruhan suatu produk, proses maupaun organisasi.

Radical innovation merupakan pengembangan lini produk baru berdasarkan ide atau tekhnologi baru atau reduksi biaya yang substansial yang

mentarnsformasikan “ econmic of a bussiness “ dan memerlukan kompetensi eksploitasi. Kegiatan mengeksploitasi berhubungan dengan kegiatan memperbaiki atau memperluas produk dan proses yang sudah ada, kegiatan ini berbeda dengan eksplorasi yang mencakup sesuatu yang pada dasarnya baru, termasuk produk, proses yang baru atau kombinasi dari keduannya. Radical innovation bersifat radikal, memiliki daya cipta, dan memiliki karateristik umum, Lena, Lina (2009:38). Radical innovation adalah mengambil sebuah langkah yang besar, menciptakan solusi atau jalan keluar yang berbeda, merubah hampir keseluruhan suatu produk, proses atau organisasi.

Dari beberapa pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa radical innovation adalah inovasi dengan merubah atau menciptakan sesuatu yang baru baik produk maupun tekhnologi pada sebuah perusahaan.


(13)

2.6 Pisang

Buah pisang merupakan merupakan buah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, dapat dikonsumsi kapan saja dan pada segala tingkatan usia. Di daerah sentra buah pisang, ketersediaan buah pisang seringkali dalam jumlah banyak dan keragaman variates yang luas sehingga dapat membantu kerawanan pangan. Pisang digunakan sebagai alternatif makanan pokok, karena mengandung karbonhidrat yang cukup tinggi, sehingga dapat menggantikan konsumsi beras dan terigu.

Karbonhidrat buah pisang merupakan karbonhidrat karbonhidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat, dibandingkan dengan gula pasir, sirup, karbonhidrat pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat, tetapi lebih cepat dari nasi, biskuit dan sejenis roti, Sulusi Prabawati dkk. (2008:1).

Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan energi yang cukup tinggi dibandingkan dengan buah lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, besi, fosfor dan kalsium, dan juga mengandung vitamin B, B6 dan C serta sorotonin yang aktif sebagai


(14)

Tabel 2.1. Kandungan Unsur Gizi dan Kalori Buah Pisang (dalam 100 g bahan)

No jenis zat gizi

jenis pisang ambo n Angle ng ma s lampun

g raja susu

raja nangk

a

1 kalori (kal) 110 75

10

3 110 133 131 163

2 air (g) 72 80,5 64 72,8 66 67 59

3 protein (g) 1,2 1,3 1,4 1,3 1,2 1,2 2

4 lemak (g) 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

5

karbonhidrat

(g) 25,8 17

23,

8 25,7 31,6 31,1 38,8

6 mineral (g) 0,8 1 0,6 0,8 1 0,5 0,5

7 kalsium (mg) 8 10 7 10 10 7 10

8 Fosfor (mg) 28 26 25 19 22 29 28

9 Zat Besi (mg) 0,5 0,6 0,8 0,9 0,8 0,3 0,9

10

Vitamin B1

(mcg) 44 23 24 185 285 67 34

11

Vitamin B2

(mg) 0,08 0,08

0,0

9 0 0,06 0 0,5

12 vitamin C (mg) 3 6 2 4 10 4 3

Sumber : Daftar Analisis Bahan Makanan, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta (1992).

2.6.1 Pisang Raja Nangka

Warna kulit buah pisang Raja Nangka saat matang tetap hijau dengan rasa buahnya asam manis. Berat pertandan antara 11-14 kg terdiri dari 6-8 sisir, dan setiap sisir terdiri dari 14-24 buah. Panjang buah 24-28 cm dengan diameter 3,5-4 cm. Pisang Nangka digunakan pisang olahan. Buah Pisang Nangka cocok diolah menjadi Kripik, buah dalam sirup dan tepung serta olahan sehari-hari seperti pisang goreng dan kolak pisang.

2.7 Pisang Aroma

Pisaang aroma merupakan produk yang terbuat dari bahan utama tepung terigu dan pisang. Diformulasikan dengan bahan gula, garam, pati, vanili, serta


(15)

BTM. Menghasilkan produk bagian luar dengan rasa manis dan renyah serta aroma harum yang digunakan untuk membungkus buah pisang, dengan bahan dasar terigu, garam, vanili, dan air, isinya menggunakan buah pisang dan gula. Proses produksinya meiputi :

A. Pisang 1. Sortasi

Bahan baku proses pembuatan Pisang Aroma adalah pisang Pisang Raja Nangka.

Kelebihan pisang ini di banding yang lainnya adalah :

 Teksturnya agak keras, sehingga tidak mudah penyek

 Ukurannya lebih besar dan panjang, sehingga sesuai dengan ukuran kulit pisang aroma.

 Lebih mudah dibelah, serta matangnya pas dan cepat.

 Dan mudah di dapatkan. 2. Pengupasan

Pengupasan pisang dilakukan secara hati-hati untuk menghindari patahnya pisang. Pengupasan yang baik dilakukan dengan cara memotong ujung pisang pada lirang terlebih dahulu. Setelah itu, ujung yang lain dipotong namun disisakan sedikit untuk bisa ditarik keujung yang lain, maka pisang akan mudah dikeluarkan dari kulitnya.

3. Pembelahan

Satu buah pisang yang baik biasanya menghasilkan 16 belahan pisang. Mulanya pisang terlebih dahulu disisir menjadi 4 buah, dan tiap buahnya dibelah


(16)

menjadi 4, pembelahan juga mengikuti lengkungan pisang, agar tidak banyak pisang yang terbuang. Bila terlalu kecil pisangnya, pembelahan disesuaikan. B. Kulit

1. Adonan

Pembuatan adonan untuk kulit terbuat dari tepung terigu, garam dan vanili. Pada pembuatan adonan ini, tidak boleh terlalu encer ataupun terlalu kental. Adonan harus tetap bila dipantulkan ke udara dan dapat di tarik ulur.

2. Dikerakkan

Adonan lalu dikerakkan atau dengan kata lain dibuat kulit. Dengan 5 buah panci pada suhu 50-600 C dengan jarak 2cm dari sumber api, adonan dituangkan lalu akan menjadi kulit. Kulit ini yang selanjutnya akan digulung dengan bahan lainya.

C. Gula Pasir

Gula pasir digunakan untuk memberikan tambahan rasa manis pada pisang aroma. Selain itu gula pasir dicampur vanili untuk menimbulkan aroma wangi, dengan komposisi setiap 1kg gula diberi 1 sachet vanili. Gula yang sudah dicampur dengan vanili ditambahkan ketika proses penggulungan. D. Perekat

Terbuat dari tepung yang ditambahkan air hingga agak encer atau juga dapat menggunakan kulit yang cacat, ataupun sisa adonan untuk kulit.


(17)

E. Penggulungan

Pada dasarnya, penggulungan dibagi menjadi 2 macam: 1. Untuk rajangan, penggulungan dilakukan secara erat 2. Untuk potongan 2, penggulungan dilakukan secara kendor

Pertama-tama dari tumpukan kulit, diambil satu buah, dan diletakkan dimeja. Lalu salah satu ujungnya dilipat kira-kira seperempatnya. Setelah itu diberi potongan pisang 1 buah, lalu disampingnya dibubuhi atau ditaburi satu sendok gula. Kemudian diujung yang tersisa, diberi lem yang terbuat dari gula dan terigu kemudian digulung.

F. Pemotongan

Pemotongan dilakukan berdasar pada jenis pisang aroma yang akan dibuat. Bila untuk rajangan, setiap 1 lonjong gulungan dipotong menjadi 6 buah bersama ujungnya. Sedangkan untuk potongan 2 terlebih dahulu kedua ujungnya dirapikan. Lalu dipotong menjadi 2 bagian.

G. Penggorengan

Pada penggorengan setiap satu sak membutuhkan kurang lebih 9 liter minyak goreng. Berdasarkan lamanya penggorengan, dibagi menjadi 2 yaitu 15 menit untuk potongan 2 dan 30 menit untuk rajangan. Pada proses ini juga

ditambahkan perasa Red Bell rasa “Pisang Ambon”. Demi cita rasa yang khas, penggorengan dilakukan secara tradisional yaitu pada tungku yang terbuat dari tanah liat setinggi 75 cm dengan bahan bakar kayu.


(18)

H. Centrifuse

Penirisan dilakukan dengan menggunakan centrifuse selama kurang lebih 1-2 menit. Pada tahap ini mempengaruhi keawetan pisang aroma. Bila penirisan dilakukan terlalu sebentar maka menyebabkan minyak yang terkandung dalam produk masih banyak sehingga produk akan cepat tengik. I. Storage

Sebelum produk dikemas, terlebih dahulu dilakukan penyimpanan untuk menghindari defect temperature karena keadaan produk yang belum sepenuhnya dingin. Penyimpanan ini dilakukan selama 1 hari sebelum dikemas. Selain itu, penyimpanan juga berfungsi untuk menambah tingkat kerenyahan produk.

J. Packaging

Dilakukan menggunakan plastik kemas berbagai macam gramature diantaranya 200 gr, 250 gr, 350 gr, 450 gr, 500gr, 1 kg dan 4 kg. Selain itu pengemasan juga dilakukan dengan box berbentuk tas oleh-oleh. Setelah produk dikemas kemudian di sealer, baru di pita agar produk lebih menarik.

Pada pengemasan juga di tambahkan label-label khusus, seperti expired date, stiker nama agen yang akan dikirim atau stiker sesuai permintaan agen. Untuk produk yang dikemas dalam bentuk bal (4kg), pengemasannya dengan cara diikat menggunakan pita dan diberi label produsen.

Sumber: file:///E:/PRODUCT/Afiv%20Lavazza%20%20PISANG%2AROMA.htm. 2.7.1 Pisang Aroma Mahkota


(19)

dari pusat kota Temanggung, di RT 01 RW 04 Kelurahan Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, merupakan usaha binaan dari Dinas Perindustrian & Perdagangan, Pertanian, Koperasi & UPK (PNPM. MD Kecamatan Kandangan).

Industri rumahan yang dikelola ibu Endang selaku pemilik, awal berdirinya dengan 26 karyawan. Sebagian karyawan adalah perempuan dari penduduk sekitar, semuanya berasal dari rumah tangga miskin yang sebelumnya hanya bekerja sebagai buruh kopi. Aktivitas memetik kopi hanya berlangsung satu tahun sekali, oleh karena itu pemiik merekrut mereka untuk bergabung agar memiliki pekerjaan tetap setiap harinya. Sekarang karyawan tetapnya berjumlah 30 orang. Usaha pisang aroma Mahkota berkembang semakin pesat, dalam satu hari mampu memproduksi 1,6 kwintal pisang aroma. Dengan bahan baku tepung terigu 1 kwintal dan pisang raja nangka 150 lirang/sisir.

Disamping pemasaran secara lokal di Temanggung, pisang aroma Mahkota ini juga telah mencapai pasar luar daerah seperti Purworejo, Yogyakarta, Salatiga, Magelang dan Kudus. Bahkan saat ini sudah mampu menjangkau wilayah Bali. Untuk menjamin para pelanggan tentang keaslian produksi pisang aroma Mahkota, kini telah memiliki label “halal”. Pisang Aroma Mahkota merupakan makanan khas Kabupaten Temanggung dibuat dari bahan dasar Pisang Raja Nangka dipadukan dengan berbagai bahan pilihan lain seperti terigu, gula, vanilly, dan lain- lain yang tentunya diolah secara higienis.

Pangsa pasar Pisang Aroma Mahkota saat ini telah mencapai hampir di seluruh pulau Jawa dengan kapasitas produksi ±2000Kg – 5000 kg per bulan dan


(20)

omset per tahun Rp. 280.000.000,-. Ide membuat pisang aroma diperoleh pemilik yang juga merupakan ketua kelompok tani di desanya saat ada salah satu anggota memperkenalkan makanan basah berbahan pisang berbalut tepung terigu. Dari pengalaman tersebut pemilik berinovasi untuk membuat makanan serupa namun dengan tekstur yang lebih ringan dan tahan lama untuk disimpan berbulan-bulan. Kadaluarsa pisang aroma mampu bertahan hingga lima bulan.

Sumber : Pisang Aroma Mahkota

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian Oscar Nugroho (2009) inovasi pada usaha mikro kecil dan menengah batik lawean solo, dengan hasil penelitian inovasi yang dilakukan berfokus kepada produk dan tipe inovasinya adalah incremental innovation. Sumber dari inovasi unit usaha Kampung Batik Lawean adalah skill of manager and employes dan dampak yang paling dirasakan setelah adanya inovasi adalah peningkatan kualitas sedangkan hambatan yang paling menghambat adalah hambatan praktis. Untuk mengatasi hal tersebut, unit usaha melakukan inovasi untuk meningkatan tingkat penjualan atau omset dan peningkatan pada tingkat keuntungan.

Pentingnya inovasi pada kewirausahaan ditunjukkan oleh Penelitian Ernani Hadiyati (2011) bahwa Kreativitas dan Inovasi berpengaruh terhadap kewirausahaan usaha kecil. Hasil penelitian kreativitas berpengaruh secara parsial

terhadap variabel kewirausahaan. Inovasi yang meliputi menganalisi peluang, apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang, sederhana dan terarah dimulai dari yang kecil, berpengaruh secara parsial terhadap variabel kewirausahaan.


(21)

Kreativitas dan inovasi berpengaruh secara simultan terhadap kewirausahaan dengan variabel inovasi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kewirausahaan.

Baik perusahaan besar maupun kecil sama-sama memiliki konsep yang sama dalam melakukan inovasi yaitu sama-sama melakukan inovasi untuk produknya, seperti inovasi pada Es Krim Susu Kambing Etawa-Ubi Ungu yang dilakukan oleh M. Ferichani; Darsono dan Supanggyo, Fakultas pertanian UNS. Inovasi meliputi kualitas inside dan outside. Inside meliputi kandungan nutrisi yang ada pada produk, outside meliputi kemasan atau tampilan produk. Dari inovasi tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan responden terhadap produk Es Krim Susu Kambing Etawa Ubi Ungu tergolong tinggi.

2.9Kerangka Berfikir

Pisang aroma Mahkota melakukan inovasi pada produknya untuk meningkatkan penjualan produk. Peneliti ingin menggambarkan bagaimana inovasi produk yang ada di pisang aroma Mahkota dan peneliti akan mengklasifikasikan bahwa inovasi yang dilakukan menggunakan pendekatan type


(22)

2.9.1 Skema Kerangka Berfikir

Gambar 2.2 skema kerangka berfikir

Keterangan :

Inovasi produk pisang aroma Mahkota telah melakukan inovasi pada produknya dengan mengubah bentuk dan model tampilan. Kemudian akan dideskripsikan prospek perkembangannya setelah adanya inovasi pada produknya. Dan dapat disimpulkan inovasi yang dilakukan berdasarkan pendekatan type incremental innovation atau radical innovation.

Pisang Aroma

inovasi produk

Inovasi incrumental

Inovasi radikal pendekatan

bentuk Model

Deskripsi prospek perkembangan produk setelah


(1)

E. Penggulungan

Pada dasarnya, penggulungan dibagi menjadi 2 macam: 1. Untuk rajangan, penggulungan dilakukan secara erat 2. Untuk potongan 2, penggulungan dilakukan secara kendor

Pertama-tama dari tumpukan kulit, diambil satu buah, dan diletakkan dimeja. Lalu salah satu ujungnya dilipat kira-kira seperempatnya. Setelah itu diberi potongan pisang 1 buah, lalu disampingnya dibubuhi atau ditaburi satu sendok gula. Kemudian diujung yang tersisa, diberi lem yang terbuat dari gula dan terigu kemudian digulung.

F. Pemotongan

Pemotongan dilakukan berdasar pada jenis pisang aroma yang akan dibuat. Bila untuk rajangan, setiap 1 lonjong gulungan dipotong menjadi 6 buah bersama ujungnya. Sedangkan untuk potongan 2 terlebih dahulu kedua ujungnya dirapikan. Lalu dipotong menjadi 2 bagian.

G. Penggorengan

Pada penggorengan setiap satu sak membutuhkan kurang lebih 9 liter minyak goreng. Berdasarkan lamanya penggorengan, dibagi menjadi 2 yaitu 15 menit untuk potongan 2 dan 30 menit untuk rajangan. Pada proses ini juga ditambahkan perasa Red Bell rasa “Pisang Ambon”. Demi cita rasa yang khas, penggorengan dilakukan secara tradisional yaitu pada tungku yang terbuat dari tanah liat setinggi 75 cm dengan bahan bakar kayu.


(2)

H. Centrifuse

Penirisan dilakukan dengan menggunakan centrifuse selama kurang lebih 1-2 menit. Pada tahap ini mempengaruhi keawetan pisang aroma. Bila penirisan dilakukan terlalu sebentar maka menyebabkan minyak yang terkandung dalam produk masih banyak sehingga produk akan cepat tengik. I. Storage

Sebelum produk dikemas, terlebih dahulu dilakukan penyimpanan untuk menghindari defect temperature karena keadaan produk yang belum sepenuhnya dingin. Penyimpanan ini dilakukan selama 1 hari sebelum dikemas. Selain itu, penyimpanan juga berfungsi untuk menambah tingkat kerenyahan produk.

J. Packaging

Dilakukan menggunakan plastik kemas berbagai macam gramature diantaranya 200 gr, 250 gr, 350 gr, 450 gr, 500gr, 1 kg dan 4 kg. Selain itu pengemasan juga dilakukan dengan box berbentuk tas oleh-oleh. Setelah produk dikemas kemudian di sealer, baru di pita agar produk lebih menarik.

Pada pengemasan juga di tambahkan label-label khusus, seperti expired date, stiker nama agen yang akan dikirim atau stiker sesuai permintaan agen. Untuk produk yang dikemas dalam bentuk bal (4kg), pengemasannya dengan cara diikat menggunakan pita dan diberi label produsen.

Sumber: file:///E:/PRODUCT/Afiv%20Lavazza%20%20PISANG%2AROMA.htm. 2.7.1 Pisang Aroma Mahkota


(3)

dari pusat kota Temanggung, di RT 01 RW 04 Kelurahan Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, merupakan usaha binaan dari Dinas Perindustrian & Perdagangan, Pertanian, Koperasi & UPK (PNPM. MD Kecamatan Kandangan).

Industri rumahan yang dikelola ibu Endang selaku pemilik, awal berdirinya dengan 26 karyawan. Sebagian karyawan adalah perempuan dari penduduk sekitar, semuanya berasal dari rumah tangga miskin yang sebelumnya hanya bekerja sebagai buruh kopi. Aktivitas memetik kopi hanya berlangsung satu tahun sekali, oleh karena itu pemiik merekrut mereka untuk bergabung agar memiliki pekerjaan tetap setiap harinya. Sekarang karyawan tetapnya berjumlah 30 orang. Usaha pisang aroma Mahkota berkembang semakin pesat, dalam satu hari mampu memproduksi 1,6 kwintal pisang aroma. Dengan bahan baku tepung terigu 1 kwintal dan pisang raja nangka 150 lirang/sisir.

Disamping pemasaran secara lokal di Temanggung, pisang aroma Mahkota ini juga telah mencapai pasar luar daerah seperti Purworejo, Yogyakarta, Salatiga, Magelang dan Kudus. Bahkan saat ini sudah mampu menjangkau wilayah Bali. Untuk menjamin para pelanggan tentang keaslian produksi pisang aroma Mahkota, kini telah memiliki label “halal”. Pisang Aroma Mahkota merupakan makanan khas Kabupaten Temanggung dibuat dari bahan dasar Pisang Raja Nangka dipadukan dengan berbagai bahan pilihan lain seperti terigu, gula, vanilly, dan lain- lain yang tentunya diolah secara higienis.

Pangsa pasar Pisang Aroma Mahkota saat ini telah mencapai hampir di seluruh pulau Jawa dengan kapasitas produksi ±2000Kg – 5000 kg per bulan dan


(4)

omset per tahun Rp. 280.000.000,-. Ide membuat pisang aroma diperoleh pemilik yang juga merupakan ketua kelompok tani di desanya saat ada salah satu anggota memperkenalkan makanan basah berbahan pisang berbalut tepung terigu. Dari pengalaman tersebut pemilik berinovasi untuk membuat makanan serupa namun dengan tekstur yang lebih ringan dan tahan lama untuk disimpan berbulan-bulan. Kadaluarsa pisang aroma mampu bertahan hingga lima bulan.

Sumber : Pisang Aroma Mahkota 2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian Oscar Nugroho (2009) inovasi pada usaha mikro kecil dan menengah batik lawean solo, dengan hasil penelitian inovasi yang dilakukan berfokus kepada produk dan tipe inovasinya adalah incremental innovation. Sumber dari inovasi unit usaha Kampung Batik Lawean adalah skill of manager and employes dan dampak yang paling dirasakan setelah adanya inovasi adalah peningkatan kualitas sedangkan hambatan yang paling menghambat adalah hambatan praktis. Untuk mengatasi hal tersebut, unit usaha melakukan inovasi untuk meningkatan tingkat penjualan atau omset dan peningkatan pada tingkat keuntungan.

Pentingnya inovasi pada kewirausahaan ditunjukkan oleh Penelitian Ernani Hadiyati (2011) bahwa Kreativitas dan Inovasi berpengaruh terhadap kewirausahaan usaha kecil. Hasil penelitian kreativitas berpengaruh secara parsial terhadap variabel kewirausahaan. Inovasi yang meliputi menganalisi peluang, apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang, sederhana dan terarah dimulai dari yang kecil, berpengaruh secara parsial terhadap variabel kewirausahaan.


(5)

Kreativitas dan inovasi berpengaruh secara simultan terhadap kewirausahaan dengan variabel inovasi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kewirausahaan.

Baik perusahaan besar maupun kecil sama-sama memiliki konsep yang sama dalam melakukan inovasi yaitu sama-sama melakukan inovasi untuk produknya, seperti inovasi pada Es Krim Susu Kambing Etawa-Ubi Ungu yang dilakukan oleh M. Ferichani; Darsono dan Supanggyo, Fakultas pertanian UNS. Inovasi meliputi kualitas inside dan outside. Inside meliputi kandungan nutrisi yang ada pada produk, outside meliputi kemasan atau tampilan produk. Dari inovasi tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan responden terhadap produk Es Krim Susu Kambing Etawa Ubi Ungu tergolong tinggi.

2.9Kerangka Berfikir

Pisang aroma Mahkota melakukan inovasi pada produknya untuk meningkatkan penjualan produk. Peneliti ingin menggambarkan bagaimana inovasi produk yang ada di pisang aroma Mahkota dan peneliti akan mengklasifikasikan bahwa inovasi yang dilakukan menggunakan pendekatan type Incrumental inovation, atau Inovasi Radikal.


(6)

2.9.1 Skema Kerangka Berfikir

Gambar 2.2 skema kerangka berfikir

Keterangan :

Inovasi produk pisang aroma Mahkota telah melakukan inovasi pada produknya dengan mengubah bentuk dan model tampilan. Kemudian akan dideskripsikan prospek perkembangannya setelah adanya inovasi pada produknya. Dan dapat disimpulkan inovasi yang dilakukan berdasarkan pendekatan type incremental innovation atau radical innovation.

Pisang Aroma

inovasi

produk

Inovasi incrumental

Inovasi radikal pendekatan

bentuk Model

Deskripsi prospek perkembangan produk setelah


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Epidemiologi Penderita Hipertensi di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T1 462010002 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Epidemiologi Penderita Hipertensi di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T1 462010002 BAB II

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Epidemiologi Penderita Hipertensi di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T1 462010002 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Epidemiologi Penderita Hipertensi di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T1 462010002 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Epidemiologi Penderita Hipertensi di Dusun Gesing Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inovasi Produk Pisang Aroma Mahkota, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung T1 162009064 BAB I

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inovasi Produk Pisang Aroma Mahkota, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung T1 162009064 BAB IV

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inovasi Produk Pisang Aroma Mahkota, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung T1 162009064 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inovasi Produk Pisang Aroma Mahkota, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inovasi Produk Pisang Aroma Mahkota, di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung

0 0 20