Intervensi latihanaktifitas fisik, diet dan modifikasi perilaku pada obesitas. Obesitas dan Fungsi Ginjal

2. Pengukuran IMT Indeks Masa Tubuh yaitu berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter kgm2. IMT ≥ persentil ke 95 merupakan nilai patokan obesitas. 3. Pengukuran langsung lemak subkutan dengan mengukur tebal lipatan kulit TLK. Terdapat empat macam cara pengukuran TLK yang ideal untuk mendapatkan proporsi lemak tubuh yaitu TLK biseps, triseps, subscapular dan suprailiaka. Bila TLK triseps di atas persentil ke-85 merupakan indikator adanya obesitas.

2.6. Intervensi latihanaktifitas fisik, diet dan modifikasi perilaku pada obesitas.

Nemet, dkk dalam studinya terhadap 22 orang anak obes berusia 6-16 tahun yang diberi kombinasi intervensi diet, aktifitas fisik dan modifikasi perilaku selama tiga bulan mendapatkan penurunan yang bermakna terhadap berat badan, IMT dan persentase lemak tubuh. Pemantauan saat satu tahun kemudian juga menunjukkan hasil yang sama terhadap penurunan berat badan, IMT dan persentase lemak tubuh. 25 Kombinasi intervensi diet dan latihan fisik lebih berhasil dalam tata laksana obesitas dibandingkan hanya interventi diet saja. 26 Penelitian Ribeiro MM, dkk pada 39 orang anak obes berumur 8-12 tahun yang diintervensi dengan diet dan latihan fisik didapatkan penurunan tekanan darah yang bermakna dibandingkan dengan hanya intervensi diet saja. 27 Ilyas EI membahas kebugaran pada anak obes. Latihan fisik yang diberikan pada anak disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Pada umur 6-12 tahun atau usia sekolah lebih tepat untuk memulai dengan keterampilan otot seperti bersepeda, berenang, menari, berjalan, karate, senam, sepak bola dan basket. Latihan fisik olah raga pada anak obes memberi keuntungan pada beberapa hal, antara lain menurunkan lemak tubuh, menurunkan tekanan darah, menguntungkan secara psikis, potensiasi dietary termogenesis , dan dapat mencegah obesitas. 13

2.7. Hubungan tekanan darah dan obesitas

Hubungan antara obesitas dan hipertensi telah lama diketahui namun mekanisme yang pasti bagaimana terjadinya hipertensi akibat obesitas hingga saat ini belum jelas. Sebagian besar peneliti menitikberatkan patofisiologi tersebut pada 3 hal utama yaitu adanya gangguan sistem autonom, resistensi insulin serta abnormalitas struktur dan fungsi pembuluh darah. Ketiga hal tersebut dapat saling mempengaruhi satu dengan lainnya. 7,29-32 Gambar 1 memaparkan jalur pathways hipertensi yang disebabkan oleh obesitas. Gambar 1. Mekanisme obesitas menyebabkan hipertensi JP Montani, V Antic, Z Yang Z, Abdul D. Int J of Obesity. 2002; Suppl 2:28-38 Patogenesis obesitas sehingga mengakibatkan suatu hipertensi merupakan hal yang kompleks karena penyebabnya multifaktorial dan saling berhubungan. Leptin, asam lemak bebas dan insulin serta obstructive sleep apnea yang meningkat pada anak obes akan menyebabkan konstriksi dan aktivitas sistem saraf simpatis. Resistensi insulin dan disfungsi endotelial juga menyebabkan vasokonstriksi. Peningkatan aktivitas saraf simpatis ginjal, resistensi insulin dan hiperaktifitas sistem renin angiotensin menjadikan reabsorpsi natrium pada ginjal meninggi. Semua faktor-faktor di atas akan mengakibatkan terjadinya hipertensi. 32-36

2.7.1. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis

Aktivitas dan vasokonstriksi sistem saraf simpatis yang meningkat diduga kuat berperan besar terhadap terjadinya hipertensi pada obesitas. Kadar leptin, asam lemak bebas dan insulin serta obstructive sleep apnea merupakan faktor-faktor penyebab peningkatan dan vasokonstriksi sistem saraf simpatis tersebut. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis ginjal dan sistem renin angiotensin, akhirnya juga akan menyebabkan reabsorpsi natrium pada tubulus renal meninggi. Interaksi berbagai mekanisme di atas menyebabkan terjadinya suatu hipertensi. 31,33 Nervus aferen ginjal akan merangsang aliran saraf simpatis pada gagal ginjal terminal, namun pada anak obes mekanisme ini masih menjadi pertanyaan. 31 Latihan fisik akan menurunkan aktivitas saraf simpatis dimana terjadi hambatan aliran saraf simpatis ginjal, namun apakah gaya hidup, aktifitas yang kurang dan kondisi kejiwaan anak obes dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatis masih belum dapat dijelaskan. 31

2.7.2. Resistensi Insulin

Resistensi insulin adalah apabila kadar insulin puasa dalam darah 18 UmL. Anak perempuan memiliki resistensi insulin yang lebih besar daripada anak laki-laki di i usia perkembangan seksual yang sama meskipun belum jelas apakah perbedaan ini disebabkan faktor-faktor khusus atau karena kandungan lemak tubuh yang lebih banyak pada anak perempuan. 29 Penelitian oleh Bell LM, dkk terhadap anak obes yang diberikan latihan fisik selama 8 minggu didapati penurunan resistensi insulin yang bermakna. 32 Resistensi insulin diduga merupakan manifestasi awal terjadinya hiperinsulinemia, hiperglikemia dan hipertensi. 29

2.7.3. Abnormalitas pembuluh darah ginjal

Jaringan lemak yang berlebihan pada sinus medula ginjal menyebabkan kompresi dan tekanan dalam ginjal. Hal ini akan menyebabkan kompresi pada loop of Henle, penurunan aliran darah vasa recta dan peninggian reabsorpsi tubulus ginjal sehingga mengakibatkan hipertensi. 35

2.8. Obesitas dan Fungsi Ginjal

Pada obesitas terjadi beberapa perubahan struktur dan fungsi ginjal. Aktifitas sistem saraf simpatis dan renin angiotensin menyebabkan peningkatan kadar aldosteron sehingga terjadi retensi natrium dan tekanan arteri yang meninggi. Tekanan ginjal yang bertambah karena dikelilingi oleh timbunan lemak dan perubahan strukturnya menyebabkan hipertensi dan kerusakan glomerulus ginjal lebih berat, 34-36 Gambar 2 menunjukkan kerusakan ginjal akibat obesitas. 34 Hall JE mendapatkan kerusakan glomerular yang bermakna, pembesaran kapsula Bowman, peningkatan proliferasi sel glomerular dan mesangial sesudah 7 sampai 9 minggu diet tinggi lemak pada anjing. 34 r Leptin SNS Activity Gomerular Hypertension OBESITY Glomerulosclerosis Arterial Hypertension Renal Vasodilation Renal Medullary Compression r RAS Volume Expansion + Activity Gambar 2. Mekanisme obesitas menyebabkan kerusakan ginjal John EH. Hypertension 2003;41:625-33

2.8. Kerangka Konseptual Penelitian