Fungsi dan Pengaruh Media Sosial Line Terhadap Kebutuhan Afiliasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU 2010-2012 (Studi korelasional pengaruh media sosial line terhadap kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa komunikasi FISIP USU stambuk 2010-2012)

(1)

FUNGSI DAN PENGARUH MEDIA SOSIAL LINE

TERHADAP KEBUTUHAN AFILIASI MAHASIWA ILMU

KOMUNIKASI FISIP USU 2010 -2012

(Studi Korelasional pengaruh Media Sosial Line Terhadap Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Stambuk 2010-2012 )

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Univeresitas Sumatera Utara.

Oleh :

MUHAMMAD LUTHFI 080904112

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Muhammad Luthfi

NIM : 080904112

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Fungsi dan Pengaruh Media Sosial Line Terhadap Kebutuhan Afiliasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU 2010-2012 (Studi korelasional pengaruh media sosial line terhadap kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa komunikasi FISIP USU stambuk 2010-2012).

Medan, 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Prof.Suwardi Lubis M.Si Dra. Fatmawardy Lubis, M.A NIP. 195808101986011001 NIP. 196208281987012001

Dekan

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam, karena atas berkat dan rahmat-Nya, Saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua peneliti, Ayahanda Drs.H. Muzakkir Abdussalam dan Ibunda Mahyunita Hamlet serta kedua saudara saudari saya Muhammad Rifqi dan Siti Syifa Nazlia. Tak lupa juga, Saya ingin sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardi Lubis, M.A selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi.

3. Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi atas segala bantuan serta dukungannya yang sangat berguna dan bermanfaat bagi peneliti.

4. Bapak Prof. Dr Suwardi Lubis, M.S sekalu dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dosen Penguji Utama yang telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini hingga akhirnya bisa menjadi lebih baik lagi.

6. Seluruh Dosen dan Staf pengajar yang telah mendidik dan membimbing mulai dari semester awal hingga saya menyelesaikan perkuliahan.

7. Laboratorium Departemen Ilmu Komunikasi, Kak Yovita, Kak Farida Hanim dan Kak Puan yang telah membantu sehingga Saya memperoleh banyak ilmu yang bermanfaat.

8. Terima kasih kepada Siti Shirlia Vera Ammalia Ritonga, yang selalu memberikan dukungan kepada saya ,sehingga saya terus termotivasi untuk segera menyelesaikan perkulian saya dengan baik.


(4)

9. Sahabat seperjuangan Farid, Iqbal, Fikri, Dimas, Reza, Sona dan Fahmi. Serta Aubrey, Nurul dan Ami yang telah banyak membantu dalam mengerjakan skripsi ini.

Peneliti menyadari sebagai manusia tidak luput dari salah, karena kebeneran hanya milik-Nya. Peneliti dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk perbaikan dan sebagai pendorong peneliti untuk dapat semakin maju. Semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan di kemudian hari. Akhir kata, Saya berharap Allah SWT membalas segala kebaikan kalian.

Medan, 14 April 2014 Peneliti

Muhammad Luthfi  

                       


(5)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR SEMESTER UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Luthfi

NIM : 080904112

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

FUNGSI DAN PENGARUH MEDIA SOSIAL LINE TERHADAP

KEBUTUHAN AFILIASI MAHASIWA ILMU KOMUNIKASI

FISIP USU 2010 -2012

(Studi Studi Korelasional pengaruh Media Sosial Line Terhadap Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Stambuk 2010-2012)

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : 14 April 2014

Yang Menyatakan


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai teknologi komunikasi dan kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional pengaruh media sosila Line terhadap kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa FISIP USU). Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh media sosial Line terhadap kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa FISIP USU . Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori komunikasi, Teknologi Informasi, Uses and Gratification, Afiliasi, dan

Instant Mesagging. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Jumlah polulasi dalam penelitian ini ada 129 orang, kemudian dalam penarikan sample nya menggunakan Purposive

sampling dan Snow Ball sehingga seluruh populasi menjadi responden peneliti. Dalam analisis data digunakan analisis tabel tunggal dan tabel silang. Analisis tabel tunggal adalah analisis yang dilakuan dengan membagi-bagikan variable ke dalam beberapa kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis tabel silang adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui apakah variabel yang memiliki hubungan dengan variabel yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada terdapat Pengaruh Media Sosial Line Pada Smart PhoneTerhadap Kebutuhan Afiliasi Di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Tahun Ajaran 2010-2012 Fisip USU.

Kata kunci : Uses and Gratification, Teknologi Komunikasi, Instant Mesagging, Afiliasi .


(7)

ABSTRACT

This research concerned on the technology of communication and affiliation need (the correlational study of the influence social media Line for affiliation need among FISIP USU’s students). This obejctive to find out how about social media Line influences to the needs of affiliation among students FISIP USU. The theories used in this research is communication theory, Information Technology, Uses and Gratification, Affiliation and Instant Mesagging. The method used in this study is a quantitative method using a questionnaire. Total population are 129 people, then for sample withdrawal used the purposive sampling and Snow Ball so that the entire population of respondents researcher. In the analitical of the data used single and cross table analysis. The single table analysis is a technique of analysis done by distributing variable into several categories on the basis of frequency. While cross-table analysis is a technique used to analyze and determine whether the variables that have a correlation with other variables. And the results showed that there are an influence of social media Line on the smartphone for affiliation need among the students of Communication’s Department of FISIP USU in batch 2010-2012.

Key Word : Uses and Gratification, Teknologi Komunikasi, Instant Mesagging, Afiliasi .


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... HALAMAN PERNYATAAN ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR DIAGRAM ...

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II URAUAN TEORITIS ... 10

2.1 Kerangka Teori ... 10

2.1.1 Komunikasi ... 10

2.1.2 Komunikasi Massa ... 12

2.1.3 Teknologi Komunikasi ... 19

2.1.4 Uses and Gratification ... 20

2.1.5 Afiliasi ... 24

2.1.6 Instant Messaging ... 27

2.2 Kerangka Konsep ... 27

2.3 Operasional Variabel ... 28

2.4 Defenisi Operasional ... 29

2.5 Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32


(9)

3.1 Lokasi Penelitian ... 32

3.2 Metode Penelitian ... 32

3.3 Populasi dan Sampel ... 32

3.4 Teknik Penarikan Sampel ... 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.6 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 38

4.2 Teknik Analisis Data ... 39

4.3 Analisis Tabel Tunggal ... 40

4.3.1 Analisa Data Karakteristik Responden ... 41

4.3.2 Variabel Bebas ... 45

4.3.3 Variabel Terikat ... 58

4.4 Uji Hipotesis ... 64

4.5 Pembahasan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Simpulan ... 69

5.2 Saran Responden ... .. 70

5.3 Saran Akademis ... . 70

5.4 Saran Praktis ... .. 70


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tampilan

Free Call

Media Sosial

Line

...

4

Gambar 1.2 Tampilan

Sticker

Media Sosial

Line

...

4

Gambar 1.3 Tampilan Media Sosial

Line

... 7


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Operasional Variabel... 29

Tabel 3.1 Populasi ... 32

Tabel 3.2 Sampel ... 33

Tabel 4.1 Jenis Kelamin ... 41

Tabel 4.2 Usia ... 42

Tabel 4.3Stambuk ... 43

Tabel 4.4 Frekuensi Penggunaan

Instant Messaging

... 44

Tabel 4.5 Intensitas

Chatting

menggunakan Line ... 45

Tabel 4.6 Tujuan

Chatting

... 46

Tabel 4.7 Penggunaan

Line

sebagai tempat Diskusi Grup ... 47

Tabel 4.8 Apakah Diskusi Grup Membawa Manfaat ... 48

Tabel 4.9

Line

Sebagai Tempat Berbagi

Link

... 49

Tabel 4.10Kepada Siapa Berbagi

Link

... 50

Tabel 4.11 Apakah

Line

Digunakan Untuk Berbagi Video ... 51

Tabel 4.12 Apakah

Line

Digunakan Untuk Berbagi File ... 52

Tabel 4.13 Apakah

Line

Memberi Kemudahan Dalam Berbagi File ... 53

Tabel 4.14 Fitur

Line

Menarik Untuk Berbagi File ... 54

Tabel 4.15 Digunakan Pengguna

Line

Melakukan

Voice Note

... 55

Tabel 4.16 Seberapa Sering Melakukan Display Picture ... 56

Tabel 4.17 Intensitas Melakukan Personal Status ... 57

Tabel 4.18

Line

Digunakan Sebagai Sarana Pertemanan ... 58

Tabel 4.19

Line

Dapat Menimbulkan Rasa ... 59


(12)

Tabel 4.21

Line

Dapat Menimbulkan Rasa Solidaritas ... 61

Tabel 4.22 Apakah

Line

Dapat Menimbulkan Hubungan Yang Erat ...

62

Tabel 4.23 Korelasi ... 63


(13)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Jenis Kelamin ... 41

Diagram 4.2 Usia ... 42

Diagram 4.3 Stambuk ... 43

Diagram 4.4 Frekuensi Penggunaan

Instant Messaging

... 44

Diagram 4.5 Intensitas

Chatting

menggunakan Line ... 45

Diagram 4.6 Tujuan

Chatting

... 46

Diagram 4.7 Penggunaan

Line

sebagai tempat Diskusi Grup ... 47

Diagram 4.8 Apakah Diskusi Grup Membawa Manfaat ... 48

Diagram 4.9

Line

Sebagai Tempat Berbagi

Link

... 49

Diagram 4.10 Kepada Siapa Berbagi

Link

... 50

Diagram 4.11 Apakah

Line

Digunakan Untuk Berbagi Video ... 51

Diagram 4.12 Apakah

Line

Digunakan Untuk Berbagi File ... 52

Diagram 4.13 Apakah

Line

Memberi Kemudahan Dalam Berbagi File ... 53

Diagram 4.14 Fitur

Line

Menarik Untuk Berbagi File ... 54

Diagram 4.15 Digunakan Pengguna

Line

Melakukan

Voice Note

... 55

Diagram 4.16 Seberapa Sering Melakukan Display Picture ... 56

Diagram 4.17 Intensitas Melakukan Personal Status ... 57

Diagram 4.18

Line

Digunakan Sebagai Sarana Pertemanan ... 58

Diagram 4.19

Line

Dapat Menimbulkan Rasa ... 59

Diagram 4.20 Memiliki Intensitas Kerjasama Dengan Pengguna Lain ... 60

Diagram 4.21

Line

Dapat Menimbulkan Rasa Solidaritas ... 61


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini mengenai teknologi komunikasi dan kebutuhan afiliasi (Studi Korelasional pengaruh media sosila Line terhadap kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa FISIP USU). Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh media sosial Line terhadap kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa FISIP USU . Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori komunikasi, Teknologi Informasi, Uses and Gratification, Afiliasi, dan

Instant Mesagging. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Jumlah polulasi dalam penelitian ini ada 129 orang, kemudian dalam penarikan sample nya menggunakan Purposive

sampling dan Snow Ball sehingga seluruh populasi menjadi responden peneliti. Dalam analisis data digunakan analisis tabel tunggal dan tabel silang. Analisis tabel tunggal adalah analisis yang dilakuan dengan membagi-bagikan variable ke dalam beberapa kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis tabel silang adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui apakah variabel yang memiliki hubungan dengan variabel yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada terdapat Pengaruh Media Sosial Line Pada Smart PhoneTerhadap Kebutuhan Afiliasi Di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Tahun Ajaran 2010-2012 Fisip USU.

Kata kunci : Uses and Gratification, Teknologi Komunikasi, Instant Mesagging, Afiliasi .


(15)

ABSTRACT

This research concerned on the technology of communication and affiliation need (the correlational study of the influence social media Line for affiliation need among FISIP USU’s students). This obejctive to find out how about social media Line influences to the needs of affiliation among students FISIP USU. The theories used in this research is communication theory, Information Technology, Uses and Gratification, Affiliation and Instant Mesagging. The method used in this study is a quantitative method using a questionnaire. Total population are 129 people, then for sample withdrawal used the purposive sampling and Snow Ball so that the entire population of respondents researcher. In the analitical of the data used single and cross table analysis. The single table analysis is a technique of analysis done by distributing variable into several categories on the basis of frequency. While cross-table analysis is a technique used to analyze and determine whether the variables that have a correlation with other variables. And the results showed that there are an influence of social media Line on the smartphone for affiliation need among the students of Communication’s Department of FISIP USU in batch 2010-2012.

Key Word : Uses and Gratification, Teknologi Komunikasi, Instant Mesagging, Afiliasi .


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Media Sosial Line ata u yang biasa dikenal orang dengan sebutan IM (Instant Mesengger), merupakan istilah popular untuk sarana berkomunikasi. Di era globalisasi ini, media sosial line merupakan sebuah media komunikasi dan informasi yang sangat diperlukan oleh semua kalangan, dari kalangan anak-anak hingga orang tua, pekerja dan pelajar. Banyak manfaat media sosial line bagi penggunanya, diantaranya adalah sebagai sarana penyampaian pesan, diskusi di sesama pengguna media sosial line lebih cepat, mudah, ekonomis, akurat mudah dikelola serta nyaman. Sekarang ini, orang lebih banyak menggunakan media sosial line karena penggunaannya lebih mudah. surat tertulis cetak yang dikirim melalui kotak pos sudah sangat jarang dilakukan. Hal ini disebabkan karena pengiriman pesan melalui sms atau kotak pos akan memakan waktu lama dan kurang praktis. Surat tertulis cetak masih digunakan untuk komunikasi yang bersifat formal, seperti antar instansi pemerintah dan dunia pendidikan. Namun, terkadang banyak orang yang beralih menggunakan email untuk melakukan pengiriman surat formal karena praktis dan cepat, dan ada juga lamaran pekerjaan yang menggunakan email untuk mengirimkan surat lamaran dan juga CV (curriculum vitae) pelamar kerja. Ini menjadi gambaran peranan media sosial line

dalam kehidupan kita.

Di zaman maju saat ini, media sosial line sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dalam kegiatan berkomunikasi maupun dalam menerima informasi. Sebab dengan adanya media sosial line, komunikasi dapat dilakukan dengan cepat, mudah, dan ekonomis baik nasional maupun internasional. Media sosial line juga digunakan untuk berlangganan informasi tertentu secara periodik.

Media sosial line juga diterima secara meluas oleh komunitas niaga sebagai perantara komunikasi elektronik luas yang terulung dan merupakan e-revolusi pertama dalam komunikasi niaga. Kebanyakan dunia perniagaan


(17)

bergantung kepada komunikasi antara individu-individu yang berjauhan dari satu sama lain secara fisikal.

Masyarakat yang menggunakan media sosial line saat ini terutama pada golongan pebisnis, menghabiskan waktu bekerja mereka dengan menggunakan media ini. Misalnya dalam saling berinteraksi sesama teman bahkan sampai menawarkan atau menjual barang sesama penjual dengan si pembeli dalam melancarkan proses jual beli barang usaha. Dapat dilihat, media sosial line ini juga dibutuhkan dalam pembuatan akun jejaring sosial, seperti facebook, twitter, myspace, skype, YM (Yahoo Messanger), dan lain sebagainya sebagai syarat registrasi yang penting.

Percakakapan yang dilakukan antar manusia tidak lagi harus berhadap-hadapan atau bertatap muka secara langsung. Hal ini dimulai dengan perkembangan teknologi digital dalam proses komunikasi, yaitu perkembangan komunikasi manusia besar ketiga. Fidler mengungkapkan bahwa ada 3 tahap perkembangan komunikasi manusia, dimana dimulai lebih dari 100.000 tahun yang lalu, yaitu komunikasi lisan, komunikasi tulisan dan terakhir komunikasi digital (Roger Fidler.2003:103). Media sosial line sebagai salah satu media komunikasi digital telah menjadi peranan penting dalam masyarakat. Fidler

mengungkapkan bahwa komunikasi digital itu adalah sebuah bahasa yang menggunakan angka-angka untuk mengkodekan atau memproses informasi. Hanya melalui suatu proses penerjemahan yang berperantara matematislah, maka bahasa digital dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan dan antar manusia. Dengan teknologi digital manusia bisa berkomunikasi dengan lancar walau jarak memisahkan dalam skala antar benua atau antar bumi dan angkasa (Roger Fidler.2003:107).

Media sosial line sudah tidak asing lagi didengar, kemudahan-kemudahan dalam berinteraksi, berniaga maupun mendapatkan informasi kita dapatkan dari media ini. Berdasarkan uraian di atas, peneliti sangat tertarik untuk memilih judul Pengaruh Media Sosial Line Pada Smart PhoneTerhadap Kebutuhan Afiliasi Di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Tahun Ajaran 2010-2012 Fisip USU.


(18)

Dunia informasi saat ini seolah tidak dapat terlepas dari peran teknologi. Pada mulanya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan manusia. Timbul dari pemikiran manusia yang berusaha untuk mempermudah berbagai kegiatan dalam kehidupan. Seiring dengan perkembangan arus informasi dan teknologi komunikasi, manusia semakin membutuhkan berbagai fasilitas teknologi yang mudah mengakses informasi dengan cepat. Komunikasi yang dulunya memerlukan waktu yang lama dalam penyampaian informasi, kini dengan teknologi segalanya menjadi sangat dekat dan tanpa jarak. Konsumsi masyarakat akan teknologi menjadikan perusahaan-perusahaan teknologi selalu berinovasi melahirkan alat-alat canggih yang dapat mempermudah manusia dalam berbagai hal dalam kehidupannya.

Kebutuhan akan informasi mendorong manusia untuk lebih mengerti akan kecanggihan beragam teknologi yang hadir saat ini. Teknologi tersebut mencakup banyak hal mulai dari kesehatan, ekonomi, bisnis sertai pendidikan. Salah satu teknologi komunikasi yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini adalah media sosial line (internet). Seluruh lapisan masyarakat mengenal teknologi komunikasi yang disebut media sosial line (internet), dari mulai anak-anak, remaja, dan orang tua.

Dalam hal ini, masyarakat membutuhkan sarana komunikasi yang lebih efisien, sehingga berkomunikasi tidak terpaku pada satu tempat, Masyarakat ingin dapat melakukan komunikasi dimana saja dan kapan saja tanpa harus bertatap muka. Selain situs jaringan sosial ini, dengan ponsel pengguna juga mendapat banyak informasi dari layanan internet tersebut. Dengan media sosial line ini dapat membuka situs apa saja dan dimana, masyarakat jadi lebih mudah mengaksesnya.

Selain memiliki fungsi sebagai alat komunikasi, media sosial line juga menawarkan berbagai fitur dan aplikasi yang sangat menarik dibandingkan applikasi messenger yang lain,diantaranya :


(19)

FREE CALL via internet:

Jika terjangkau jaringan 3G atau melalui jaringan WIFI fitur ini akan sangat bermanfaat dan sangat berfungsi, teman saya sering berteleponan dengan temannya di Amerika melalui aplikasi Line. Kamu bisa telpon keseluruh dunia dan tidak lagi takut pulsa kesedot habis.

Contoh tampilan Free Call :

Gambar 1.1

STICKER :

Sebuah fitur inovatif dan sangat menarik, karena selain emoji dan emoticon, di Line kita juga bisa bertukar sticker lucu-lucu, bahkan untuk saling “mengejek".

Contoh sticker line


(20)

ID yang fleksibel :

Setiap pengguna Line diberi kebebasan untuk membuat “ID” nya sendiri, sangat menarik karena kita bisa menentukan “ID” sesuai tren.

QR Code & Shake It! :

Selain ID, kita juga bisa menambah atau menemukan kontak teman melalui QR code, dan selanjutnya ada fitur yang benar-benar baru ditelinga saya, yaitu “Shake It!” suatu cara untuk menambah atau menemukan teman hanya dengan mengoyangkan ponsel berbarengan.

CUSTOMABLE WALLPAPER :

Bagi yang kreatif, anda bisa mengubah wallpaper di dinding chat sesuai selera, dari pengalaman saya, diantara mesengger yang ada, hanya di Line hal ini bisa dilakukan saat ini,.

CEPAT :

Berdasarkan penelitian saya, ada beberapa keluhan tentang terlambatnya pesan yang kita kirimkan masuk ke Smart Phone orang lain.Namun hal itu jarang terjadi dan salah satu faktor yang memungkinkan terjadinya hal itu adalah kualitas jaringan yang dimiliki oleh pemilik Smart Phone tersebut.Sekarang kualitas jaringan di Indonesia sudah sangata baik sehingga delay atau pending saat kita mengirimkan pesan jarang terjadi.

Perkembangan teknologi yang signifikan menjadikan perubahan yang mulai merambah dalam tiap hal yang dijajaki oleh teknologi. Dengan perkembangan demikian membuat manusia kembali beradaptasi seiring dengan perkembangan tersebut. Teknologi pun mewabah ke jaringan informasi yang ada, sehingga menjadikan perkembangan komunikasi mengalami perubahan dalam pemanfaatan teknologi. Tanpa disadari perkembangan jaringan yang ada semakin maju dan dirasakan mengalami perkembangan yang pesat. Semakin banyak yang harus dipahami, semakin banyak yang harus diketahui dan banyak yang mengalami perubahan.


(21)

Perkembangan teknologi komunikasi yang terjadi di era global ini, telah berdampak hampir ke semua bidang kehidupan manusia dan tidak terkecuali semua bidang seperti politik, pendidikan, ekonomi, dan sosial. Pada bidang sosial dan budaya contohnya, teknologi telah membawa isu-isu yang dapat merubah sebuah kehidupan sosial dan budaya suatu masyarakat. Hampir semua masyarakat dari berbagai kalangan usia dan pekerjaan menggunakan teknologi ini sebagai alat komunikasi yang dapat dikatakan sudah membudaya bagi masyarakat dalam penggunaan teknologi.

Dalam hal ini orang tua menyadari akan pentingnya media sosial line bagi anaknya dengan berbagai alasan. Sehingga peran media sosial line bukan merupakan kebutuhan sekunder, melainkan kebutuhan primer. Alasan penggunaan media sosial line sebagai kebutuhan primer bagi mereka adalah dikarenakan berfungsi sebagai alat komunikasi antar keluarga, teman, saudara, karib-kerabat serta orang-orang disekitar mereka.

Keberhasilan media sosial line menggerogoti pikiran orang, tidak disadari

imperialisme budaya pun merajalela. Budaya tradisional semakin jauh ketinggalan oleh gaya hidup mewah. Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tidak dapat dihindari. Akan tetapi, kita dapat melakukan tindakan yang bijaksana terhadap diri kita sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan teknologi yang semakin dahsyat ini tidak sampai menggeser jati diri kita sebagai manusia yang memiliki norma dan juga nilai-nilai pekerti yang luhur.

Dalam hal integritas, ada gejala-gejala kesenjangan yang terjadi diantara mereka. Dikalangan mahasiswa misalnya bersifat individualisme, terkadang mereka bergaul atau bercakap-cakap bukan dengan teman disampingnya, melainkan orang yang berada diluar lingkungan belajarnya melalui sarana media sosial line ini. Hal ini seharusnya penting untuk diperhatikan oleh para pendidik agar proses belajar mengajar bisa berlangsung dengan baik dan nyaman tanpa adanya ganguan yang mengakibatkan kurangnya konsentrasi belajar dikalangan mahasiswa.


(22)

Line, memang nama ini tergolong asing bagi telinga orang Indonesia. Namun aplikasi smart phone ini sangat populer di Jepang. Line yang didirikan karena bencana gempa di Jepang tahun 2011 ini saat ini, informasi dari Reuters

(15/08), telah menarik 50 juta orang pengguna. Ingin menambah jumlah pengguna dan jaringan, Line mengincar pasar Amerika Serikat dan China.

Sejarah berdirinya line dimulai ketika gempa besar yang diikuti tsunami di Jepang pada 2011. Saat itu, karyawan NHN, perusahaan pemilik line, terpaksa harus berhubungan melalui internet satu sama lain. Oleh karena peristiwa tersebut NHN terinspirasi membangun aplikasi yang mampu melayani berbagai kebutuhan konsumen dalam satu platform.

Contoh media sosial line

Gambar 1.3

Line mengizinkan penggunanya untuk berkirim pesan dan panggilan melalui smart phone mereka. Line menggunakan medium internet yang telah ada jadi panggilan dan pesan melalui line tidak ditarik biaya. Untuk membedakan dirinya dari aplikasi komunikasi yang lain line menawarkan game, aplikasi kamera dan platform social media miliknya sendiri. Bahkan platform sosial media

line sendiri juga memiliki timeline dan homepage, mirip dengan Facebook. Aplikasi line tersedia pada platform iOS dan Android.


(23)

Line terkenal Stamps miliknya. Stamps sendiri adalah emoticon lucu, seperti tokoh kartun. line digemari karena pengguna di jepang yang sangat gemar menggunakan emoticon lucu sebagai pengganti kata.

Contoh emoticon dan sticker dalam line

Gambar 1.4

Di Indonesia, Line telah mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan, mencapai 14 juta pengguna aktif. Sebuah pencapaian sukses yang fenomenal ini berasal dari usaha-usaha Line yang secara terus menerus untuk memberikan layanan yang bernuasa lokal. Selain kemitraan dengan banyak mitra lokal dan kampanye lokal yang sebelumnya menuai sukses seperti perlindungan Orangutan dan kampanye kegiatan Ramadhan, Line juga berencana menggelar serangkaian kegiatan yang khusus dirancang hanya untuk para pengguna di Indonesia. Terutama menjelang musim Natal yang akan segera tiba, Line akan menghadirkan sebuah Pop-up Store yang menyediakan aneka produk premium dan lucu khas Line termasuk boneka-boneka Line dan beragam pernak-pernik stationary untuk para penggemar Line. Sementara untuk lebih mendekatkan dengan komunitas masyarakat Indonesia, Line juga akan menggelar lebih banyak kegiatan dan kampanye lokal.

Sebagai tambahan pencapaian di Asia Timur, dimana Line telah menancapkan kehadirannya, jumlah pengguna juga bertumbuh stabil di kawasan hispanik seperti Mexico dan Spanyol. Saat ini, perusahaan berfokus pada


(24)

penambahan pengguna baru di India, Turki dan negara-negara di Eropa Barat termasuk Perancis, Jerman dan Itali dengan menggelar kampanye-kampanye promosi lokal dan memperkuat kemitraan dengan pembuat perangkat dan penyedia layanan jaringan mobile lokal. Di India dimana pangsa smartphone bertumbuh secara cepat, penawaran beruapa konten-konten lokal dan stiker dengan menampilkan para artis selebriti lokal telah membuat LINE mencapai pertumbuhan 10 juta pengguna hanya tiga bulan setelah secara resmi masuk ke pasar. Jumlah 20 juta pengguna di sana sudah diantisipasi sebelum akhir 2013 ini.(http://www.merdeka.com/)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut, "Bagaimana Pengaruh Media Sosial Line pada smart phone terhadap kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Tahun Ajaran 2010-2012 Fisip USU?"

1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut untuk mengetahui Pengaruh Media Sosial line pada smart phone Terhadap Kebutuhan Afiliasi Di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Tahun Ajaran 2010-2012 Fisip USU.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara Teoritis ,penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai perkembangan media komunikasi dan pengaruhnya bagi kehidupan sehari-hari.

3. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangan pemikiran dan kontribusi kepada mahasiswa atau pihak pihak yang menggunakan media sosial line sebagai media komunikasi.


(25)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6). Richard West dan Lynn H. Turner mengartikan sebuah teori sebagai suatu sistem konsep abstrak yang mengidentifikasikan adanya hubungan di antara konsep-konsep tersebut, yang membantu kita memahami sebuah fenomena, jadi alasan utama kenapa perlu ada teori, karena kita memerlukan penjelasan atas sebuah fenomena (Santoso dan Setiansah, 2010:9)

Teori berfungsi membantu peneliti dalam menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi antara variable, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantoro, 2008:43). Adapun teori-teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam penelitian ini antara lain:

2.1.1 Komunikasi

Secara epistimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin , yakni communication yang bersumber dari kata communis.Arti communis disini adalah sama, dalam arti sama makna mengenai satu hal. Komunikasi berlangsung apabila di antara orang orang yang terlibat terdapat kesamaan mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jika suatu orang mengerti akan suatu hal yang disampaikan oleh orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain hubungan diantara mereka bersifat komunikatif ( Effendy,2004:30).


(26)

Harold lasswell (Effendy,2004:10) mengatakan bahwa cara yang paling baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut;"Who says what in which channel to whom with what effect". Paradigma lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai dari jawaban pertanyaan yang diajukan, yakni:

a. Komunikator (communicator)

b. Pesan (message)

c. Media (Channel, media)

d. Komunikan (communicant)

c. Efek (effect, impact)

Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, komunuikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan bermasyarakat atau sebaliknya. Aspek masyarakat tersebut tentunya juga termasuk kedalamnya adalah teknologi komunikasi (Arifin, 2003:20).

Proses Komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.

a. Secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

b. Secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai


(27)

media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. (Effendy, 1990:16)

Bentuk-Bentuk Komunikasi

Berdasarkan tatanan komunikasi atau proses komunikasi yang ditinjau dari jumlah komunikan, maka komunikasi dapat diklarifikasikan menjadi beberapa bentuk, yakni (Effendy, 2003:53-54).

a. Komunikasi pribadi yaitu komunikasi seputar diri seseorang, baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan (Effendy, 2003:57). Komunikasi pribadi terdiri atas komunikasi intrapribadi dan antarpribadi.

b. Komunikasi kelompok yaitu komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dua orang (Effendy, 2003:75). Komunikasi kelompok terdiri atas komunikasi kelompok kecil seperti ceramah, forum, simposium, seminar, dan diskusi panel serta komunikasi kelompok besar.

c. Komunikasi massa yaitu komunikasi yang dilakukan melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan untuk umum serta film yang dipertunjukan di gedung-gedung bioskop (Effendy, 2003:79). Komunikasi massa terdiri atas komunikasi media massa cetak seperti surat kabar dan majalah serta komunikasi media elektronik seperti radio, televisi, dan film (Effendy, 2003:53).

2.1.2 Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa (mass media communication). Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (dalam Rakhmat, 2009 : 188) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Komunikasi massa membatasi komunikasi dengan menggunakan media massa misalnya, surat kabar, majalah, radio, televisi, atau film (Effendy, 1992:20).


(28)

Komunikasi meliputi berbagi dimensi, salah satunya adalah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari berbagai sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui media. Media massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak seperti surat kabar, majalah, dan buku dan media elektronik seperti radio, televisi, film, komputer, dan lainnya (Cangara, 2003:18).

Unsur-unsur komunikasi massa

Unsur – unsur yang terkandung pada komunikasi massa tidak berbeda dengan unsur pada komunikasi secara umumnnya. Dalam komunikasi massa juga terkandung unsur source atau komunikator, audiens / komunikan dan pesan. Adapun unsur pada komunikasi massa yang berbeda dengan unsur pada komunikasi pada umumnya antara lain ;

1. Komunikator

Dalam konteks ini merupakan lembaga, organisasi atau perusahaan yang memiliki peralatan pemancar dan mampu menyebarkan informasi secara massal. Lembaga yang memiliki akses terhadap media massa antara lain : perusahaan surat kabar, stasiun radio, serta stasiun televisi. Dan didalam lembaga media massa tersebut juga terdapat orang – orang yang memiliki akses terhadap isi pesan yang akan disampaikan kepada komunikan konsumen media massa seperti redaktur yang bertugas untuk menyaring isi berita dan berbagai hal baik yang layak maupun tidak layak untuk disebarkan melalui media massa. Yang berperan sebagai komunikator lainnya dalam komunikasi massa juga dipengaruhi oleh kepemilikan terhadap media massa yakni dari pihak swasta atau pihak pemerintah.

2. Pesan

Pesan yang disampaikan melalui media massa memiliki sifat yang berbeda dari isi pesan pada komunikasi umumnya. Pesan yang disampaikan melalui media massa menjangkau audiens secara luas dalam konteks kawasan geografis, isi pesan bersifat umum atau sama bagi semua kalangan tanpa terkecuali serta pesan


(29)

terkirim pada saat yang bersamaan. Terdapat tiga karakteristik pesan dari komunikasi massa yakni :

1. Publicy

Isi pesan tidak ditujukan kepada perorangan tertentu saja secara ekslusif. Namun bersifat terbuka untuk umum dan publik. Semua audiens menerima pesan yang sama tanpa pengecualian.

2. Rapid

Pengiriman pesan melalui media massa bersifat luas dalam konteks geografis dimana dapat menjangkau audiens yang tidak berada pada lokasi yang samadan tersebar secara geografis namun dapat menerima pesan selama memiliki gadget penerima dan pengiriman pesan bersifat cepat serta sampai pada saat yang bersamaan.

3. Transient.

Pesan yang dikirimkan oleh media massa bersifat sekali pakai saja karena hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pada saat tersebut saja seperti pada berita televisi yang menyajikan informasi hanya khusus untuk kejadian pada satu hari saja dan bukan untuk tujuan permanen. Terdapat pengecualian untuk media massa buku dimana buku memiliki informasi yang dapat diakses secara berulang – ulang. (http://adiprakosa.blogspot.com)

3.Media yang Digunakan

Channel atau media dalam komunikasi massa merupakan segala perangkat elektronik yang mampu untuk menghasilkan produk informasi dimana isi pesan dapat dilipat gandakan dan dikirimkan pada saat yang bersamaan pula. Media memiliki kemampuan tersebut antara lain media cetak, radio, serta televisi.

4. Komunikan

Target audiens dari komunikasi massa adalah para pengguna media massa yakni para pendengar radio, para pembaca Koran, dan para pemirsa televisi yang


(30)

mengakses media massa tersebut. Adapun sifat komunikan media massa menurut Charles Wright antara lain : Large, Heterogen, Anonim.

N Karena sifatnya yang massal, media massa juga mendapat feedback secara massal. Namun feedback hanya diperoleh berdasarkan pada keinginan dari komunikator sendiri. Feedback melalui media massa terjadi umumnya seperti pada televisi yang menggunakan sarana telepon interaktif ketika acara berlangsung dimana komunikator yang memberikan kesempatan kepada audiens untuk memberikan feedback. Jadi feedback pada media massa lebih bersifat pasif namun efek yang ditimbulkan dapat beragam.

5. Dampak

Dampak dalam hal ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap, dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.

6. Gangguan / Noise

Dalam komunikasi massa, media yang digunakan untuk berkomunikasi karena berbentuk perangkat elektronik maka akan sering menemukan gangguan dalam proses pengiriman pesannya atau yang lebih dikenal dengan noise. Noise dapat berupa gangguan pada sinyal yang menyebabkan isi pesan yang disampaikan mengalami kendala sehingga tidak dapat di tafsirkan oleh audience seperti gangguan pada sinyal radio yang membuat suara penyiar radio terputus – putus.

7. Gate Keeper

Dalam pengiriman isi pesannya, media komunikasi massa telah mengalami penyaringan terhadap isi pesan sehingga isi pesan sesuai dengan etika penyiaran. Adapun orang yang bertugas sebagai gate keeper seperti redaktur pada surat kabar yang bertugas untuk menambah dan mengurangi segala jenis kata – kata yang disusun oleh reporter agar sesuai dengan etika.


(31)

8. Pengatur

Berbeda dengan gate keeper yang merupakan penyaring dari perusahaan pemilik media massa, pengatur dalam komunikasi massa adalah pihak yang menggunakan media massa dan mendapatkan manfaat dari media massa yaitu pemerintah dan masyarakat. Pemerintah bertugas untuk mengawasi segala pesan yang disiarkan oleh media massa agar sesuai dengan etika dan tidak membahayakan kepentingan publik. Jadi penyaringan terhadap isi pesan komunikasi massa terjadi dua kali dan dari dua pihak agar kestabilan dari\ komunikasi massa dapat terjaga dan tidak berat sebelah.

Ciri-ciri Komunikasi Massa

Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa, adalah sebagai berikut:

1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis.

2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi.

3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim.

4. Mempunyai publik yang secara tersebar.

Pesan-pesan media tidak dapat dilakukan secara langsung artinya jika kita berkomunikasi melalui surat kabar, maka komunike kita tadi harus diformat sebagai berita atau artikel, kemudian dicetak, didistribusikan, baru kemudian sampai ke audien. Antara kita dan audien tidak bisa berkomunikasi secara langsung, sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Istilah yang sering digunakan adalah interposed. Konsekuensinya adalah, karakteristik yang kedua, tidak terjadi interaksi antara komunikator dengan audien. Komunikasi berlangsung satu arah, dari komunikator ke audien, dan hubungan antara keduanya impersonal.

Karakteristik pokok ketiga adalah pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka, artinya pesan-pesan dalam komunikasi massa bisa dan boleh dibaca, didengar, dan ditonton oleh semua orang. Karakteristik keempat adalah adanya


(32)

intervensi pengaturan secara institusional antara si pengirim dengan si penerima. Dalam berkomunikasi melalui media massa, ada aturan, norma, dan nilai-nilai yang harus dipatuhi. Beberapa aturan perilaku normatif ada dalam kode etik, yang dibuat oleh organisasi-organisasi jurnalis atau media (Elizabeth Noelle Neumann dalam Jalaluddin Rakhmat,1994 )

Proses Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki proses yang berbeda dengan komunikasi tatapmuka lainnya, karena sifat komunikasi massa yang melibatkan banyak orang,maka proses komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk

1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatandalam skala yang besar, sekali siaran atau pemberitaan jumlahdanlingkupnya sangat luas dan besar.

2. Proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arahyaitu dari komunikator kepada komunikan atau media kepada khalayak.Interaksi yang terjadi sifatnya terbatas sehingga tetap saja didominasi olehkomunikator.

3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris antara komunikator dengan komunikan. Ini menyebabkan komunikasi antara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. Kalau terjadi sensasi emosionalsifatnya sementara dan tidak permanen.

4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal atau non pribadidan anonym atau tanpa nama.

5. Proses komunikasi massa juga berlangsung didasarkan pada hubungankebutuhan-kebutuhan di masyarakat. Misalnya program akan ditentukanoleh apa yang dibutuhkan pemirsa. Dengan demikian media massa jugaditentukan oleh rating yaitu ukuran di mana suatu program di jam yangsama di tonton oleh sejumlah khalayak massa (McQuail dalam Nuruddin,2007:31)


(33)

Fungsi Komunikasi Massa

Dengan perkembangan tekonologi menyebabkan fungsi komunikasi massa telah banyak mengalami perubahan, di antaranya:

1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau international.

2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bisa bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang ada serta, bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

3. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar lewat media massa.

4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang mneyangkut orang banyak.

5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan.

6. Memajukan kebudayaan, yakni media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi atau bahan tercetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainnya.

7. Hiburan, yakni sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa membawa orang lain pada situasi menikmati hburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.

8. Integrasi, yakni banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras.

Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa (Effendy, 2003:27).


(34)

Penemuan-penemuan dalam bidang elektronika komunikasi pada gilirannya berdampak luas dalam bidang komunikasi khususnya interaksi, relasi, maupun komunikasi antar pribadi. Usaha-usaha manusia untuk mengubah cara-cara berkomunikasi selain melalui penemuan teknologi komunikasi pun sebenarnya telah dilakukan sejak lama (Liliweri,1991:63).

O'Brien dalam Bungin, (2006:111) mengatakan bahwa perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi di dalam lingkungan sosioteknologi. Dimana, manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa akan memiliki interaksi dengan teknologi dalam kehidupannya sehari-hari.

Dijelaskan Rodgers, 1986 dalam Lubis (2005:42). yang mendefenisikan teknologi komunikasi sebagai "alat perangkat keras.struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan untuk mengumpulkan memproses dan mempertukarkan informasi dengan orang lain. Teknologi komunikasi sendiri sebenarnya telah berkembang sejak dulu sekali dimana ditandai dengan munculnya era media tulis dan cetak.

Teknologi adalah aplikasi ilmu dan engineering untuk menggerakan mesin dan prosedur agar memperluas dan memperbaiki kondisi manusia. atau tidak memeperbaiki efesiensi manusia pada berbagai aspek. Dikenal empat era komunikasi, yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era komunikasi interaktif. Bukan tidak mungkin bahwa teknologi akan terus berkembang, memunculkan bentuk dan fungsi baru namun dalam jangka waktu yang belum diketahui. Bungin (2006:111).

Terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi teknologi komunikasi ,antara lain :

1. Informasi, dapat berupa tulisan, suara, musik, gambar,dan data yang memiliki spektrum frekuensi dan bentuk-bentuk yang berbeda.

2. Alat yang dipergunakan untuk meneruskan informasi, dengan media transmisi dan sistem modulasi


(35)

3. Dengan cara yang sesuai,bentuk akhir ( informasi yang diterima ) harus seserupa mungkin dengan bentuk awal ( informasi yang dikirimkan ) dan dalam batas-batas distorsi yang dapat ditolerir.

4. Dalam jumlah maupun kecepatan yang semakin meningkat melalui jarak yang semakin jauh dengan biaya yang seekonomis mungkin.

2.1.4 Teori Uses and Gratifications

Teori ini merupakan salah satu teori atau pendekatan yang digunakan dalam komunikasi. Teori uses and gratification memandang individu sebagai makhluk suprarasional dan sangat selektif. Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratiftcation) atas kebutuhan seseorang atau uses and gratifications yang ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu. Teori ini tidak tertarik pada apa saja yang dilakukan media pada khalayak, tetapi dia tertarik pada apa saja yang dilakukan khalayak terhadap media. (Effendy dalam Bungin, 2005: 284).

Teori Uses and Gratification digambarkan sebagai a drmatic break with effect tradition of the past, suatu lompatan dramatis dari teori jarum hipodemik. Teori ini tidak tertarik terhadap apa yang dilakukan media untuk media. Media dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. (Rakhmat, 2004:65).

Uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (keterlibatan media kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, dan barang kali termasuk yang tidak kita inginkan.Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan prilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadinya dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada khalayak


(36)

yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. (Jalaluddin Rakhmat 2007:205)

Pendekatan uses and gratification memberikan alternatif untuk memandang antara isi media dengan audience dan pengkategorian isi media menurut fungsinya. Meskipun masih diragukan masih adanya satu atau beberapa model uses and gratification, Katz (Effendy, 2000:290) menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and gratifications : Yang pertama, kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya kebutuhan, yang menciptakan harapan-harapan terhadap media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktifitas lainnya) yang akhirnya menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut di atas, pendekatan uses and gratifications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut Blumler dan Katz (dalam Fiske, 2007:213-214) beberapa asumsi mendasar dari uses and gratifications adalah sebagai berikut:

1. Khalayak itu aktif. Khalayak bukanlah penerima yang pasif atas apa pun yang media siarkan. Khalayak memilih dan menggunakan isi program.

2. Para anggota khalayak secara bebas menyeleksi media dan program-programnya yang terbaik yang bisa mereka gunakan untuk memuaskan kebutuhannya.

3. Media bukanlah satu-satunya sumber pemuasan kebutuhan.

4. Orang bisa atau dibuat bisa menyadari kepentingan dan motifnya dalam kasus-kasus tertentu.

5. Pertimbangan nilai tentang signifikansi kultural dari media massa harus dicegah.Semisal, tidaklah relevan untuk menyatakan program-program infotainment itu sampah, bila ternyata ditonton oleh sekian juta penonton.


(37)

Penggunaan teori ini dapat kita lihat dari sinetron-sinetron televisi yang banyak ditayangkan televisi swasta di Indonesia, sinetron-sinetron ini umumnya banyak disukai oleh para kaum hawa, khususnya ibu rumah tangga. Hal ini merupakan suatu fenomena yang dapat kita nilai dengan teori Uses and Gratification, dari fenomena ini bisa dilihat bahwa para ibu rumah tangga menilai positif akan tayangan sinetron tersebut. Padahal jika kita menilik alur ceritanya, banyak peristiwa budayan yang sama sekali tidak rasional dan sangat bertentangan dengan pola budaya di Indonesia. Dilihat dari aspek rasionalitas ceritanya juga banyak yang aneh atau ganjil. Dramatisasinya juga sangat bertele-tele, namun demikian cerita sinetron tersebut masih tetap disukai oleh para ibu rumah tangga. Contoh di atas membuktikan bahwa audiens berlaku aktif dalam memilih tayangan yang disampaikan oleh media massa.

Dalam kasus perkembang media tradisional ke media baru. Uses and gratifications sangat penting posisinya untuk memetakan kecenderungan media baru yang menjadi suplemen atau bahkan menggantikan posisi media tradisional di dalam masyarakat (Baran & Davis, 2009:238).

Akan tetapi, uses and gratifications juga tidak lepas dari adanya kritik. Beberapa pakar menilai teori ini terlalu membesar-besarkan peran pengguna media dalam memilah media. Mereka menilai bahwa sebagian besar pengguna media adalah kelompok yang pasif dan dan hanya menjalani kebiasaan, dan tidak masuk akal untuk menanyakan tentang hal itu kepada orang-orang tersebut.

Menurut teori ini, konsumen media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas media mana yang mampu memuaskan kebutuhan khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri. Seleksi itu terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua jenis media baik cetak maupun elektronik.


(38)

Katz, Blumler dan Gurevitch (1974, dalam Baran & Davis, 2009:241-242) menjelaskan juga adanya situasi sosial yang membuat seorang pengguna membutuhkan media, antara lain:

1. Situasi sosial dapat melahirkan tekanan dan konflik, ketika itu konsumsi media bisa jadi adalah obat untuk keluar dari tekanan tersebut.

2. Situasi sosial dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terus mencari informasi yang ditawarkan pada media.

3. Situasi sosial dapat membatasi peluang untuk berinteraksi di dunia nyata, di situlah media dapat berfungsi sebagai suplemen atau bahkan menggantikan kehidupan nyata tersebut.

4. Situasi sosial seringkali melahirkan nilai-nilai sosial tertentu. Pemenuhan kepuasan dari nilai-nilai tersebut dapat difasilitasi oleh konsumsi media tertentu.

5. Situasi sosial dapat membuat pengguna semakin akrab dengan media. Kedekatan pengguna dengan media beserta isinya, dimaksudkan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam kelompok-kelompok tertentu.

Namun teori Uses and Gratification ini mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan..Beberapa kelebihan dan kekurangan teori Uses and Gratification ini antara lainv (Baran & Davis, 2009:242) :

1. Kelebihan dari teori Uses and gratification adalah : Mengubah audiens yang cenderung pasif menjadi audiens yang lebih aktif dan selektif.

2. Untuk mengontrol penggunaan media dalam kehidupan kita.

3. Untuk memenuhi kebutuhan–kebutuhan dan pencapaian tujuan dari fungsi media itu sendiri.

Kekurangan dari teori Uses and Gratification adalah:

1. Seseorang menjadi ketergantungan terhadap suatu media sehingga tidak dapat berkembang


(39)

2. Audiens akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka dengan media dengan berbagai cara, meskipun itu merugikan dirinya sendiri

3. Media sering kali menciptakan kebingungan dan ketika hal yang membingungkan itu hadir, ketergantungan kepada media akan meningkat.

2.1.5 Teori afiliasi

Teori afiliasi (affiliation) memandang manusia sebagai makhluk hidup yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain. la ingin memelihara hubungan baik dalam hubungan interpersonal dengan saling membantu dan salmg mencintai. Lasswell, 1948 dalam Rakhmat (2005:215) menyebutkan fungsi "correlalions". Asumsi pokok dari Katz, Gurevitz, dan Has adalah pandangan bahwa komunikasi massa digunakan individu untuk; menghubungkan dirinya, melalui hubungan instrumental, afektif dan integrative-dengan orang-orang lain (diri, keluarga, kawan, bangsa, dan sebagainya).

Kebutuhan untuk melakukan interaksi dengan orang lain dikenal dengan konsep kebutuhan afiliasi. Kebutuhan affiliasi adalah suatu istilah yang dipopulerkan oleh David McClelland, ia menguraikan bahwa kebutuhan afiliasi adalah suatu kebutuhan dari seseorang untuk merasakan suatu perasaan terlibat dan ikut serta di dalam suatu kelompok sosial. Orang-orang dengan kebutuhan afiliasi yang tinggi mendambakan suatu hubungan antar pribadi yang hangat. Kebutuhan afiliasi adalah hasrat untuk disukai dan diterima baik oleh orang-orang lain (McClelland dalam Robbins, 1996:198).

Afiliasi merupakan keinginan untuk bersatu dengan orang lain tanpa memperdulikan apapun kecuali kebersamaan yang jelas dapat diperoleh. Kebutuhan akan afiliasi menggambarkan seorang perlu merasa rasa keterlibatan "milik" dalam kelompok sosial . Kebutuhan ini adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Budiardjo dkk. menjelaskan kebutuhan afiliasi sebagai formasi hubungan sosial, keinginan untuk bergabung, beramah-tamah dan membentuk persahabatan.


(40)

Orang-orang yang memiliki kebutuhan yang tinggi untuk berafiliasi biasanya memiliki kesenangan dari kasih sayang dan cenderung menghindari kekecewaan karena ditolak oleh suatu kelompok sosial. Secara individu, mereka cenderung berusaha membina hubungan sosial yang menyenangkan, rasa intim dan pengertian, siap untuk menghibur dan menyukai interaksi dan bersahabat dengan orang lain (Stanley, dalam Gellerman, 1984:202).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan berafiliasi adalah suatu kebutuhan untuk membentuk hubungan sosial secara hangat, memelihara, mengembangkan hubungan afeksi yang positif dan memperbaiki hubungan sosial dengan orang lain, sehingga individu memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi akan cenderung untuk menghindari kekecewaan karena ditolak dalam kelompok sosial, serta berusaha membina hubungan sosial yang menyenangkan dan positif.

Ada beberapa faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Afiliasi. Martaniah (dalam Nurwanti,1998) mengemukakan bahwa faktor-faktor kebutuhan berafiliasi adalah sebagai berikut:

1. Kebudayaan

Kebutuhan afiliasi sebagai kebutuhan sosial juga tidak luput dari pengaruh kebudayaan, nilai-nilai yang berlaku pada suatu tempat ataupun kebiasaan-kebiasaan. Dalam masyarakat yang menilai tinggi kebutuhan berafiliasi, akan mengakibatkan pengembangan dan pelestarian kebutuhan tersebut, sebaliknya jika kebutuhan tersebut tidak di nilai tinggi, itu akan menipis dan tidak akan tumbuh subur.

2. Situasi yang Bersifat Psikologik

Seseorang yang tidak yakin akan kemampuannya atau tidak yakin pendapatnya, akan merasa tertekan, rasa tertekan ini akan berkurang jika dilakukan pembandingan sosial. Kesempatan untuk meningkatkan diri melalui pembandingan dengan orang akan meningkatkan afiliasi, dan bila orang tersebut dalam pembandingan ini merasa lebih baik, ini akan lebih menguatkan


(41)

sehingga menghasilkan afiliasi yang lebih besar. Keinginan untuk berafiliasi akan meningkat kalau orang dalam keadaan bimbang yang bertingkat sedang dan yang bertingkat tinggi Martaniah (dalam Nurwanti, 1998)

3. Perasaan dan Kesamaan

Remaja yang mempunyai kebutuhan akan afiliasi yang tinggi lebih suka menyeragamkan diri, daripada mempunyai kebutuhan berafiliasi yang rendah. Pengaruh faktor-faktor persamaan dan kesamaan dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh dapat dilihat bahwa orang yang memiliki kesamaan pendidikan, kesamaan status, kesamaan kelompok etnik lebih tertarik satu sama lain dan saling membentuk kelompok, misalnya kelompok perguruan tinggi tertentu, kelompok profesi tertentu, kelompok suku tertentu dan lain sebagainya. Orang yang kesepian akan lebih terdorong membuat afiliasi daripada orang yang tidak kesepian, juga orang yang kurang mempunyai perasaan aman akan terdorong untuk membuat afiliasi daripada orang yang mempunyai perasaan aman tinggi.

Selain itu,terdapat ciri – ciri seorang individu memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi, biasanya individu seperti itu cenderung melakukan hal – hal seperti berikut:

1. Mendahulukan kepentingan umum saat bekerja. 2. Setuju, bersimpati serta menghibur orang lain.

3. Lebih mengutamakan perasaan daripada logika saat berkomunikasi.

4. Lebih efektif jika bekerja secara kelompok.

5. Menghindari suasana menyendiri atau tidak ada kontak dengan orang lain.

6. Suka menyenangkan orang lain. 7. Sabar dalam melayani orang lain. 8. Melihat suatu argumen dari banyak sisi. 9. Perfeksionisme dalam memecahkan masalah.


(42)

10.Memiliki rasa tanggungjawab yang kuat.

2.1.6 Instant Messaging

Pesan instan (Instan messaging) adalah sebuah teknologi internet yang mengizinkan para pengguna dalam jaringan internet untuk mengirimkan pesan-pesan secara singkat langsung pada saat yang bersamaan (real time) menggunakan teks kepada penggunaan lainnya yang sedang terhubung ke jaringan yang sama. Fungsi antar muka yang terdapat dalam instant messaging adalah :

a) Instant message : Untuk mengirim pesan kepada teman yang secara online pada saat yang bersamaan

b) Chat : Untuk menciptakan chat room dengan teman atau rekan kerja sehingga pembicaraan dapat berlangsung

c) Web Links : Untuk berbagi link mengenai website favorit d) Video : Untuk mengirim serta menyaksikan video dan

melakukan chatting secara face to face dengan teman

e) Images : Untuk melihat gambar yang teman anda miliki f) Files : Untuk berbagi file dengan mengirimkan file

tersebut langsung kepada teman

g) Talk : Berfungsi agar pengguna benar-benar berbicara dengan teman mereka, layaknya telepon

h) Mobile capabilities : Untuk mengirimkan instant mesaage melalui handphone.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai yang dapat mengantarkan perumusan pada hipotesa (Nawawi, 2003:40). Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan,


(43)

kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2006: 38). .

Dengan demikian, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesa yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar kerangka konsep dapat diteliti secara empiris maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya jadi variabel.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Kriyantono,2008:21) :

1. Variabel Bebas (x)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya (Krisyantono,2008:21).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media sosial LINE pada handphone Android.

2. Variabel terikat (y)

Variabel terikat yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kebutuhan afiliasi.

3. Variabel Antara (z)

Variabel antara adalah variabel yang menghubungi variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) yang berfungsi sebagai penguat dan pelemah hubungan antara variabel bebas dan penghubung tersebut. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden yaitu usia jenis kelamin, dan stambuk.


(44)

Tabel 2.1. Operasional Variabel

Variabel Toritis Variabel Operasional Variabel bebas (x)

Penggunaan Media sosial line pada smart phone

1. Chatting 2. Diskusi grup 3. Berbagi (share) link

4. Berbagi (share) video 5. Berbagi (share) file 6. Voice note

7. Display picture

8. Personal status Variabel Terikat (Y)

Pemenuhan kebutuhan afiliasi

1. Penerimaan 2. Rasa memiliki 3. Kerja sama 4. Rasa Solidaritas 5. Hubungan yang erat Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin

2. Usia 3. Stambuk

4. Intensitas penggunaan instant messaging

2.4 Defenisi Operasional

Defenisi Variabel Operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel (Singarimbun,1995:46). Defenisi variabel operasional dalam penelitian ini adalah :

 Variabel Bebas

1. Chatting merupakan sebuah teknologi komunikasi online chat yang memudahkan penggunaan untuk bertukar pesan singkat. Mengacu pada segala bentuk komunikasi menggunakan internet, tetapi secara speesifik


(45)

mengacu kepada percakapan basis teks antara dua orang pengguna tersebut.

2. Diskusi group merupakan teknologi komunikasi online chat secara bersamaan dengan sejumlah anggota group yang termasuk kedalam group

tersebut

3. Berbagi (share) foto merupakan transfer atau penerbitan foto digital

pengguna online sehingga memungkinkan pengguna untuk berbagi dengan orang lain, baik umum maupun pribadi.

4. Berbagi (share) link merupakan aplikasi instant messaging yang dapat memudahkan para penggunanya dalam berbagai link maupun website.

5. Berbagai (share) video merupakan transfer atau video digital penggunaan

online sehingga memungkinkan pengguna untuk berbagi dengan orang lain, baik umum maupun pribadi.

6. Berbagi (share) file merupakan transfer file kepada sesama pengguna

online yang dapat memudahkan antara satu sama lainnya dalam berbagai data, dokumen, dan file lainnya.

7. Voice Note merupakan transfer suara atau rekaman suara yang dikirimkan kepada pengguna online.

8. Display Picture merupakan aplikasi yang menampilkan foto sebagai gambar utama pada profil pengguna fitur line.

9. Personal Status merupakan status update atau informasi yang paling baru tentang pengguna online, status pribadi ini dapat dibaca oleh semua pcngguna media sosial line lainnya .

 Variabel Terikat (Y)

1. Penerimaan, yaitu bentuk penghargaan atau pengakuan yang diberikan pihak lain kepada dirinya.


(46)

3. Kerja sama, yaitu bentuk tindakan yang dilakukan sesama teman dalam kontak Media Sosial line smart phone dalam melakukan sesuatu.

4. Sosial, yaitu melibatkan diri dalam diskusi-diskusi yang dibangun bersama

group.

5. Hubungan yang erat ,yaitu membina hubungan persahabatan yang mendalam yang terbangun dalam intensitas percakapan di dalam Media sosial line pada smart phone.

 Variabel Antara (z)

Sudah merupakan ciri khas tiap individu yang membuatnya berbeda dengan yang lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel antara adalah karakteristik responden, hal ini mencakup:

a. Jenis kelamin. Merupakan jenis kelamin mahasiswa USU stambuk 2010 -2012 yang mengisi kuisioner.

b. Usia merupakan umur mahasiswa USU stambuk 2010 - 2012 yang mengisi kuisioner.

c. Fakultas merupakan fakultas dari Responden ketika mengisi kuisioner. d. Stambuk merupakan angkatan kuliah responden ketika mengisi kuisioner.

Intensitas pengguanaan Instant Messaging merupakan tingkat penggunaan

Media Sosial Line Smart Phone pada mahasiswa USU stambuk 2010-2012.

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang belum sempurna. Pengertian ini kemudia diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian (Bungin, 2005: 75).

Ho: Tidak ada hubungan antara Fungsi dan Pengaruh media sosial line terhadap kebutuhan afiliasi mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Usu 2010-2012.

Ha: Ada hubungan antara Fungsi dan Pengaruh media sosial line terhadap kebutuhan afiliasi mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU 2010-2012.


(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Prof.A.Sofian No.l Kampus USU, Padang Bulan Medan 20155.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya suatu hubungan. Apabila ada, seberapa erat hubungan serta berarti atau tidaknya suatu hubungan tersebut (Arikunto, 1998:251)

3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, serta tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, atau peristiwa-peristiwa. Sikap hidup dan sebagainya yang dapat menjadi sumber penelitian (Bungin, 2001:99)

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakaa adalah mahasiswa USU Stambuk 2010-2012 yang masih aktif dalam perkuliahan.

Tabel 3.1 Populasi

No Keterangan n

1 2010 27

2 2011 58


(48)

3.3.2 Sampel

Sampel harus memenuhi unsur representative atau mewakili dari seluruh sifat-sifat populasi. Sampel yang representatif dapat diartikan bahwa sempel tersebut dapat mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih sehingga dapat mewakili keadaan sebenarnya dalam keadaan populasi (Krisyantono, 2006:150).

Untuk menentukan besarnya sampel sampel dalam penelitian ini, bergantung besarnya populasi, apabila populasi lebih dari 1000 besarnya sampel yang diambil 15 %, besarnya populasi di bawah 1000 besarnya sampel 50 %. Dari uraian di atas besarnya sampel dalam penelitian ini (Surakhmad, 2003:11), yaitu sebagai berikut:

50

N = x 258

100

= 129

Tabel 3.2 Sampel

No Keterangan n %

1 2010 27 20,93

2 2011 58 44,96

3 2012 44 34,22

Jumlah 129 100

3.4 Teknik Penarikan Sampel

1. Snow Ball

Sesuai namanya, teknik ini bagaikan bola salju yang turun menggelinding dari puncak gunung ke lembah, semakin lama semakin membesar ukurannya.


(49)

Jadi, teknik ini merupakan yang awal penemuarmya berjumlah kecil,kemudian berkembang semakin banyak. Orang yang dijadikan sampel pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya sampai jumlahnya lebih banyak (Krisyantono, 2008:156)

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dalam mengantar penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi,1995:33).

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Dalam pengertian ilmiah, konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam menjelaskan variable penelitian (Bungin,2005:58).

3.5 Teknik pengumpulan data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian kepustakaan (Library research)

Penelitian kepustakaan ini adalah penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data-data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

2. Penelitian lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan adalah kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data-data dari lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian yakni melalui kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang terdapat dalam satu kertas dan diisi oleh responden.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun,1995:23). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis, yaitu:


(50)

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagi variabel kedalam kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dengan menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu jumlah frekuensi dan presentasi untuk tiap kategori.

2. Analisis tabel silang

Teknik yang dilakukan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif.

3. Pengujian hipotesis

Uji Hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam rumus Spearman, data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai yang terbesar (Kriyantono, 2006: 174).

Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan, juga dipakai untuk menguji hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel. kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi (korelasi). Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test statistik ”Spearman’s Rho Rank Order Correlations”, yaitu rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (Kriyantono, 2006: 174). Rumus koefisien korelasinya adalah:

Keterangan:

Rho = koefisien korelasi rank order d = perbedaan antara pasangan jenjang


(51)

n = jumlah individu atau sampel

Spearman Rho Coeficient adalah metode untuk meganalisis data dan

untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala

ordinal.

Jika Rho < 0, maka hipotesis ditolak. Jika Rho > 0, maka hipotesis diterima.

Untuk menguji tingkat signifikansi korelasi, jika n>0 maka digunakan

rumus uji thitung pada tingkat signifikansi 0,05 sebagai berikut.

Keterangan:

thitung = nilai hasil uji terhitung

rs = nilai koefisien korelasi

n = jumlah sampel

Jika thitung > ttabel, maka hubungannya signifikan

Jika thitung < ttabel, maka hubungannya tidak signifikan.

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala

Guilford, yaitu sebagai berikut.

Kurang dari 0.20 : hubungan rendah sekali

0.20 – 0.40 : hubungan rendah

0.41 – 0.70 : hubungan yang cukup berarti


(52)

Lebih dari 0.90 : hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan.


(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data dan literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal dan internet yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dibahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini, untuk menghimpun data hasil penelitian, Penelitian menggunakan kuesioner. Pertanyaan melalui kuesioner disusun secara sistematis. Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk “Projective Questionaire”. Projective questionaire adalah suatu model pertanyaan yang mengajukan pilihan jawaban kepada responden atau disebut dengan pertanyaan dengan jawaban tertutup.

Tahapan pelaksanaan pengumpulan data di lapangan:

Pra Penelitian

Kegiatan awal penelitian adalah dilakukan dengan namanya pra penelitian sebagai upaya penjajakan ke lokasi penelitian. Pra penelitian ini dimulai dengan melakukan observasi Pengaruh Media Sosial Line Pada Smart PhoneTerhadap Kebutuhan Afiliasi Di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Tahun Ajaran 2010-2012 Fisip USU), kemudian meninjau ke lokasi penelitian guna mengetahui informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.

Penyusunan Proposal Penelitian

Langkah selanjutnya, yaitu menyusun proposal penelitian yang telah dilakukan selama tiga minggu. Data-data yang diperoleh pada saat pra penelitian yang telah dilgunakan untuk melengkapi proposal penelitian.


(54)

Permohonan Rekomendasi Penelitian

Proses selanjutnya adalah permohonan rekomendasi dari Departemen Ilmu Komunikasi Fisip USU. Setelah surat izin penelitian diperoleh, peneliti melanjutkan untuk mengumpulkan data.

Pelaksanaan Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pelaksanaan pengumpulan data adalah sebagai berikut:

Diskusi dan konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai penyesuaian kuesioner dengan permasalahan yang dapat menjawab masalah dan tujuan penelitian serta diskusi mengenai penyesuaian komposisi kuesioner yang berpedoman terhadap variabel-variabel yang akan diteliti.

Nilai suatu penelitian ditentukan oleh objektivitas data yang diperoleh di lapangan. Objektivitas dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan terdiri dari 22 pertanyaan yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pertama terdiri dari 4 pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden, bagian kedua berisi 13 pertanyaan tentang penggunaan media sosial line pada smart phone, dan bagian ketiga berisi 5 pertanyaan tentang pemenuhan kebutuhan afiliasi.

4.2 Teknik Analisis Data

Seorang peneliti memulai proses pengolahan data apabila seluruh data peneliti telah terkumpul dan terangkum dalam kuesioner. Dari 129 kuesioner yang disebarkan semuanya kembali dengan baik, sehingga semua sampel yang ditentukan terpenuhi. Langkah-langkah pengolahan data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner dan Penomoran Kuesioner

Kuesioner yang dikumpulkan, kemudian diberikan nomor urut kuesioner. Karena jumlah responden adalah 129, maka nomor urut yang digunakan tiga digit yaitu 001-129 responden.


(1)

14. 1 2 1 1 2 3 3 1 1 2 2 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1

15. 2 2 1 1 2 3 1 1 1 2 3 3 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1

16. 2 1 3 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 2 3 1 1 2 1 2 1 1

17. 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 3 2 1 2 3 1 1 1 1 2 1 1

18. 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 3 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1

19. 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 3 2 1 2 3 1 1 1 2 3 2 1

20. 2 1 3 1 1 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 1 1 2 1

21. 2 1 3 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 1 3 2 1 1

22. 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1

23. 1 1 3 1 1 1 2 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 2 2 1 1

24. 2 1 3 2 1 2 2 2 1 1 3 2 2 1 3 2 1 3 2 2 1 1

25. 2 1 3 1 1 2 1 2 1 3 2 2 3 1 3 1 1 2 1 1 2 2

26. 1 1 3 1 1 2 1 2 1 3 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1

27. 2 1 3 2 1 1 1 2 1 2 3 1 2 1 3 2 1 2 1 1 2 1

28. 1 1 3 1 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 2 1 2 2 3

29. 1 1 2 2 1 3 1 2 1 2 3 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 1


(2)

31. 1 2 1 1 1 3 2 1 3 1 1 1 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1

32. 1 2 1 1 1 3 3 1 1 1 3 1 2 1 3 2 1 2 2 3 2 1

33. 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 1 3 1 2 2 1 3 1 2 2 1

34. 1 2 1 2 1 3 1 1 2 2 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 3 1

35. 2 2 1 1 1 1 2 1 2 3 3 1 1 1 2 2 1 3 1 2 2 1

36. 2 2 1 1 1 3 2 1 1 2 3 1 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1

37. 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 3 1 3 2 3 2 1 1 2 2 1 1

38. 1 1 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1

39. 2 1 2 1 2 2 1 2 1 3 3 2 3 1 3 1 2 1 1 2 3 1

40. 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 3 3 2 2 2 1 1 2 1 2 3 1

41. 2 2 1 2 2 3 3 1 2 2 3 1 2 1 2 1 2 3 1 1 3 1

42. 2 1 2 2 2 2 3 1 1 2 3 2 1 2 3 1 3 3 2 3 3 1

43. 1 2 1 1 1 2 3 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 3 3 1 3

44. 1 1 2 1 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 1

45. 1 1 3 1 1 1 2 1 2 1 3 1 3 1 2 1 1 2 1 1 2 1

46. 1 1 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 2

47. 1 2 1 3 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1

48. 1 1 2 2 1 2 1 2 3 3 3 1 1 2 3 1 2 1 2 2 3 1

49. 1 1 2 2 2 1 3 2 1 1 3 2 2 1 2 1 2 1 1 2 3 1

50. 1 1 2 1 2 3 2 1 3 2 3 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2


(3)

52. 1 1 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 1

53. 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 1 2 1 1

54. 1 1 2 2 2 3 1 1 2 1 3 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1

55. 1 1 3 2 2 3 3 2 1 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1

56. 1 1 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 3

57. 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 3 3 1 1 3 2 1 2 1 1 1 3

58. 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 1

59. 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 3 1 2 2 1 2 1 1

60. 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 3 1 2 1 3 2 3 2 3 2 3 1

61. 1 1 3 2 2 1 2 1 2 1 3 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 1

62. 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 3 2 2 1 2 1 2 1

63. 1 1 2 3 2 3 1 1 2 2 3 1 1 2 3 2 1 2 2 2 1 1

64. 1 1 2 3 2 2 1 1 3 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1

65. 2 1 2 1 2 3 1 1 2 1 3 1 2 1 3 2 2 3 2 2 2 1

66. 2 1 3 1 2 1 2 1 1 3 3 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2 2

67. 2 1 3 2 1 3 2 1 1 2 3 2 3 1 3 2 2 3 2 1 1 2

68. 2 1 2 1 1 3 2 2 1 2 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 3 2

69. 2 1 3 2 1 3 2 1 1 2 3 2 1 1 3 1 1 2 2 2 3 1

70. 2 1 2 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 3

71 2 1 2 2 2 3 3 2 1 2 3 3 2 1 3 2 2 3 1 1 3 1


(4)

74 2 1 2 2 2 3 1 1 2 3 3 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1

75 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 3 3 2 1 3 1 1 3 3 1 2 1

76 2 1 3 1 2 1 1 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1 2 1 2 1 1

77 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 3 2 3 2 1 2 1 1

78 2 2 1 1 2 2 1 2 3 1 3 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2

79 2 2 1 1 2 2 3 1 3 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2

80 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 1 1 3 1 3 1 1 2 2 2

81 1 1 3 2 1 1 3 1 1 3 3 2 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2

82 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 3 1 1 2 3 2 2 1 1 2 1 1

83 2 1 3 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1

84 2 1 3 2 1 2 2 2 1 1 3 3 2 1 3 1 2 2 1 2 1 1

85 2 1 3 2 1 1 3 2 2 1 3 3 2 1 3 2 2 2 1 2 1 1

86 2 1 3 2 1 2 3 2 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1 2

87 2 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 2 2 2 1 3

88 2 1 3 1 2 1 1 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1 2 2 1 3 1

89 2 1 3 2 2 2 1 1 3 2 3 2 2 1 3 1 1 1 2 1 3 3

90 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1

91 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 3 2 1 2 2 2 1 1

92 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 3 1 1 2 3 2 2 1 2 1 1 2

93 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1


(5)

95 2 1 3 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 1 3 1 1 2 3 2 2 2

96 2 1 3 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 1 2 1 1 3

97 2 1 3 1 2 2 2 1 2 3 3 2 3 1 2 2 1 2 2 1 2 1

98 2 1 2 1 2 1 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 1 2 1 1 2 1

99 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 3 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2

100 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 3 2 1 1 1 3 2 2

101 2 1 2 2 1 1 2 1 3 1 3 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2

102 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 3 2 1 2 1 2 2 1

103 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1

104 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 3 2 1 3 2 2 2 1 2 1 1

105 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1

106 2 1 3 2 1 1 2 1 2 3 3 1 2 1 3 2 2 1 3 2 3 1

107 2 1 3 2 1 1 1 2 2 2 3 1 2 1 3 2 2 1 2 1 2 2

108 2 1 3 3 1 1 2 1 1 1 3 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2

109 2 1 3 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 2

110 2 1 3 2 2 1 1 1 3 2 3 2 2 2 3 2 1 1 3 1 1 2

111 2 1 2 1 2 1 2 2 3 3 2 2 2 1 3 2 3 1 2 2 3 2

112 1 1 2 1 1 1 2 1 1 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2

113 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 1 1 1 3 2 2 3 2 2 1 2

114 2 1 2 1 2 1 3 1 1 2 3 2 2 1 3 2 2 1 1 1 2 2


(6)

116 2 1 3 1 2 2 2 1 1 1 3 2 2 2 3 1 1 1 2 1 3 2

117 2 1 3 1 2 1 3 1 2 2 3 2 2 2 3 1 1 1 2 1 1 1

118 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2 1 3 2 2 1 2 1 1 2

119 2 1 3 2 1 1 2 1 2 1 3 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1

120 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 3 2 2 1 3 2 1 1 2 1 1 2

121 2 1 3 1 1 1 2 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1

122 2 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 1 2 1 1 3

123 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 3 2 1 1 2 1 3 2

124 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 3 1 2 2 3 2 1 3 1 1 1 1

125 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 1 1 2 1 2 2

126 2 1 3 2 1 1 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 1 1 3 1

127 2 1 3 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 1 3 1 2 1 1 1 3 1

128 1 1 2 1 2 3 1 3 2 2 3 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2 2


Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Tentang Donor Darah (Studi Etnografi tentang Persepsi Mahasiswa FISIP USU tentang Donor Darah)

16 157 111

Tindakan Mahasiswa FISIP USU Terhadap Cyberbullying yang Dialami Melalui Media Online

3 55 132

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

4 95 99

Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.K

6 41 112

Teknologi Komunikasi dan Kebutuhan Afiliasi (Studi Kolerasional Pengaruh Instant Messaging Blackberry Messenger pada Handphone merek Blackberry Terhadap Kebutuhan Afiliasi di kalangan mahasiswa USU angkatan 2008-2010)

1 17 158

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Persepsi Mahasiswa FISIP USU terhadap Berita Politik di Harian Analisa Medan (Studi Deskriptif mengenai Pemberitaan atas Perilaku dan Sikap Anggota Pansus Century Selaku Anggota DPR –RI Pada Harian Analisa)

0 64 102

Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 181

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

Dinamika Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa FISIP USU dalam Menjaga Harmonisasi

5 46 104