Pengertian Tindak Pidana. Tinjauan Pustaka

E. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Tindak Pidana.

Banyak sekali terdapat diantara sarjana-sarjana dalam bidang Hukum Pidana yang menggunakan istilah yyang berbeda-beda untuk menunjuk kepada Tindak Pidana. Moeljatno, memakai istilah “ Perbuatan Pidana”. Beliau tidak menggunakan istilah Tindak Pidana. Perbuatan pidana menurut beliau dirumuskan sebagai berikut : “Perbuatan yang oleh aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana barangsiapa yang melanggar larangan tersebut.” 6 Sedangkan Utrecht menggunakan istilah “Peristiwa Pidana”. Demikian juga penggunaan istilah yang berbeda untuk menunjuk kepada tindak pidana diberikan oleh Mr. M. H. Tirtaamidjaja, beliau menggunakan istilah “Pelanggaran Pidana” Namun diantara keanekaragaman penggunaan istilah tersebut pada dasarnya adalah menunjuk kepada pengertian yang sama, yakni yang berasal dari strafbaar feit. Strafbar Feit adalah diambil dari bahasa belanda yang apabila diterjemahkan secara harafiah berarti peristiwa pidana. Menurut Simons, bahwa strafbar feit ialah perbutan melawan hukum yang berkaitan dengan kesalahan shculd seseorang yang mampu bertanggungjawab. 6 Moeljatno., Asas-Asas Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta,1983. hal.1 Universitas Sumatera Utara Kesalahan dalam pengertian ini termasuk juga kesalahan dalam arti luas yang meliputi dolus sengaja dan culpalatealpa dan lalai. 7 Van Hamel menjelaskan bahwa strafbar feit sebagai perbuatan manusia yang diuraikan oleh Undang-undang, melawan hukum, patut atau bernilai unutuk dipidana strafwaardig, dan dapat dicela karena kesalahan. 8 Sedangkan sarjana Pompe menguraikan dua macam definisi tentang strafbaar feit ini 9 , yakni : a. Defenisi yang bersifat teoritis Maksudnya ialah berupa pelanggaran terhadap norma kaidahtata hukum, yang diadakan karena kesalahan pelanggar, dan yang harus dijatuhkan pidana untuk dapat mempertahankan tata hukum dan menyelamatkan kesejahteraan umum. Defenisi ini sekaligus merujuk kepada tujuan hukum pidana yaitu mempertahankan tata hukum dan menyelamatkan kesejahteraan umum yang sesuai dengan UUD 1945. b. Defenisi yang bersifat hukum positif memberikan pengertian bahwa starbaar feit ialah suatu peristiwa yang oleh undang-undang ditentukan mengandung perbuatan handeling dan pengabaian nelaten, tidak berbuatberbuat pasif, biasanya dilakukan dalam beberapa 7 A. Zainal Abidin.,Hukum Pidana I, Sinar Grafika, Jakarta, 1995, hal. 224 8 Ibid., hal.225 9 Ibid., hal. 225 Universitas Sumatera Utara keadaan, merupakan bagian dari suatu peristiwa. Uraian perbuatan dan keadaan ikut serta itulah yang disebut uraian delik. Lain lagi defenisi yang diberikan oleh sarjana Vos. Beliau memberikan pengertian yang singkat bagi strfbaar feit, yaitu kelakuan atau tingkah laku manusia, yang oleh peraturan perundang-undangan diberikan pidana. 10 Demikianlah beberapa rumusan-rumusan tentang Tindak Pidana Strafbaar Feit yang diberikan oleh para sarjana ahli dalam hukum pidana. Pada umumnya tindak pidana disinonimkan dengan “delik” yang berasal dari bahasa latin yakni kata delictum. Sedangkan pengertian delik itu sendiri dalam bahasa indonesia adalah : “Delik: perbuatan yang dapat dikenakan hukuman karena merupakan pelanggaran terhadap undang-undang Tindak Pidana.” 11 Dapat disimpulkan bahwa batasan terhadap delik pada umumnya adalah sebagai berikut : “suatu perbuatan aktif atau pasif, yang untuk delik materil disyaratkan terjadinya akibat yang mempunyai hubungan yang kausal dengan perbuatan, yang melawan hukum formil dan materil, dan tidak ada dasar yang membenarkan perbuatan itu.” Sedangkan apabila dilihat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP maka pengrtian delik itu sendiri tidak dapa ditemukan. Tiap-tiap Pasal dari KUHP 10 Ibid., hal. 225 11 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Universitas Sumatera Utara hanya menguraikan unsur-unsur delik yang berbeda-beda, sesuai dengan jenis perbuatan yang diaturnya.

2. Unsur-unsur Tindak Pidana