6 seluruh penjuru Negara datang ke sana untuk mandi. Setelah mereka melepaskan
pakaian mereka, mereka membungkusnya dengan kain sutra yang biasanya tertera simbol keluarga, ini sebagai penanda supaya kain milik mereka tidak tercampur
dengan orang lain. Selain digunakan pada saat ingin pergi mandi, furoshiki juga dipakai pada
saat itu untuk membungkus baju upacara pendeta terkenal dan juga dipakai untuk membungkus peralatan istana yang berharga. Namun waktu itu belum dikatakan
Furoshiki melainkan tsutsumi membungkus membuntal. Kanji tsutsumi sendiri melambangkan perut ibu yang didalamnya terdapat bayi. Jadi tsutsumi bukan
sekedar membungkus, tapi juga melindungi benda yang ada didalamnya. Dan kain furoshiki pada waktu itu hanya digunakan untuk membungkus pakaian para
bangsawan saja, mereka menyebutnya hira-zutsumi
2.3 Jenis Kain, Ukuran dan Bentuk benda dalam Seni Furoshiki.
Kita tidak hanya dapat menjaga lingkungan dari pemanasan global atau globalwarming,
tapi kita juga dapat berkarya dengan indah. Furoshiki merupakan potongan kain berbentuk persegi yang digunakan untuk membungkus dan mirip
seperti karung. Sesungguhnya tidak ada ukuran yang diharuskan untuk penggunaan kain furoshiki, ukuran kain tergantung objek yang akan dibungkus.
Begitu juga dengan jenis kain yang digunakan, Furoshiki dapat dibuat dari kain sutra, katun, rayon, chiffon, dan banyak jenis kain lainnya, tapi kain yang
digunakan di Jepang biasanya terbuat dari bahan-bahan yang didaur ulang.
Universitas Sumatera Utara
7 Namun tidak terlepas dari apa yang akan dibungkus, jenis kain sangatlah
harus diperhatikan, karena jika barang atau objek yang dibungkus memiliki massa yang cukup berat, pilihlah kain yang memiliki serat kapas kuat dan tebal. Agar
ketika kita membawa furoshiki dalam perjalanan yang cukup lama, barang bawaan tidak rusak. Dan pilihlah kain-kain yang dapat disimpul dengan mudah. Jika
dalam penggunaan kain furoshiki kita ingin mengisyarakat isi kain, maka pilihlah kain yang tipis yang dapat mengikuti bentuk objek.
Syal-syal yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi pilihan kain furoshiki yang siap dipakai. Di Jepang kain furoshiki dapat dijumpai
di berbagai kedai kelontong. Mereka membuat dengan ukuran, model dan kisaran harga yang bervariasi. Furoshiki biasa didapatkan dari potongan-potongan kain
kimono dari toko-toko besar seperti Toko Mitsukoshi atau Toko Yamakataya, tapi mereka menjualnya kembali di toko kimono yang lebih kecil.
Kain Furoshiki berbentuk segi empat sama sisi dan terdapat 10 macam ukuran di Jepang. Mulai dari 50 cm x 50 cm, 95 cm x 95 cm, hingga 2 m lebih.
Bahannya terbuat dari jenis katun, silk, crepe. Harga Furoshiki yang berukuran 45
cm x 48 cm berkisar mulai dari 500 Yen ke atas, furoshiki yang berukuran 90 cm x 93 cm mulai dari 1500 Yen dan yang berukuran 105 cm x 108 cm seharga mulai
2000 Yen ke atas. Kisaran harga tergantung dari ukuran, bahan, model dan pabrik yang memproduksi barang.
Kain yang digunakan biasanya dicorakkan pewarna menggunakan teknik Shibori tye-dye namun materialnya bermacam macam termasuk sutera, nilon,
kapas dan rayon. Corak kain ada berbagai macam, seperti kain yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
8 umumnya bermotif burung bangau, motif Takara Zukushi motif gambar benda-
benda motif ikan koi, kipas, pohon cemara dan ombak yang dipercaya akan membawa berkah dan kebahagiaan bagi penggunanya.
Untuk membuat sebuah kain furoshiki kita harus menyesuaikan dengan benda apa yang hendak kita bungkus, misalnya untuk membungkus CD, buku,
sekotak coklat, botol sirup atau sekeranjang buah-buahan. Kain furoshiki Jepang biasanya memiliki corak tradisional Jepang.
Adapun beberapa tehnik dasar dalam Furoshiki yaitu:
1. Hirazutsumi adalah cara membungkus yang sederhana.
2. Otsukaizutsumi adalah cara yang paling sering dilakukan untuk
membungkus benda yang berbentuk kotak. 3.
Binzutsumi adalah membungkus botol panjang. 4.
Kakushizutsumi adalah modifikasi dari teknik Otsukaizutumi. 5.
Makizutsumi adalah cara membungkus benda yang berbentuk silinder. 6.
Hikkakezutsumi adalah cara membungkus benda yang berbentuk kotak dengan keindahan-keindahan simpul.
7. Suikaizutsumi adalah cara membungkus benda yang berbentuk bulat
seperti semangka atau melon.
Dalam seni furoshiki sendiri ada 2 jenis macam ikatan, yaitu :
2. Hitotsu musubi
Hitotsu yang artinya ‘satu’ disini menjelaskan bahwa hanya satu bagian kain yang dibutuhkan untuk mengikat. Caranya adalah
Universitas Sumatera Utara
9 - Ambil satu ujung dari kain.
- Pegang bagian bawah ujungnya dengan tangan kiri.
- Pegang ujung kain dengan tangan kanan.
- Putar ujung kain ke bawah, seperti membuat lingkaran.
- Dan masukkan ujungnya ke lingkaran.
2. Futatsu musubi
Futatsu yang artinya ‘dua’ menjelaskan bahwa, dalam ikatan ini menggunakan dua simpul kain. Setelah selesai memasukkan objek yang akan
dikemas ke dalam kain, ambil dua sisi kain dari sebelah kanan, ikat secara bersilang seperti hendak mengikat tali sepatu, begitu juga dengan sisi kiri. Ikatan
pada kain ini akan menghasilkan dua gandengan seperti pada kantong plastik.
2.4 Perkembangan Furoshiki