Manfaat Pendidikan Inklusi Pendidikan Inklusi
38
sekolah dasar atau anak lain dengan berbagai alasan putus sekolah seperti faktor ekonomi, sosial dan lain sebagainya.
7 SD Terpadu
Sekolah Dasar terpadu adalah sekolah dasar yang dalam penyelenggaraannya bagi anak normal dan anak berkebutuhan
khusus atau anak berkelainan secara bersama-sama dalam proses pembelajaran
menggunakan kurkulum
sekolah dasar
konvensional yang sudah disesuaikan. Sekarang sekolah dasar terpadu sudah tergantikan dan berkembang menjadi sekolah
inklusi. c.
Komponen di Sekolah Dasar Komponen yang dimiliki sekolah dasar sangat bervariasi,
beragam dan berbeda dengan sekolah dasar yang satu dengan yang lainnya. Komponen dalam sekolah dasar adalah input atau masukan
yang secara garis besar menurut Ibrahim Bafadal 2006: 6 diklarifikasikan menjaadi lima jenis masukan yaitu:
1
Masukan Sumber Daya Manusia SDM
Masukan SDM di sekolah dasar meliputi personel sekolah, misalnya kepala sekolah, guru, dan pesuruh atau juru kebun.
Personel sekolah tersebut memiliki peran yang penting dalam
proses kemjuan dan prestasi sekolah.
2 Masukan Material
39
Masukan material merupakan masukan instrumental yang meliputi kurikulum, dana, dan segala komponen sekolah selain
manusia atau dapat juga disebut dengan sarana prasarana sekolah. Guna menunjang proses belajar mengajar.
3 Masukan Lingkungan
Masukan lingkungan memiliki peranan penting dalam sekolah dasar. Karena semakin baik lingkungan dalam
mendukung proses pembelajaran, maka hasilnya pun akan baik sesuai dengan tujuan sekolah.
4 Proses Pendidikan
Komponen ini tidak dapat dilihat dalam wujud fisik seperti komponen-komponen lainnya. Prosses pembelajaran ini
menyangkut seluruh kegiatan belajar mengajar dari awal pembelajaran di sekolah sampai selesai.
5 Siswa
Siswa adalah komponen mentah. Maksudnya adalah siswa dengan bermacam-macam karakteristiknya merupakan subjek
yang akan di ajarai atau dididik melalu berbagai macam pembelajaran di sekolah sehingga dapat belajar dan memahami
ilmu sesuai yang diharapkan. Siswa harus dikelola dengan sebaik-baiknya.
d. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
40
Istilah anak berkebutuhan khusus memiliki arti yang luas. Menurut Mohammad Takdir 2013: 138 anak berkebutuhan khusus
adalah mereka yang memiliki kebutuhan khusus sementara atau permanen sehingga membutuhkan pelayanan pendidikan yang lebih
intens. Kebutuhan khusus dalam arti kelainan yang berasal dari bawaan maupun karena faktor kecelakaan yang membuat mereka
berbeda dengan yang lain berupa fisik maupun mental. Setiap anak memiliki latar belakang yang berbeda-beda, begitu juga anak
berkebutuhan khusus. Dalam pandangan pendidikan berkebutuhan khusus, keberagaman amat sangat dihargai.
e. Klarifikasi anak berkebutuhan khusus
Dalam pendidikan inklusi setiap anak memiliki karakter dan kebutuhan khusus yang berbeda-beda. Konsep anak dalam
pendidikan berkebutuhan khusus menurut Mohammad Takdir 2013: 139 ada dua yaitu:
1 Anak yang memiliki kelainan atau kebutuhan khusus yang
bersifat sementara atau temporer. Biasanya anak mengalami hambatan belajar dan perkembangan yang disebabkan oleh
faktor-faktor eksternal. Hambatan belajar pada anak jenis ini dapat disembuhkan jika orang tua atau pendidik mampu
memberikan terapi penyembuhan secara berkala. 2
Anak yang memiliki kelainan atau kebutuhan khusus yang bersifat permanen atau tetap. Biasanya anak mengalami
41
hambatan belajar dan perkembangan karena bawaan dari lahir atau kecelakaan yang berdampak permanen atau tidak dapat
disembuhkan lagi. Contohnya seperti anak tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, dan sebagainya. Jenis anak berkebutuhan khusus ini
perlu dilakukan pendampingan dan perhatian penuh agar bisa mengatasi hambatan belajar dan perkembangan jiwanya.
f. Karakter Akademik ABK di Sekolah Dasar Inklusi
Dalam karakter akademik anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusi dengan anak gangguan emosi dan perilaku,
akan ditemukan masalah pada IQ yang sangat lamban untuk anak yang lemah dalam belajar. Tes IQ tidak sepenuhnya cocok untuk
mereka, karena karakteristik emosi dan perilaku mereka akan mengganggu konsentrasi dalam pengerjaan tes IQ.
Mengajar di sekolah inklusi berbeda dengan mengajar di sekolah reguler yang semua siswanya berasal dari kalangan anak
normal. Perlu
adanya penyesuaian
kurikulum bagi
anak berkebutuhan khusus yang sekolah di sekolah reluger berbasis
inklusi guna menunjang prestasi akademiknya. Berdasarkan Prosedur Operasi Standar Pendidikan Inklusi
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktoral Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menegah Departemen Pendidikan
Nasional 2007: 17. Ruang lingkup manajemen sekolah dalam rangka pendidikan inklusi sekurang-kurangnya mencangkup:
42
1. Pengelolaan peserta didik
2. Pengelolaan kurikulum
3. Pengelolaan pembelajaran
4. Pengelolaan penilaian
5. Pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
6. Pengelolaan sarana dan prasarana
7. Pengelolaan pembiayaan
8. Pengelolaan sumberdaya masyarakat
Didalam pelaksanaan pendidikan inklusi perlu adanya delapan ruang lingkup manajemen sekolah agar pendidikan inklusi
bisa terlaksana sesuai dengan tujuan.