26
Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat mengenai sahnya subrogasi sebagaimana yang diatur KUHPerdata
21
. Dalam kredit sindikasi yang langsung berhubungan subrogasi dengan
Penerima kredit adalah agent Bank dan bagi sahnya suatu subrogasi tidak perlu pergantian Kreditur diberitahukan kepada Debitur. Maka,agent Bank harus
melaporkan terjadinya pergantian kredit bukan saja kepada para anggota sindikasi yang lain, tetapi juga kepada Debitur, kecuali apabila dalam perjanjian kredit
sindikasi diperjanjikan secara tegas bahwa terjadi pergantian kredit sebagai akibat loan sale tidak wajib dilaporkan oleh agent Bank kepada para peserta sindikasi
dan Penerima kredit atau Debitur. Dengan demikian, yang dapat dipastikan hanyalah bahwa denga cara ini, sahnya aset Kreditur yang berupa kredit sindikasi
itu tidak perlu mendapat persetujuan atau diberitahukan kepada Debitur
22
, sepanjang telah diperjanjikan secara tegas sebelumnya oleh pihak-pihak terkait.
2.1.3. Peralihan Piutang Melalui Novasi
Novasi adalah institusi pembaharuan utang yang terjadi karena diperjanjikan. Menurut Pasal 1413 KUHPerdata, ada 3 tiga macam cara untuk
melakukan novasi. Adapun cara-cara tersebut adalah: Pertama, apabila seorang Debitur membuat suatu perjanjian utang baru
untuk kepentingan kredit semula, sehingga pergantian dari perjanjian utang yang lama menjadi hapus karena dibuatnya perjanjian yang baru itu.Dengan demikian
21
Lihat, Pasal 1401 sampai dengan Pasal 1403 KUHPerdata.
22
Sjah deini Remy Sutan, Kredit Sindikasi Proses Pembentukan dan Aspek Hukum, Midas Surya Grafindo, Jakarta, 1997, hlm. 92-94.
27
yang terjadi, bukan semata-mata perubahan ketentuan-ketentuan dan syarat- syarat perjanjian utang yang bersangkutan, tetapi yang terjadi adalah dibuatnya
suatu perjanjian baru dengan tidak terjadi pergantian Debitur maupun Kreditur.Menurut pendapat Penulis, hal ini tidak ada kaitannya dengan pengalihan
piutang.Novasi ini disebut novasi obyektif, oleh karena yang digantikan dengan perjanjian baru itu hanyalah objek dari perjanjian semula, tanpa pergantian
subyek-subyeknya.Skripsi ini lebih menekankan kepada peralihan piutang dimana ada pergantian pihak the party to contract.
Kedua, apabila seorang Debitur baru ditunjuk untuk menggantikan Debitur lama yang oleh Kreditur dibebaskan dari perikatannya.Dalam hal ini tidak disebut
suatu perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama, tetapi yang terjadi adalah digantikannya Debitur lama oleh seorang Debitur baru.Novasi jenis ini
disebut novasi subyektif pasif.Disebut demikian karena yang digantikan adalah pihak Debitur yang menjadi subyek dari perjanjian itu. Menurut Pasal 1416
KUHPerdata
23
, novasi dengan penunjukan Debitur baru untuk menggantikan Debitur lama dapat dijalankan tanpa bantuan dengan kata lain tanpa
sepengetahuan Debitur yang pertama. Menurut pendapat Penulis, penempatan kata-kata di dalam kurung di atas, kurang pada tempatnya, sebab hal itu dapat
menimbulkan kesan bahwa seolah-olah hukum menganjurkan supaya dalam novasi subyektif pasif, surat pembaharuan utang dengan penunjukan seorang
berutang baru untuk mengganti seorang yamng berutang lama tidak perlu diberitahukan atau atas persetujuan Debitur lama. Sebab, menurut Penulis, pada
23
Pasal 1416 KUHPerdata.
28
prinsipnya setiap pembaharuan utang seperti itu haruslah diketahui oleh Debitur yang lama.Tidak realistis apabila hal tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan
Debitur lama yang digantikan oleh Debitur baru. Sekali lagi, dari studi kepustakaan di atas terkesan bahwa novasi subyektif
pasif terjadi tanpa persetujuan Debitur. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1417 KUHPerdata, pemindahan yang dilakukan oleh seorang Debitur yang memberikan
kepada Kreditur seorang Debitur yang baru, yang bersedia mengingatkan dirinya kepada Kreditur, tidak dengan sendirinya membebaskan suatu novasi, apabila
Kreditur tidak secara tegas menyatakan bahwa ia bersedia membebaskan Debitur lama dan perikatannya. Dengan kata lain, novasi subyektif pasif hanya dapat
terjadi apabila disetujui oleh Kreditur. Ketiga, apabila sebagai akibat adanya suatu perjanjian yang baru, seorang
Kreditur baru ditunjuk untuk menggantikan Kreditur lama dalam hubungannya dengan seorang Debitur yang dibebaskan dari perikatannya dengan Kreditur lama
tersebut, juga dalam hal ini tidak dibuatnya suatu perjanjian baru yang menggantikan perjanjian yang lama, tetapi yang terjadi hanyalah digantikan
Kreditur lama oleh seorang Kreditur baru. Novasi jenis ini disebut novasi subyek aktif.Disebut demikian, karena yang digantikan adalah Kreditur yang menjadi
subyek dalam perjanjian itu. Penjualan partisipasi dalam sindikasi kredit misalnya, bertujuan
mengalihkan piutang atau partisipasi dari seorang lender atau Kreditur kepada pihak lain, yang akan menggantikan kedudukan selaku Kreditur baru.
29
Apabila yang ingin digunakan untuk melakukan penjualan atau pengalihan partisipasi itu adalah lembaga novasi, maka jenis novasi yang dapat ditempuh
adalah novasi subyektif aktif.Sehubungan dengan itu perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan dalam KUHPerdata mengenai syarat-syarat yang harus
dipenuhi agar suatu novasi subyektif aktif sah. Adapun persyaratan dimaksudkan adalah, pembaharuan utang tidak
dipersangkakan tetapi harus dengan tegas terlihat dari perbuatan para pihak yang menghendaki terjadinya novasi
24
.Untuk menghindari ketidakpastian pembaharuan utang itu dilakukan dengan membuat suatu perjanjian tertulis.Dengan Kreditur
lama menunjuk pihak ketiga untuk menggantikan kedudukannya, tidak dengan sendirinya menerbitkan suatu novasi
25
.Hipotek-hipotek yang diikat pada utang lama, tidak berpindah menjadi utang baru.
Novasi subyektif pada hakekatnya adalah perundingan segitiga, yang menghasilkan suatu persetujuan untuk menggantikan Kreditur lama dengan
seorang Kreditur baru atau menggantikan Debitur lama dengan seorang Debitur baru
26
.Menurut pendapat Penulis, pandangan di dalam kepustakaan sebagaimana dikemukakan di atas tersebut memberi isyarat bahwa dalam suatu perundingan
maka tidak mungkin tertinggal unsur diketahuinya peralihan tersebut oleh para pihak yang berunding. Hal ini berarti bahwa dalam novasi pun penting bagi
hukum bahwa si Debitur mengetahui pembaharuan utang-utangnya. Dengan kata
24
Pasal 1415 KUHPerdata.
25
Lihat juga Pasal 1420 Ayat 2 KUHPerdata.
26
Subekti, Hukum Perjanjian, Bandung: PT. Indomasa; 1987, hlm. 70-71.
30
lain, tidaklah mungkin terjadi pergantian Kreditur lama oleh Kreditur baru tanpa diketahui oleh Debitur.
Berkaitan dengan itu, apabila akan dilakukan penjualan partisipasi dalam sindikasi kredit oleh salah seorang Lender atau Kreditur kepada pihak-pihak lain
untuk menggantikan kedudukannya, maka penjualan itu diketahui oleh Debitur. Pada novasi bukan saja penjualan itu harus diketahui oleh Debitur tetapi juga
terjadinya penjualan itu harus disetujui oleh Debitur.
2.2. Peralihan Piutang dan Hak Debitur Di Inggris