102 yang terjadi antara ustad dengan pengurus hanya ketika ustad tidak bisa menjadi
narasumber pada hari dimana harus memberikan materi kepada jama’ah, itu pun hanya sebatas berkoordinasi untuk mengganti narasumber yang berhalangan
dengan narasumber yang lain. Dari hasil penelitian didapat bahwa pengorganisasian majelis ta’lim
dilakukan oleh IPPS hanya terjadi interaksi satu arah yaitu antara pengelola saja, diharapkan terjadi pengorganisasian multi arah dan tercipta sebuah kondisi dan
komunikasi yang baik antara semua elemen guna mendukung majelis ta’lim,
c. PenggerakanMotivasi
Penggerakanmotivasi didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas
bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif dan ekonomis, dan pergerakan diartikan sebagai upaya untuk
menggerakan dan memotivasi seseorang atau kelompok orang yang dipimpin dengan menumbuhkan dorongan atau motive dalam dirinya untuk melakukan
tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai dengan rencana dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Penggerakanmotivasi yang dilakukan oleh majelis ta’lim seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa penggerakan dilakukan melalui
setiap kegiatan yang dilakukan oleh majelis ta’lim, yaitu hanya sekedar himbauan dan ajakan untuk mengikuti setiap kegitan majelis ta’lim dan IPPS.
103 Dalam penggerakanmotivasi pengelolan seperti hasil wawancara bahwa
penggerakan dilakukan antar personal saja, ketika pengelola satu bertemu dengan pengelola yang lain saling memotivasi.
Dari hasil penelitian yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa penggerakanmotivasi dalam pengelolaan majelis ta’lim sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat menuju pendidikan karakter belum dilaksanakan dengan optimal sesuai dengan standar pengelolaan lembaga pendidikan non
formal, yang meliputi unsur- unsur : a pimpinan pengelola lembaga kursus, b sumber belajar, c warga belajar, d kurikulum program belajar, e prasarana
belajar, f sarana prasarana, g tata usaha lembaga belajar, h dana belajar, i rencana pengembangan, j usaha-usaha bersifat pengabdian, k hasil belajar.
d. Pembinaan
Pembinaan dapat diartikan sebagai upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana aslinya.
Didalam manajemen pendidikan luar sekolah, pembinaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan selalu sesuai
dengan rencana atau tidak menyimpang dari yang telah direncananakan. Apabila pada suatu waktu terjadi penyimpangan maka dilakukan upaya untuk
mengembalikan kegiatan kepada yang seharusnya dilaksanakan. Pembinaan yang dilakukan oleh majelis ta’lim penyelenggaraan majelis
ta’lim seperti yang terungkap dari hasil wawancara yaitu hanya dilakukan pada batas pemeliharaan agar program tetap berjalan seperti biasanya saja tanpa ada
mekanisme atau pola yang terlihat dengan jelas. Seperti melalui kegitan outbound
104 yang yang kemudian disisipi dengan pembahasan mengenai penyelenggaraan
majelis ta’lim serta kendala-kendalanya. Pembinaan sarana dan prasarana serta anggaran dilakukan pada saat rapat
kerja diawal kepengurusan. Dan untuk pembinaan ustadnarasumber tidak pernah dilakukan narasumber hanya diminta untuk memberikan materi sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masyarakat saja. Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pembinaan
penyelenggaraan majelis ta’lim sebagai wadah pemberdayaan masyarakat menuju pendidikan karakter belum dilakukan secara optimal karena majelis ta’lim IPPS
belum spenuhnya melakukan pengendalian yang memuat unsur-unsur pengelolaan lembaga pendidikan nonformal.
e. Pengendalian