Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dalam teorinya, Parsons menggunakan status-peran sebagai unit dasar dari suatu sistem. Status, mengacu pada posisi struktural di dalam sistem
sosial. Sementara peran adalah apa yang dilakukan actor dalam posisinya itu, dilihat dalam konteks signifikasi fungsionalnya untuk sistem yang lebih luas.
Actor tidak dilihat dari sudut pikiran dan tindakan, tetapi dilihat tidak lebih dari sebuah kumpulan beberapa status dan peran sekurang-kurangnya dilihat
dari sudut posisi di dalam sistem sosial.
19
Dalam menganalisis sistem sosial ini, Parsons sama sekali tidak mengabaikan masalah hubungan antara actor dan struktur sosial. Ia
menganggap integrasi pola nilai dan kecenderungan kebutuhan sebagai dalil dinamis fundamental sosiologi. Menurutnya, persyaratan kunci bagi
terpeliharanya integrasi pola nilai di dalam sistem adalah proses internalisasi dan sosialisasi. Parsons tertarik pada cara mengalihkan norma dan nilai sistem
sosial kepada actor di dalam sistem sosial itu. Dalam proses sosialisasi yang berhasil, norma dan nilai itu diinternalisasikan. Artinya, norma dan nilai itu
menjadi bagian dari “kesadaran” actor. Akibatnya, dalam mengejar
kepentingan mereka sendiri itu, actor sebenarnya mengabdi pada kepentingan sistem sebagai satu kesatuan.
20
Seperti dinyatakan Parsons, “Kombinasi pola orientasi nilai yang diperoleh oleh actor dalam sosialisasi, pada tingkat yang
19
Talcott Parsons, Societies New Jersey: Engliwood Cliffs, 1966, 11; George Ritzer dan Douglas Goodman, Teori Sosiologi Modern, terj. Amandan Jakarta: Kencana, 2003,
124.
20
George Ritzer dan Douglas Goodman, Teori Sosiologi Modern, terj. Amandan Jakarta: Kencana, 2003, 125.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sangat penting harus menjadi fungsi dan struktur peran fundamental dan nilai dominan sistem sosial.”
21
Umumnya Parsons menganggap actor biasanya menjadi penerima pasif dalam proses sosialisasi. Anak-anak tidak hanya mempelajari cara
bertindak, tetapi juga mempelajari norma dan nilai masyarakat. Sosialisasi dikonseptualisasikan sebagai konsep konservatif, dimana disposisi-kebutuhan
yang sebagian besar dibentuk oleh masyarakat mengikatkan anak-anak kepada sistem sosial dan sosialisasi itu menyediakan alat untuk memuaskan
disposisi-kebutuhan tersebut. Parsons melihat sosialisasi sebagai pengalaman seumur hidup. Meski ada penyesuaian yang diakibatkan oleh sosialisasi
seumur hidup, namun tetap ada sejumlah besar perbedaan individual di dalam sistem.
22