Mengembangkan Kurikulum KTSP Sesuai Dengan Kebutuhan

97 Ditegaskan oleh guru kelas satu : “Hasil dari pengembangan kurikulum adalah siswa berkebutuhan khusus memiliki kurikulum yang jelas dan tepat untuk mengembangkan kemampuannya.” SY02042015. e Evaluasi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SD N Plaosan 1 evaluasi proses pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sangat fleksibel, menyesuaikan keadaan siswa. Sebagaimana disampaikan oleh guru pendamping khusus F: “Pengembanagan kurikulum di buat sesederhana dan sefleksibel mungkin.” F01042015. Yang menjadi bahan evaluasi, pengembangan kurikulum belum diperbarui setiap tahunnya. Seperti yang disampaikan oleh guru kelas satu : “Kurikulum yang dikembangkan belum maksimal, karena setiap tahunnya kurikulum tidak di evaluasi dan tidak dirancang serta dibukukan.” SY01042015. 2 SD N Pojok a Pihak yang terlibat. Pihak yang terlibat dalam proses pengembangan Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi adalah guru kelas, 98 guru pendamping khusus, kepala sekolah dan komite sekolah. Sebagaimana diungkapkan oleh guru pendamping khusus L yaitu:“Pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru pendamping khusus, guru kelas, kepala sekolah dan komite sekolah.” L17042015. b Tujuan Tujuan dari pengembangan kurikulum KTSP adalah untuk membantu peserta didik khususnya anak berkebutuhan khusus dalam mengembangkan potensi dan mengatasi hambatan belajar yang dialami semaksimal mungkin dalan setting sekolah inklusi. Selain itu membantu guru dan orangtua dalam mengembangkan program pendidikan bagi peserta didik dan menjadi pedoman bagi sekolah dalam mengembangkan dan menilai program pendidikan inklusi. Sebagaimana di sampaikan oleh kepala sekolah T: “Tujuan adanya pengembangan kurikulum yaitu untuk pedoman pembelajaran siswa berkebutuhan khusus dan sebagai pedoman pembelajarn bagi sekolah inklusi.” T17042015. c Proses Proses pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD N Pojok pertama kali di lakukan oleh guru pendamping khusus. Dimana guru pendamping khusus 99 menyampaikan kondisi atau kemampuan anak berkebutuhan khusus kepada kepala sekolah, komite sekolah, guru kelas dan orangtua siswa. Sebagaimana disampaikan oleh guru pendamping khusu L: “Pertama kali saya lakukan, selaku guru pendamping khusus yaitu menyampaikan kondisi siswa ke kepala sekolah, komite sekolah,guru kelas dan orangtua siswa.” L17042015. Selanjutnya guru pendamping khusus menyusun sendiri kurikulum pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Setelah itu guru pendamping khusus Mengkoordinasikan dan menyampaikannya ke kepala sekolah dan disetujui. Selanjutnya diterapkan dan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. d Hasil Hasil dari pengembangan kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah dalam bentuk buku pedoman pembelajaran atau modifikasi kurikulum. Sebagaimana ditegaskan oleh guru pendamping khusus L: “Bentuk atau hasil dari pengembangan kurikulum adalah dalam bentuk buku pedoman kurikulum pengembangan yang digunakan sekolah sampai sekarang ini. Hanya saja dalam pembuatannya belum spesifik dan lengkap ” L17042015. 100 Guru kelas RA menambahkan: “Hasil dari pengembangan kurikulum siswa jadi lebih terarah dalam belajar di kelas. Selain itu guru kelas seperti saya menjadi lebih fokus dalam mengajar.” RA29042015. e Evaluasi Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pengumpulan dokumentasi diketahui bahwa buku pedoman pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kurang lembar dipengesahannya. Dimana belum meminta tandatangan Kepala Bidang dan Pengawas PLB dan Dikdas Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta. Ditegaskan oleh guru pendamping khusus L: “Lembar pengesahan belum ditandatangani oleh Kepala Bidang dan Pengawas PLB dan Dikdas Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta. Bukan hanya SD N Pojok saja, kebanyakan SD N yang sudah menerapkan sekolah inklusi dan membuat kurikulum pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan belum di tandanganai. Masih banyak sekolah inklusi di Kabupaten sleman khususnya Kecamatan Mlati tidak melengkapi data-data kurikulum Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan. Ini menjadi masal ah.” L17042015.

c. Membuat Program PPI Program Pembelajaran Individu

Pembuatan kurikulum PPI atau Program Pembelajaran Individu hampir sama dengan pengembangan kurikulum pemebelajaran. Dimana dalam proses pembuatannya perlu kerjasama antara guru kelas dan guru pendamping khusus. Selain itu 101 pembuatan kurikulum PPI dilakukan setiap pergantian tahun ajaran atau setahun sekali. Program pembelajaran individu di bagi menjadi dua yaitu program jangka panjang dan program jangka pendek. Sebagaimana disampaikan oleh guru pendamping khusus L dari SD PL: “Idealnya pembuatan program pengembangan individu di buat menjadi dua yaitu program jangka panjang dan program jangka pendek, sehingga tujuannya jelas dan mudah dalam pencapaiannya.” L29042015. 1 SD N Plaosan 1 a Pihak yang terlibat Program Pembelajaran Individu di kembangkan khusus untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus, yang penyusunannya melibatkan guru khususnya guru kelas dan guru pendamping khusus, orangtua dan ahli yang terkait. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh kepala sekolah SJ bahwa: “Program pembelajaran indvidu pada dasarnya seperti pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yang membedakan adalah program pembelajaran individu dibuat oleh guru kelas, guru pendamping khusus, orang tua siswa dan yang ahli. Program pembelajaran individu dibagi menjadi dua yaitu program jangka panjang dan program jangka pend ek.” SJ26032015. Didukung oleh pernyataan dari guru kelas satu: “Guru kelas dan guru pendamping khusus adalah salah satu dari pihak yang sangat terlibat dalam proses pembuatan program pengembangan individu. Karena 102 kitalah yang paling dekat dengan siswa berkebutuhan khusus di sekolah ketika proses pembelajaran dan kitalah yang menjalanka n program tersebut di kelas.” SY26032015. b Tujuan Tujuan dari Program Pembelajran Individu adalah untuk mencapai proses pembelajaran yang cocok dan pas untuk anak berkebutuhan khusus sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak. Sebagaimana disampaikan oleh guru pendamping khusus RS: “Tujuannya agar anak memperoleh metode pembelajaran yang sesuai dengan dirinya, sehingga tercapai tujuan pendidikan.” RS02042015. Guru kelas satu menegaskan: “Tujuannya agar siswa berkebutuhan khusus memiliki program tersendiri, sehingga lebih terarahkan.” SY26032015. c Proses Dalam program pembelajaran individu format disesuaikan dengan kebutuhan anak berkebutuhan khusus dan kondisi sekolah inklusi. Program pengembangan individu SD N Plaosan tidak memiliki format yang terlalu baku artinya format PPI dapat di pilih dan di tentukan oleh pihak yang terkait dengan menyesuaikan kondisi siswa berkebutuhan khusus di sekolah. Yang harus ada di dalam PPI adalah informasi tentang anak dan kemampuannyaserta program yang akan dilaksanakan. 103 Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pembuatan Program Pembelajaran Individu menurut guru pendamping khusus RS: “Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan tim penyusun program. Tim penyusun adalah guru pendamping khusus, guru kelas dan selanjutnya mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah. Setelah itu, tim menyusun melihat kondisi anak berkebutuhan khusus berdasarkan hasil tes assesmen maka tim penyusun membentuk tujuan umum yaitu jangka panjang dan jangka pendek dalam proses pembelajaran. Setelah itu membentuk prosedur dan metode pembelajaran dan selanjutnya diajarkan ke siswa berkebutuhan khusus sesuai dengan ketunaannya. terakhir membuat metode evaluasi kemampuan anak .” RS02042015. d Hasil Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti di lapangan. Ditemukan hasil program pembelajaran individu di SD N Plaosan 1 adalah mengetahui tentang taraf kinerja anak saat ini. Sebagaimana disampaikan oleh guru pendamping khusus RS: “Hasil dari program pembelajaran individu adalah siswa mengalami progesitifas dalam pembelajaran atau hasil pembelajaran meningkat jika dibandingkan sebelum menggunakan program pembelajaran individu sesuai dengan standar anak berkebutuhan khusus, sehingga siswa berkebutuan khusus sedikit demi sedikit bisa menyusul ketertinggalannya dalam materi dengan siswa nor mal lainnya.” RS02042015. 104 e Evaluasi Evaluasi program pembelajaran individu di SD N Plaosan 1 adalah untuk mencapai kurikulum yang sesuai, guru harus memberikan inovasi pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Sebagaimana diungkapkan oleh guru pendamping khusus F: “Guru khususnya guru pendamping khusus dan guru kelas harus kreatif dalam membuat program pembelajaran individu karena karakteristik anak berkebutuhan khusus berbeda-beda sesuai dengan jenis ketunaannya.” F02042015. Program Pembelajaran Individu di SD N Plaosan 1 masih menggunakan yang lama, belum ada pembaharuan. Padahal kemampuan siswa setiap tahunnya bisa berubah- ubah. 2 SD N Pojok a Pihak yang terlibat Program pembelajarn individu di kembangkan khusus untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus, yang penyusunannya melibatkan guru pendamping khusus, guru kelas dan mengetahui kepala sekolah. Sebagaimana disampai kan oleh guru pendamping khusus L: “Pihak yang terlibat dalam pembuatan program pembelajaran individu