Pengertian Implementasi Kebijakan Pendidikan

20 secaratepat proses implementasinya; c pengaruh langsung sebagai variabel politik terhadap keseimbangan dukungan bagi tujuan yang termuat dalam keputusan kebijakan tersebut. Teori Grindle dalam buku Kebijakan Pendidikan H. A. R. Tilaar dan Riant Nugroho, 2008: 220 yang menjelaskan bahwa teori ini ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks imlementasinya. Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, maka implementasi kebijakan dilakukan. Keberhasilannya ditentukan oleh derajat implementability dari kebijakan tersebut. Isi kebijakan mencangkup: a. Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan b. Jenis manfaat yang akan dihasilkan c. Derajad perubahan yang diinginkan d. Kedudukan pembuat kebijakan e. siapa pelaksana program f. Sumber daya yang dikerahkan Sementara itu konteks implementasinya adalah: a. Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat b. Karakteristik lembaga dan penguasa c. Kepatuhan dan daya tanggap Dari beberapa teori tentang implementasi kebijakan pendidikan. Teori Grindle adalah teori implementasi yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini, karena teori Grindle lebih menekankan pada isi kebijakan dan konteks implementasi. 21

3. Pendekatan dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan

Ada empat pendekatan dalam implementasi kebijakan pendidikan Menurut Solichin dalam Arif Rohman, 2012:110-114 yaitu: a Pendekatan Struktural structural Approach; bPendekatan Prosedural dan Manajerial Procedural andManagerial Approach; cPendekatan Prilaku Behavioural Approach; dPendekatan Politik Political Approach. Dari berbagai pendekatan, peneliti menggunakan pendekatan politik Political Approach karenapendekatan ini lebih melihat pada faktor-faktor politik atau kekuasaan yang dapat memperlancar atau menghambat proses implementasi kebijakan. Pendekatan politik dalam proses implementasi kebijakan, memungkinkan digunakannya paksaan dari kelompok dominan. Proses implementasi kebijakan tidak dapat hanya digunakan dengan komunikasi interpersonal saja sebagaimana disyaratkan oleh pendekatan prilaku, bila problem konflik dalam organisasi tadi bersifat endemik. Maka hadirnya kelompok dominan dalam organisasi akan sangat membantu, apalagi kelompok yang berkuasadominan tadi dalam kondisi tertentu mau melakukan pemaksaan, tentu akan sangat diperlukan. Apabila tidak ada kelompok dominan, mungkin implementasi kebijakan akan berjalan secara lambat dan bersifat inkremental.