Studi Persepsi Remaja Terhadap Fungsi Dan Aktivitas Di Ruang Terbuka Publik (Studi Kasus Lapangan Merdeka, Medan)
STUDI PERSEPSI REMAJA TERHADAP FUNGSI DAN
AKTIVITAS DI RUANG TERBUKA PUBLIK
(STUDI KASUS : LAPANGAN MERDEKA, MEDAN)
SKRIPSI
OLEH
YULY ELIZABETH ARYATNIE
100406051
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
STUDI PERSEPSI REMAJA TERHADAP FUNGSI DAN
AKTIVITAS DI RUANG TERBUKA PUBLIK
(STUDI KASUS : LAPANGAN MERDEKA, MEDAN)
SKRIPSI
OLEH
YULY ELIZABETH ARYATNIE
100406051
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
STUDI PERSEPSI REMAJA TERHADAP FUNGSI DAN
AKTIVITAS DI RUANG TERBUKA PUBLIK
(STUDI KASUS : LAPANGAN MERDEKA, MEDAN)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
YULY ELIZABETH ARYATNIE
100406051
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(4)
PERNYATAAN
STUDI PERSEPSI REMAJA TERHADAP FUNGSI DAN AKTIVITAS DI RUANG TERBUKA PUBLIK
(STUDI KASUS : LAPANGAN MERDEKA, MEDAN)
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 7 Juli 2014
(5)
Judul Skripsi : STUDI PERSEPSI REMAJA TERHADAP FUNGSI DAN AKTIVITAS DI RUANG TERBUKA PUBLIK. (STUDI KASUS : LAPANGAN MERDEKA, MEDAN)
Nama Mahasiswa : YULY ELIZABETH ARYATNIE Nomor Pokok : 100406051
Program Studi : Arsitektur
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Dr. Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl. T.P., M. Arch.)
Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,
(Dr. Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc.) (Ir. N. Vinky Rachman, M.T.)
(6)
Telah diuji pada Tanggal: 07 Juli 2014
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji : Dr. Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl. T.P., M. Arch. Anggota Komisi Penguji : 1. Wahyuni Zahrah, S.T., M.S.
(7)
ABSTRAK
Kebutuhan remaja akan ruang terbuka publik menjadi penting untuk mengakomodasi berbagai aktivitas remaja yang dapat mencegah mereka dari perilaku kenakalan remaja. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi persepsi remaja terhadap fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan sebagai salah satu ruang terbuka publik di pusat kota. Tujuan studi adalah untuk mengetahui fungsi dan peran Lapangan Merdeka, Medan serta persepsi remaja terhadap fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan. Studi ini menggunakan skala likert untuk mengukur persepsi serta metode pengumpulan data melalui observasi, penyebaran kuesioner kepada 250 responden, foto, dan wawancara. Data dianalisa dengan teknik deskritif kualitatif. Dari studi diketahui bahwa Lapangan Merdeka, Medan berperan penting untuk mengakomodasi berbagai aktivitas pilihan dan sosial remaja. Selain itu, persepsi remaja terhadap karakteristik fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan adalah baik sedangkan persepsi remaja terhadap fasilitas Lapangan Merdeka, Medan adalah cukup baik.
(8)
ABSTRACT
Teenagers' needs of public open spaces become important to accomodate Teenagers' activity to prevent them from juvenile behaviour. Therefore, it is necessary to study teenagers' perceptions about function and activity in Lapangan Merdeka, Medan as one of the public open space located in the city center. The purpose of study is to determine function and role of Lapangan Merdeka, Medan and teenagers' perceptions about function and activity in Lapangan Merdeka, Medan. The study used Likert Scale to measure perception and data were collected through observation, questionnaires distribution to 250 respondents, photos and interviews. Results were analyzed with descriptive qualitative techniques. The study shows that Lapangan Merdeka, Medan has an important role to accommodate teenagers' optional and social activity. In addition, teenagers' perceptions about the characteristics of function and activity in Lapangan Merdeka, Medan are good meanwhile teenagers' perceptions about facility in Lapangan Merdeka, Medan are quite good.
(9)
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia - Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.
Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl. T.P., M. Arch. selaku Dosen
Pembimbing yang telah membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
2. Ibu Wahyuni Zahrah. S.T., M.S. selaku Dosen Penguji I dan Bapak Hajar Suwantoro, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ir. N. Vinky Rachman, M.T. selaku Ketua Program Studi Sarjana Teknik Arsitektur dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus M.L.A. selaku Sekretaris Program Studi Sarjana Teknik Arsitektur.
4. 250 responden yang telah meluangkan waktu kepada penulis dalam melakukan penelitian dan mendapatkan data yang diperlukan.
5. Kedua orangtua serta saudara - saudara penulis yang tercinta, yang telah memberikan semangat dan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Rekan - rekan mahasiswa yang telah memberikan motivasi serta dorongan hingga selesainya skripsi ini.`
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak.
Medan, 10 Juni 2014 Penulis,
(10)
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK... ... i
ABSTRACT.... ... ii
KATA PENGANTAR... ... iii
DAFTAR ISI... ... iv
DAFTAR TABEL... ... viii
DAFTAR GAMBAR... ... ix
DAFTAR DIAGRAM... ... xii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Studi ... 3
1.4. Manfaat Studi ... 3
1.5. Batasan Studi ... 3
1.6. Kerangka Berpikir (Frame Of Mind) ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Persepsi ... 5
2.1.1. Definsi Persepsi ... 5
2.1.2. Proses Terjadinya Persepsi ... 5
2.1.3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 6
2.1.4. Proses Persepsi Manusia Terhadap Lingkungannya ... 6
2.2. Remaja... 7
(11)
2.2.2. Batas Usia Remaja ... 7
2.2.3. Perkembangan Remaja ... 7
2.2.4. Masalah - Masalah Remaja ... 8
2.2.5. Minat - Minat Remaja ... 8
2.3. Ruang Terbuka Publik... 8
2.3.1. Definsi Ruang Terbuka Publik ... 8
2.3.2. Klasifikasi Ruang Terbuka Publik ... 9
2.3.3. Fungsi Dan Aktivitas Di Ruang Terbuka Publik ... 10
2.3.4. Aktivitas Remaja Di Ruang Terbuka Publik ... 17
BAB III. GAMBARAN UMUM KAWASAN PENELITIAN ... 19
3.1. Lapangan Merdeka, Medan Sebelum Kemerdakaan Indonesia .. 19
3.1.1. Lapangan Merdeka, Medan Pada Masa Pemerintahan .... 19
Belanda (1885 - 1942). 3.1.2. Lapangan Merdeka, Medan Pada Masa Pemerintahan .... 20
Jepang (1942 - 1945). 3.2. Lapangan Merdeka, Medan Pada Tahun 1945 - 2006 ... 21
3.3. Lapangan Merdeka, Medan Pada Tahun 2006 - 2014 ... 22
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN ... 24
4.1. Jenis Studi ... 24
4.2. Variabel Studi... 24
4.3. Populasi Dan Sampel ... 25
4.4. Metoda Pengumpulan Data ... 26
4.5. Metoda Analisa Data ... 26
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
(12)
5.1.1. Analisa Data Remaja Pengunjung Lapangan Merdeka . 29 5.1.2. Analisa Data Remaja Pengunjung Merdeka Walk ... 30 5.2. Analisa Fungsi Dan Aktivitas Remaja Di Lapangan Merdeka, Medan... 31
5.2.1. Analisa Fungsi Dan Aktivitas Remaja Di Lapangan Merdeka...31
5.2.2. Analisa Fungsi Dan Aktivitas Remaja Di Merdeka
Walk...51 5.2.3. Analisa Perbandingan Fungsi Dan Aktivitas Remaja Di Lapangan Merdeka Dan Merdeka Walk...61
5.3. Analisa Persepsi Remaja Terhadap Karakteristik Fungsi Dan Aktivitas Di Lapangan Merdeka, Medan... 66
5.3.1. Analisa Persepsi Remaja Terhadap Karakteristik Fungsi Dan Aktivitas Di Lapangan Merdeka...66
5.3.2. Analisa Persepsi Remaja Terhadap Karakteristik Fungsi Dan Aktivitas Di Merdeka Walk...83
5.3.3. Analisa Perbandingan Persepsi Remaja Terhadap Karakteristik Fungsi Dan Aktivitas Di Lapangan
Merdeka Dan Merdeka Walk...97 5.3.4. Analisa Gabungan Persepsi Remaja Terhadap
(13)
Merdeka Dan Merdeka Walk...98
5.4. Analisa Persepsi Remaja Terhadap Fasilitas Di Lapangan Merdeka, Medan... 99
5.4.1. Analisa Persepsi Remaja Terhadap Fasilitas Di Lapangan Merdeka...99
5.4.2. Analisa Persepsi Remaja Terhadap Fasilitas Di Merdeka Walk...118
5.4.3. Analisa Perbandingan Persepsi Remaja Terhadap Fasilitas Di Lapangan Merdeka Dan Merdeka Walk....127
5.4.4. Analisa Gabungan Persepsi Remaja Terhadap Fasilitas Di Lapangan Merdeka Dan Merdeka Walk....128
5.5. Pendapat, Kritik, Dan Saran Remaja Terhadap Lapangan Merdeka, Medan... ..129
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... . 133
6.1. Kesimpulan... 133
6.2. Saran... . 133
6.2.1. Kebijakan ... 133
6.2.2. Manajemen ... 134
6.2.3. Sarana Dan Prasarana ... 134
DAFTAR PUSTAKA... . 135
LAMPIRAN... .. 140
(14)
DAFTAR TABEL
No Judul Hal 4.1. Variabel, Indikator, Dan Metode Penelitian... 24 5.1. Perbandingan Fungsi Dan Aktivitas Di Lapangan Merdeka Dan
Merdeka Walk...61 5.2. Perbandingan Skor Persepsi Remaja Terhadap Karakteristik Fungsi
Dan Aktivitas Di Lapangan Merdeka DanMerdeka Walk...97 5.3. Perbandingan Skor Persepsi Remaja Terhadap Fasilitas Di Lapangan Merdeka DanMerdeka Walk...127
(15)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
1.1. Kerangka Berpikir (Frame Of Mind)... . 4
2.1. Proses Terjadi Persepsi... . 5
2.2. Proses Persepsi Manusia Terhadap Lingkungannya... . 6
2.3. Kursi Yang Dapat Dipindah - Pindah (Moveable Chairs)... .. 14
2.4. Bangku... . 14
3.1. Esplanade Pada Masa Pemerintahan Belanda... . 19
3.2. Pasar Malam Di Taman Esplanade... 20
3.3. Tugu Kemenangan Balatentara Jepang Di Taman Esplanade... 20
3.4. Upacara Penaikan Bendera Merah Putih Di Lapangan Merdeka... 21
3.5. Peta Lokasi Lapangan Merdeka, Medan... . 23
5.1. Aktivitas Pilihan Yang Dilakukan Bersamaan Dengan Aktivitas Sosial Oleh Beberapa Remaja Di Lapangan Merdeka...34
5.2. Peta Titik Lokasi Yang Dikunjungi Remaja Di Lapangan Merdeka Pada Saat Pagi Hari...40
5.3. A-N. Aktivitas Remaja Pada Saat Pagi Hari Di Lapangan Merdeka... . 41
5.4. Peta Titik Lokasi Yang Dikunjungi Remaja Di Lapangan Merdeka Pada Saat Siang Hari...43
5.5. A-J. Aktivitas Remaja Pada Saat Siang Hari Di Lapangan Merdeka... 44
5.6. Peta Titik Lokasi Yang Dikunjungi Remaja Di Lapangan Merdeka Pada Saat Sore Hari...46
(16)
5.7. A-L. Aktivitas Remaja Pada Saat Sore Hari Di Lapangan Merdeka... 47
5.8. Peta Titik Lokasi Yang Dikunjungi Remaja Di Lapangan Merdeka Pada Saat Malam Hari...49
5.9. A-L. Aktivitas Remaja Pada Saat Malam Hari Di Lapangan Merdeka... 50
5.10. A-B. Aktivitas Remaja Pada Saat Pagi Hari Di Merdeka Walk... 58
5.11. A-F. Aktivitas Remaja Pada Saat Siang Hari Di Merdeka Walk... 58
5.12. A-F. Aktivitas Remaja Pada Saat Sore Hari Di Merdeka Walk... 60
5.13. A-E. Aktivitas Remaja Pada Saat Malam Hari Di Merdeka Walk... 60
5.14. Peta Titik Lokasi Yang Dikunjungi Remaja Di Lapangan Merdeka, Medan Saat Pagi, Siang, Sore, Dan Malam Hari...65
5.15. A-R. Karakteristik Fungsi Dan Aktivitas Remaja Di Lapangan Merdeka (Bagian 1)...80
5.16. A-M. Karakteristik Fungsi Dan Aktivitas Remaja Di Lapangan Merdeka (Bagian 2)...81
5.17. A-Q. Karakteristik Fungsi Dan Aktivitas Remaja Di Merdeka Walk... 95
5.18. Fasilitas Alat Olahraga Di Lapangan Merdeka... . 102
5.19. Fasilitas Tempat Duduk Di Lapangan Merdeka... 102
5.20. Fasilitas Penerangan Di Lapangan Merdeka... . 106
5.21. A-H. Fasilitas Tanda Penunjuk Dan Toilet Umum Di Lapangan Merdeka...106
5.22. Fasilitas Jalur Pejalan Kaki Di Lapangan Merdeka... . 109
5.23. Fasilitas Tempat Parkir Di Lapangan Merdeka... . 109
5.24. Fasilitas Taman Bermain Di Lapangan Merdeka... .. 112
(17)
5.26. Fasilitas Tempat Sampah Di Lapangan Merdeka... . 114 5.27. A-H. Fasilitas Tempat Duduk Dan Fasilitas Penerangan Di Merdeka
Walk...121 5.28. A-G. Fasilitas Vegetasi / Pepohonan Dan Fasilitas Jalur Pejalan Kaki Di Merdeka Walk...121 5.29. A-F. Fasilitas Tanda Penunjuk Dan Fasilitas Tempat Sampah Di
Merdeka Walk...125 5.30. A-F. Fasilitas Tempat Parkir Dan Fasilitas Toilet Umum Di Merdeka Walk...125
(18)
DAFTAR DIAGRAM
No Judul Hal 5.1. Presentase Remaja Yang Berkunjung Ke Lapangan Merdeka Dilihat Dari
Segi Usia...29
5.2. Presentase Remaja Yang Berkunjung Ke Lapangan Merdeka Dilihat Dari Segi Jenis Kelamin...30
5.3. Presentase Remaja Yang Berkunjung Ke Merdeka Walk Dilihat Dari Segi Usia...30
5.4. Presentase Remaja Yang Berkunjung Ke Merdeka Walk Dilihat Dari Segi Jenis Kelamin...31
5.5. Presentase Jenis Aktivitas Remaja Di Lapangan Merdeka... 32
5.6. Presentase Rekan Berkunjung Remaja Ke Lapangan Merdeka... 34
5.7. Presentase Lama Kunjungan Remaja Ke Lapangan Merdeka... 36
5.8. Presentase Banyak Kunjungan Remaja Ke Lapangan Merdeka... 36
5.9. Presentase Waktu Kunjungan Remaja Ke Lapangan Merdeka... 37
5.10. Presentase Jenis Aktivitas Remaja Di Merdeka Walk... 51
5.11. Presentase Stand Makanan / Minuman Yang Dikunjungi Oleh Remaja Di Merdeka Walk...52
5.12. Presentase Rekan Berkunjung Remaja Ke Merdeka Walk... 53
5.13. Presentase Lama Kunjungan Remaja Ke Merdeka Walk... 54
5.14. Presentase Banyak Kunjungan Remaja Ke Merdeka Walk... 55
5.15. Presentase Waktu Kunjungan Remaja Ke Merdeka Walk... 56
5.16. Persepsi Remaja - Lapangan Merdeka Aman... 66
(19)
5.18. Persepsi Remaja - Lapangan Merdeka Rindang / Sejuk... 68
5.19. Persepsi Remaja - Lapangan Merdeka Menarik / Attraktif... 69
5.20. Persepsi Remaja - Lapangan Merdeka Bernilai Historis... 70
5.21. Persepsi Remaja - Lapangan Merdeka Nyaman Untuk Berjalan Kaki... 71
5.22. Persepsi Remaja - Lapangan Merdeka Nyaman... 72
5.23. Persepsi Remaja - Aktivitas di Lapangan Merdeka Menyenangkan... 73
5.24. Persepsi Remaja - Kebebasan Beraktivitas Di Lapangan Merdeka... 74
5.25. Persepsi Remaja - Banyak Pilihan Kegiatan Di Lapangan Merdeka... 74
5.26. Persepsi Remaja - Lapangan Merdeka Penting... 75
5.27. Persepsi Remaja - Lapangan Merdeka Ramai... 76
5.28. Persepsi Remaja - Lapangan Merdeka Berkesan... 77
5.29. Persepsi Remaja - Suasana di Lapangan Merdeka Bersahabat... 77
5.30. Persepsi Remaja - Lapangan Merdeka Mudah Diakses... . 78
5.31. Presentase Moda Transportasi Yang Digunakan Remaja Untuk Berkunjung Ke Lapangan Merdeka...79
5.32. Persepsi Remaja Terhadap Karakteristik Fungsi Dan Aktivitas Di Lapangan Merdeka...82
5.33. Persepsi Remaja - Merdeka Walk Aman... 83
5.34. Persepsi Remaja - Merdeka Walk Bersih... 83
5.35. Persepsi Remaja - Merdeka Walk Rindang / Sejuk... 84
5.36. Persepsi Remaja - Merdeka Walk Menarik / Attraktif... 85
5.37. Persepsi Remaja - Merdeka Walk Bernilai Historis... 86
5.38. Persepsi Remaja - Merdeka Walk Nyaman Untuk Berjalan Kaki... 87
5.39. Persepsi Remaja - Merdeka Walk Nyaman... 88
(20)
5.41. Persepsi Remaja - Anda Bebas Beraktivitas Di Merdeka Walk... 89
5.42. Persepsi Remaja - Banyak Pilihan Kegiatan Di Merdeka Walk... 90
5.43. Persepsi Remaja - Merdeka Walk Penting... 91
5.44. Persepsi Remaja - Merdeka Walk Ramai...92
5.45. Persepsi Remaja - Merdeka Walk Berkesan... 92
5.46. Persepsi Remaja - Suasana Di Merdeka Walk Bersahabat... 93
5.47. Persepsi Remaja - Merdeka Walk Mudah Diakses... 94
5.48. Presentase Moda Transportasi Yang Digunakan Remaja Untuk Berkunjung Ke Merdeka Walk...94
5.49. Persepsi Remaja Terhadap Karakteristik Fungsi Dan Aktivitas Di Merdeka Walk...96
5.50. Gabungan Persepsi Remaja Terhadap Karakteristik Fungsi Dan Aktivitas Di Lapangan Merdeka Dan Merdeka Walk...98
5.51. Persepsi Remaja - Fasilitas Alat Olahraga Di Lapangan Merdeka...99
5.52. Persepsi Remaja - Fasilitas Tempat Duduk Di Lapangan Merdeka... 100
5.53. Persepsi Remaja - Fasilitas Penerangan Di Lapangan Merdeka... 103
5.54. Persepsi Remaja - Fasilitas Tanda Penunjuk Di Lapangan Merdeka... 104
5.55. Persepsi Remaja - Fasilitas Toilet Umum Di Lapangan Merdeka... 105
5.56. Persepsi Remaja - Fasilitas Jalur Pejalan Kaki Di Lapangan Merdeka... 107
5.57. Persepsi Remaja - Fasilitas Tempat Parkir Di Lapangan Merdeka... 108
5.58. Persepsi Remaja - Fasilitas Taman Bermain Di Lapangan Merdeka... 110
5.59. Persepsi Remaja - Fasilitas Vegetasi / Pepohonan Di Lapangan Merdeka...111
5.60. Persepsi Remaja - Fasilitas Tempat Sampah Di Lapangan Merdeka... 113
(21)
5.62. Persepsi Remaja Terhadap Fasilitas Di Lapangan Merdeka... 117
5.63. Persepsi Remaja - Fasilitas Tempat Duduk Di Merdeka Walk... 118
5.64. Persepsi Remaja - Fasilitas Penerangan Di Merdeka Walk... 118
5.65. Persepsi Remaja - Fasilitas Jalur Pejalan Kaki Di Merdeka Walk... 119
5.66. Persepsi Remaja - Fasilitas Vegetasi / Pepohonan Di Merdeka Walk... 120
5.67. Persepsi Remaja - Fasilitas Tanda Penunjuk Di Merdeka Walk... 122
5.68. Persepsi Remaja - Fasilitas Tempat Sampah Di Merdeka Walk... 122
5.69. Persepsi Remaja - Fasilitas Tempat Parkir Di Merdeka Walk... 123
5.70. Persepsi Remaja - Fasilitas Toilet Umum Di Merdeka Walk... 124
5.71. Persepsi Remaja - Kelengkapan Fasilitas di Merdeka Walk... 126
5.72. Persepsi Remaja Terhadap Fasilitas Di Merdeka Walk... 126
5.73. Gabungan Persepsi Remaja Terhadap Fasilitas Di Lapangan Merdeka Dan Merdeka Walk...128
5.74. Persepsi Remaja - Apakah Anda Menyukai Lapangan Merdeka ?... 129
5.75. Persepsi Remaja - Apakah Anda Menyukai Merdeka Walk ?... 130
5.76. Persepsi Remaja - Apakah Keberadaan Lapangan Merdeka, Medan Secara Keseluruhan Penting Bagi Remaja ?...131
5.77. Persepsi Remaja - Apakah Lapangan Merdeka, Medan Secara Keseluruhan Sudah Mampu Memenuhi Kebutuhan Anda Sebagai Remaja Secara Maksimal ?...131
(22)
(23)
ABSTRAK
Kebutuhan remaja akan ruang terbuka publik menjadi penting untuk mengakomodasi berbagai aktivitas remaja yang dapat mencegah mereka dari perilaku kenakalan remaja. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi persepsi remaja terhadap fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan sebagai salah satu ruang terbuka publik di pusat kota. Tujuan studi adalah untuk mengetahui fungsi dan peran Lapangan Merdeka, Medan serta persepsi remaja terhadap fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan. Studi ini menggunakan skala likert untuk mengukur persepsi serta metode pengumpulan data melalui observasi, penyebaran kuesioner kepada 250 responden, foto, dan wawancara. Data dianalisa dengan teknik deskritif kualitatif. Dari studi diketahui bahwa Lapangan Merdeka, Medan berperan penting untuk mengakomodasi berbagai aktivitas pilihan dan sosial remaja. Selain itu, persepsi remaja terhadap karakteristik fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan adalah baik sedangkan persepsi remaja terhadap fasilitas Lapangan Merdeka, Medan adalah cukup baik.
(24)
ABSTRACT
Teenagers' needs of public open spaces become important to accomodate Teenagers' activity to prevent them from juvenile behaviour. Therefore, it is necessary to study teenagers' perceptions about function and activity in Lapangan Merdeka, Medan as one of the public open space located in the city center. The purpose of study is to determine function and role of Lapangan Merdeka, Medan and teenagers' perceptions about function and activity in Lapangan Merdeka, Medan. The study used Likert Scale to measure perception and data were collected through observation, questionnaires distribution to 250 respondents, photos and interviews. Results were analyzed with descriptive qualitative techniques. The study shows that Lapangan Merdeka, Medan has an important role to accommodate teenagers' optional and social activity. In addition, teenagers' perceptions about the characteristics of function and activity in Lapangan Merdeka, Medan are good meanwhile teenagers' perceptions about facility in Lapangan Merdeka, Medan are quite good.
(25)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peraturan Menteri No. 12/Prt/M/2009 tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka non hijau di kawasan perkotaan menyatakan bahwa ruang terbuka publik di kawasan perkotaan merupakan semua ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka non hijau (RTNH). Ketersediaan ruang terbuka publik, terutama untuk proporsi ruang terbuka hijau di Kota Medan masih sangat minim, dimana berdasarkan data dari Dinas Pertamanan Kota Medan (2007) bahwa pada tahun 2007, Kota Medan hanya memiliki RTH publik yang dikelola oleh Dinas Pertamanan sebesar 0,37% yaitu 98,79 Ha dari 26.510 Ha luas Kota Medan, sedangkan untuk luas RTH privat, belum terdata secara rinci. Fakta tersebut jelas menunjukkan bahwa ketersediaan RTH sebagai salah satu bentuk ruang terbuka publik yang dikembangkan masih menyimpang dari standar minimal yang telah ditetapkan di dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang yang mewajibkan pemerintah kota untuk menyediakan RTH dengan proporsi minimal sebesar 30% dari luas wilayah kota tersebut dengan alokasi 20% untuk RTH publik dan 10% untuk RTH privat, sehingga jelas bahwa di masa mendatang, sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk melakukan perancangan RTH - RTH baru sebagai salah satu bentuk ruang terbuka publik di kawasan perkotaan.
Selain itu, keberadaan ruang terbuka publik sangatlah penting bagi para remaja sebagai sarana rekreasi, pembelajaran serta pengenalan akan alam (Culture, 2007). Ruang terbuka publik difungsikan oleh remaja untuk melakukan interaksi sosial, sarana rekreasi, dan sebagai tempat bersantai (Travlou, 2003). Disamping itu, remaja merupakan pemakai ruang terbuka publik yang paling dominan dan mereka memiliki keterikatan yang sangat kuat dengan lingkungan alam yang akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan pribadi dan sosial mereka (Tallen dan Coffindafer, 1999).
Adapun ruang terbuka publik yang disukai para remaja umumnya adalah ruang terbuka publik yang berlokasi di pusat kota (Duzenli et al., 2010), sehingga
(26)
lokasi yang akan dijadikan objek studi adalah Lapangan Merdeka, Medan yang berlokasi di pusat Kota Medan. Dalam perkembangannya, terjadi perubahan - perubahan signifikan salah satunya berupa pendirian Merdeka Walk di sisi barat Lapangan Merdeka, Medan sebagai tempat jajanan kuliner pada tahun 2005.
Sementara itu, banyak remaja di Kota Medan yang aktif bergabung dalam berbagai komunitas remaja yang positif, mengalami kesulitan mencari area untuk menyalurkan hobi dan kreativitas mereka secara maksimal di ruang terbuka publik. Hal ini dipertegas dengan adanya wacana dari Koran SumutPos Online (22 Juni 2011) yang memberitakan mengenai aktivitas konvoi keliling Kota Medan yang dilakukan oleh Komunitas Skateboard pada tanggal 21 Juni 2011 untuk memperingati Hari Skateboard Internasional serta sebagai aksi tuntutan kepada Pihak Pemerintah Kota Medan agar lebih mengakomodasi kebutuhan para remaja untuk dapat menyalurkan hobi mereka di ruang terbuka publik. Remaja adalah pembentuk masa depan kota dan masyarakat yang sangat berharga (Jans,2004). Para remaja di Kota Medan, tentunya diharapkan menjadi generasi - generasi penerus bangsa yang turut menentukan citra, kualitas serta masa depan bangsa di masa mendatang, sehingga mereka sangat perlu diberikan perhatian khusus agar tidak terjerumus ke dalam hal - hal negatif seperti kasus kenakalan geng motor remaja yang terjadi di awal tahun 2014 lalu di Kecamatan Percut Sei Tuan (Koran Waspada Online, 5 Januari 2014).
Oleh karena itu, perlu dilakukan studi persepsi remaja terhadap fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan dengan harapan agar hasil studi ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi dalam merancang ruang terbuka publik yang mampu berfungsi secara maksimal dalam mengakomodasi kebutuhan para remaja untuk beraktivitas di ruang terbuka publik tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan diteliti di dalam studi ini, yaitu :
1. Bagaimanakah fungsi dan peran Lapangan Merdeka, Medan bagi remaja di Kota Medan ?
(27)
2. Bagaimanakah persepsi remaja terhadap fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan ?
1.3. Tujuan Studi
Adapun tujuan dilakukannya studi ini, yaitu :
1. Menemukan fungsi dan peran Lapangan Merdeka, Medan bagi remaja di Kota Medan.
2. Menemukan persepsi remaja terhadap fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan.
1.4. Manfaat Studi
Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :
1. Mengembangkan disiplin keilmuan dalam perancangan ruang terbuka publik. 2. Memberikan rekomendasi - rekomendasi dalam meningkatkan kualitas dan
merancang ruang terbuka publik yang mampu berfungsi secara maksimal dalam mengakomodasi kebutuhan para remaja untuk beraktivitas di ruang terbuka publik tersebut.
1.5. Batasan Studi
Adapun batasan - batasan yang menjadi fokus di dalam studi ini, yaitu : 1. Responden, yaitu para remaja yang berusia 12 - 19 tahun yang mengunjungi
Lapangan Merdeka, Medan.
2. Objek studi, yaitu para remaja dan Lapangan Merdeka, Medan yang mencakup area Lapangan Merdeka dan Merdeka Walk
3. Jenis penelitian, yaitu penelitian deskriptif kualitatif.
(28)
1.6. Kerangka Berpikir (Frame Of Mind)
Gambar 1.1. Kerangka Berpikir (Frame Of Mind) Sumber : Olah Data
(29)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Persepsi
2.1.1. Definisi Persepsi
Menurut Walgito (2004), persepsi merupakan suatu metode dimana seseorang akan menyusun dan memahami suatu rangsangan yang diterimanya sehingga menghasilkan suatu makna tertentu. Rangsangan yang diterima seseorang akan direspon dengan cara yang berbeda - beda. Jenis rangsangan yang akan direspon terlebih dahulu oleh seseorang akan sangat bergantung pada minat dan ketertarikan orang tersebut.
2.1.2. Proses Terjadinya Persepsi
Manusia tidak menyerap segala rangsangan yang diberikan. Rangsangan tersebut akan diseleksi berdasarkan kemampuan beradaptasi serta pengalaman pribadi yang dimiliki oleh manusia. Manusia akan melengkapi kekurangan informasi yang mereka terima melalui visi, daya pikir serta logika mereka untuk memperoleh suatu keutuhan informasi yang jelas yang kemudian diinterpretasi. Hasil akhir dari seluruh proses tersebut berupa penjiwaan (Boedojo, dkk., 1986).
Gambar 2.1. Proses Terjadi Persepsi Sumber : Boedojo, dkk. (1986)
(30)
2.1.3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor - faktor, yaitu (Miftah, 2003) : 1. Faktor internal, yang berasal dari dalam diri individu, berupa perasaan,
pribadi, tingkah laku, ketertarikan, proses belajar, psikologi, kondisi jasmani, keinginan, kebutuhan.
2. Faktor eksternal, yang berasal dari luar diri individu, berupa asal usul, informasi, wawasan, trend serta kefamiliaran akan suatu objek.
2.1.4. Proses Persepsi Manusia Terhadap Lingkungannya
Menurut Bell, dkk. (1978), komunikasi antara suatu objek dan manusia akan menimbulkan persepsi manusia terhadap objek tersebut. Jika hasil komunikasi antara manusia dengan objek tersebut masih berada dalam batas wajar, maka manusia akan berada dalam keadaan stabil. Namun, bila hasil komunikasi antara manusia dengan objek tersebut berada di luar batas kewajaran, maka manusia akan mengalami depresi dan harus berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Bila manusia tidak berhasil beradaptasi terhadap lingkungannya, maka manusia akan mengalami depresi berkelanjutan.
Gambar 2.2. Proses Persepsi Manusia Terhadap Lingkungannya Sumber : Bell, dkk. (1978)
(31)
2.2. Remaja
2.2.1. Definisi Remaja
Golinko (dalam Rice, 1990) mengemukakan bahwa "remaja" berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang artinya tumbuh dewasa. Masa remaja merupakan masa pergantian dari anak - anak menuju dewasa dimana remaja mengalami banyak transformasi fisik dan kejiwaan.
2.2.2. Batas Usia Remaja
Batas usia remaja yang dikemukan oleh para ahli sangatlah bervariasi. Menurut Sarwono (2003), remaja adalah seseorang yang berusia antara 13 - 19 tahun, sedangkan Whitherington (dalam Makmun, 2003) menyatakan bahwa remaja adalah seseorang yang berusia antara 12 - 18 tahun. Dari kedua pendapat tersebut, terlihat bahwa umumnya remaja merupakan seseorang yang berada dalam usia sekolah menengah dan kemudian ditarik kesimpulan bahwa batas usia remaja yang akan diteliti di dalam studi ini adalah seseorang yang berusia antara 12 - 19 tahun dimana pada rentang umur tersebut di Indonesia, umumnya seseorang berada dalam usia sekolah menengah pertama (SMP) hingga sekolah menengah atas (SMA).
2.2.3. Perkembangan Remaja
Menurut Makmun (2003), di dalam proses menuju kedewasaan, terdapat 2 tahap perkembangan remaja, yaitu :
1. Remaja Awal (Early Adolescence), yang usianya berkisar antara 11 - 15 tahun merupakan tahapan dimana remaja cenderung memiliki banyak teman, sangat bergantung dan terpengaruh oleh teman sebaya, membutuhkan rasa aman, kasih sayang serta pengakuan diri, memiliki emosi yang masih labil dan belum terkendali dengan baik.
2. Remaja Akhir (Late Adolescence), yang usianya berkisar antara 16 - 20 tahun merupakan tahapan dimana remaja sudah menunjukkan kemantapan mereka untuk menuju tahap kedewasaan, mulai memikirkan masa depan mereka baik dalam bidang pendidikan ataupun pekerjaan serta memiliki emosi yang stabil.
(32)
2.2.4. Masalah - Masalah Remaja
Menurut Kartono (2003), juvenile deliquency (kenakalan remaja) merupakan tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja sebagai akibat pengabaian sosial terhadap diri mereka. Remaja akan mengalami beberapa permasalahan dalam proses perkembangannya, berupa emosi yang tidak stabil, kecemasan yang berlebihan dikarenakan banyaknya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi secara maksimal, rasa ingin tahu yang tinggi, berjiwa petualang, keinginan mencoba hal - hal baru, menyenangi kegiatan berkelompok, serta senang berkhayal (Gunarsa, 1989)
2.2.5. Minat - Minat Remaja
Menurut Hurlock (1980), minat - minat yang timbul pada remaja, yaitu : 1. Minat rekreasi, dimana para remaja menyukai rekreasi - rekreasi yang bersifat
ringan dan mengembangkan kreativitas, berupa olahraga, seni, pertunjukkan, bersantai, berinteraksi dengan teman - teman, berpergian, senang menyalurkan hobi, menonton film, mendengarkan musik dsb.
2. Minat sosial, dimana para remaja menyukai ketenaran diri dan suka terlibat dalam berbagai aktivitas sosial berupa acara - acara, pertemuan - pertemuan kelompok, percakapan antar sesama teman.
3. Minat pribadi, dimana para remaja sangat memperhatikan penampilan diri dari segi daya tarik, cara berpakaian, prestasi serta keinginan hidup mandiri. 4. Minat pada pekerjaan, dimana umumnya para remaja pada jenjang
pendidikan sekolah menengah ke atas mulai memikirkan masa depan mereka. 5. Minat pada status sosial, dimana para remaja merasa senang dan bangga
untuk memiliki status sosial yang lebih tinggi dari remaja - remaja lainnya baik dari segi status ekonomi, prestasi, kelompok pertemanan dsb.
2.3. Ruang Terbuka Publik
2.3.1. Definisi Ruang Terbuka Publik
Ruang terbuka publik berasal dari bahasa latin "platea" yang berarti jalur yang diperluas seperti "square". Square merupakan suatu tempat dimana
(33)
masyarakat dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan berupa kegiatan kebudayaan, pelayanan umum, perdagangan, pertemuan dsb. (Krier, 1979).
2.3.2. Klasifikasi Ruang Terbuka Publik
Menurut Carr, dkk. (1992), jenis - jenis ruang terbuka publik, yaitu : 1. Taman publik yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Taman pusat kota merupakan taman yang berlokasi di pusat kota. b. Taman lingkungan merupakan taman yang berlokasi di area perumahan. c. Taman mini merupakan taman kecil yang dibatasi oleh bangunan gedung. d. Taman nasional merupakan taman yang dikonservasi oleh pemerintah. 2. Lapangan pusat kota (central square) yang digunakan untuk kegiatan -
kegiatan formal seperti upacara peringatan hari nasional dan kegiatan - kegiatan informal seperti kegiatan sosial, rekreasi dsb.
3. Lapangan memorial yang dibuat untuk memperingati peristiwa penting. 4. Pasar yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk kegiatan berdagang
dan kadang kala memanfaatkan jalan serta bersifat sementara.
5. Jalan merupakan ruang terbuka mencakup trotoar pejalan kaki, mal pejalan kaki, mal untuk transit, jalan - jalan kecil serta jalan - jalan lalu lintas.
6. Lapangan bermain merupakan tempat bermain di perumahan atau di sekolah. 7. Ruang komunitas merupakan ruang terbuka yang dilengkapi dengan fasilitas
lapangan maupun taman yang umumnya berlokasi di area perumahan.
8. Jalur hijau dan jalur taman yang bersifat alami dan dimanfaatkan untuk keperluan rekreasi serta terhubung oleh jalur pejalan kaki dan jalur sepeda. 9. Atrium / Pasar di dalam ruangan yang terbagi atas 2 jenis, yaitu :
a. Atrium merupakan plaza atau jalur pejalan kaki di dalam ruangan yang disediakan oleh pihak swasta.
b. Pusat perbelanjaan di pusat kota yang dikelola oleh lembaga swasta.
10. Found Spaces sering dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar berupa ruang
kosong, ruang belum terbangun, ataupun ruang kosong yang akan dibangun.
11. Waterfront merupakan ruang terbuka di kawasan perkotaan yang berlokasi di
(34)
2.3.3. Fungsi dan Aktivitas di Ruang Terbuka Publik
Menurut Darmawan (2003), fungsi ruang terbuka publik, yaitu :
1. Sebagai pusat interaksi baik formal berupa upacara bendera, sholat pada Hari Idul Fitri dan peringatan - peringatan lainnya serta pusat interaksi informal berupa pertemuan individual ataupun kelompok, acara konser, demo dsb. 2. Sebagai tempat pedagang kaki lima menjajakan makanan dan minuman,
souvenir dsb.
3. Sebagai paru - paru kota untuk penyegaran udara.
Menurut Gehl (dalam Zhang dan Lawson, 2009), terdapat 3 klasifikasi aktivitas di ruang terbuka publik, yaitu :
1. Aktivitas penting / aktivitas fungsional berupa kegiatan atau pergerakan rutin yang harus dilakukan dan tidak memperhatikan kondisi lingkungan fisik, con: bekerja, bersekolah, berbelanja, berjalan dsb. Adapun aktivitas penting ini umumnya ditandai dengan kegiatan berjalan dan berlangsung hampir sepanjang tahun dalam segala jenis situasi dan kondisi.
2. Aktivitas pilihan / aktivitas rekreasi berupa segala jenis kegiatan yang muncul jika ada keinginan untuk melakukannya dan apabila waktu dan tempat memungkinkan untuk terjadinya aktivitas ini. Kemunculan aktivitas pilihan ini akan sangat bergantung pada kondisi lingkungan fisik dan terjadi dikarenakan tempat tersebut menarik seseorang untuk berhenti dan melakukan berbagai jenis aktivitas di tempat tersebut. Adapun jenis aktivitas pilihan ini merupakan jenis aktivitas yang paling berperan dalam mengevaluasi kualitas suatu tempat, dimana semakin banyaknya aktivitas pilihan yang muncul, maka tempat tersebut akan semakin terasa hidup, con: aktivitas berjalan santai, duduk, makan, bermain, berolahraga, dsb.
3. Aktivitas Sosial berupa kegiatan sosial dan berkumpul yang melibatkan interaksi sosial dan kemunculannya umumnya dipicu karena terjadinya aktivitas penting ataupun aktivitas pilihan dan dapat pula berlangsung bersamaan dengan aktivitas penting dan aktivitas pilihan tersebut ataupun tidak, con: bertemu dengan teman, berdiskusi, berbincang - bincang, saling menyapa dsb.
(35)
Menurut Project For Public Spaces (2000), beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar evaluasi terhadap fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik, yaitu :
1. Karakteristik fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik, berupa : a. Kenyamanan.
Ruang terbuka publik dikatakan nyaman apabila ruang terbuka publik tersebut bersih, aman, dan menyediakan tempat duduk yang memadai. b. Keamanan.
Keamanan di ruang terbuka publik akan tercapai dengan adanya ketersediaan fasilitas lampu penerangan yang memadai. Penyediaan lampu penerangan yang memadai akan menurunkan rasa takut terhadap tindakan kriminal, meningkatkan jarak penglihatan yang jelas terhadap kemungkinan terjadinya tindakan kriminal serta meningkatkan pemakaian ruang terbuka publik pada saat malam hari. Ruang terbuka publik yang memiliki fasilitas - fasilitas yang rusak akan menurunkan rasa aman di ruang terbuka publik tersebut.
c. Kebersihan.
Ruang terbuka publik yang bersih akan memberikan rasa nyaman bagi remaja untuk beraktivitas di ruang terbuka publik, dimana para remaja umumnya menghindari kunjungan ke ruang terbuka publik yang kotor (Gearin dan Kahle, 2006).
d. Kerindangan / kesejukan.
Suasana rindang / sejuk dalam beraktivitas dapat diciptakan dengan menyediakan fasilitas vegetasi berupa pepohonan dan tanaman hijau. e. Menarik / Attraktif.
Ruang terbuka publik yang menarik / attraktif mampu menciptakan pengalaman beraktivitas yang menyenangkan bagi para pemakainya dan ditunjukkan dengan adanya kehadiran banyak orang di ruang terbuka publik tersebut yang melakukan beragam jenis aktivitas. Selain itu, agar suatu ruang publik mampu menimbulkan daya tarik, maka ruang publik tersebut harus mampu mendorong orang untuk melakukan interaksi sosial
(36)
dengan menyediakan area - area duduk untuk menikmati pemandangan dan suasana di sekitarnya, area untuk makan dan minum, tempat bermain, serta area untuk mengadakan acara. Gehl (1987) mengemukakan bahwa kehadiran orang - orang juga merupakan daya tarik bagi orang lainnnya, contohnya jika seseorang diberikan kesempatan untuk memilih, maka seseorang akan lebih memilih untuk berjalan - jalan dan berada di tempat yang ramai dibandingkan berada di tempat yang sepi. Hal ini dikarenakan akan lebih banyak yang dapat dilihat dan dinikmati oleh orang tersebut. f. Bernilai historis.
Ruang publik dikatakan bernilai historis bila bangunan - bangunan dan tempat - tempat lokal di sekitarnya yang khas masih dipertahankan keberadaannya dan ruang terbuka publik tersebut masih mencerminkan karakter dan identitas lokal yang menciptakan keunikan tempat tersebut. g. Memiliki aktivitas yang menyenangkan.
Ruang terbuka publik harus mampu mendorong terjadinya interaksi sosial. Selain itu, penyelengaraan acara juga akan membuat aktivitas di ruang terbuka publik tersebut terasa semakin menyenangkan.
h. Kebebasan untuk beraktivitas.
Ruang terbuka publik harus terbuka untuk umum, menyediakan beragam jenis aktivitas yang dapat diakses secara publik oleh siapa saja.
i. Menyediakan banyak pilihan kegiatan.
Banyaknya kegiatan yang berlangsung di suatu ruang terbuka publik terlihat dari keberagaman jenis aktivitas yang berlangsung dan semakin besarnya peluang untuk turut terlibat di dalam aktvitas tersebut.
j. Keberadaannya yang penting.
Kehadiran banyak orang di suatu ruang terbuka publik, maka keberadaan ruang terbuka publik tersebut akan menjadi semakin penting. Selain itu, pentingnya keberadaan suatu ruang terbuka publik juga dapat diukur melalui kerutinan dalam penyelengaraan acara. Menurut Montgomery (1998), keberadaan ruang terbuka publik akan menjadi penting apabila ada peluang terciptanya keberagaman aktivitas ekonomi, sosial serta budaya.
(37)
k. Ramai.
Ruang terbuka publik dikatakan ramai apabila lebih banyak dipakai secara berkelompok ketimbang dipakai oleh individu secara personal. Kehadiran banyak orang secara kontinu yang juga akan meningkatkan rasa aman dikarenakan semakin besarnya kemungkinan untuk dilihat dan diawasi oleh lebih banyak orang bilamana terjadi tindak kejahatan di ruang terbuka publik (Crowe, 2000).
l. Berkesan.
Ruang terbuka publik akan menjadi berkesan bagi para pemakainya bilamana di dalam ruang terbuka publik tersebut berlangsung beragam jenis aktivitas (Gehl, 1987). Selain itu, penyelengaraan acara tertentu juga akan menciptakan pengalaman dan kesan tertentu terhadap ruang terbuka publik tersebut (Pugalis, 2009).
m.Suasana yang bersahabat.
Orang akan merasa nyaman dan senang untuk beraktivitas apabila suasana di ruang terbuka publik tersebut bersahabat. Hal ini terlihat dari seringnya ruang terbuka publik tersebut dimanfaatkan sebagai tempat untuk bertemu dan bersosialisasi.
n. Kenyamanan untuk berjalan kaki.
Ruang terbuka publik harus memprioritaskan para pejalan kaki dan pengendara sepeda. Penempatan pepohonan dan tanaman di sepanjang jalur pejalan kaki dapat memberikan rasa sejuk, perlindungan dan menciptakan kualitas visual yang membuat pejalan kaki merasa nyaman untuk berjalan kaki.
o. Mudah diakses.
Ruang terbuka publik harus memiliki koneksi yang baik dengan area - area lain di sekitarnya. Pencapaian ke ruang publik tersebut juga harus dapat dilakukan dengan beragam moda transportasi mulai dari berjalan kaki, kenderaan umum hingga kenderaan pribadi. Selain itu, ruang terbuka publik ini tidak boleh terhalang dan harus mudah terlihat dari area - area di sekitarnya.
(38)
2. Beberapa fasilitas yang umumnya terdapat pada ruang terbuka publik yang dapat turut mendukung terciptanya fungsi dan aktivitas yang baik, yaitu : a. Tempat duduk.
Adapun salah satu jenis tempat duduk yang mampu memberikan kenyamanan merupakan jenis kursi yang dapat dipindah - pindah
(moveable chairs). Dengan menyediakan jenis tempat duduk tersebut,
orang dapat mengatur posisi kursi sesuai dengan keinginan mereka. Walaupun demikian, jenis tempat duduk tersebut kadang menimbulkan dampak buruk berupa kemungkinan terjadinya pencurian terhadap fasilitas tempat duduk tersebut. Namun, hal tersebut dapat dihindari bilamana fasilitas tersebut diposisikan di area - area yang dapat dipantau dengan mudah oleh staff pengelolanya. Selain itu, jenis tempat duduk lainnya yang juga dapat disediakan di ruang terbuka publik adalah jenis bangku.
Gambar 2.3. Kursi Yang Dapat Dipindah - Pindah (Moveable Chairs) Sumber : http://www.pps.org/reference/movable-seating/
Gambar 2.4. Bangku
(39)
Umumnya tempat duduk harus diletakkan pada tempat - tempat yang tepat berupa tempat dimana orang - orang senang untuk duduk sambil mengamati aktivitas orang lain, tempat dimana orang sering melakukan aktivitas menunggu, tempat yang dekat dengan toko - toko makanan / minuman. Selain itu, tempat duduk tidak boleh diletakkan di tempat - tempat yang minim aktivitas. Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meletakkan posisi tempat duduk di ruang terbuka publik, yaitu :
ï‚· Tempat duduk diletakkan dekat dengan tempat sampah.
ï‚· Tempat duduk tidak boleh diletakkan berhadapan secara langsung kecuali untuk keperluan bermain. Hal ini dikarenakan orang akan merasa kurang nyaman untuk duduk berhadapan dengan orang asing.
ï‚· Tempat duduk harus dibuat dari material yang awet dan tahan terhadap segala kondisi cuaca, bahaya karat dsb. Adapun jenis material yang dapat dipakai sebagai material untuk permukaan tempat duduk berupa material beton, kayu, besi, baja dan fiberglass. Namun, material yang paling baik untuk digunakan sebagai material tempat duduk adalah materila kayu dikarenakan lebih awet dan tidak mudah mengkonduksi panas dan dingin sehingga lebih nyaman untuk digunakan.
b. Lampu penerangan.
Lampu penerangan ditempatkan secara merata di ruang terbuka publik. Area - area tertentu yang agak terutup dan rawan akan tindakan kriminal, harus memiliki penerangan yang memadai terutama pada saat malam hari. c. Tanda penunjuk / signage.
Tanda penunjuk diletakkan berdampingan dengan lampu penerangan, berada di tempat terbuka, tidak terhalang oleh pepohonan, mudah dilihat, tidak merusak arsitektur bangunan disekitarnya dan memberikan informasi jelas mengenai lokasi - lokasi serta berfungsi sebagai penunjuk arah. d. Tempat sampah.
Tempat sampah yang disediakan mudah diangkut, mudah dijangkau, serta telah dilakukan pemisahan antara sampah organik dan sampah anorganik.
(40)
e. Vegetasi
Vegetasi yang disediakan berupa pepohonan dan tanaman untuk menciptakan keindahan, sebagai peneduh, serta untuk mengurangi polusi. f. Jalur pejalan kaki
Penempatan pepohonan dan tanaman di sepanjang jalur pejalan kaki dapat memberikan rasa sejuk, perlindungan dan menciptakan kualitas visual yang membuat para pejalan kaki merasa nyaman untuk berjalan kaki. Jalur pejalan kaki sebaiknya dibuat dari materila yang kasar dan tidak licin berupa beton, bata, atau batu.
g. Fasilitas lainnya berupa toilet umum, taman bermain, tempat parkir dsb. 3. Selain itu, apabila dilihat dari segi pemakaian suatu ruang terbuka publik,
faktor - faktor yang juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik, yaitu :
a. Waktu berkunjung.
Apabila dilihat dari segi waktu berkunjung, ruang terbuka publik yang selama waktu operasionalnya selalu dikunjungi oleh orang - orang untuk melakukan aktivitas tertentu dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik tersebut.
b. Lama berkunjung.
Semakin lama seseorang berkunjung ke suatu ruang terbuka publik, maka menunjukkan bahwa seseorang tersebut semakin merasa nyaman untuk beraktivitas di ruang terbuka publik tersebut.
c. Banyak kunjungan.
Kerutinan dan keteraturan kunjungan seseorang dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik.
d. Rekan berkunjung.
Apabila dilihat dari segi rekan berkunjung, ruang terbuka publik yang dikunjungi oleh 2 orang secara bersama, bersama kelompok ataupun rombongan lebih baik dibandingkan ruang terbuka publik yang hanya dikunjungi sendiri. Apabila ruang terbuka publik lebih banyak dikunjungi oleh 2 orang secara bersama, bersama kelompok ataupun bersama
(41)
rombongan, maka ruang terbuka publik tersebut dapat dikatakan sebagai ruang terbuka publik yang menyenangkan, mampu menyediakan banyak tempat dan ruang bagi orang - orang untuk dapat beraktivitas bersama dengan teman, keluarga dsb.
e. Jenis - jenis aktivitas.
Apabila dilihat dari segi jenis - jenis aktivitas, keberagaman jenis aktivitas yang berlangsung di suatu ruang terbuka publik dan besarnya peluang orang - orang untuk turut terlibat di dalam aktvitas tersebut dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik tersebut.
2.3.4. Aktivitas Remaja di Ruang Terbuka Publik
Menurut Monks, dkk. (1996), pada masa remaja, kehidupan sosial akan berubah dari lingkungan keluarga menjadi kepada kelompok teman sebaya. Adapun kegiatan bersosialisasi dengan teman sebaya serta keberadaan teman sebaya sangatlah penting bagi remaja, sehingga dalam proses perkembangannya, remaja suka mengunjungi tempat yang mampu memberikan kesempatan bagi mereka untuk dapat bertemu dengan teman mereka dan memberikan kebebasan bagi mereka untuk beraktivitas (Duzenli et. al., 2010;. Fitzgerald et. al., 1995.).
Adapun ruang - ruang terbuka publik yang umumnya disukai remaja adalah ruang terbuka publik yang berada di pusat kota. Aktivitas remaja yang umumnya berlangsung di dalam ruang - ruang terbuka publik ini meliputi aktivitas nongkrong, bertemu teman-teman, dan berolahraga (Duzenli et. al., 2010;.. Fitzgerald et. al., 1995). Remaja menyukai ruang terbuka publik yang suasananya ramai serta mampu menyediakan berbagai pilihan aktivitas. Selain itu, remaja juga menyukai ruang terbuka publik yang mampu memberikan peluang bagi mereka dapat bertemu dengan teman-teman mereka dalam suasana yang santai. Intinya, adalah semua aktivitas dapat dilakukan bersama dengan teman-teman dan tidak dengan orang tua (Vanderstede, 2011). Disamping itu, menurut Gearin dan Kahle (2006) bahwa asap, kotoran, limbah, gelandangan, dan preman merupakan beberapa faktor yang tidak disukai oleh remaja.
(42)
Iso-Ahola dan Crowley (1991) mengemukakan bahwa remaja sangat memerlukan ruang bersama berupa ruang terbuka publik yang mampu memenuhi kebutuhan sosial mereka, berupa aktivitas rekreasi, olahraga, seni dan pertemuan. Keterlibatan para remaja di dalam aktivitas - aktivitas tersebut dapat menghindari remaja dari perilaku anti - sosial. Selain itu, berbagai aktivitas tersebut juga dapat mencegah remaja dari rasa bosan dan membuat mereka merasa nyaman. Garbarino (1980) menjelaskan salah satu alasan munculnya kenakalan remaja adalah dikarenakan kurangnya kesempatan dan kurangnya ruang yang cukup bagi para remaja untuk beraktivitas. Dengan demikian, remaja perlu mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri mereka dengan melakukan berbagai aktivitas yang disukai mereka di ruang - ruang terbuka publik (Monks, dkk., 1996).
(43)
BAB III
GAMBARAN UMUM KAWASAN STUDI
3.1. Lapangan Merdeka, Medan Sebelum Kemerdekaan Indonesia
3.1.1. Lapangan Merdeka, Medan Pada Masa Pemerintahan Belanda (1885 - 1942)
Dulunya, Lapangan Merdeka di Kota Medan merupakan lahan rawa - rawa. Pada tahun 1885, Belanda menjadikan lahan rawa - rawa tersebut menjadi ruang terbuka publik yang disebut Esplanade. Hal ini dikarenakan, keberadaan suatu ruang terbuka publik sebagai inti kota sangatlah penting sehingga pada masa pemerintahannya, Belanda menetapkan kawasan Esplanade sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perniagaan. Esplanade berada pada lokasi yang sangat strategis yaitu dikelilingi oleh bangunan - bangunan komersial berupa Balai Kota, Bank Indonesia, Hotel De Boer, Stasiun Kereta Api, Kantor Pos dsb. Pada masa itu, Espanade ini merupakan alun - alun , tempat wisata, berkumpul, jalan - jalan, tempat diselenggarakannya parade serta pertandingan sepak bola. Namun, Esplanade pada masa pemerintahan Belanda hanya digunakan oleh orang - orang Eropa dan bangsawan Melayu, dan rakyat biasa dapat menggunakan Esplanade pada saat diselenggarakannya acara pasar malam (Loderichs, 1997).
Gambar 3.1. Esplanade Pada Masa Pemerintahan Belanda Sumber : Loderichs, 1997
(44)
Pada tahun 1923, Belanda menggelar pasar malam untuk pertama kalinya di Taman Esplanade selama seminggu. Sejak saat itu, pasar malam di Espalande digelar setiap satu tahun sekali. Lalu, pada tahun 1927, bagian utara Esplanade difungsikan sebagai lapangan olahraga hingga kemudian ditetapkan sebagai taman kota (Loderichs, 1997).
Gambar 3.2. Pasar Malam Di Taman Esplanade Sumber : Loderichs, 1997
3.1.2. Lapangan Merdeka, Medan Pada Masa Pemerintahan Jepang (1942 - 1945)
Pada masa pemerintahan Jepang, di tahun 1943, Esplanade berganti nama menjadi "Fukuraidu" dan dibangun sebuah Tugu Kemenangan Balatentara Jepang (Loderichs, 1997).
Gambar 3.3. Tugu Kemenangan Balatentara Jepang Di Taman Esplanade Sumber : Loderichs, 1997
(45)
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia secara resmi telah merdeka. Sejak saat itu, Fukuraidu disebut Lapangan Merdeka dan pada tanggal 6 Oktober 1945, di Lapangan Merdeka, Gubernur Sumatera saat itu yaitu Mr. Teuku Muhammad Hasan, menyampaikan kepada seluruh masyakarat Kota Medan bahwa kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan oleh Soekarno - Hattta pada tanggal 17 Agustus 1945 dan digelar upacara penaikan bendera merah putih (Loderichs, 1997).
Gambar 3.4. Upacara Penaikan Bendera Merah Putih Di Lapangan Merdeka Sumber : Loderichs, 1997
3.2. Lapangan Merdeka, Medan Pada Tahun 1945 - 2006
Setelah Bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan, Lapangan Merdeka yang awalnya dikelola oleh pihak Pemerintah Gementee Medan, kemudian beralih kepada pihak Dinas Pertamanan Kota Medan. Pada sekitar tahun 1970-an Lapangan Merdeka dipagari dan dibuat jalur lari atletik sepanjang 400 m yang digunakan oleh para atlet PASI untuk berlatih serta masyarakat untuk berolahraga pada saat pagi dan sore hari (Nasution, 2000).
Pada awal tahun 2000, PEMKO Medan mengusulkan penambahan fungsi di Lapangan Merdeka sebagai salah satu program untuk mengembangkan dan mempromosikan Kota Medan sebagai salah satu tempat wisata dan bisnis berskala internasional. Kegiatan ini diawali dengan upaya pemindahan toko buku di Titi Gantung ke sisi timur Lapangan Merdeka, dan dinamakan "Pasar Buku"
(46)
pada pertengahan tahun 2002. Perubahan paling signifikan terjadi pada masa pemerintahan Walikota Medan dimana Bapak Abdillah pada tahun 2004 mengusulkan pembangunan Merdeka Walk sebagai tempat jajanan kuliner, penyelengaraan hiburan dan pertunjukkan. Merdeka Walk didirikan dan diresmikan oleh Walikota Medan, Bapak Abdillah pada tanggal 19 Mei 2005 dan hingga saat ini, Merdeka Walk menjadi tempat jajanan kuliner, hiburan dan pertunjukkan. Setelah pembangunan Merdeka Walk, tidak lama kemudian, Pemerintah Kota Medan menambah sarana olahraga berupa alat - alat olahraga, lapangan voli, panjat tebing dsb. (Rahmawati, 2010).
3.3. Lapangan Merdeka, Medan Pada Tahun 2006 - 2014
Pada akhir tahun 2009, seluruh sisi Lapangan Merdeka dipagari dengan pagar pembatas setinggi 2 meter serta adanya pintu gerbang pada sisi utara Lapangan Merdeka (Rahmawati, 2010). Lapangan Merdeka, Medan saat ini merupakan ruang terbuka publik di pusat Kota Medan seluas 15.867 m2 (Dinas Pertamanan Kota Medan). Adapun kawasan penelitian di dalam studi ini mencakup area Lapangan Merdeka dan Merdeka Walk, tetapi khusus untuk area Lapangan Merdeka, sebagian area yang dulunya merupakan area toko buku bekas tidak termasuk di dalam kawasan studi dikarenakan pada saat studi ini berlangsung, area tersebut sedang dalam tahapan renovasi untuk rencana pembangunan Sky Cross.
Lapangan Merdeka dan Merdeka Walk merupakan satu kesatuan ruang terbuka publik yaitu Lapangan Merdeka, Medan, dimana Lapangan Merdeka dan Merdeka Walk hanya berbeda dari segi pengelolaannya. Lapangan Merdeka dikelola oleh pihak pemerintah yaitu Dinas Pertamanan Kota Medan dan memiliki waktu operasional dari pukul 04:30 WIB hingga pukul 23:00 WIB sedangkan Merdeka Walk dikelola oleh pihak swasta yaitu P.T. Orange Indonesia Mandiri dan memiliki waktu operasional dari pukul 10.30 WIB hingga pukul 24:00 WIB, kecuali stand Mac Donal di Merdeka Walk yang selalu buka 24 jam. Walaupun keduanya berbeda dari segi pengelolanya, namun keduanya masih berada dalam kontrol dan kepemilikan pemerintah. Pengelolaan Lapangan Merdeka difokuskan
(47)
kepada penyediaan berbagai fasilitas berolahraga, penyelengaraan berbagai acara baik formal ataupun non formal sedangkan pengelolaan Merdeka Walk lebih difokuskan kepada tempat berwisata kuliner sambil nongkrong dan berkumpul baik bersama teman, keluarga dsb serta tempat untuk menonton berbagai acara yang diselenggarakan pada saat - saat tertentu.
Gambar 3.5. Peta Lokasi Lapangan Merdeka, Medan Sumber : Olah Data
(48)
(49)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Studi
Adapun jenis studi ini merupakan deskriptif kualitatif, dimana data - data yang diperoleh selama studi akan dideskripsikan, diggambarkan berdasarkan fakta yang ada serta saling dihubungkan untuk mendapatkan suatu kesimpulan atas fenomena yang terjadi (Silaen S. dan Widiyono, 2013).
4.2. Variabel Studi
Menurut Silaen S. dan Widiyono (2013), variabel merupakan segala sesuatu dalam berbagai nilai, yaitu suatu fenomena yang dapat memperlihatkan sesuatu yang dapat diobservasi dan diukur.
Tabel 4.1. Variabel, Indikator, Dan Metode Penelitian Sumber : Project For Public Space (2000)
Variabel Indikator Metode
Karakteristik fungsi dan aktivitas di ruang
terbuka publik.
ï‚· Nyaman.
ï‚· Aman.
ï‚· Bersih.
ï‚· Rindang / sejuk.
ï‚· Menarik / attraktif.
ï‚· Historis.
ï‚· Nyaman untuk berjalan kaki.
ï‚· Aktivitasnya menyenangkan.
ï‚· Kebebasan beraktivitas.
ï‚· Banyak pilihan kegiatan.
ï‚· Penting.
ï‚· Ramai.
ï‚· Berkesan.
ï‚· Suasananya bersahabat.
ï‚· Mudah diakses.
ï‚· Kuesioner.
ï‚· Wawancara.
ï‚· Observasi.
ï‚· Foto.
Fasilitas di ruang terbuka publik.
ï‚· Fasilitas tempat duduk.
ï‚· Fasilitas penerangan.
ï‚· Fasilitas jalur pejalan kaki.
ï‚· Kuesioner.
ï‚· Wawancara.
(50)
Tabel 4.1., Sambungan
Sumber : Project For Public Space (2000)
Variabel Indikator Metode
Fasilitas di ruang terbuka publik.
ï‚· Fasilitas alat olahraga.
ï‚· Fasilitas tempat sampah.
ï‚· Fasilitas taman bermain.
ï‚· Fasilitas tanda penunjuk.
ï‚· Fasilitas toilet umum.
ï‚· Fasilitas vegetasi.
ï‚· Fasilitas tempat parkir.
ï‚· Kelengkapan fasilitas.
ï‚· Kuesioner.
ï‚· Wawancara.
ï‚· Observasi.
ï‚· Foto.
Fungsi dan aktivitas di ruang terbuka publik.
ï‚· Waktu berkunjung.
ï‚· Rekan berkunjung.
ï‚· Lama kunjungan.
ï‚· Banyak kunjungan.
ï‚· Kuesioner.
ï‚· Wawancara.
ï‚· Jenis aktivitas.
ï‚· Kuesioner.
ï‚· Wawancara.
ï‚· Observasi.
ï‚· Foto.
4.3 Populasi Dan Sampel
Menurut Sugiyono (2009), populasi merupakan segala objek yang akan diteliti dan disimpulkan. Dalam studi ini, populasinya merupakan jenis populasi infinit / tidak tetap, yaitu remaja berusia 12 - 19 tahun yang mengunjungi Lapangan Merdeka, Medan.
Menurut Sugiyono (2009), sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang diteliti. Berdasarkan pada pertimbangan akan jenis populasi serta keterbatasan waktu, maka metode pemilihan sampel akan memakai metode Non
Probability Sample dengan menerapkan teknik Convenience Sampling. Sampel
penelitian akan dipilih berdasarkan faktor ketidaksengajaan dikarenakan seseorang yang kebetulan berada di suatu tempat atau peneliti yang secara kebetulan mengenal seseorang tersebut (Mustafa, 2003). Champion, 1981 (dalam Mustafa, 2003) mengatakan bahwa jumlah sampel yang paling efektif untuk dilakukan uji statistik adalah sebanyak 120 - 250. Berdasarkan pertimbangan
(51)
tersebut, sampel minimal di dalam studi ini adalah sebanyak 120 dan sampel maksimal adalah sebanyak 250.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Adapun data di dalam studi ini, yaitu :
1. Data primer merupakan data baru yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung (Hasan, 2004). Dalam mengumpulkan data primer, peneliti menggunakan teknik observasi, penyebaran kuesioner, pengambilan foto dan wawancara. Adapun data primer ini akan dikumpulkan dalam rentang waktu selama 1 minggu penelitian dengan pembagian waktu, berupa :
a. Pengambilan data primer pada saat pagi hari jam 05.30 - 08.00. b. Pengambilan data primer pada saat siang hari jam 12.00 - 14.30. c. Pengambilan data primer pada saat sore hari jam 16.00 - 18.30. d. Pengambilan data primer pada saat malam hari jam 19.00 - 21.30.
2. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan peneliti dari informasi yang telah ada (Hasan, 2004). Dalam mengumpulkan data sekunder, peneliti memperolehnya dari Dinas Pertamanan Kota Medan, buku, jurnal, media elektronik dsb.
4.5. Metode Analisa Data
Hasil analisa data di dalam studi ini berupa hasil analisa fungsi dan aktivitas remaja di Lapangan Merdeka, Medan; hasil analisa persepsi remaja terhadap karakteristik fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan serta hasil analisa persepsi remaja terhadap fasilitas di Lapangan Merdeka, Medan. Hasil analisa fungsi dan aktivitas remaja di Lapangan Merdeka, Medan yang akan ditampilkan dengan presentase dalam bentuk diagram pie chart, diagram batang dan deskripsi. Hasil analisa persepsi remaja terhadap karakteristik fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan serta hasil analisa persepsi remaja terhadap fasilitas di Lapangan Merdeka, Medan akan dianalisa dengan interpretasi rata - rata skor berdasarkan metode pengukuran skala likert dan akan ditampilkan dengan presentase dalam bentuk diagram pie chart, diagram batang dan deskripsi.
(52)
Skala likert merupakan skala pengukuran yang umumnya digunakan untuk mengukur elemen - elemen deskriptif berupa persepsi, sikap, pendapat seseorang atau kelompok terhadap suatu fenomena (Silaen, S. dan Widiyono, 2013). Dalam kuesioner studi ini, responden akan menilai suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari 5 pilihan skala, yaitu (Silaen, S. dan Widiyono, 2013) :
1. Skala 1 : sangat tidak setuju. 2. Skala 2 : tidak setuju. 3. Skala 3 : netral. 4. Skala 4 : setuju. 5. Skala 5 : sangat setuju.
Data - data kuesioner yang diperoleh dari studi, akan dianalisa dengan analisa interpretasi rata - rata skor, yaitu (Silaen, S. dan Widiyono, 2013):
1. Pertama - tama, harus didapatkan terlebih dahulu skor rata - rata dari persepsi remaja terhadap karakteristik fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka dan Merdeka Walk serta skor rata - rata dari persepsi remaja terhadap fasilitas di Lapangan Merdeka dan Merdeka Walk, dengan rumus, yaitu :
2. Kemudian, dicari interval skor rata - rata untuk mengetahui kategori penilaian dari skor rata - rata yang telah didapatkan, dengan rumus, yaitu :
(53)
Dengan demikian, nilai skor rata - rata yang telah didapatkan tersebut dapat ditetapkan nilainya berdasarkan kriteria interval, yaitu :
1. 1,00 - 1,79 : sangat tidak setuju. 2. 1,80 - 2,59 : tidak setuju. 3. 2,60 - 3,39 : netral.
4. 3,40 - 4,19 : setuju. 5. 4,20 - 5,00 : sangat setuju.
Selain itu, juga dicari skor rata - rata persepsi remaja terhadap karakteristik fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan secara keseluruhan dan skor rata - rata persepsi remaja terhadap fasilitas di Lapangan Merdeka, Medan secara keseluruhan dengan menggunakan rumus, yaitu :
(54)
(55)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden di dalam studi ini adalah para remaja yang berusia 12 - 19 tahun. Adapun jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 250 dan terpilih 242 kuesioner yang diisi dengan baik dan benar yang dapat dijadikan sampel. Dari 242 kuesioner tersebut diketahui bahwa terdapat sebanyak 44 orang remaja (18,2%) yang belum pernah berkunjung ke Merdeka Walk. Adapun analisa persepsi remaja terhadap fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka, Medan ini akan dibagi ke dalam 4 pembahasan yaitu analisa data remaja pengunjung, analisa fungsi dan aktivitas remaja, analisa persepsi remaja terhadap karakteristik fungsi dan aktivitas, dan analisa persepsi remaja terhadap fasilitas.
5.1. Analisa Data Remaja Pengunjung Lapangan Merdeka, Medan 5.1.1. Analisa Data Remaja Pengunjung Lapangan Merdeka
Diagram 5.1. Presentase Remaja Yang Berkunjung Ke Lapangan Merdeka Dilihat Dari Segi Usia
Sumber : Olah Data
Diagram 5.1. menunjukkan bahwa dari total 242 orang remaja yang mengunjungi Lapangan Merdeka, ternyata kunjungan ke Lapangan Merdeka didominasi oleh remaja berusia 16 - 19 tahun yang umumnya berada pada jenjang pendidikan SMA yaitu sebanyak 79%, sedangkan presentase remaja berusia 12 - 15 tahun yang berkunjung ke Lapangan Merdeka yang umumnya berada di jenjang pendidikan SMP hanya mencapai 21%. Hal ini sesuai dengan teori yang
21% 79%
Presentase Remaja Yang Berkunjung Ke Lapangan Merdeka Dilihat Dari Segi Usia (Total sampel : 242 orang)
12 - 15 Tahun 16 - 19 Tahun
(56)
dikemukakan oleh Makmun (2003), dimana masa remaja akhir yang usianya berkisar antara 16 - 19 tahun merupakan masa dimana remaja sudah memiliki emosi yang lebih stabil dibandingkan masa remaja awal yang berusia 12 - 15 tahun, sehingga pengawasan dan kontrol orang tua terhadap remaja yang berusia 16 - 19 tahun sudah lebih berkurang intensitasnya dan mereka lebih diberikan kebebasan untuk beraktivitas di luar rumah dibandingkan remaja yang masih berusia 12 - 15 tahun.
Diagram 5.2. Presentase Remaja Yang Berkunjung Ke Lapangan Merdeka Dilihat Dari Segi Jenis Kelamin
Sumber : Olah Data
Diagram 5.2. menunjukkan bahwa dari total 242 orang remaja pengunjung, lebih banyak remaja wanita yang berkunjung ke Lapangan Merdeka yaitu sebesar 60% dibandingkan remaja pria yang presentasenya hanya sebesar 40%.
5.1.2. Analisa Data Remaja Pengunjung Merdeka Walk
Diagram 5.3. Presentase Remaja Yang Berkunjung Ke Merdeka Walk Dilihat Dari Segi Usia
Sumber : Olah Data 40% 60%
Presentase Remaja yang Berkunjung Ke Lapangan Merdeka Dilihat Dari Segi Jenis Kelamin (Total sampel : 242 orang)
Pria Wanita
19% 81%
Presentase Remaja Yang Berkunjung Ke Merdeka Walk Diihat Dari Segi Usia (Total sampel : 198 orang)
12 - 15 Tahun 16 - 19 Tahun
(57)
Diagram 5.3. menunjukkan bahwa dari total 198 orang remaja yang mengunjungi Merdeka Walk, ternyata kunjungan ke Merdeka Walk didominasi oleh remaja berusia 16 - 19 tahun yang umumnya berada pada jenjang pendidikan SMA yaitu sebanyak 81%, sedangkan presentase remaja berusia 12 - 15 tahun yang berkunjung ke Merdeka Walk yang umumnya berada di jenjang pendidikan SMP hanya mencapai 19%. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Makmun (2003), dimana masa remaja akhir yang usianya berkisar antara 16 - 19 tahun merupakan masa dimana remaja sudah memiliki emosi yang lebih stabil dibandingkan masa remaja awal yang berusia 12 - 15 tahun, sehingga pengawasan dan kontrol orang tua terhadap remaja yang berusia 16 - 19 tahun sudah lebih berkurang intensitasnya dan mereka lebih diberikan kebebasan untuk beraktivitas di luar rumah dibandingkan remaja yang masih berusia 12 - 15 tahun.
Diagram 5.4. Presentase Remaja Yang Berkunjung Ke Merdeka Walk Dilihat Dari Segi Jenis Kelamin
Sumber : Olah Data
Diagram 5.4. menunjukkan bahwa dari total 198 orang remaja pengunjung, lebih banyak remaja wanita yang berkunjung ke Merdeka Walk yaitu sebesar 54% dibandingkan remaja pria yang presentasenya hanya sebesar 46%.
5.2. Analisa Fungsi Dan Aktivitas Remaja Di Lapangan Merdeka, Medan 5.2.1. Analisa Fungsi Dan Aktivitas Remaja Di Lapangan Merdeka
Gehl (dalam Zhang dan Lawson, 2009) mengemukakan terdapat 3 jenis aktivitas di ruang terbuka publik yaitu aktivitas penting / fungsional, aktivitas pilihan / rekreasi, dan aktivitas sosial. Berdasarkan pengolongan jenis aktivitas
46% 54%
Presentase Remaja Yang Berkunjung Ke Merdeka Walk Dilihat Dari Segi Jenis Kelamin (Total sampel : 198 orang)
Pria Wanita
(58)
tersebut, maka jika dilihat pada Diagram 5.5. yang menunjukkan jenis aktivitas yang dilakukan remaja di Lapangan Merdeka, dapat disimpulkan bahwa remaja yang berkunjung ke Lapangan Merdeka melakukan berbagai jenis aktivitas pilihan dan aktivitas sosial.
Diagram 5.5. Presentase Jenis Aktivitas Remaja Di Lapangan Merdeka Sumber : Olah Data
Diagram 5.5. menunjukkan bahwa dari total 242 orang remaja yang mengunjungi Lapangan Merdeka, remaja melakukan berbagai jenis aktivitas pilihan dan aktivitas sosial. Adapun aktivitas pilihan yang dilakukan oleh remaja di Lapangan Merdeka berupa duduk - duduk, menonton acara, memakai alat - alat olahraga, senam, jogging, bermain voli, bermain bulutangkis, bermain bola kaki, latihan menari, latihan karate, bermain di taman bermain, jalan - jalan santai, bersepeda, latihan paskibraka, bermain skateboard, upacara Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS), dan foto - foto. Hal ini dikarenakan, menurut Hurlock (1980) bahwa salah satu minat yang timbul pada masa remaja adalah minat rekreasi dimana remaja menyukai rekreasi - rekreasi yang bersifat ringan dan mampu mengembangkan kreativitas mereka, berupa olahraga, seni, pertunjukkan,
0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00%
Presentase Remaja Dengan Ragam Jenis Aktivitas Yang Dilakukan Di Lapangan
Merdeka (Total sampel : 242 orang)
Bertemu Teman Duduk - Duduk Menonton Acara
Memakai Alat - Alat Olahraga Senam
Jogging Bermain Voli Bermain Bulutangkis Bermain Bola Kaki Latihan Menari Latihan Karate
Bermain Di Taman Bermain Nongkrong
Jalan - Jalan Santai Bersepeda
Latihan Paskibraka Bermain Skateboard Upacara HARDIKNAS Foto - Foto
(59)
bersantai, berinteraksi dengan teman - teman, berpergian, senang menyalurkan hobi dsb.
Adapun dari berbagai jenis aktivitas pilihan yang dilakukan oleh remaja di Lapangan Merdeka, ternyata remaja paling banyak melakukan aktivitas olahraga berupa jogging (33,47%), memakai alat - alat olahraga (28,51%), dan jalan - jalan santai (23,55%), sedangkan jenis aktivitas pilihan yang paling jarang dilakukan oleh remaja adalah bermain skateboard (0,83%) dan latihan karate (0,83%). Aktivitas olahraga sebagai salah satu bentuk aktivitas pilihan lebih banyak dilakukan oleh remaja karena Lapangan Merdeka yang memang menyediakan fasilitas alat - alat olahraga di sepanjang sisi barat serta tersedianya area jalur lari /
jogging track yang mengelilingi lapangan ini, sedangkan aktivitas pilihan lainnya
berupa bermain skateboard sebenarnya juga diminati remaja, namun jarang dilakukan dikarenakan tidak tersedianya area khusus bermain skateboard di Lapangan Merdeka yang mampu memfasilitasi para remaja secara maksimal untuk bermain skateboard. Selain itu, aktivitas pilihan berupa menonton acara (20,66%) juga diminati oleh para remaja yang berkunjung ke Lapangan Merdeka. Hal ini dikarenakan, menurut Hurlock (1980) bahwa salah satu minat yang timbul pada masa remaja adalah minat sosial dimana remaja suka terlibat dalam berbagai acara - acara.
Disamping jenis aktivitas pilihan, remaja juga melakukan jenis aktivitas sosial berupa aktivitas nongkrong, bertemu dengan teman, dan belajar kelompok. Adapun dari berbagai jenis aktivitas sosial yang dilakukan oleh remaja di Lapangan Merdeka, ternyata remaja paling banyak melakukan aktivitas nongkrong (19,42%). Selain itu, aktivitas sosial lainnya yang juga dilakukan oleh para remaja di Lapangan Merdeka yaitu bertemu dengan teman dengan presentase sebanyak 3,71%, dan belajar kelompok dengan presentase sebanyak 1,24%. Lapangan Merdeka dipilih sebagai tempat untuk bertemu dengan teman oleh beberapa remaja pengunjung dikarenakan lokasi Lapangan Merdeka yang sangat strategis, yakni berada di pusat kota. Aktivitas pilihan dan aktivitas sosial sebenarnya merupakan aktivitas yang seringkali berlangsung secara bersamaan dan sulit dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, bahkan aktivitas pilihan
(60)
seringkali merupakan pemicu akan timbulnya aktivitas sosial. Hal ini terlihat dari Gambar 5.1. berikut dimana terlihat beberapa remaja pengunjung Lapangan Merdeka melakukan aktivitas pilihan berupa duduk, berolahraga, berjalan - jalan santai dsb. bersamaan dengan aktivitas sosial berupa mengobrol.
Gambar 5.1. Aktivitas Pilihan Yang Dilakukan Bersamaan Dengan Aktivitas Sosial Oleh Beberapa Remaja Di Lapangan Merdeka
Sumber : Olah Data
Diagram 5.6. Presentase Rekan Berkunjung Remaja Ke Lapangan Merdeka Sumber : Olah Data
Diagram 5.6. menunjukkan bahwa dari total 242 orang, remaja paling banyak berkunjung ke Lapangan Merdeka bersama dengan teman - teman sebaya
2,48% 1,65%
41,70%
23,10%
15,70% 13,22%
2,07%
0,00% 20,00% 40,00% 60,00%
Presentase Rekan Berkunjung Remaja Ke Lapangan Merdeka (Total sampel : 242 orang)
Sendiri Pacar
1 - 3 Orang Teman 4 - 8 Orang Teman
Rombongan (> 8 Orang) Bervariasi, Tidak Pernah Sendiri Bervariasi, Pernah Sendiri
Keterangan : Bervariasi artinya rekan berkunjung remaja ke Lapangan Merdeka bisa dilakukan baik bersama 1 - 3 orang teman, 4 - 8 orang teman, rombongan, keluarga, ataupun pacar.
(61)
mereka baik dalam bentuk kelompok yang terdiri dari 1 - 3 orang teman (41,7%), 4 - 8 orang teman (23,1%) serta rombongan (15,7%). Hal ini dikarenakan menurut Monk, dkk. (1996) bahwa pada masa remaja terjadi perubahan kehidupan sosial dari lingkungan keluarga menjadi kepada lingkungan teman - teman sebaya. Selain itu, pada masa perkembangannya, remaja cenderung memiliki banyak teman dan suka menghabiskan waktu luang mereka bersama - sama dengan teman - teman (Makmun, 2003).
Adapun hanya sebanyak 1,65% remaja yang berkunjung ke Lapangan Merdeka bersama dengan pacar mereka. Sebanyak 2,48% remaja yang mengunjungi Lapangan Merdeka sendiri, tanpa bersama teman ataupun keluarga. Selain itu, juga terdapat sebanyak 13,22% remaja yang mengunjungi Lapangan Merdeka dengan rekan berkunjung yang bervariasi, baik bersama 1 - 3 orang teman, 4 - 8 orang teman, rombongan, keluarga, ataupun pacar, namun tidak pernah berkunjung sendiri serta terdapat pula sebanyak 2,07% remaja yang mengunjungi Lapangan Merdeka dengan rekan berkunjung yang bervariasi, baik bersama 1 - 3 orang teman, 4 - 8 orang teman, rombongan, keluarga, ataupun pacar, namun juga pernah berkunjung sendiri.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Lapangan Merdeka sebagai ruang terbuka publik, lebih banyak dikunjungi oleh remaja bersama dengan beberapa teman, kelompok - kelompok serta rombongan dibandingkan dikunjungi sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila dilihat dari segi rekan berkunjung, Lapangan Merdeka merupakan ruang terbuka publik yang menyenangkan bagi remaja dan mampu menyediakan banyak tempat serta ruang bagi remaja untuk beraktivitas bersama dengan teman - teman mereka, sebagaimana yang dikemukakan oleh Project For Public Spaces (2000) bahwa suatu ruang terbuka publik dapat dikatakan menyenangkan dan mampu menyediakan banyak tempat serta ruang bagi orang - orang untuk dapat beraktivitas bersama dengan teman - teman ataupun keluarga mereka apabila kunjungan ke ruang terbuka publik tersebut lebih didominasi oleh kunjungan 2 orang secara bersama, bersama kelompok ataupun bersama rombongan dibandingkan kunjungan sendiri.
(62)
Diagram 5.7. Presentase Lama Kunjungan Remaja Ke Lapangan Merdeka Sumber : Olah Data
Diagram 5.7. menunjukkan bahwa dari total 242 orang remaja pengunjung, lama kunjungan remaja ke Lapangan Merdeka didominasi oleh 91,32% remaja yang mengunjungi Lapangan Merdeka selama 0 - 5 jam / minggu. Selain itu hanya terdapat sebanyak 5,79% remaja yang mengunjungi Lapangan Merdeka selama 6 - 10 jam / minggu dan 2,89% remaja yang mengunjungi Lapangan Merdeka selama 11 - 15 jam / minggu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa umumnya remaja merasa nyaman untuk beraktivitas di Lapangan Merdeka selama 0 - 5 jam / minggu.
Diagram 5.8. Presentase Banyak Kunjungan Remaja Ke Lapangan Merdeka Sumber : Olah Data
91,32%
5,79% 2,89%
0,00% 30,00% 60,00% 90,00%
Presentase Lama Kunjungan Remaja Ke Lapangan Merdeka (Jam / Minggu) (Total sampel : 242 orang)
0 - 5 Jam 6 - 10 Jam 11 - 15 Jam
33,88%
13,22%
2,07% 1,24% 5,79% 0,41% 15,70% 4,13% 23,55% 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00%
Presentase Banyak Kunjungan Remaja ke Lapangan Merdeka (Total sampel : 242 orang)
1 Kali Seminggu 2 - 3 Kali Seminggu > 3 Kali Seminggu 1 Kali Sebulan 2 -3 Kali Sebulan 1 Kali Setahun Baru 1 - 5 Kali Baru 6 - 10 Kali > 11 Kali
(63)
Diagram 5.8. menunjukkan bahwa dari total 242 orang remaja pengunjung, lebih banyak remaja melakukan kunjungan rutin ke Lapangan Merdeka yaitu sebesar 56,61% dibandingkan dengan kunjungan tidak tetap yang hanya sebesar 43,49%. Adapun kunjungan rutin yang dilakukan oleh remaja pengunjung berupa 33,88% remaja yang melakukan kunjungan sebanyak 1 kali seminggu; 13,22% remaja sebanyak 2 - 3 kali seminggu; 2,07% remaja sebanyak > 3 kali seminggu; 1,24% remaja sebanyak 1 kali sebulan; 5,79% remaja sebanyak 2 - 3 kali sebulan; 0,41% remaja sebanyak 1 kali setahun. Kunjungan tidak tetap yang dilakukan oleh remaja pengunjung berupa 15,70% remaja yang melakukan kunjungan sebanyak 1 - 5 kali; 4,13% remaja sebanyak 6 - 10 kali; 23,55% remaja sebanyak > 11 kali. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa kunjungan remaja ke Lapangan Merdeka didominasi oleh kunjungan rutin baik setiap 1 kali seminggu, 2 - 3 kali seminggu, > 3 kali seminggu, 1 kali sebulan, 2 - 3 kali sebulan, dan 1 kali setahun. Hal ini menunjukkan bahwa apabila dilihat dari segi banyaknya kunjungan, maka fungsi dan aktivitas di Lapangan Merdeka dapat dikatakan berhasil dikarenakan menurut Project For Public Spaces (2000) bahwa kerutinan dan keteraturan kunjungan seseorang ke suatu ruang terbuka publik dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan fungsi dan aktivitas di suatu ruang terbuka publik.
Diagram 5.9. Presentase Waktu Kunjungan Remaja Ke Lapangan Merdeka Sumber : Olah Data
Diagram 5.9. menunjukkan bahwa dari total 242 orang remaja pengunjung, sebanyak 31,80% remaja berkunjung ke Lapangan Merdeka pada saat pagi hari
31,80%
18,60%
40,50%
9,09% 0,00%
20,00% 40,00% 60,00%
Presentase Waktu Kunjungan Remaja ke Lapangan Merdeka (Total sampel : 242 orang)
(64)
dan presentase tingkat kunjungan remaja ke Lapangan Merdeka akan mencapai puncaknya pada saat sore hari yaitu sebesar 40,50%. Menjelang siang hari, Lapangan Merdeka agak jarang dikunjungi remaja, dimana hanya terdapat 18,60% remaja yang mengunjungi Lapangan Merdeka. Tingkat kunjungan remaja ke Lapangan Merdeka memiliki presentase paling kecil pada saat malam hari, dengan presentase kunjungan hanya sebesar 9,09%.
Berikut ini merupakan uraian aktivitas remaja yang berlangsung di Lapangan Merdeka pada saat pagi, siang, sore dan malam hari, yaitu :
1. Aktivitas remaja pada saat pagi hari di Lapangan Merdeka (05.30 - 08.00).
Pada hari - hari biasa di pagi hari, umumnya remaja yang mengunjungi Lapangan Merdeka merupakan para remaja yang berusia 18 dan 19 tahun. Adapun aktivitas remaja pada saat pagi hari didominasi oleh jenis aktivitas pilihan berupa pemakaian alat - alat olahraga yang berada di sepanjang sisi barat Lapangan Merdeka, dan aktivitas jogging di area jalur lari (jogging
track) (Gambar 5.3.F). Selain itu, pada sisi barat Lapangan Merdeka, juga
terlihat beberapa remaja yang melakukan jenis aktivitas pilihan bersamaan dengan aktivitas sosial, berupa duduk - duduk sambil nongkrong di area jalur pejalan kaki (Gambar 5.3.A). Area taman bermain terlihat sepi dari aktivitas remaja pada pagi hari, namun, kadang kala terlihat beberapa remaja yang melakukan jenis aktivitas pilihan bersamaan dengan aktivitas sosial berupa bermain ayunan sambil nongkrong bersama teman - teman dan ada pula remaja yang melakukan aktivitas pilihan berupa duduk - duduk sendiri di bawah pepohonan rindang sambil mengamati aktivitas orang lain (Gambar 5.3.L). Disamping itu, di podium tidak terlihat adanya aktivitas remaja pada saat pagi hari (Gambar 5.3.M).
Pada hari libur ataupun hari minggu, aktivitas remaja di pagi hari akan semakin meningkat dibandingkan hari - hari biasa, terutama untuk jenis aktivitas pilihan berupa aktivitas olahraga. Aktivitas remaja yang biasanya jarang terlihat di area tengah lapangan pada hari biasa di pagi hari, namun khusus pada hari libur ataupun hari minggu akan terlihat adanya
(65)
beberapa remaja yang melakukan jenis aktivitas pilihan berupa bermain bulutangkis, bermain bola kaki (Gambar 5.3.B). Hal yang sama juga terjadi pada area di sisi timur lapangan yang pada hari biasa di pagi hari jarang terlihat adanya aktivitas remaja, namun khusus pada hari libur ataupun hari minggu akan terlihat adanya beberapa remaja yang melakukan jenis aktivitas pilihan bersamaan dengan aktivitas sosial berupa duduk - duduk sambil nongkrong bersama teman di sekitar area tugu di sisi timur (Gambar 5.3.E). Bahkan, ada pula remaja yang melakukan jenis aktivitas pilihan berupa bersepeda santai di area jalur lari / jogging track (Gambar 5.3.D).
Selain itu, pada hari libur ataupun hari minggu di pagi hari, juga terdapat banyak pedagang kaki lima yang menjual beragam jenis dagangan berupa sarapan pagi, pakaian, aksesoris wanita, sepatu, sandal, peralatan sulap dsb. yang cukup diminati oleh para remaja (Gambar 5.3.I). Aktivitas remaja pada pagi hari di area taman bermain dan di area taman di sisi selatan yang pada hari - hari biasa sangat jarang terlihat, ternyata aktivitasnya akan meningkat dan menjadi cukup ramai dikunjungi oleh remaja pada hari libur ataupun hari minggu dan umumnya aktivitas di area - area tersebut didominasi oleh para remaja wanita yang melakukan berbagai jenis aktivitas pilihan bersamaan dengan aktivitas sosial berupa bermain ayunan, bermain jungkat jungkit di area taman bermain (Gambar 5.3.K) serta berkumpul dan berinteraksi bersama teman - teman di area taman di sisi selatan (Gambar 5.3.J).
Disamping itu, aktivitas remaja di podium yang sangat jarang terlihat pada hari biasa, khusus pada hari libur ataupun hari minggu akan terlihat adanya beberapa jenis aktivitas pilihan bersamaan dengan aktivitas sosial yang kebanyakan dilakukan oleh remaja wanita berupa aktivitas duduk - duduk santai di anak tangga podium sambil mengobrol bersama teman - teman mereka (Gambar 5.3.N). Setiap hari minggu pagi, dimulai dari jam 06.00 hingga jam 07.30, selalu diadakan kegiatan senam kesehatan jasmani (SKJ) yang terbuka untuk umum. Adapun kegiatan senam ini didominasi oleh kaum perempuan, terutama para ibu - ibu dan hanya terdapat beberapa remaja yang tertarik untuk mengikuti kegiatan SKJ ini (Gambar 5.3.H).
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)