Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Tinjauan Pustaka

10 adalah timbulnya sesuatu yang ikut membentuk perilaku manusia, watak manusia atau kepribadian manusia melalui proses pembelajaran tentang keyakinan atau keputusan pikiran yang mantap terhadap Tuhan dan pendidikan akhlak di kelas agar mencapai derajat manusia yang mulia.

G. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan penelusuran skripsi yang ada di fakultas tarbiyah dan keguruan pada prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah: Skripsi dari Nur Mazidah yang berjudul: “IMPLEMENTASI PEMEBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DI SDN INKLUSI KLAMPIS NGASEM 1 SURABAYA”. Skripsi dari Nicky Estu Putu yang berjudul: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PROFETIK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN SPMAA LAMONGAN”. Selain skripsi di atas, masalah pembentukan karakter juga pernah di bahas dalam skripsi milik Abdul Rozaq yang berjudul: “IMPLEMENTASI NILAI- NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM PELAJARAN PAI DI SMA N IV SIDOARJO”. Berdasarkan hasil penelusuran diatas. Maka dalam skripsi diatas penelitian pendidikan karakter pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan melalui 11 pembelajaran lainnya serta dikaji secara umum maka disini akan meneliti atau menganalisis aspek dari mata pelajaran akidah akhlak di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya. Oleh karena itu dapat diambil judul: “PENGARUH MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMP WACHID HASYIM 2 SURABAYA”. Dengan batasan masalah, yaitu pengaruh mata pelajaran akidah akhlak terhadap pembentukan karakter siswa di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya dengan batasan penelitian sesuai dengan kemampuan yaitu kelas VIII SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam memahami judul ini, maka sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang didalamnya membahas tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional, tinjauan pustaka, sistematika pembahasan.

BAB II Kajian Teori membahas tentang kajian mata pelajaran akidah

akhlak yang meliputi: pengertian mata pelajaran akidah akhlak, ruang lingkup mata pelajaran akidah akhlak, tujuan mata pelajaran akidah akhlak, materi pokok mata pelajaran akidah akhlak, metode pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak. Kajian tentang pembentukan karakter yang meliputi: pengertian karakter, nilai- 12 nilai karakter, unsur dalam pembentukan karakter, proses pembentukan karakter, tahap-tahap pembentukan karakter. Dan kajian tentang pengaruh mata pelajaran akidah akhlak terhadap pembentukan karakter siswa.

BAB III Metode Penelitian yang didalamnya membahas tentang jenis dan

rancangan penelitian, variable, indikator, dan instrument penelitian, populasi dan sampel, hipotesis, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV Laporan Hasil Penelitian yang membahas tentang profil objek

penelitian, yaitu: sejarah berdirinya sekolah, visi misi sekolah, sarana dan prasarana sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan guru, karyawan dan murid. Penyajian data terdiri dari: penyajian data tentang pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak, penyajian data tentang pembentukan karakter siswa. Analisis data meliputi: analis data tentang pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak, analis data tentang pembentukan karakter siswa, analis data tentang pengaruh mata pelajaran akidah akhlak terhadap pembentukan karakter siswa di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya.

BAB V Penutup yang didalamnya berisi tentang kesimpulan dan saran.

13

BAB II PEMBAHASAN

A. Mata Pelajaran Akidah Akhlak

1. Pengertian Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Mata pelajaran adalah pelajaran yang harus diajarkan atau dipelajari untuk sekolah dasar dan sekolah lanjutan. 18 Sedangkan kata akidah dalam bahasa arab: ‘aqada-ya’qidu-aqdan-‘aqidatan yang berarti simpul, ikatan, perjanjian. Setelah terbentuk menjadi ‘aqidah, maka ia bermakna keyakinan. Dengan demikian, ‘aqidah, yang berhubungan dengan kata ‘aqdan menjadi bermakna keyakinan yang kokoh dihati bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. 19 Hasan al-Banna, ia mengatakan bahwa akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan. 20 Aqidah atau iman yaitu pengakuan dengan lisan dan membenarkan dengan hati bahwa semua yang di bawa oleh Rasulullah adalah benar dan hak. 21 Akidah dalam syariat Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah, Tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat, yaitu 18 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, h. 925. 19 Tim Reviewer MKD 2014, Pengantar Studi Islam, Surabaya: UIN SA Perss, 2014, h. 29. 20 Ibid., 30. 21 Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur’an, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990, cet. Ke-1, h. 10. 14 menyatakan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa nabi Muhammad sebagai utusan-Nya, dan perbuatan dengan amal saleh. 22 Akidah demikian itu mengandung arti bahwa dari orang yang beriman tidak ada dalam hati atau ucapan dimulut dan perbuatan, melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah. Yakni, tidak ada niat, ucapan, dan perbuatan yang dikemukakan oleh orang yang beriman kecuali yang sejalan dengan kehendak dan perintah Allah serta atas dasar kepatuhan kepada-Nya. Selain itu terdapat k ata “akhlak” yang berasal dari bahasa Arab “Khuluq”, jamaknya “khuluqun”, menurut lughat diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kata “akhlak” ini lebih luas artinya daripada moral atau etika yang sering dipakai dalam bahasa Indonesia sebab “akhlak” meliputi segi-segi kejiwaan dari tingkah laku lahiriah dan batiniah seseorang. 23 Akhlak diartikan juga sikap yang melahirkan perbuatan perilaku, tingkah laku mungkin baik, mungkin buruk. 24 Akhlak ialah keadaan rohaniah yang tercermin dalam tingkah laku atau dengan perkataan lain yaitu sikap lahir yang merupakan perwujudan dari sikap batin, baik sikap itu diarahkan terhadap Khaliq, terhadap manusia atau terhadap lingkungan. 25 Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui 22 Aat Syafaat, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam mencegah kenakalan remaja Juvenile Delinquency, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h. 53 23 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, h. 205. 24 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011, cet. Ke-11, h. 346. 25 Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur’an, h. 10.