Perubahan fisik serasah Perubahan kimiawi serasah Kandungan kimia serasah

serasah daun Pinus yang terdapat pada tanah mengeluarkan zat alelopati yang menghambat pertumbuhan herba. Hal tersebut diperkuat dengan hasil uji efektivitas ektrak daun Pinus menunjukkan bahwa senyawa alelopati yang terdapat dalam ekstrak daun Pinus dapat menghambat perkecambahan benih Amaranthus viridis Novianti. 2006. Proses Dekomposisi Proses dekomposisi serasah meliputi perubahan fisik serasah, perubahan kimiawi serasah, dan kandungan kimia serasah;

a. Perubahan fisik serasah

Proses dekomposisi ditandai oleh perubahan fisik serasah. Hal ini dapat dilihat baik bentuk maupun bobotnya. Serasah mulai mengalami fragmentasi terutama setelah 30 hari. Lembaran-lembaran daun mulai berubah menjadi potongan-potongan dan serpihan-serpihan dan ukuran potongan semakin mengecil dari waktu ke waktu, sehingga jumlah serpihan terus bertambah Anggrini, 2010.

b. Perubahan kimiawi serasah

Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi laju dekomposisi serasah adalahkandungan kimia serasah. Faktor ini sering juga disebut sebagai kualitas serasah yang terutama sekali berkaitan dengan kandungan unsur C dan N serta rasio antara keduanya CN. Semakin tinggi rasio CN dalam serasah, maka semakin rendah kualitas serasah atau dengan kata lain, semakin sukar terdekomposisi. Oleh karenanya, serasah dengan rasio CN 20 justru disebut sebagai serasah berkualitas tinggi, sementara serasah Universitas Sumatera Utara dengan rasio CN antara 20 dan 40 berkualitas sedang dan yang memiliki rasio CN 40 disebut berkualitas rendah Anggrini, 2010.

c. Kandungan kimia serasah

Serasah dari pepohonan dan tanaman, seperti dedaunan dan ranting, memiliki komposisi selulosa sebesar 45 dari berat kering bahan. Sedangkan hemiselulosa menempati 20-30 dan sisanya adalah lignin. Selulosa merupakan polimer glukosa dengan ikatan β-1,4 glukosida dalam rantai lurus. Bangun dasar selulosa berupa suatu selobiosa yaitu dimer dari glukosa. Hemiselulosa merupakan kelompok polisakarida heterogen dengan berat molekul rendah. Hemiselulosa relatif lebih mudah dihidrolisis dengan asam menjadi monomer yang mengandung glukosa, mannosa, galaktosa, xilosa dan arabinosa. Lignin merupakan polimer dengan struktur aromatik yang terbentuk melalui unit-unit penilpropan yang berhubungan secara bersama oleh beberapa jenis ikatan yang berbeda. Lignin sulit didegradasi karena strukturnya yang kompleks dan heterogen yang berikatan dengan selulosa dan hemiselulosa dalam jaringan tanaman Hanum dan Kuswytasari, 2014. Fungi Fungi adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati eucariotic,biasanya berbentuk benang , bercabang – cabang , tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin, selulosaatau keduanya. Jamur adalah organisme heterotrof absobtif, dan membentuk beberapa macam spora. Bagian vegetatif pada jamur umumnya berupa benang-benang halus memanjang, bersekat septa atau tidak, dinamakan dengan hifa. Kumpulan benang - benang hifa tersebut dinamakan dengan miselium. Miselium dapat dibedakan menjadi dua tipe pokok. Yang Universitas Sumatera Utara pertama mempunyai hifa senositik coenoytic , yaitu hifa yang mempunyai banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang sekat melintang, jadi hifa ini berbentuk tabung halus yang mengandung protoplas dengan banyak inti. Pembelahan intinya tidak diikuti oleh pembelahan sel. Yang kedua mempunyai satu dua inti Semangun, 1996.

a. Karakteristik utama fungi