PENGARUH MINAT MEMBACA AL- QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS KELAS VIII DI SMP WACHID HASYIM 1 SURABAYA.

(1)

PENGARUH MINAT MEMBACA AL- QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS

KELAS VIII DI SMP WACHID HASYIM 1 SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

NUR FAJRIYATUL MUNAWAROH

NIM. D01212055

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(2)

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS KELAS VIII DI SMP WACHID HASYIM 1 SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

NUR FAJRIYATUL MUNAWAROH

NIM. D01212055

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(3)

(4)

(5)

(6)

vi

Nur Fajriyatul Munawaroh. Pengaruh Minat Membaca Al-Quran Terhadap Prestasi Beajar Siswa Kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya. Penulis Mengambil Judul Pengaruh Minat Membaca Al-Quran Terhadap Prestasi Beajar Siswa Kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya. Latar Belakang Penelitian ini adalah bahwasannya kemampuan membaca siswa SMP sekarang ini cukup memperihatinkan. Banyak dari siswa yang bisa membaca al-qur’an namun belum bisa menerapkan kaidah-kaidah membaca al-Quran dengan baik dan benar. Bahkan lebih parah lagi, ada sebagian siswa yang buta terhadap huruf arab. Bahkan, sebagian besar siswa kurang ada ketertarikan dalam penguasaan baca al-Quran. Menurut mereka pelajaran membaca Al-Quran cukup membosankan. maka dari itu, tugas sekolah dan guru adalah mengajarkan, membiasakan, serta memperkenalkan bacaan-bacaan al-Quran kepada siswa.

Dengan melihat realitas sekarang ini, banyak orang yang telah meninggalkan al-Qur'an, maupun mereka hanya membaca al-Qur'an tanpa memahami maknanya sehingga dalam kehidupan mereka baik perilaku atau tingkah laku mereka banyak yang menyimpang dari ajaran agama Islam dan hal ini sangatlah memprihatinkan.

Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, berbagai progam pembinaan membaca Al-Quran telah diterapkan oleh SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya, diantaranya tadarrus al-qur’an, membaca juz amma, membaca yasin setiap pagi yang dilakukan 30 menit sebelum pelajaran dimulai. Sehingga dapat menumbuhkan minat membaca al-Qur’an serta akan meningkatkan kemampuan dalam membaca al-Quran siswa. Dari sinilah penulis tertarik untuk mencoba mengetahui seberapa pengaruh minat membaca al-qur’an terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana minat membaca al-Qur’an siswa kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya. (2)

Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya. (3) Bagaimana pengaruh minat membaca al-Qur’an terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya.

Untuk memperoleh hasil penelitian tersebut peneliti melakukan penelitian kuantitatif. Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Observasi, Wawancara/Interview, Dokumentasi dan Angket. Adapun data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan dianalisis dengan menggunakan rumus regresi.

Berdasarkan permasalahan diatas dan setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa : (1) Minat membaca al-Qur’an di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya, termasuk dalam kategori baik. Terbukti dari hasil rata-rata yang diperoleh sebesar 64 yang


(7)

vii

terdapat pada Interval 51-67. (2) Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadits Kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya termasuk dalam kategori cukup. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata- rata yang diperoleh sebesar 84 yang terdapat pada interval 82- 86. (3) Terdapat pengaruh signifikan antara Minat membaca al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadits Kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya, karena hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi Y = 54,9852964 + 0,451705 X. Persamaan tersebut diuji keberartiannya menggunakan uji F dan diperoleh Freg sebesar 760,4. Pada taraf kesalahan 1% dengan dk (1:119) diperoleh Ftabel = 6,84 dan pada taraf kesalahan 5% dengan dk (1:119) diperoleh Ftabel = 3,92. Karena Freg > Ftabel, yang berarti persamaan regresi tersebut signifikan. Besarnya kontribusi Minat membaca

al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran al-Qur’an Hadits Kelas VIII

mencapai 86,5%, selebihnya 13,5% dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Kata Kunci : Minat membaca Al-Qur’an, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an hadits.


(8)

ix

SAMPUL DALAM………...

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI……….

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI………... MOTTO………. PERSEMBAHAN………...

ABSTRAK……….

KATA PENGANTAR………...

DAFTAR ISI………..

DAFTAR TABEL………..

DAFTAR GAMBAR……….……….

DAFTAR TRANSLITERASI………....

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……….

B. Rumusan Masalah………..

C. Tujuan Penelitian………

D. Kegunaan Penelitian………... E. Penelitian Terdahulu………... F. Ruang lingkup dan Keterbatasan Penelitian………...

G. Definisi Operasional………...

i ii iii iv v vi viii xi xiii xv xvi 1 7 8 8 9 13 14


(9)

x

H. Sistematika Penulisan……….

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Minat Membaca Al- Qur’an

1. Pengertian Minat Membaca Al- Qur’an………... 2. Cara Menumbuhkan, Memelihara dan Membangkitkan Minat... 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca Al-Quran... 4. Fungsi dan Pentingnya Minat………... 5. Indikator Minat……….………….…... B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar……….... 2. Jenis- jenis Prestasi Belajar………... 3. Faktor-faktor Prestasi Belajar……….... 4. Indikator Prestasi Belajar………... C. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Qur’an Hadits

1. Pengertian Qur’an Hadits………....

2. Tujuan Mata Pelajaran Qur’an Hadits………... 3. Fungsi Mata Pelajaran Qur’an Hadits………... D. Pengaruh Minat Membaca al- Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Siswa………..………..…………... E. Hipotesis………..………..…………..….

17

18 26 28 29 30

32 34 40 47

47 48 48

49 53


(10)

xi

A. Jenis dan Rancangan Penelitian……….... B. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian………... C. Populasi dan Sampel………... D. Teknik Pengumpulan Data……….... E. Teknis Analisis Data………..…………..…... BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum tentang Objek Penelitian…...……….. 1. Sejarah Perkembangan Sekolah………... 2. Profil Sekolah………... 3. Letak Geografi SMP………... 4. Visi, Misi, dan tujuan………...……... 5. Struktur Organisasi SMP Wachid Hastyim………... 6. Keadaan guru, siswa dan karyawan………... 7. Sarana dan Prasarana………...

8. Kurikulum yang digunakan………..……...

B. Deskriptif Data………..……....………... 1. Penyajian Data Hasil Angket………..………... 2. Penyajian Data Hasil Dokumentasi………..……...

C. Pengujian Hipotesis………..……... 1. Analisis Pendahuluan………..……...

54 57 59 62 66 70 70 71 72 73 74 75 82 87 87 87 99 108 108


(11)

xii

2. Analisis Uji Hipotesis………..……... 3. Analisis Lanjut... BAB V PEMAHASAN DAN HASIL DISKUSI PENELITIAN

A. Pembahasan Hasil Penelitian………... B. Diskusi Hasil Penelitian ………...….... BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ………...…...…………... B. Saran………...…...……...…...……... C. Penutup………...…...……...…...……...

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Kesimpulan………B

.

114 122

124 2129

132 133 134


(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang integral dalam pembangunan yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Sebagaimana tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang no. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional :

“Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1

Pendidikan dan pembelajaran mempunyai pengertian sendiri- sendiri, tetapi memiliki hubungan yang erat. Pendidikan lebih menitikberatkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian, jadi pendidikan mengandung pengertian yang lebih luas.2 Pembelajaran sendiri adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur, yang saling mempengaruhi untuk mencapai

1Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan

Nasional, 2003, h. 6. 2


(13)

2

tujuan pembelajaran.3

Setiap individu yang pernah mengalami atau mengikuti proses pendidikan formal tentu pernah mengalami penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah untuk memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu.

Bagi seorang siswa, nilai merupakan sesuatu yang sangat penting karena merupakan cermin dari sebuah keberhasilan belajar. Dengan demikian nilai dapat dijadikan sebagai sumber dari tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa. Dalam konteks yang lebih luas, nilai dapat dijadikan sebagai indikator dari pencapaian kurikulum yang berlaku.

Pada dasarnya semua bidang studi yang diajarkan perlu mendapat tingkat prestasi yang memuaskan termasuk bidang studi Qur’an Hadits yang secara spesifik merupakan salah satu bidang studi program inti kelompok pendidikan agama Islam. Pada hakikatnya pengajaran bidang studi Qur’an Hadits merupakan salah satu usaha untuk melembagakan dan membimbing para siswa untuk mengetahui, memahami ayat-ayat al-Qur'an dan hadits- hadits Nabi serta sekaligus menanamkan kesadaran untuk mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.

Sejarah telah membuktikan kepada kita, betapa al-Qur'an yang diturunkan 14 abad yang lalu, telah sukses membangun suatu tatanan masyarakat yang

3


(14)

bermoral dan beradab. Al-Qur'an meletakkan pengetahuan yang benar dan mencerahkan (‘ilm) sebagaimana dipelihara dalam kitab yang dipahami sebagai risalah tertulis hukum yang adil, kisah-kisah teladan (qashash).4

Al- Qur’an adalah firman Allah berupa wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Di dalam al- Qur’an terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam al-qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut aqidah, dan yang berhubungan dengan amalyang disebut syari’ah.5

Ajaran- ajaran yang berhubungan dengan iman tidak banyak dibicarakan dalam al-Qur’an, tidak sebanyak ajaran yangberhubungan dengan amal perbuatan. Maka hal ini menunjukkan bahwa amal paling banyak dilaksanakan, sebab semua amal perbuatan manusia ada hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan manusia sesamanya (masyarakat), dengan alam dan lingkungan amal saleh (syari’ah).

Membaca adalah salah satu pintu gerbang dari masuknya ilmu pengetahuan. Karena dengan membaca akan mengetahui dan mengerti sesuatu yang dibacanya. Dengan demikian ia akan mempunyai cakrawala pemikiran yang luas dan menjadi penerang bagi masyarakat atau lingkungannya.

4Muhammad Arkoun,Rethinking Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 57.


(15)

4

Bagi seorang muslim, tentu memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam salah satunya cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah menegaskan akan pentingnya membaca. Seperti firman Allah surat al-Alaq :1-5 :





























































Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang palin pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. al-Alaq : 1-5)

Setiap mu’min yakin, bahwa membaca al-Qur'an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya itu adalah kitab suci Ilahi. Al-Qur'an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu’min, baik dikala senang maupun dikala susah, dikala gembira ataupun dikala sedih. Terlebih lagi membaca al-Qur'an itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.

Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, manusia dituntut untuk belajar yaitu dengan cara membaca. Membaca disini merupakan perintah Allah, dan membaca adalah kata pertama dari wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Mungkin mengherankan bahwa perintah tersebut ditujukan


(16)

pertama kali kepada seorang yang tidak pernah membaca suatu kitab sebelum diturunkannya al-Qur'an, bahkan seorang yang tidak pandai membaca suatu tulisan sampai akhir hayatnya. Namun keheranan ini akan sirna jika disadari artiiqra’dan disadari pula bahwa perintah ini tidak hanya ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad SAW semata-mata, tetapi juga untuk umat manusia sepanjang sejarah manusia, karena realisasi perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi.6

Dalam membaca al-Qur'an, setiap anak memiliki sejumlah motif atau dorongan yang berhubungan dengan kebutuhan biologis dan psikologis. Di samping itu anak memiliki pula sikap-sikap, minat, penghargaan dan cita-cita tertentu. Motif, sikap, minat dan sebagainya seperti tersebut di atas akan mendorong anak berbuat untuk mencapai tujuan tertentu.

Minat adalah faktor internal pada setiap individu yang dapat menunjang belajar siswa.7Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.8 Jika seorang anak tidak ada minat terhadap pelajaran maka akan timbul kesulitan belajar.9Dengan demikian, minat memiliki peran besar dalam pembelajaran disekolah, sebab minat berperan sebagai

motivating force yakni sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk

6 M. Quraish Shihab,Membumikan al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1992), h. 170.

7Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 84.

8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan; Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 133.


(17)

6

belajar. Siswa yang berminat kepada mata pelajaran, proses pembelajaran dan guru yang mengajarkannya, akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar.10

Adanya minat belajar yang dimiliki siswa terhadap proses pembelajaran Qur’an Hadits, maka akan terlihat gejala- gejala positif yang diwujudkan pada sikap perilaku siswa terhadap proses pembelajaran Qur’an Hadits. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat. Sehingga pada ahirnya prestasi belajar Qur’an Hadits menjadi lebih baik.

Namun, kemampuan membaca siswa SMP sekarang ini cukup memperihatinkan. Banyak dari siswa yang bisa membaca al-qur’an namun belum bisa menerapkan kaidah-kaidah membaca al-Quran dengan baik dan benar. Bahkan lebih parah lagi, ada sebagian siswa yang buta terhadap huruf arab. Bahkan, sebagian besar siswa kurang ada ketertarikan dalam penguasaan baca al-Quran. Menurut mereka pelajaran membaca Al-Quran cukup membosankan. maka dari itu, tugas sekolah dan guru adalah mengajarkan, membiasakan, serta memperkenalkan bacaan-bacaan al-Quran kepada siswa.

Dengan melihat realitas sekarang ini, banyak orang yang telah meninggalkan al-Qur'an, maupun mereka hanya membaca al-Qur'an tanpa memahami maknanya sehingga dalam kehidupan mereka baik perilaku atau


(18)

tingkah laku mereka banyak yang menyimpang dari ajaran agama Islam dan hal ini sangatlah memprihatinkan.

Beda halnya dengan siswa kelas VIII SMP Wachid Hasyim 1 yang memang mereka di didik dengan mata pelajaran- mata pelajaran agama Islam khususnya mata pelajaran Qur’an Hadits. Di samping itu mereka juga mempelajari bagaimana cara membaca al-Qur'an, dengan memberikan bekal kegiatan tadarrus al-qur’an, shalat dhuhur berjama’ah dan masih banyak kegiatan serta mata pelajaran yang membantu mereka untuk memperdalam lagi ilmu agama mereka. Sehingga mereka dengan mudah mengetahui hal-hal yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Allah SWT.

Dengan melihat latar belakang SMP Wachid Hasyim 1 yang Islami itu, di mungkinkan mereka juga berperilaku Islami dan juga merealisasikan terhadap apa yang telah mereka dapatkan dari SMP Wachid Hasyim 1 tersebut.

Oleh karena itu, dari latar belakang tersebut peneltiti tertarik dan ingin meneliti secara mendalam dan mengangkat judul “PENGARUH MINAT MEMBACA AL- QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS KELAS VIII DI SMP WACHID HASYIM 1 SURABAYA”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana minat membaca al-Qur’ansiswa kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya?


(19)

8

2. Bagaimana prestasi belajarsiswa pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya?

3. Bagaimana pengaruh minat membaca al-Qur’an terhadap prestasi belajarsiswa pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui minat membaca al-Qur’an siswa kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadits kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya

3. Untuk mengetahui pengaruh minat membaca al-Qur’an terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an hadits siswa kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya

D. Kegunaan Penelitian 1. Segi Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan, serta ilmu Pendidikan Agama Islam . Dan diharapkan dapat memperkaya khasanah pemikiran khususnya pengaruh minat membaca al-qur’an terhadap prestasi belajar siswa.

2. Segi Praktis a. Bagi almamater


(20)

Sebagai bahan masukan untuk sumber bacaan generasi-generasi berikutnya dalam melakukan penelitian.

b. Bagi Satuan Pendidikan (khususnya sekolah SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya),

sebagai hasil pemikiran yang bisa dipakai untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar Al-Quran. Dan sebagai bahan atau pertimbangan untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan sumber bahan ajar yang berkualitas dalam pengajaran.

c. Bagi siswa

Dapat meningkatkan pemahaman yang baik dalam menerima pelajaran, dan dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk senantiasa belajar dan membaca Al-Quran.

d. Bagi masyarakat

untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada sekolah bahwa kegiatan-kegiatan yang sangat positif diterima oleh para siswa di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya.

e. Bagi Penulis

merupakan bahan informasi, guna meningkatkan dan menambah pengetahuan.

E. Penelitian Terdahulu

Untuk menghindari duplikasi atau pengulangan penulisan skripsi, penulis menyertakan telaah pustaka yang berkaitan dengan penelitian penulis. Selama ini


(21)

10

telah banyak penelitian yang mengkaji tentang minat dan membaca al-Qur'an. Penelitian tersebut bukan hal baru lagi dalam penulisan karya ilmiah seperti: skripsi, tesis dan lain sebagainya. Diantaranya yang penulis temukan adalah:

Fahrur Rozi (2013) “Pengaruh Pembelajaran BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo)”. Masalah yang dibahas oleh peneliti adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan pendidikan baca tulis al- qur’an di SMAN 1 Taman Sidoarjo, 2) Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa kelas X SMAN 1 Taman Sidoarjo. Peneliti bertujuan mengetahui pengetahui pembelajaran baca tulis al-Qur’an terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X. Data tentang implementasi pembelajaran baca tulis al- Qur’an akan dilakukan dengan menyebarkan angket kepada 32 responden. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, metode interview dan metode demonstrasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran baca tulis al- Qur’an tergolong cukup baik, hal ini dapat kita lihat dari hasil angket yang dibagikan kepada 32 responden. Begitu juga prestasi belajar PAI siswa kelas X. Dari hasil analisis dan data yang diperoleh diatas dari penelitian ini, penulis berkesimpulan


(22)

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pembelajaran baca tulis al- Qur’an dengan prestasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo.11

Abdul Rosyid (2014) “Studi Korelasi antara Kegiatan Tadarus Awal Pelajaran dengan Minat Belajar Membaca Al-Quran Siswa di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya”. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana penerapan kegiatan tadarus awal pelajaran di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya. (2) Bagaimana minat belajar membaca Al-Quran siswa di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya. (3) Sejauhmana hubungan antara kegiatan tadarus awal pelajaran dengan minat belajar membaca Al-Quran siswa di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya. Berdasarkan permasalahan diatas dan setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa : (1) Pelaksanaan kegiatan tadarus awal pelajaran siswa di SMA Muhammadiyah 3 cukup baik, terbukti dari hasil prosentasenya 55%, (2) Minat belajar membaca Al-Quran Siswa SMA Muhammadiyah 3 cukup tinggi dengan prosentase 62,5%. (3) Terdapat korelasi yang sedang antara kegiatan tadarus awal pelajaran dengan minat belajar membaca Al-Quran Siswa SMA Muhammadiyah 3 Surabaya, terbukti dari nilai r hitung “0,587” lebih besar dari r tabel, dan jika dilihat di dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai “r”. dan dapat disimpulkan bahwa bahwa nilai r hitung berada diantara 0,40–0,70.12

11 Fahrur Rozi (2013) “Pengaruh Pembelajaran BTQ (Baca Tulis Al- Qur’an) Terhadap

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo)”,Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

12Abdul Rosyid (2014) “Studi Korelasi antara Kegiatan Tadarus Awal Pelajaran dengan

Minat Belajar Membaca Al-Quran Siswa diSMA Muhammadiyah 3 Surabaya”, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.


(23)

12

Abdul Rohim (2011) “Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI di SMP Dwi Putra Ciputat. Peneliti terfokus pada bidang studi PAI yang bertujuan untuk mengantarkan siswa agar lebih mengetahui dan memahami tata cara yang berkaitan dengan perubahan seorang muslim baik yang berhubungan dengan Tuhan, manusia dan alam sehingga dapat tercapai tujuan dari pembelajaran. Penelitian ini diadakan pada bulan Ferbruari- Mei 2011 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP Dwi Putra Ciputat kelas VII dan VII dengan jumlah 24 orang. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah 120 orang siswa SMP Dwi Putra Ciputat. Metode yang digunakan adalah korelasi product moment dengan taraf 5 %. Dengan demikian dapat diketahui, hipotesis Nihil (Ho) ditolak sedangkan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Dari perhitungan ini berarti menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi PAI.13

Dari pernyataan di atas tadi, di sebutkan dan di bandingkan bahwa penelitian saya berbeda dengan penelitian- penelitian yang terdahulu. Yang membedakan dengan penelitian saya yaitu belum ada yang secara spesifik

13 Abdul Rohim (2011) “Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI”, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.


(24)

mengkaji atau membahas tentang penelitian Minat membaca Al-Qur’an terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran Qur’an Hadits.

Oleh karena itu disini penulis ingin mencoba mengadakan penelitian tentang Pengaruh Minat Membaca Al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Qur’an Hadits Kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya. F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu termasuk atribut dari sekelompok orang atau subjek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.14 Variabel juga dapat dikatakan konsep yang mempunyai variasi nilai. Variable dalam suatu penelitian itu terdapat dua macam variabel antara lain: variable bebas (Independent variable) dan variable terikat (dependent variabel).

Variabel independent sering disebut sebagai variabel stimulus, input, predictor, dan antecedent.15

terdapat dua macam variabel, dengan penjelasan dibawah ini: a. Variabel bebas

Minat membaca al-Qur'an sebagai variabel pengaruh (Inpendent Variable).

14Sugiyono,Statistika Untuk Penelitian,(Bandung : Alfabeta, 2011), h. 2.

15Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 39.


(25)

14

b. Variabel terikat

Prestasi Belajar mata pelajaran Qur’an Hadits sebagai variabel terpengaruh (Dependent Variable).

2. Keterbatasan penelitian

Dalam penelitian, ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, karena terdapat masalah yang dihadapi sangat luas dan keterbatasan waktu, biaya, pikiran dan tenaga, maka peneliti membatasi masalah antara lain :

a. Penelitian ini terbatas pada minat membaca Al-Qur’an. b. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran qur’an hadits

c. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada sifat-sifat hal yang didefinisikan, yang dapat diamati atau diobservasi. Konsep ini sangat penting, karena hal yang diamati membuka kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan penelitian terhadap hal yang serup, sehingga apa yang dilakukan penulis terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.16

Untuk mempertegas maksud dan tujuan dari skripsi ini yang berjudul “ PENGARUH MINAT MEMBACA AL- QUR’AN TERHADAP PRESTASI


(26)

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR’AN HASDITS KELAS VIII DI SMP WACHID HASYIM 1 SURABAYA” maka perlu adanya penegasan sudut untuk menghindari adanya kesalahan dalam memahami judul skripsi ini.

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu (orang, benda, dan lain sebagainya), yang ikut membentuk watak ,kepercayaan atau perbuatan seseorang.17

2. Minat Membaca al-Qur’an

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.18

Membaca adalah : “Melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati”.19

Al-Qur'an adalah firman Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dengan lafal arab dan makna yang pasti sebagai bukti bagi Rasul bahwasannya dia adalah utusan Allah, sebagai undang- undang sekaligus petunjuk bagi manusia, dan sebagai

17 Departemen Agama dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 747 .

18Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 166.


(27)

16

sarana pendekatan (seorang hamba kepada tuhannya) sekaligus sebagai ibadah bila dibaca.20

Jadi minat membaca al-Qur’an adalah kecenderungan menetap, merasa tertarik pada suatu bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam kegiatan atau aktivitas membaca al-Qur’an.

3. Prestasi Belajar

Prestasi adalah “Bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai”. 21

Belajar adalah “Setiap perubahan yangrelatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.22Jadi prestasi belajar berarti suatu hasil usaha yang telah dicapai dari latihan atau pengalaman yang ditunjukkan dengan nilai tes berdasarkan evaluasi.

Jadi pengertian pengaruh minat membaca Al-Qur’an terhadap Prestasi belajar siswa mata pelajaran Qur’an Hadits adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan suatu aktivitas kegiatan membaca al-qur’an sehingga akan menghasilkan usaha yang telah dicapai dari latihan atau pengalaman yang ditunjukkan dengan nilai tes berdasarkan evaluasi terhadap mata pelajaran Qur’an Hadits.

20Abdul Wahhab Khallaf,Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta: Pustaka Amani, 2003), h. 17.

21W.S. Winkel,Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar,(Jakarta: Gramedia, 1986), h. 162. 22Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 84.


(28)

H. Sistematika Pembelajaran

Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB Pertama merupakan pendahuluan, dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, hipotesis, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional, sistematika pembelajaran

BAB Kedua merupaan kajian teori yang terdiri dari a) Minat Membaca Al-Quran (meliputi: Pengertian Minat Membaca al- Qur’an, Cara Menumbuhkan, Memelihara dan Membangkitkan Minat, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca Al-Quran, Fungsi dan Pentingnya Minat, Indikator Minat, b) Prestasi Belajar ( meliputi: Pengertian Prestasi Belajar, Jenis- jenis Prestasi Belajar, Faktor-faktor Prestasi belajar, Indikator Prestasi Belajar), c) Qur’an Hadits ( meliputi: Pengertian Qur’an Hadits, Tujuan Qur’an Hadits, Fungsi Qur’an Hadits).

BAB Ketiga merupakan metode penelitian, meliputi pendekatan dan jenis penelitian, rancangan penelitian, variabel, indikator dan instrumen penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB Keempat merupakan hasil penelitian meliputi gambaran umum obek penelitian deskripsi data, analisis data dan pengujian hipotesis

BAB Kelima merupakan pembahsan dan diskusi hasil penelitian, meliputi pemahasan hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian


(29)

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Minat Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian Minat Membaca Al-Qur’an

a. Pengertian Minat

Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membatu dan mendorong individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Ditinjau dari segi bahasa, minat adalah “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan”.1

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan yang terdapat dalam hati yang diharapkan tinggi terhadap sesuatu sehingga menimbulkan gairah atau keingnan terhadap sesuatu itu. Sesuatu yang dilakukan dengat minat akan menghasilkan sesuatu yang baik.

Sedangkan minat menurut istilah yang dikemukaan oleh beberapa ahli psikologi adalah sebagai berikut:

1Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 957.


(30)

1) Menurut H. Djali dalam bukunya psikologi pendidikan mendenifisikan minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.2

2) Menurut Lester D Crow dan Alice Crow mendefinisikan Minat yaitu sesuatu yang dapat menunjukkan kemampuan untuk memberi stimulus yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimulasi oleh kegiatan itu sendiri.3

3) Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar mendenifisikan minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yan beser terhadap sesuatu.4

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan individu terutama perasaan senag (positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai dengan kebutuhan dan memberi kepuasan kepadanya. Sesuatu yang dianggap berharga tersebut dapat berupa aktivitas, orang,

2

Djali,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 121.

3Lester D Crow and Alice Crow,Psikologi Pendidikan,(Surabaya : Bina Ilmu, 1987), h. 351.


(31)

20

pengalaman, atau benda yang dapat dijadikan sebagai stimulus atau rangsangan yang memerlukan respon terarah.

Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, tetapi juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati itu dan sama sekali tak menghiraukan sesuatu yang lain.5

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.6 Minat adalah perasaan yang didapat karena berhubungan dengan sesuatu. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat- minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan cenderung mendukung aktivitas belajar berikutnya.

5Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar, ibid, h. 166- 167. 6Djali,Psikologi Pendidikan, ibid, h. 121.


(32)

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh- sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Minat merukan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itu, seorang guru perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami anak didik. 7 b. Pengertian Membaca Al-Qur’an

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.8 Aktivitas membaca

adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah. Membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Maka untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas, dan mengabaikannya berarti kebodohan.9

7

Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar, ibid, h. 167. 8

Henry Guntur Tarigan,Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1990), h. 7.


(33)

22

Bagi seorang muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran Islam salah satunya cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah menegaskan akan pentingnya membaca. Seperti firman Allah surat al-Alaq : 1-5 :





























































Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya”.(Q.S. al-Alaq : 1-5).10

Kata Iqra’ pada mulanya berarti “Menghimpun”. Arti asal kata ini menunjukkan bahwa iqra’, yang diterjemahkan dengan “bacalah” tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Dalam kamus-kamus bahasa, arti kata tersebut antara lain, menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui cirinya dan sebagainya, yang pada hakekatnya “menghimpun” merupakan arti akar kata tersebut.11

10Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdhiat,Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 9.

11

M. Quraish Shihab,Membumikan al-Qur'an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1992), h. 167.


(34)

Obyek membaca menyangkut suatu bacaan yang bersumber dari Tuhan (al-Qur'an atau kitab suci sebelumnya) dan juga suatu kitab yang merupakan himpunan karya manusia atau dengan kata lain bukan bersumber dari Allah.12

Membaca di sini dapat dipahami bahwa membaca tidak hanya melafalkan atau mengucapkan kata-kata yang dilihat, melainkan disertai juga dengan mengerti, memahami, mengamalkan terhadap kata-kata yang dibacanya.

Al-Qur'an menurut bahasa mempunyai arti bermacam- macam salah satunya dari pendapat yang lebih kuat adalah bahwa al- Qur’an berarti “ bacaan” atau yang dibaca. Pendapat ini beralasan bahwa al-Qur’an adalah bentuk masdar dari kata Qara’a- Yaqra’u artinya “membaca”. al- Qur ‘an dalam arti membaca ini dipergunakan oleh ayat- al-Qur’an sendiri, misalnya oleh surat al- qiyamah ayat 16-18:

“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena

hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah

bacaannya itu” (QS. al- Qiyamah 75: 16-18)


(35)

24

Ada beberapa Ulama yang mengartikan al-qur’an menurut bahasa antara lain adalah sebagai berikut:

1) Al- Farra’, beliau menyatakan bahwa al- Qur’an artinya adalah membenarkan, karena al- Qur’an terambil dari kata “qarain”, amak dari “qarinah”. Dan firman Allah disebut al- Qur’an dengan arti yang demikian, meningat ayat- ayat dalam al- Qur’an satu sama lain saling benar membenarkan.

2) Al- Asy’ari, beliau mengartikan bahwa al- Qur’an artinya menggabungkan sesuatu dengan yang lain, karena al- Qur’an terambl dari kata “qarana”. Dan al-Qur’an berarti demikian, karena surat- surat maupun ayat- ayat, bahkan juga huruf- hurufnya saling beriringan dan berabung satu dengan yang lain.

3) Az- Zajjaj, beliau mengartikan bahwa al-Qur’an artinya adalah mengumpulkan, karena al-Qur’an berasal dari kata “ Qar’i”. Dan firman Allah disebut demikian, karena al-Qur’an mengumpulkan surat-suratnya menjadi satu kesatuan, atau karena mengumpulkan saripati kitab- kitab suci Allah yang turun sebelumya.

Al- Qur’an menurut arti istilah (terminologi) juga mempunyai beberapa definisi, meskipun satu sama lain agak berbeda, namun ada segi-segi persamaannya. Diantara definisi al-Qur’an menurut istilah adalah sebagai beriku:


(36)

1) Al- Qur’an adalah firman Allah yang merupakan mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir dengan perantara Malaikat Jibril yang tertulis di dala mushaf ang disampaikan kepada kita secara mutawatir yang diperintahkan membacanya, yang dimulai dengan surat al- Fatihah dan di tutup dengan an- Nas.

2) Al- Qur’an adalah lafal berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, yang diprtintahkan membacanya, yang menantang setiap orang (untuk menyusun walaupun) dengan (membuat) surat yang terpendek dri pada surat- surat yang didalamnya.13

Dari ringkasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Al-Qur’an ialah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril yang diturunkan secara mutawatir untuk dijadikan sebagai pedoman bagi setiap umat muslim yang ada di muka bumi.

Dengan demikian yang dimaksud dengan minat membaca al-Qur'an adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan suatu aktivitas kegiatan membaca al-Qur'an.

13Aminuddin, et.al.,Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 45- 46.


(37)

26

2. Cara Menumbuhkan, Memelihara dan Membangkitkan Minat

Kegiatan yang menarik, biasanya seseorang antusias dan bersemangat untuk mempelajarinya. Hal itu tidak terlepas adanya minat dalam diri seseorang tersebut. Untuk memunculkan semangat agar tidak timbul rasa malas dan bosan, maka perlu adanya faktor pendukung. Upaya-upaya tersebut antara lain dengan menumbuhkan, memelihara, dan membangkitkan minat.

a. Cara menumbuhkan minat

Menurut Agus Sujanto ada beberapa cara untuk menumbuhkan minat, diantaranya :

1) Mencari sesuatu dari pelajaran tersebut yang cukup sukar untuk dimengerti dan berusaha menyelidiki kebenaran dari pelajaran tersebut. 2) Mencari sesuatu yang menarik perhatian dari bagian bahan yang

dipelajari. Bila tertarik itu awal dari konsentrasi.

3) Merencanakan belajar secara matang dan menggunakan metode secara benar.

4) Niat yang kuat, artinya kemauan yang keras disertai keyakinan

5) Tidak bersikap meringankan dan memberatkan suatu pelajaran, sebab masing-masing mempunyai manfa’at yang sama.14

14Agus Sujanto,Bimbingan ke Arah Belajar yang Sukses,(Jakarta : Aksara Baru, 1991), h. 75-76.


(38)

b. Cara Memelihara Minat

Menurut H.C. Whitherington dalam bukunya Teknik-teknik Belajar Mengajar, dijellaskan bahwa cara memlihara minat antara lain :

1) Menggunakan aneka ragam kegiatan belajar

2) Menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individu. 3) Menyesuaikan pelajaran dengan taraf kematangan individu 4) Member bimbingan dan bantuan dengan penuh semangat. 5) Mengikutsertakan anak dalam merencanakan pelajaran.15 c. Cara membangkitkan minat

Diantara usaha-usaha yang dilakukan untuk membangkitkan minat belajar pada anak dapat ditempuh dengan cara :

1) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan

2) Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran

3) Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.

15H.C. Whitherington,Teknik-teknik Belajar dan Mengajar, (Bandung : Jemmars, 1982), h. 79-80.


(39)

28

4) Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.16

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca Al-Quran

Crow Berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu: a. Dorongan dari dalam individu, misal dorongan untuk makan, ingin tahu seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produsksi makanan dan lain-lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian dan lain-lain. b. Motif Sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk

melakukan sesuatu aktivitas tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian timbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.

c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap


(40)

aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.

Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka sering ketiga faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan dari ketiga faktor tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk menentukan faktor manakah yang menjadi awal penyabab timbulnya suatu minat.17

4. Fungsi dan Pentingnya Minat

Pada umumnya semua orang selalu cenderung terhadap sesuatu yang menarik perhatiannya, karena sesuatu itu indah dan mengagumkan, sehingga menimbulkan simpati dan menaruh perhatian. Begitu pula setiap individu memiliki kecenderungan selalu ingin berhubungan dengan lingkungannya dan ia sanggup dengan cara-cara tertentu. Jika ia menemukan suatu objek yang bisa dihubungi, maka ia menaruh minat terhadapnya. Jika seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka hal ini suatu motif yang menyebabkan ia berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menarik tersebut. Dan minat tersebut adalah motif yang bersifat objektif.18

Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa beberapa fungsi dan pentingnya minat diantaranya adalah dapat memudahkan individu dalam

17Abdul Rahman Shaleh dan Mihbib Abdul Wahab,Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif

Islam(Jakarta : Prenada Media, 2004), h. 264-265.

18Woodworth,Psikologi Suatu Pengantar Kedalam Ilmu Jiwa,(Bandung: Jemmars, 1977 ), h. 73.


(41)

30

mempelajari atau mengerjakan sesuatu, meningkatkan semangat belajar atau kerja, mendorong untuk melakukan suatu kegiatan walaupun sangat berat, dan senantiasa senang dalam mengerjakan sesuatu yang diminati.

5. Indikator Minat

Dalam kamus besar bahasa indonesia “indikator adalah pemantau yang dapat memberikan petunjuk dan keterangan”. Kaitanyna dengan minat siswa adalah alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk kualitas minat.

Setiap individu memiliki perbedaan dalam berbagai hal, misalnya pada minatnya, perbedaan itu dapat diketahui melalui gejala- gejala yang ditampakan oleh individu itu sendiri. Seorang siswa yang belajar di sekolah minatnya akan diketahui oleh guru yang mengajarnya melalui indikator minat dintaranya: a. Perasaan senang

Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka dalam hal tertentu ia cenderung mengetahui antara perasaan senang atau suka dalam hal tertentu ia cenderung antara perasaan dengan minat. Siswa yang berminat terhadap baca al- Qur’an ia akan merasa senang dalam membaanya. Ia akan rajin membaca dan terus menerus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan membaca al-Qur’an. Ia akan mengikuti bacaan al-Qur’an dengan antusias tanpa ada beban paksaan dalam dirinya.

b. Perhatian

Adanya perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian dan sebagainya dengan


(42)

mengesampingkan yang lainnya. Orang yang berminat membaca al-Qur’an dalam dirinya akan terdapat kecenderungan- kecenderungan yang kuat untuk selalu memberikan perhatian yang besar terhadap objek yang diamatinya. Jadi siswa yang pikirannya terfokus dengan apa yang di bacanya.

c. Perasaan tertarik

Minat, menurut Crow dan Crow, “bisa berhubungan dengan gerak yang mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan apapun bisa berupa pengalaman yang efektif yang diransang oleh kegiatan tersebut.”19Orang yang memiliki minat yang tinggi terhadap salah satu sekolah dari dirinya akan terdapat kecenderungan yang kuat tertarik pada guru dan mata pelajaran yang diajarkan. Sehingga tertarik merupakan indikator yang menunjukkan minat seseorang.

d. Giat belajar

Aktifitas atau giat belajar di luar sekolah merupakan indikator yang dapat menunjukkan keberadaan minat pada diri siswa. Siswa dengan minat tinggi, akan merasa bahwa pelajaran yang diberikan di sekolah sangatlah terbatas waktunya, sehingga ia perlu untuk mencari pengetahuan lain di luar jam pelajaran.

e. Mengerjakan tugas


(43)

32

Kebiasaan mengerjakan tugas yang diberikan guru merupakan salah satu indikator yang menunjukkan minat siswa. Tugas yang diberikan guru bertujuan untuk memperalam kemampuan siswa. Siswa yang memiliki minat yang tinggi akan menyadari pentingnya melaksanakan tugas- tugas dari guru ia lebih menguasai materi dengan baik.

f. Mengetahui tujuan belajar

Belajar adalah suatu aktifitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada yang benar- benar disadari dan ada juga yang kurang disadari oleh siswa. Tujuan belajar tersebut eratkaitannya dengan perubahan atau pembentukan tingkah laku tertentu.20 Siswa yang menyadari akan pentingnya tujuan belajar, maka siswa tersebut akan giat dalam mengikuti pelajaran disekolah. B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Kata prestasi berasa dari bahasa belanda yaitu “perstatie”, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti “ hasil usaha” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa kata “prestasi” berarti hasil yang telah dicapai.

Untuk lebih jelaskan ada beberapa pengertian tentang prestasi belajar yaitu:


(44)

a. Prestasi adalah hasil yang dicapai yang sebenar- benarnya21

b. Prstasi adalah nilai yang dicapai oleh siswa dalam berbagai tingkat22

c. Prestasi adalah nilai (skor) individual merupakan indikator prestasi atau hasil pencapaian yang nyata sebagai pengaruh dari hasil belajar mengajar yang bersangkutan.23

Sedangkan pengertian belajar ada bermacam- macam, pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Misalnya James O. Whittaker merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar adaah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

Sedangkan Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

21Mukhtar Bukhari, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1984), h. 252.

22 Attia Mahmud Hanan, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), h. 118.


(45)

34

Maka dapat disipulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.24 Sedangkan prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil yang telah dicapai dari aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu, baik aktual maupun potensial.

2. Jenis- jenis Prestasi Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting yang dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun karsa.25

Menurutt W.S Winkel dalam buku psikologi pendidikan yang membahas tentang Taksonomi menurtut B. S Bloom, dikemukakan mengenai teori B. S Bloom yang menyatakan bahwa, tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui ketiga

24Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Belajar, ibid, h. 12-13.

25 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),h. 148.


(46)

ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran.

Dengan kata lain, prestasi belajar akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam penguasaan ketiga ranah tersebut. Maka untuk lebih spesifiknya, penulis akan menguraikan ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai yang terdapat dalam teori B. S Bloom berikut:

a. Cognitive Domain ( Ranak Kognitif), yang berisi perilaku- perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berfikir. B. S Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama adalah berupa Pengetahuan (kategori 1) dan bagian kedua berupa kemampuan dan keterampilan intelektual (kategori 2-6).

1) Pengetahuan (Knowledge)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilah, definisi, fakta- fakta gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar dan sebagainya. Pengetahuan juga diartikan sebagai kemampuan mengingat akan hal- hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

2) Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman didefisikan sebagai kemampuan untuk menagkap makna dan arti yang dari bahan yang dipelajari. Pemahaman juga


(47)

36

dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi atau pnerapan di artikan sebagai kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru. Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi kerja.

4) Analisis (Analysis)

Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian- nagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi- bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungan, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu kestuan atau pola baru. Sintesis satu tingkat di atas analisa. Seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu


(48)

mengenali data atau informasi yang harus di dapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai suatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung jawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.26Evaluasi dikenali dari kemampuan untuk memberikan

penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk mamastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.

b. Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku- perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Tujuan pendidikan ranah afektif adalah hasil belajar atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau afektif. Taksonomi tujuan pendidikan ranah afektif terdiri dari aspek:

1) Penerimaan (Receiving/Attending)

Penerimaan mancakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.27

26W.S. Winkel,Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), Cet. Ke-4, h. 247. 27Ibid., h. 247.


(49)

38

2) Tanggapan (Responding)

Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.

3) Penghargaan (Valuing)

Penghargaan atau penilaian mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu, mulai dibentuk suatu sikap menerima, menolak atau mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dengan konsisten dengan sikap batin.

4) Pengorganisasian (Organizatoin)

Memudahkan nilai- nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. Pengorganisasian juga mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala Nilai-nilai mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting.

5) Karakterisasi Berdasarkan Nilai- nilai (Characterization by a Value or Value Complex)

Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah- lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya. Karakterisasinya


(50)

mencakup kemampuan untuk menghayati nilai- nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.28

c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku- perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik. Berenang, dan mengoperasikan mesin. Alisuf Sabri dalam buku Psikologi Pendidikan menjelaskan, keterampilan ini disebut motorik, karena keterampilan ini melibatkan secara langsung otot, urat dan persendian, sehingga keterampilan ini melibatkan benar- benar berakar pada kejasmanian. Orang yang memiliki keterampilan motorik, mampu melakukan serangkaian gerakan tubuh dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi gerakan- gerakan anggota tubuh secara terpadu. Siri khas dari keterampilan motorik ini adanya kemampuan automatisme, yaitu gerakan- gerakan yang terjadi berlangsung secara teratur dan berjalan dengan enak, lancar dan luwes tanpa harus disertai pikiran tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa hal itu dilakukan.

Keterampilan motorik lainnya yang kaitannya dengan qur’an hadits ialah keterampilan membaca dan menulis huruf Arab, keterampilan


(51)

40

membaca dan melagukan ayat- ayat al- Qur’an. Semua jenis keterampilan tersebut diperoleh melalui proses belajar dengan prosedur latihan.29

3. Faktor-faktor Prestasi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.30Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi- materi pelajaran31

a. Faktor Intern

Dalam faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu : faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1) Faktor Jasmani a) Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu

29Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan,ibid, h. 99-100.

30

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 54.


(52)

jika kesehatan seseorang terganggu, ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, pusing, ngantuk, kurang darah atau ada gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat berupa buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Siswa yang cacat hendaknya belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu. 2) Faktor Psikologis

a) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyelesaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya dari pada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi rendah, karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.


(53)

42

b) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal). Siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbul kebosanan, sehingga ia tidak suka belajar. c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.32

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.33 Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan

32Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Ibid, h. 54- 57. 33Muhibbin Syah,Psikologi Belajar, ibid, h. 150.


(54)

bakatnya. e) Motivasi

Motivasi adalah keadaan internal organisme ang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Karena belajar merupakan suatu proses yang timbul dari dalam, faktor motivasi berperan penting. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya anak dalam melakukan proses pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah.34

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.35 Misalnya anak dengan kakinya sudah siapa berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak dan lain-lain. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah

34Alex Sobur,Psikologi umum, Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 246- 247. 35Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,ibid, h. 58.


(55)

44

siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response/bereaksi. Kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan. Karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.36

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi, seolah-olah

otak kehabisan daya untuk bekerja.37

36Ibid., h. 59. 37Ibid.


(56)

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern siswa terdiri atas dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

1) Faktor Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperhatikan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. kondisi masyarakat lingkungan kumuh dan anak-anak pengangguran, akan sangat mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah keluarga terutama orang tua, sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap


(57)

46

kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.38 2) Faktor lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor lingkungan non sosial, misalnya : keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang atau malam) tempat atau letak gedung, alat-alat yang dipakai untuk belajar. Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus memenuhi syarat seperti ditempat yang tidak terlalu dekat dengan kebisingan atau jalan ramai, bangunan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam ilmu kesehatan sekolah. Demikian pula alat-alat pelajaran harus memenuhi syarat menurut pertimbangan didaktis, psikologis dan paedagogis.39

c. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan pembelajaran dalam Qur’an hadits. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat operasional yang direkayasa dalam mencapai tujuan belajar tertentu melalui pemahaman materi. Disamping factor-faktor internal dan eksternal siswa, factor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut.40

38

Muhibbin Syah,Psikologi Belajar,ibid., h.152-153.

39

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h. 233-234.


(58)

4. Indikator Prestasi Belajar

Pada prinsipnya, hasil belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun, perubahantingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit.

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis- garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi belajar tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak di ukur.41

Indikator prestasi belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari penilaian yang ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, yang dirangkum dalam nilai raport siswa dalam mata pelajaran qur’an hadits. C. Tinjauan Tentang Mata PelajaranQur’an Hadits

1. Pengertian Qur’an Hadits

Di dalam GBPP SLTP dan SMU Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kurikulum tahun 1994, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama islam ialah “usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk


(59)

48

mewujudkan persatuan nasional”.42

Mata Pelajaran Qur’an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memberikan pendidikan untuk memahami dan mengamalkan al-Qur'an sehingga mampu membaca dengan fasih, menerjemahkan, menyimpulkan isi kandungan, menyalin dan menghafal ayat-ayat terpilih serta memahami dan mengamalkan hadits- hadits pilihan sebagai pendalaman dan perluasan bahan kajian dari pelajaran Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah sebagai bekal mengikuti jenjang pendidikan berikutnya.43

2. Tujuan Mata Pelajaran Qur’an Hadits

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits mempunyai tujuan dan fungsi, dan tujuan itu sendiri agar peserta didik bergairah untuk membaca Al-Qur’an dan Al-Hadits dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.

3. Fungsi Mata Pelajaran Qur’an Hadits

Fungsi dari mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits pada madrasah memiliki fungsi sebagai berikut:

42

Muhaimin, et.al.,Paradigma Pendidikan Islam, ( Bandung :PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 75-76.

43

Depag RI, GBPP Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah 1994, Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 1994/1995, h. 1.


(60)

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah mulai dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.

b. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran islam peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri peserta didik dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.

d. Pembiasaan, yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits sebagai petunjuk dan pedoman bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari.44

D. Pengaruh Minat Membaca Al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Qur’an Hadits

Pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu (orang, benda, dan lain sebagainya), yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

Minat adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan individu terutama perasaan senag (positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya

44

Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Jakarta, 2004), h. 4.


(61)

50

berharga atau sesuai dengan kebutuhan dan memberi kepuasan kepadanya. Sesuatu yang dianggap berharga tersebut dapat berupa aktivitas, orang, pengalaman, atau benda yang dapat dijadikan sebagai stimulus atau rangsangan yang memerlukan respon terarah.

Al-Qur'an berarti bacaan, orang yang membaca dan memahami al-Qur'an akan mendapatkan pahala dan hidayat dari Allah SWT. al-al-Qur'an merupakan wahyu Allah yang Maha Agung dan “Bacaan Mulia” serta dapat dituntut kebenarannya oleh siapa saja.

Iqra’atau perintah membaca adalah kata pertama dari wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW. Kata iqra’ mempunyai beranekaragam arti antara lain: menghimpun, menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, membaca. Perintah membaca, menelaah, menghimpun dan sebagainya menuntut pembaca bukan saja sekedar melakukan bacaan dengan ikhlas, tetapi juga antara lain memilih bahan- bahan lain yang tidak mengantarnya kepada hal-hal yang bertentangan.

Sedangkan prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil yang telah dicapai dari aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu, baik aktual maupun potensial

Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi minat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu Dorongan dari dalam individu misalnya ada dorongan dalam diri individu untuk membaca al-qur’an. Motif sosial misalnya minat untuk membaca al-qu’an karena ingin mendapat penghargaan dari keluarga. Faktor


(62)

emosional misalnya bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas membaca al-qur’anakan menimbulkan perasaan senang.

Setiap individu memiliki perbedaan dalam berbagai hal, misalnya pada minatnya, perbedaan itu dapat diketahui melalui gejala- gejala yang ditampakan oleh individu itu sendiri. Seorang siswa yang belajar di sekolah minatnya akan diketahui oleh guru yang mengajarnya melalui indikator minat dintaranya: perasaan senang, perhatian, peraaan tertarik, giat belajar, mengerjakan tugas, mengetaui tujuan belajar.

Jadi, pengertian pengaruh minat membaca Al-Qur’an terhadap Prestasi belajar siswa mata pelajaran Qur’an Hadits adalah adanya keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan suatu aktivitas kegiatan membaca al-qur’an sehingga akan menghasilkan usaha yang telah dicapai dari latihan atau pengalaman yang ditunjukkan dengan nilai tes berdasarkan evaluasi terhadap mata pelajaran Qur’an Hadits.

Minat membaca al-Qur'an jika dikaitkan dengan prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadits akan berpengaruh positif. Minat adalah faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar siswa. Suatu kegiatan belajar yang dilakukan tidak sesuai dengan minat siswa akan memungkinkan berpengaruh negatif terhadap prsetasi siswa. Dengan adanya minat dan tersedianya rangsangan yang ada sangkut pautnya dengan diri siswa mendapatkan kepuasan


(63)

52

batin dari kegiatan membaca al-qur’an.45

Hal ini terwujud ketika seseorang ingin membangkitkan minat membaca al- Qur’an dengan cara berharap untuk meningkatkan serta mencapai prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadits dengan baik. Seperti contoh ketika seseorang tekun dalam membaca al-Qur'an, yang semakin lama orang tersebut akan mencoba untuk mampu menghafal dan memahami apa yang ia baca. Sehingga ketika ia dihadapkan dengan ujian Qur’an Hadits maka ia mampu menghadapi dan sekaligus akan mendapatkan prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadits dengan baik.

Dan sebaliknya ketika seseorang tidak berkemauan untuk membangkitkan minat membaca al-Qur’an maka orang tersebut dalam prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadits tidak akan memuaskan. Hal ini terwujud ketika seseorang enggan membaca al-Qur’an, padahal membaca merupakan alat untuk mencapai tujuan yang berupa prestasi belajar. Sehingga dalam hal prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadits ia tidak mendapatkan nilai yang baik. Jadi antara minat membaca al-Qur'an dan prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadits akan ada pengaruhnya. Yang berarti apabila minat membaca al-Qur'an semakin tinggi maka prestasi belajar siswa pada mata pelajaranQur’an Hadits siswa kelas VIII SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya juga semakin tinggi.

45Ahmad Susanto,Teori Pembelajran dan Pembelajran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 66.


(1)

❇❈ ❉

sekolah (ikut aktif dalam program keagamaan, aktif dalam proses belajar mengajar) maupun belajar di rumah (rajin membaca al-qur’an, mengerjakan PR atau tugas dari guru). Jika ingin mendapatkan hasil prestasi belajar yang maksimal.

2. Bagi para guru khususnya guru Qur’an Hadits hendaknya mampu memberi motivasi dan menggunakan berbagai metode agar dapat menumbuhkan minat membaca al-Qur’an serta semangat belajar siswa, sehingga siswa mendapatkan hasil prestasi belajar yang lebih baik.

3. Bagi para orang tua hendaknya lebih meningkatkan kesadaran dalam memberi perhatian dan bimbingan belajar serta suri tauladan bagi anaknya, selain itu juga dengan memberi motivasi agar anaknya lebih rajin dalam membaca al-Qur’an sehingga bisa mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan.

C. Penutup

Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dari kemampuan dan juga pengetahuan yang penulis miliki. Dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran-saran dan konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.


(2)

❊❋ ●

telah memberikan sumbangsih baik tenaga, pikiran maupun do'a dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan mendapat kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat Amin.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Agama, Departemen dan Kebudayaan. 1999, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

. 2004, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Jakarta.

Agama, Departemen RI. 1989, Al Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Surya Cipta Aksara.

Agama, Kementrian RI. 2002, At- Thayyib Al- Qur’an Transliterasi Per Kata dan Terjemahan Per Kata, Jakarta: Cipta Bagus Segara.

Ahmad, Beni Saebani dan Hendra Akhdhiat. 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia.

Alisuf, M. Sabri. 2007, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Aminuddin, et.al. 2005, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, Bogor: Ghalia Indonesia.

. 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2013, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta.

Arkoun, Muhammad. 1996, Rethinking Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bahri, Syaiful Djamarah. 2011, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Bukhari, Mukhtar. 1984, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press. D, Lester Crow and Alice Crow. 1987, Psikologi Pendidikan, Surabaya : Bina Ilmu. Dalyono, M.. 1997, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.


(4)

Djali. 2011, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Faisal, Sanapiah. 1990, Penelitian Kualitatif Dasar-dasar dan Aplikasi, Malang: YA3 Malang.

Guntur, Henry Tarigan. 1990, Membaca Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa.

Hadi, Sutrisno. 2004, Analisis Regresi, Yogyakarta : Andi Offset.

Hamalik, Oemar. 2001, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara.

Hasby, M. Ash Shiddieqy. 2010, Pedoman Dzikir dan Do’a, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.

Mahmud, Attia Hanan. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, Jakarta: Bulan Bintang.

Mardalis. 1995, Metode penelitian Suatu Pendekatan Proporsional, Jakarta : Bumi Aksara.

Muhammad, Teungku Hasbi ash-Shiddieqy. 1990, Pedoman Dzikir dan Do’a, Jakarta: Bulan Bintang.

Mulyana, Deddy. 2008, Metode Penelitian Kuantitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008).

Nazir, Moh.. 1988, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia. Nor, Juliansyah. 2011, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana.

Nur, Meilia Indah Susanti. 2010, Statistik Deskriptif & Induktif, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Penyusun, Tim MKD IAIN. 2012, Sunan Ampel Surabaya, Studi al- Qur’an, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.

Penyususn, Tim Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.


(5)

Quraish, M. Shihab. 1992, Membumikan al-Qur'an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat . Bandung: Mizan.

Rachman, Abd. Abror. 2001, Psikologi Pendidikan, Yogjakarta: Tara Wacana.

RI, Depag. 1994/1995, GBPP Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah 1994, Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI.

Sabri, Alisuf. 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Slameto. 1995, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Sobur, Alex. 2003, Psikologi umum, Bandung: CV Pustaka Setia.

Sudjana, Nana. 1987, Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2006, Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.

Sujanto, Agus. 1991, Bimbingan ke Arah Belajar yang Sukses, Jakarta : Aksara Baru. Suryabrata, Sumadi. 1988, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo.

. 1998, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Susanto, Ahmad. 2013, Teori Pembelajran dan Pembelajran di Sekolah Dasar,

Jakarta: Kencana, 2013.

Syah, Muhibbin. 2006, Psikologi Belajar, Jakarta: PT RajaGrasindo Persada. . 2013, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

. 2013, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

. 2006, Psikologi Pendiidkan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syamsudin, Abin Makmum. 1986, Psikologi Pendidikan, Bandung: IKIP. Tanzeh, Ahmad. 2009, Metotologi Penelitian Praktis, Yogyakarta : Teras.


(6)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. 2003. Sistem Pendidikan Nasional.

Wahhab, Abdul Khallaf. 2003, Ilmu Ushul Fikih, Jakarta: Pustaka Amani.

Whitherington, H.C.. 1982, Teknik-teknik Belajar dan Mengajar, Bandung : jemmars. Winkel, W.S.. 1996, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo.

Woodworth. 1977, Psikologi Suatu Pengantar Kedalam Ilmu Jiwa, Bandung: Jemmars.


Dokumen yang terkait

Peranan tadarus al-Qur'an dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas xii pada mata pelajaran al-Qur'an hadits di Madrasah aliyah Miftahul Umam Pondok Labu jakarta Selatan

12 67 97

Upaya meningkatkan kemampuan membaca al-qur’an melalui program BTA di SMP Yanusa Jakarta

16 174 93

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

Jilbab dalam persfektif al-qur’an dan hadits

0 4 15

STRATEGI GURU DALAM MENGAJARKAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah Kasihan).

3 39 89

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AL-QUR’AN SISWA KELAS Pengaruh Motivasi Belajar Al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Al-Qur’an Siswa Kelas VII Di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Ta

0 1 15

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AL-QUR’AN SISWA KELAS Pengaruh Motivasi Belajar Al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Al-Qur’an Siswa Kelas VII Di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Ta

3 9 13

PENGARUH REMEDIAL TEACHING DENGAN PENDEKATAN KURATIF TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QUR'AN HADITS DI SMP WACHID HASYIM 1 SURABAYA.

0 0 152

PENGARUH MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SMP WACHID HASYIM 2 SURABAYA.

0 0 136

PADA SISWA KELAS VII SMP WACHID HASYIM 1 SURABAYA

0 1 15