Gambaran Tekanan Darah pada Penderita Stroke Fase Akut di RSUP H. Adam Malik Medan

(1)

Gambaran Tekanan Darah pada Penderita Stroke Fase Akut di

RSUP H. Adam Malik Medan

Oleh:

NASYA MARISYKA P

090100205

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

Gambaran Tekanan Darah pada Penderita Stroke Fase Akut di

RSUP H. Adam Malik Medan

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

NASYA MARISYKA P

090100205

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Tekanan Darah pada Penderita Stroke Fase Akut di

RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Nasya Marisyka P NIM : 090100205

Pembimbing Penguji I

dr. Syafrizal Nasution, Sp. PD

NIP: 19680525 200003 1 001 NIP: 19640509 199503 1 001 dr. M. Fahdhy, Sp. OG, MSc

Penguji II

NIP: 19650824 200912 2 001 dr. Lily Irsa, Sp. A(K)

Medan, 26 Desember 2012

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIP: 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Latar Belakang : Stroke merupakan urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker pada orang Amerika dan Inggris. Di Indonesia, stroke merupakan sindrom yang menempati urutan nomor satu dari penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian dan kecatatan. Stroke dapat dibagi menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik, berdasarkan data dari RSUP H. Adam Malik Medan, stroke iskemik lebih sering daripada hemoragik. Tekanan darah sistolik >140 mmHg pada 48 jam pertama pada penderita stroke akut lebih sering dijumpai daripada ≤140 mmHg.

Tujuan : Untuk mengetahui gambaran tekanan darah pada penderita stroke fase akut di RSUP H. Adam Malik Medan.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dari tanggal 1 Juni 2011 sampai 31 Mei 2012 dengan menggunakan data rekam medis, dengan jumlah sampel 348 orang.

Hasil : Dari data yang diperoleh, penderita stroke fase akut lebih sering pada laki-laki (55,2%), usia 45-59 tahun (45,4%), dengan stroke iskemik (54,6%), mengalami serangan stroke pada (0 – 24) jam (51,1%), tekanan darahnya pada hipertensi tingkat 3 berdasarkan kriteria WHO (43,4%), dan tidak mempunyai riwayat stroke sebelumnya (77,6%). Jumlah penderita stroke fase akut dengan hipertensi tingkat 3 sangat tinggi dijumpai pada stroke hemoragik (26,7%) dan pada onset (0 -24) jam (25,9%).

Kesimpulan : Tekanan darah pada penderita stroke fase akut lebih sering dijumpai pada hipertensi tingkat 3 (sistolik ≥180 mmHg dan diastolik ≥110 mmHg).

Kata kunci : tekanan darah, hipertensi, stroke akut, stroke iskemik, stroke hemoragik


(5)

ABSTRACT

Background : Stroke is the third cause of death in America and England people after heart disease and cancer. In Indonesia, stroke is the first syndrome from uncontagious disease causing mortality and disability. Stroke can be divided into ischemic and haemorrhagic, according to the data from RSUP H. Adam Malik Medan, ischemic is more common than haemorrhagic. Systolic blood pressure >140 mmHg in the first 48 hours is more common in acute stroke patient than

≤140 mmHg.

Objective : To find out description of blood pressure in acute stroke patient in RSUP H. Adam Malik Medan.

Research Methods : This research was a descriptive study, conducted in RSUP H. Adam Malik Medan from Juny 1st, 2011 until Mei 31st, 2012 by using medical records data, with the number of samples were 348 people.

Result : From the data that were found, acute stroke patients were commonly men (55,2%), in age 45-59 (45,4%), with ischemic stroke (54,6%), had stroke attack in (0 – 24) hours (51,1%), blood pressure in grade 3 hypertension based on WHO classifications (43,4%), and did not have prior stroke history (77,6%). Acute stroke patients with hypertension grade 3 occurred higher in people with haemorrhagic stroke (26,7%) and at the onset 0-24 hours(25,9%).

Conclusion : Blood pressure in acute stroke patient were found more common in hypertension grade 3 (systolic ≥180 mmHg and diastolic ≥110 mmHg).

Key words : blood pressure, hypertension, acute stroke, ischemic stroke, haemorrhagic stroke


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala petunjuk, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis selama melakukan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini telah memperoleh dukungan secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH.

2. dr. Syafrizal Nasution, Sp. PD selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. dr. M. Fahdhy, Sp. OG, MSc selaku Dosen Penguji I, dr. Lily Irsa, Sp. A (K) selaku Dosen Penguji II, dan dr. Aldy S. Rambe, Sp. S selaku Dosen Penguji II sewaktu ujian proposal, yang telah memberikan masukan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. Staf pegawai RSUP H. Adam Malik Medan yang telah membantu penulis pada saat pengumpulan data.

5. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Ir. H. Chamrialsyah Noerdin dan ibunda Hj. Cut Lisma Yohanita, SE, atas doa, perhatian, dan dukungan yang tidak pernah putus sebagai bentuk kasih sayang kepada saya. Serta kepada saudari-saudari saya dr. Kharina Yufin Putri beserta suaminya dr. Taufik Ardhi Prakasa Harahap dan dr. Tissy Liskawini Putri beserta temannya dr. Chairil Amin Batubara, M.Ked (Neu.) yang telah banyak memberikan dukungan selama saya mengerjakan penulisan karya ilmiah ini, dan keponakan yang selalu menghibur saya Muhammad Raffi Khadhi Harahap.


(7)

6. Teman-teman yang tergabung dalam kelompok bimbingan dr. Syafrizal Nasution, Sp. PD, Nor Shareena binti Baharudin dan Sonya Arih Mehuli Ginting, yang telah bekerjasama dengan baik dalam semua proses penulisan karya tulis ilmiah ini.

7. Teman-teman angkatan 2009 Melysa Kemala Putri, Effinia Kamila Hanum Siregar, Intan Permata Putri, Sherly Wahyuni, Patrice Lwy, Dizalia Ananda, Christella Caroline dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu, yang telah membantu penulis dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang menggunakannya.

Medan, 7 Desember 2012

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan... i

Abstrak... ii

Abstract... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel... ix

Daftar Gambar... x

Daftar Singkatan... xi

Daftar Lampiran... xii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 2

1.3. Tujuan Penelitian... 2

1.3.1. Tujuan Umum... 2

1.3.2. Tujuan Khusus... 2

1.4. Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1. Tekanan Darah... 4

2.1.1. Definisi Tekanan Darah... 4

2.1.2. Jenis Tekanan Darah... 4

2.1.2.1. Tekanan Darah Rendah... 5

2.1.2.2. Tekanan Darah Normal... 5

2.1.2.3. Tekanan Darah Tinggi... 5

2.1.2.3.1. Definisi Tekanan Darah Tinggi.. 5

2.1.2.3.2. Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi... 5


(9)

2.2. Anatomi Vaskularisasi Otak... 6

2.3. Stroke... 8

2.3.1. Definisi Stroke... 8

2.3.2. Faktor Risiko Stroke... 9

2.3.3. Klasifikasi Stroke... 11

2.3.4. Patofisiologi Stroke... 13

2.3.5. Peran Tekanan Darah dalam Stroke... 14

2.3.6. Diagnosis Stroke... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.... 18

3.1. Kerangka Konsep... 18

3.2. Definisi Operasional... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN... 19

4.1. Rancangan Penelitian... 19

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian... 19

4.3.1. Populasi Penelitian... 19

4.3.2. Sampel Penelitian... 19

4.4. Metode Pengumpulan Data... 20

4.5. Metode Analisis Data... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 21

5.1. Hasil Penelitian... 21

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 21

5.1.2. Deskripsi Penderita Stroke Fase Akut... 21

5.1.3. Deskripsi Klasifikasi Hipertensi berdasarkan Lama Serangan Stroke Sebelum Masuk Rumah Sakit... 24

5.1.4. Deskripsi Klasifikasi Hipertensi menurut Jenis Stroke... 25


(10)

5.2. Pembahasan... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 29

6.1. Kesimpulan... 29

6.2. Saran... 29

DAFTAR PUSTAKA... 30


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut Joint National Committe (JNC) VII

5

Tabel 2.2. Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut WHO-ISH 2003

6

Tabel 2.3. Perbedaan stroke perdarahan dan iskemik 16 Tabel 5.1. Gambaran penderita stroke fase akut 22 Tabel 5.2. Distribusi klasifikasi hipertensi berdasarkan lama

serangan stroke sebelum masuk rumah sakit

24

Tabel 5.3. Distribusi klasifikasi hipertensi menurut jenis stroke


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1. Skema sirkulus willisi, arteri pada otak, dan batang otak

8

Gambar 2.2. (a) Hemorrhagic stroke (b) Ischemic stroke 14 Gambar 2.3. Peran tekanan darah dalam stroke 15


(13)

DAFTAR SINGKATAN

ASNA ASEAN Neurological Association AVM Arteriovenous Malformation

CT Computed Tomography

ISH International Society of Hypertension

JNC Joint National Committe

RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar

SPSS Statistical Package for Social Science TIA Transient Ischemic Attack

TIK Tekanan Intra Kranial


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Ethical Clearence

Lampiran 4 Data Induk Penelitian


(15)

ABSTRAK

Latar Belakang : Stroke merupakan urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker pada orang Amerika dan Inggris. Di Indonesia, stroke merupakan sindrom yang menempati urutan nomor satu dari penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian dan kecatatan. Stroke dapat dibagi menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik, berdasarkan data dari RSUP H. Adam Malik Medan, stroke iskemik lebih sering daripada hemoragik. Tekanan darah sistolik >140 mmHg pada 48 jam pertama pada penderita stroke akut lebih sering dijumpai daripada ≤140 mmHg.

Tujuan : Untuk mengetahui gambaran tekanan darah pada penderita stroke fase akut di RSUP H. Adam Malik Medan.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dari tanggal 1 Juni 2011 sampai 31 Mei 2012 dengan menggunakan data rekam medis, dengan jumlah sampel 348 orang.

Hasil : Dari data yang diperoleh, penderita stroke fase akut lebih sering pada laki-laki (55,2%), usia 45-59 tahun (45,4%), dengan stroke iskemik (54,6%), mengalami serangan stroke pada (0 – 24) jam (51,1%), tekanan darahnya pada hipertensi tingkat 3 berdasarkan kriteria WHO (43,4%), dan tidak mempunyai riwayat stroke sebelumnya (77,6%). Jumlah penderita stroke fase akut dengan hipertensi tingkat 3 sangat tinggi dijumpai pada stroke hemoragik (26,7%) dan pada onset (0 -24) jam (25,9%).

Kesimpulan : Tekanan darah pada penderita stroke fase akut lebih sering dijumpai pada hipertensi tingkat 3 (sistolik ≥180 mmHg dan diastolik ≥110 mmHg).

Kata kunci : tekanan darah, hipertensi, stroke akut, stroke iskemik, stroke hemoragik


(16)

ABSTRACT

Background : Stroke is the third cause of death in America and England people after heart disease and cancer. In Indonesia, stroke is the first syndrome from uncontagious disease causing mortality and disability. Stroke can be divided into ischemic and haemorrhagic, according to the data from RSUP H. Adam Malik Medan, ischemic is more common than haemorrhagic. Systolic blood pressure >140 mmHg in the first 48 hours is more common in acute stroke patient than

≤140 mmHg.

Objective : To find out description of blood pressure in acute stroke patient in RSUP H. Adam Malik Medan.

Research Methods : This research was a descriptive study, conducted in RSUP H. Adam Malik Medan from Juny 1st, 2011 until Mei 31st, 2012 by using medical records data, with the number of samples were 348 people.

Result : From the data that were found, acute stroke patients were commonly men (55,2%), in age 45-59 (45,4%), with ischemic stroke (54,6%), had stroke attack in (0 – 24) hours (51,1%), blood pressure in grade 3 hypertension based on WHO classifications (43,4%), and did not have prior stroke history (77,6%). Acute stroke patients with hypertension grade 3 occurred higher in people with haemorrhagic stroke (26,7%) and at the onset 0-24 hours(25,9%).

Conclusion : Blood pressure in acute stroke patient were found more common in hypertension grade 3 (systolic ≥180 mmHg and diastolic ≥110 mmHg).

Key words : blood pressure, hypertension, acute stroke, ischemic stroke, haemorrhagic stroke


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama (Kalache & Aboderin, 1995). Menurut National Center for Health Statistics (2000), stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker pada orang Amerika dan Inggris (Emanuel, 2005). Stroke merupakan penyebab terbesar ketidakmampuan fisik di negara-negara berkembang, dan menyebabkan kematian (Wilkinson & Lennox, 2005). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2007), stroke merupakan sindrom yang menempati urutan nomor satu dari penyakit tidak menular di Indonesia yang menyebabkan kematian dan kecatatan (Misbach, 2011).

Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survey ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada penderita stroke akut yang dirawat di rumah sakit (hospital based study). Penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan dan profil usia kurang dari 45 tahun yaitu 12,9% dan lebih dari 65 tahun sebanyak 35,8% (Misbach, 2007; dalam Bangun, 2008; Misbach, 2011).

Secara umum, stroke dapat dibagi menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke hemoragik lebih berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan yang lebih dibandingkan stroke iskemik, dengan tingkat mortalitas yang tinggi pada penderita dengan kecacatan neurologis (Wilkinson & Lennox, 2005). Dari data penderita rawat inap di bangsal neurologi Rumah Sakit H. Adam Malik Medan pada tahun 2009 diperoleh bahwa dari 622 orang yang opname, (250) orang merupakan stroke iskemik dan (96) orang merupakan stroke hemoragik (Nasution, 2011). Sementara dari data penderita rawat inap di bangsal neurologi Rumah Sakit H. Adam Malik Medan pada tahun 2011 diperoleh bahwa 281 orang penderita stroke iskemik dan 108 orang penderita stroke hemoragik (Departemen Neurologi, 2011).


(18)

Pada penderita stroke akut, peningkatan tekanan darah sangat sering dijumpai (Christensen et al., 2002). International Stroke Trial dan Chinese Acute Stroke Trial melaporkan 82% dan 75% pasien memiliki tekanan darah sistolik >140 mmHg pada 48 jam pertama terjadinya stroke akut (Robinson & Potter, 2004). Menurut WHO (2002), tekanan darah yang tinggi menyumbang lebih dari 12,7 juta penderita stroke di dunia. Tekanan darah sistolik dan diastolik tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan kejadian stroke iskemik dan hemoragik dari semua umur dan jenis kelamin (Makino et al., 2000).

Hipotensi sangat jarang dijumpai, 18% pasien di International Stroke Trial

dan 25% pasien di Chinese Acute Stroke Trial didapati tekanan darah sistoliknya ≤140 mmHg pada 48 jam pertama terjadinya stroke (Robinson & Potter, 2004).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran tekanan darah penderita stroke fase akut dikarenakan penderita stroke yang terus meningkat setiap tahunnya dimana salah satu faktor risiko stroke yang utama adalah peningkatan tekanan darah.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian adalah “Bagaimana gambaran tekanan darah pada penderita stroke fase akut di RSUP H. Adam Malik Medan?”

1.3. TUJUAN PENELITIAN 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran tekanan darah pada penderita stroke fase akut di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui gambaran tekanan darah pada penderita stroke hemoragik fase akut.

2. Mengetahui gambaran tekanan darah pada penderita stroke iskemik fase akut.


(19)

3. Mengetahui gambaran tekanan pada penderita stroke fase akut berdasarkan lama serangan stroke sebelum masuk rumah sakit.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi peneliti:

Menambahkan informasi tentang gambaran tekanan darah pada penderita stroke fase akut dan menambahkan pengalaman apabila peneliti ingin melakukan penelitian selanjutnya.

2. Bagi RSUP H. Adam Malik Medan:

Sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan terhadap pasien stroke.

3. Bagi dinas kesehatan setempat:

Sebagai bahan informasi dalam peningkatan kualitas program pencegahan stroke.

4. Bagi bidang penelitian:

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai gambaran tekanan darah pada penderita stroke fase akut.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tekanan Darah

2.1.1. Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah gaya (atau dorongan) darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh (Palmer, 2007). Darah yang dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh berfungsi sangat penting sebagai media pengangkut oksigen serta zat-zat lain yang diperlukan bagi kehidupan sel-sel tubuh. Selain itu, darah juga berfungsi sebagai sarana pengangkut sisa hasil metabolisme yang tidak berguna lagi dari jaringan tubuh (Gunawan, 2001).

Hasil pengukuran tekanan darah berupa dua angka, yang menunjukkan tekanan sistolik dan diastolik (misalnya 120/80, disebut ‘seratus dua puluh per delapan puluh’). Angka yang di atas menunjukkan tekanan sistolik, yaitu tekanan di arteri saat jantung berdenyut atau berkontraksi memompa darah ke sirkulasi. Angka yang di bawah menunjukkan tekanan diastolik, yaitu tekanan di arteri saat jantung berelaksasi di antara dua denyutan (kontraksi). Angka-angka ini memiliki satuan milimeter merkuri (atau mmHg, Hg adalah simbol kimia untuk merkuri) (Palmer, 2007).

Menurut Lumbantobing (2008), tekanan darah bergantung pada:

• Curah jantung

• Tahanan perifer pada pembuluh darah

• Volum atau isi darah yang bersirkulasi

Faktor utama (mayor) dalam mengontrol tekanan arterial ialah output jantung dan tahanan perifer total. Bila output jantung (curah jantung) meningkat, tekanan darah arterial akan meningkat, kecuali jika pada waktu yang bersamaan tahanan perifer menurun.

2.1.2. Jenis Tekanan Darah

Menurut Gunawan (2001), tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut.


(21)

2.1.2.1. Tekanan Darah Rendah

Tekanan darah rendah adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah dari 90/60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah sehingga menyebabkan gejala-gejala seperti pusing dan pingsan (UPT BIT LIPI, 2009).

2.1.2.2. Tekanan Darah Normal

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute tekanan darah normal adalah tekanan darah yang berkisar kurang dari 120 mmHg untuk sistolik dan kurang dari 80 mmHg untuk diastolik.

2.1.2.3. Tekanan Darah Tinggi

2.1.2.3.1. Definisi Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi dapat didefinisikan sebagai hipertensi dimana tekanan diastolik tepat atau di atas 90 mmHg atau tekanan sistoliknya tepat atau di atas 140 mmHg (Lilly, 2007).

2.1.2.3.2. Klasifikasi Tekanan Darah Tinggi

Menurut The Sevent Report of The Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 seperti yang terlihat pada tabel 1 dibawah (Lumbantobing, 2008).

Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut Joint National Committe

(JNC) VII

Classification Systolic Blood Diastolic Blood Pressure mmHg Pressure mmHg

Normal < 120 and < 80

Prehypertension 120-139 or 80-90

Stage 1 hypertension 140-159 or 90-99


(22)

Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) / International Society of Hypertension (ISH) (2003), klasifikasi tekanan darah tinggi terbagi menjadi kelompok optimal, normal, high normal, hipertensi derajat 1 (ringan), hipertensi derajat 2 (sedang), hipertensi derajat 3 (berat), dan hipertensi sistolik yang terisolasi.

Tabel 2.2. Klasifikasi tekanan darah tinggi menurut WHO-ISH 2003

Classification Systolic Blood Diastolic Blood Pressure mmHg Pressure mmHg

Optimal < 120 < 80 Normal < 130 < 85

High-Normal 130-139 85-89

Grade 1 Hypertension (mild) 140-159 90-99

Subgroup: Borderline 140-159 90-94

Grade 2 Hypertension (moderate) 160-179 100-109

Grade 3 Hypertension (severe) ≥ 180 ≥ 110 Isolated Systolic Hypertension ≥ 140 < 90

Subgroup: Borderline 140-149 < 90

2.2. Anatomi Vaskularisasi Otak

Otak diperdarahi oleh dua arteri karotis interna dan dua arteri vertebralis. Dengan kata lain, daerah arteri yang disuplai ke otak berasal dari dua arteri karotis interna dan dua arteri vertebralis serta meluas ke sistem percabangan. Karotis interna dibentuk dari percabangan dua karotis dan memberikan sirkulasi darah otak bagian anterior. Arteri-arteri vertebralis adalah cabang dari arteri subklavia yang mengalir ke belakang bagian vertikal dan masuk tengkorak melalui foramen magnum, lalu saling berhubungan menjadi arteri basilaris pada batang otak. Arteri vertebrobasilaris paling banyak memperdarahi otak bagian posterior. Arteri basilaris terbagi menjadi dua cabang pada arteri serebralis bagian posterior (Batticaca, 2008).

Pada dasar otak di sekitar kelenjar hipofisis terdapat sebuah lingkaran arteri terbentuk di antara rangkaian arteri karotis interna dan arteri vertebralis.


(23)

Lingkaran ini disebut sirkulus Willisi yang dibentuk dari cabang-cabang arteri karotis interna, arteri serebral anterior dan arteri serebral bagian tengah, dan arteri penghubung anterior dan posterior. Aliran darah dari sirkulus Willisi secara langsung mempengaruhi sirkulasi anterior dan posterior serebral, arteri-arteri pada sirkulus Willisi memberi jalur alternatif pada aliran darah jika salah satu peran arteri mayor tersumbat (Batticaca, 2008).

Anastomosis arterial sepanjang sirkulus Willisi merupakan daerah yang sering mengalami aneurisma, yang biasanya bersifat kongenital. Aneurisma dapat terjadi jika tekanan darah meningkat yang dapat menyebabkan dinding arteri menggelembung keluar seperti balon. Aneurisma yang berdekatan dengan struktur serebral dapat menyebabkan penekanan struktur serebral, seperti penekanan khiasma optikum yang menyebabkan gangguan penglihatan. Jika arteri tersumbat karena spasme vaskular, emboli, atau trombus, maka dapat menyebabkan sumbatan aliran darah ke distal neuron-neuron sehingga mengakibatkan sel-sel neuron cepat nekrosis. Keadaan ini menyebabkan stroke (cedera

serebrovaskular-cerebrovascular accident) atau infark. Pengaruh sumbatan pembuluh darah bergantung pada pembuluh darah dan daerah otak yang terserang (Batticaca, 2008).


(24)

Gambar 2.1. Skema sirkulus willisi, arteri pada otak, dan batang otak (Tubbs, 2011).

2.3. Stroke

2.3.1. Definisi Stroke

Menurut WHO, stroke adalah tanda-tanda klinik yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Sacco, 2000).

Fase akut stroke adalah jangka waktu antara awal mula serangan stroke berlangsung sampai satu minggu (Misbach, 1999; dalam Bangun, 2008).


(25)

2.3.2. Faktor Risiko Stroke

Heart and Stroke Foundation of Canada membagi faktor risiko stroke menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi a. Usia

Semakin tua usia seseorang akan semakin mudah terkena stroke. Stroke dapat terjadi pada semua usia, namun lebih dari 70% kasus stroke terjadi pada usia di atas 65 tahun (Pinzon & Asanti, 2010).

b. Jenis kelamin

Laki-laki lebih mudah terkena stroke. Hal ini dikarenakan lebih tinggi angka kejadian faktor risiko stroke (misalnya hipertensi) pada laki-laki (Pinzon & Asanti, 2010).

c. Riwayat keluarga

Risiko stroke meningkat pada seseorang dengan riwayat keluarga stroke. Seseorang dengan riwayat keluarga stroke lebih cenderung menderita diabetes dan hipertensi. Hal ini mendukung hipotesis bahwa peningkatan kejadian stroke pada keluarga penyandang stroke adalah akibat diturunkannya faktor risiko stroke (Pinzon & Asanti, 2010).

d. Ras

Penduduk Afrika ‐ Amerika dan Hispanic ‐ Amerika berpotensi stroke lebih tinggi dibanding Eropa ‐ Amerika. Pada penelitian penyakit artherosklerosis terlihat bahwa penduduk kulit hitam mendapat serangan stroke 38 % lebih tinggi dibandingkan kulit putih (Bethesda Stroke Center, 2007).

e. Riwayat stroke/ TIA

50 % stroke terjadi pada penderita yang sebelumnya pernah stroke atau TIA (Djoenaidi, 2003; dalam Widjaja, 2010). Beberapa laporan menyatakan bahwa 1/3 penderita TIA kemungkinan akan mengalami TIA ulang, 1/3 tanpa gejala lanjutan dan 1/3 akan mengalami stroke (Noerjanto, 2003; dalam Widjaja, 2010).


(26)

2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi a. Hipertensi

Hipertensi merupakan faktor risiko stroke dan penyakit jantung koroner yang paling konsisten dan penting. Hipertensi meningkatkan risiko stroke 2-4 kali lipat tanpa tergantung pada faktor risiko lainnya (Pinzon & Asanti, 2010).

b. Hiperkolesterolemia

Penelitian menunjukkan angka stroke meningkat pada pasien dengan kadar kolesterol diatas 240 mg%. Setiap kenaikan kolesterol 38,7 mg% dapat meningkatkan angka kejadian stroke sebesar 25% (Bethesda Stroke Center, 2007).

c. Diabetes

Diabetes merupakan salah satu faktor risiko stroke iskemik yang utama. Diabetes meningkatkan risiko stroke dua kali lipat. Peningkatan kadar gula darah berhubungan lurus dengan risiko stroke (semakin tinggi kadar gula darah, semakin mudah terkena stroke) (Pinzon & Asanti, 2010).

d. Obesitas

Seseorang dengan berat badan berlebih memiliki risiko yang tinggi untuk menderita stroke. Penelitian Oki, dkk (2006) menyimpulkan bahwa seseorang dengan indeks massa tubuh ≥ 30 memiliki risiko stroke 2,46 kali dibanding yang memiliki indeks massa tubuh < 30 (Pinzon & Asanti, 2010).

e. Konsumsi alkohol

Risiko stroke pada peminum alkohol, tergantung berapa banyak alkohol yang dikonsumsi. Keracunan alkohol akut merupakan faktor yang dapat memunculkan stroke pada orang muda, baik stroke trombotik maupun perdarahan subarakhnoid (Misbach, 2011).

f. Kurangnya aktivitas fisik / olahraga

Aktivitas fisik yang kurang memudahkan terjadinya penimbunan lemak. Timbunan lemak yang berlebihan akan menyebabkan resistensi insulin


(27)

sehingga akan menjadi diabetes dan disfungsi endotel (Djoenaidi, 2003; dalam Widjaja, 2010).

g. Merokok

Merokok meningkatkan risiko stroke sampai dua kali lipat. Ada hubungan yang linier antara jumlah batang rokok yang diisap per hari dengan peningkatan risiko stroke. Risiko stroke bertambah 1,5 kali setiap penambahan 10 batang rokok per hari (Pinzon & Asanti, 2010).

h. Stres

Menurut Heart and Stroke Foundation of Canada, jika hidup seseorang penuh dengan stres maka ia akan susah untuk menjalani gaya hidup yang sehat sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

2.3.3. Klasifikasi Stroke

Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke, berdasarkan atas patologi anatomi, sistem pembuluh darah, dan stadiumnya (Misbach, 2011).

1. Berdasarkan Patologi Anatomi dan Penyebabnya a. Stroke Iskemik

Stroke iskemik didefinisikan sebagai sel-sel otak yang mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi yang disebabkan penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah (arteriosklerosis). Hampir sebagian besar pasien stroke mengalami stroke iskemik. Stroke iskemik menyebabkan aliran darah ke sebagian atau keseluruhan otak menjadi terhenti (Redaksi Agromedia, 2009).

• Serangan Iskemik sepintas (Transient Ischemic Attack / TIA)

Gangguan neurologis lokal yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam (Muttaqin, 2008).

• Trombosis Serebri

Merupakan jenis stroke yang disebabkan terbentuknya trombus yang membuat penggumpalan (Redaksi Agromedia, 2009).


(28)

• Emboli Serebri

Merupakan jenis stroke yang disebabkan tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah (Redaksi Agromedia, 2009).

b. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis fokal yang akut dan disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran klien umumnya menurun (Muttaqin, 2008). Stroke jenis ini terjadi sekitar 20% dari seluruh pasien stroke. Namun, 80% dari orang yang terkena stroke hemoragik mengalami kematian dan hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi (Redaksi Agromedia, 2009).

• Perdarahan Intraserebral (PIS)

Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak (Muttaqin, 2008).

• Perdarahan Subarachnoid (PSA)

Perdarahan yang terjadi di ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak) (Redaksi Agromedia, 2009).

2. Berdasarkan Stadium atau Pertimbangan Waktu a. Transient Ischemic Attack (TIA)

b. Stroke In Evolution (Progressing Stroke)

Stroke yang terjadi masih terus berkembang, gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari (Muttaqin, 2008).

c. Complete Stroke

Gangguan neurologis yang timbul sudah menetap atau permanen. Sesuai dengan istilahnya stroke komplet dapat diawali oleh serangan TIA berulang (Muttaqin, 2008).


(29)

3. Berdasarkan Sistem Pembuluh Darah a. Sistem Karotis

b. Sistem Vertebro-basiler

2.3.4. Patofisiologi Stroke 1. Stroke Hemoragik

a. Perdarahan intraserebral

Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak. Peningkatan tekanan intrakranial yang terjadi cepat, dapat megakibatkan kematian mendadak karena herniasi otak (Muttaqin, 2008). b. Perdarahan subarakhnoid

Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM. Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat di luar parenkim otak. Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang subarakhnoid menyebabkan TIK meningkat mendadak dan vasospasme pembuluh darah serebri yang berakibat disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia, dan lainnya) (Muttaqin, 2008).

2. Stroke Iskemik

Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung) (Muttaqin, 2008). Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam waktu yang singkat kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan defisit sementara dan bukan defisit permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan sel mati permanen dan mengakibatkan infark pada otak (Batticaca, 2008).


(30)

Aterosklerosis sering kali merupakan faktor penting untuk otak, trombus dapat berasal dari plak arterosklerosis, atau darah dapat beku pada area stenosis. Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah dan terbawa sebagai emboli dalam aliran darah (Muttaqin, 2008).

(a) (b)

Gambar 2.2. (a) Hemorrhagic stroke. (b) Ischemic stroke. Heart and Stroke Foundation of Canada (2008).

2.3.5. Peran Tekanan Darah dalam Stroke

Orang normal mempunyai suatu sistem autoregulasi arteri serebral. Bila tekanan darah sistemik meningkat, pembuluh darah serebral menjadi vasospasme (vasokonstriksi). Sebaliknya, bila tekanan darah sistemik menurun, pembuluh darah serebral akan menjadi vasodilatasi. Dengan demikian, aliran darah ke otak tetap konstan. Walaupun terjadi penurunan tekanan darah sistemik sampai 50 mmHg, autoregulasi arteri serebral masih mampu memelihara aliran darah ke otak tetap normal. Batas atas tekanan darah sistemik yang masih dapat ditanggulangi oleh autoregulasi ialah 200 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 110-120 mmHg untuk tekanan diastolik (Toole, 1990; dalam Hariyono, 2002).

Ketika tekanan darah sistemik meningkat, pembuluh serebral akan berkonstriksi. Derajat konstriksi tergantung pada peningkatan tekanan darah. Bila


(31)

tekanan darah meningkat cukup tinggi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, akan menyebabkan diameter lumen pembuluh darah tersebut akan menjadi tetap. Hal ini berbahaya karena pembuluh serebral tidak dapat berdilatasi atau berkonstriksi dengan leluasa untuk mengatasi fluktuasi dari tekanan darah sistemik. Bila terjadi penurunan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi ke jaringan otak tidak adekuat. Hal ini akan mengakibatkan iskemik serebral. Sebaliknya, bila terjadi kenaikan tekanan darah sistemik maka tekanan perfusi pada dinding kapiler menjadi tinggi. Akibatnya, terjadi hiperemia, edema, dan kemungkinan perdarahan pada otak (Toole, 1990; dalam Hariyono, 2002).

Tekanan darah sistemik Pembuluh serebral akan meningkat/menurun berkonstriksi/berdilatasi

Pembuluh serebral tidak Diameter lumen pembuluh dapat berdilatasi atau darah tersebut akan berkonstriksi dengan leluasa menjadi tetap

Tekanan perfusi ke jaringan Iskemik Serebral otak tidak adekuat

Tekanan perfusi dinding Hiperemia, edema, kapiler menjadi tinggi perdarahan pada otak

Gambar 2.3. Peran tekanan darah dalam stroke.

2.3.6. Diagnosis Stroke 1. Anamnesis

Pada anamnesis akan ditemukan kelumpuhan anggota gerak sebelah badan, mulut mencong atau bicara pelo, dan tidak dapat beromunikasi dengan baik. Keadaan ini timbul sangat mendadak, dapat sewaktu bangun tidur, mau sholat, selesai sholat, sedang bekerja atau sewaktu beristirahat (Misbach, 2011).


(32)

Selain itu perlu ditanyakan pula faktor-faktor risiko yang menyertai stroke (misalnya penyakit kencing manis, darah tinggi, dan lainnya), selanjutnya ditanyakan pula riwayat keluarga dan penyakit lainnya (Misbach, 2011).

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah penentuan keadaan kardiovaskular penderita serta fungsi vital seperti tekanan darah kiri dan kanan, nadi, pernafasan, tentukan juga tingkat kesadaran penderita. Jika kesadaran menurun, tentukan skor dengan skala koma Glasgow agar pemantauan selanjutnya lebih mudah. Perhatikan pada pernapasan penderita untuk menentukan fungsi lesi di otak untuk dimonitor. Namun jika penderita sadar, tentukan berat kerusakan neurologis yang terjadi, disertai pemeriksaan saraf-saraf di otak dan motorik apakah fungsi komunikasi baik atau adakah disfasia (Misbach, 2011).

Pada penderita stroke hemoragik dengan perdarahan intraserebral hipertensi hampir selalu dijumpai, sedangkan pada penderita stroke hemoragik dengan perdarahan subarakhnoid biasanya tidak dijumpai. Pada penderita stroke iskemik hipertensi sering dijumpai (Dewanto et al., 2009).

Tabel 2.3. Perbedaan stroke perdarahan dan iskemik (Junaidi, 2011). Gejala & Tanda Stroke Perdarahan Stroke Iskemik Saat kejadian/ onset Sedang aktif Saat Istirahat Peringatan TIA Tidak ada Ada

Nyeri kepala Hebat Ringan/sangat ringan Kejang Ada Tidak ada Muntah Ada Tidak ada Penurunan kesadaran Sangat nyata Ringan/ sangat ringan Nadi bradikardia/ lambat ++ (sejak awal) +/- (hari ke-4) Edema papil mata + (sering) - Kaku kuduk + - Kernig, Brudzinski ++ -


(33)

3. Pemeriksaan Penunjang

CT Scan memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti. (Muttaqin, 2008). Dengan pemeriksaan CT Scan otak, kita dapat memastikan apakah strokenya berdarah atau iskemik. Hal ini sangat penting karena penanganannya berbeda (Lumbantobing, 2007).

Pada penderita stroke hemoragik, hasil pemeriksaan CT Scan biasanya didapati massa intrakranial densitas bertambah (lesi hiperdensi), sedangkan pada penderita stroke iskemik didapati densitas berkurang (lesi hipodensi) (Muttaqin, 2008).

Stroke merupakan gangguan pasokan darah di otak dan faktor yang banyak peranannya pada peredaran darah otak ialah jantung, pembuluh darah, dan darah. Pada pemeriksaan penunjang hal ini diteliti. Dilakukan pemeriksaan jantung (misalnya dengan alat elektrokardiogram, dan bila perlu, dengan alat ekokardiogram). Kadang-kadang dibutuhkan pula pemeriksaan pembuluh darah, misalnya pemeriksaan arteriografi pembuluh darah otak, atau pemeriksaan Doppler (Lumbantobing, 2007).

Keadaan darah harus diteliti, apakah ada kekentalan darah, jumlah sel darah berlebihan, penggumpalan trombosit yang abnormal, mekanisme pembekuan darah yang terganggu. Juga harus ditelaah faktor risiko lain, seperti kadar kolesterol yang tinggi di darah, kadar asam urat yang tinggi (Lumbantobing, 2007).


(34)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Stroke Fase Akut Tekanan Darah

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian

3.2. Definisi Operasional

Penderita stroke fase akut adalah pasien yang didiagnosa stroke (iskemik ataupun hemoragik) oleh dokter berdasarkan CT Scan, dengan jangka waktu antara awal mula serangan stroke berlangsung sampai satu minggu yang tercatat di rekam medis.

Tekanan darah adalah hasil pemeriksaan tekanan darah pasien pada saat masuk ke rumah sakit.

Cara pengukuran tekanan darah adalah dengan analisis data rekam medis dari pemeriksaan tekanan darah pada saat pertama kali pasien masuk ke rumah sakit sewaktu di Instalasi Gawat Darurat.

Alat ukur yang digunakan adalah data rekam medis yang menunjukkan tekanan darah pada penderita stroke fase akut.

Hasil pengukuran tekanan darah yang diperoleh dapat berupa rendah, optimal, normal, high-normal, dan tinggi (grade 1, grade 2, grade 3, isolated systolic) dengan pengukuran berupa skala ordinal.


(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran tekanan darah pada penderita stroke pada fase akut yang tercatat di RSUP H. Adam Malik Medan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di bagian rekam medis RSUP H. Adam Malik Medan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu dari tanggal 23 Juli – 23 September 2012.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita stroke fase akut yang di rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan pada tanggal 1 Juni 2011 – 31 Mei 2012.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan metode total sampling,

dimana seluruh populasi digunakan sebagai sampel penelitian.  Kriteria inklusi:

• Data rekam medis penderita stroke fase akut yang sudah di CT

Scan

 Kriteria eksklusi:

• Data rekam medis penderita stroke fase akut yang tidak ada data lama serangan stroke sebelum masuk rumah sakit


(36)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pada tahap awal, peneliti mengajukan permohonan izin pelaksana penelitian pada institusi pendidikan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Kemudian permohonan izin yang diperoleh dikirim ke RSUP H. Adam Malik Medan. Setelah mendapat izin, maka peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pencatatan data rekam medis penderita stroke fase akut yang di rawat inap di Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan selanjutnya disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

4.5. Metode Analisis Data

Semua data yang terkumpul diolah dan disusun dalam bentuk tabel. Data yang diperoleh di analisis secara statistik dengan bantuan program window SPSS (Statistical Package for Social Science).


(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di bagian rekam medis RSUP H. Adam Malik Medan. Tempat ini dipilih karena RSUP H. Adam Malik Medan adalah Rumah Sakit tipe A, yaitu rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas, sesuai SK MENKES No. 335/MENKES/SK/VII/1990 yang merupakan tempat rujukan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan sehingga cukup representatif untuk dijadikan acuan sumber data epidemiologi khususnya di provinsi Sumatera Utara. Selain itu RSUP H Adam Malik Medan adalah Rumah Sakit Pendidikan, sesuai SK MENKES No. 502/MENKES/SK/IX/1991, bagi mahasiswa dan PPDS Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2. Deskripsi Penderita Stroke Fase Akut

Proses pengambilan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dari tanggal 24 Juli - 26 Juli 2012 yang dilakukan di bagian rekam medis RSUP H. Adam Malik Medan. Total sampel yang diambil adalah 453 rekam medis, tetapi hanya 348 sampel yang sesuai kriteria inklusi. Semua data yang sesuai kriteria inklusi ini diolah untuk mengetahui gambaran tekanan darah pada penderita stroke fase akut di RSUP H. Adam Malik Medan pada tanggal 1 Juni 2011 – 31 Mei 2012.


(38)

Tabel 5.1. Gambaran penderita stroke fase akut

Gambaran Jumlah (N) Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 192 55,2

Perempuan 156 44,8

Usia

Usia orang muda (10-24 tahun) 2 0,6

Usia dewasa (25-44 tahun) 38 10,9

Usia pertengahan (45-59 tahun) 158 45,4

Usia lanjut (60-74 tahun) 121 34,8

Usia tua (75-90 tahun) 29 8,3

Jenis Stroke

Stroke Iskemik 190 54,6

Stroke Hemoragik 158 45,4

Lama serangan stroke sebelum masuk rumah sakit

(0 – 24) jam 178 51,1

(24.1 – 48) jam 49 14,1

(48.1 – 72) jam 37 10,6

(72.1 – 96) jam 31 8,9

(96.1 – 120) jam 23 6,6

(120.1 – 144) jam 6 1,7

(144.1 – 168) jam 24 6,9

Klasifikasi Hipertensi

Optimal 20 5,7

Normal 21 6

High-Normal 25 7,2

Grade 1 Hypertension 23 6,6

Grade 2 Hypertension 70 20,1

Grade 3 Hypertension 151 43,4


(39)

Gambaran Jumlah (N) Persentase (%) Riwayat Stroke

Ada 78 22,4

Tidak Ada 270 77,6

Total 348 100

Tabel 5.1. di atas menunjukkan bahwa penderita stroke fase akut pada tanggal 1 Juni 2011 – 31 Mei 2012 berdasarkan jenis kelamin, lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan sebanyak 192 orang penderita (55,2%). Berdasarkan kriteria WHO, batasan usia dibagi menjadi beberapa kelompok. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelompok usia pertengahan (45-59 tahun) yang mendominasi sebanyak 158 orang (45,4%).

Berdasarkan jenis stroke, stroke terbagi menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik. Dari data yang diperoleh, jumlah penderita stroke iskemik lebih tinggi dibandingkan penderita stroke hemoragik dengan persentase stroke iskemik 54,6% (190 orang). Tabel di atas menunjukkan bahwa pasien yang mengalami serangan stroke (0 – 24) jam sebelum masuk rumah sakit sangat sering dijumpai, yaitu 178 pasien (51,1%).

Berdasarkan klasifikasi hipertensi, jumlah penderita stroke fase akut pada tanggal 1 Juni 2011 – 31 Mei 2012 sangat tinggi pada hipertensi tingkat 3 sebanyak 119 orang (44,1%). Dari tabel di atas, jumlah penderita stroke fase akut sangat tinggi pada penderita dengan tidak ada riwayat stroke sebelumnya, yaitu 270 orang (77,6%).


(40)

5.1.3. Deskripsi Klasifikasi Hipertensi berdasarkan Lama Serangan Stroke Sebelum Masuk Rumah Sakit

Berdasarkan tabel di bawah ini, jumlah penderita stroke dengan hipertensi tingkat 3 sangat tinggi yang mengalami serangan stroke pada (0 – 24) jam sebelum masuk rumah sakit, dengan persentase 25,9% (90 orang).

Tabel 5.2. Distribusi klasifikasi hipertensi berdasarkan lama serangan stroke sebelum masuk rumah sakit

Klasifik asi Hiperte

nsi

Lama Serangan Stroke Sebelum Masuk Rumah Sakit (0-24) jam (24.1-48)

jam (48.1-72) jam (72.1-96) jam (96.1-120) jam (120.1-144) jam (144.1-168) jam

N % N % N % N % N % N % N %

Optimal 12 3,4 3 0,9 2 0,6 0 0 2 0,6 0 0 1 0,3 Normal 7 2 6 1,7 3 0,9 1 0,3 0 0 0 0 4 1,1

High-Normal

8 2,3 4 1,1 4 1,1 2 0,6 2 0,6 0 0 5 1,4

Grade 1 Hyperten sion

16 4,6 1 0,3 1 0,3 2 0,6 1 0,3 1 0,3 1 0,3

Grade 2 Hyperten sion

31 8,9 12 3,4 7 2 9 2,6 4 1,1 3 0,9 4 1,1

Grade 3 Hyperten sion

90 25,9 17 4,9 16 4,6 11 3,2 11 3,2 1 0,3 5 1,4

Isolated Systolic Hyperten sion


(41)

5.1.4. Deskripsi Klasifikasi Hipertensi menurut Jenis Stroke

Tabel di bawah menunjukkan bahwa jumlah penderita stroke fase akut dengan hipertensi tingkat 3 lebih tinggi dijumpai dengan stroke hemoragik yaitu 93 orang (26,7%).

Tabel 5.3. Distribusi klasifikasi hipertensi menurut jenis stroke Klasifikasi

Hipertensi

Jenis Stroke

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik

N % N %

Optimal 16 4,6 4 1,1

Normal 16 4,6 5 1,4

High-Normal 22 6,3 3 0,9

Grade 1 Hypertension 15 4,3 8 2,3

Grade 2 Hypertension 38 10,9 32 9,2

Grade 3 Hypertension 58 16,7 93 26,7

Isolated Systolic Hypertension

25 7,2 13 3,7

5.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penderita stroke lebih tinggi pada laki-laki berjumlah 192 orang (55,2%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia yang menyatakan bahwa penderita laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Ritarwan (2002) yang menyatakan bahwa penderita stroke akut terdiri dari 29 pria (64,4%) dan 16 wanita (35,6%), dimana kriteria inklusi penelitian tersebut sudah melakukan CT Scan dan onset serangan stroke berlangsung pada ≤ 72 jam. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widjaja (2010) yang menyatakan bahwa distribusi kenis kelamin pada penderita stroke akut lebih tinggi pada laki-laki (51,4%) dibanding perempuan (48,6%), dimana kriteria inklusinya adalah pasien dengan gejala klinis stroke hingga hari ketujuh sejak onset.


(42)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa usia pertengahan (45-59 tahun) sangat tinggi dijumpai pada penderita stroke, yaitu sebanyak 158 orang (45,4%). Hasil penelitian ini kurang sesuai dengan penelitian yang dilakukan ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia, dimana mereka menyebutkan bahwa usia 65 tahun ke atas persentase penderita stroke semakin banyak. Sedangkan pada penelitian ini diperoleh usia 45-59 tahun persentase penderita stroke sangat tinggi, namun pada usia 60 tahun ke atas persentasenya semakin sedikit. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Ritarwan (2002) yang menyatakan bahwa sebaran umur yang terbanyak pada penderita stroke fase akut adalah pada kelompok (45-65 tahun) ada 25 orang (55,6%), dimana kriteria inklusi penelitian tersebut sudah melakukan CT Scan dan onset serangan stroke berlangsung pada ≤ 72 jam.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penderita stroke lebih tinggi pada penderita stroke iskemik (190 orang dengan persentase 54,6%). Hasil penelitian ini sejalan dengan Ritarwan (2002) yang menyatakan bahwa penderita stroke iskemik 31 kasus (68,9%) dan stroke hemoragik 14 kasus (31,1%), dimana kriteria inklusi penelitian tersebut sudah melakukan CT Scan dan onset serangan stroke berlangsung pada ≤ 72 jam.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penderita yang mengalami serangan stroke pada (0 – 24) jam sebelum masuk rumah sakit sangat tinggi, yaitu 178 orang (51,1%). Hasil penelitian ini kurang sesuai dengan penelitian yang dilakukan International Stroke Trial dan Chinese Acute Stroke Trial yang menyatakan 82% dan 75% pasien memiliki peningkatan tekanan darah pada 48 jam pertama terjadinya stroke akut (Robinson & Potter, 2004). Namun pada penelitian tersebut 40% pasien stroke akut sudah diberi terapi antihipertensi, sedangkan pada penelitian ini tidak ada data mengenai pasien sudah diberi antihipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan Ritarwan (2002) yang menyatakan bahwa 88,9% dijumpai onset stroke ≤ 24 jam dan 11,1% onset stroke > 24 jam, dimana kriteria inklusi penelitian tersebut sudah melakukan CT Scan


(43)

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penderita stroke hipertensi tingkat 3 sering dijumpai pada penderita stroke fase akut, yaitu 151 orang (43,4%). Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Christensen dkk (2002) yang menyatakan bahwa pada penderita stroke akut peningkatan tekanan darah sering dijumpai, dimana pada penelitian tersebut menggunakan metode pengamatan selama 1 tahun 8 bulan pada pasien stroke fase akut (onset sampai 6 jam).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada penderita stroke fase akut tidak dijumpai riwayat stroke sangat tinggi, yaitu 270 orang (77,6%). Hasil penelitian ini sejalan dengan Marlina (2011) yang menyatakan bahwa dari 217 penderita stroke iskemik, kelompok yang tidak memiliki riwayat TIA atau stroke sebelumnya berjumlah 149 orang (68,7%), dimana dalam penelitian tersebut dinyatakan 25% orang yang sudah sembuh dari serangan stroke yang pertama dalam jangka waktu lima tahun akan mengalami serangan berulang. Pada penelitian tersebut menggunakan teknik total sampling dan sampel penelitian yang digunakan adalah pasien yang dirawat inap dalam 1 tahun mulai dari Januari 2010 sampai Desember 2010.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penderita stroke fase akut dengan hipertensi tingkat 3 banyak dijumpai pada penderita yang mengalami serangan stroke pada (0 – 24) jam sebelum masuk rumah sakit sebanyak 90 orang (25,9%). Hasil penelitian ini kurang sesuai dengan penelitian yang dilakukan International Stroke Trial dan Chinese Acute Stroke Trial yang menyatakan bahwa 82% dan 75% pasien memiliki tekanan darah sistolik >140 mmHg pada 48 jam pertama terjadinya stroke akut (Robinson & Potter, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penderita stroke fase akut dengan hipertensi tingkat 3 banyak dijumpai pada penderita stroke hemoragik, yaitu 93 orang (26,7%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Christensen dkk (2002) yang menyatakan bahwa tekanan darah pada stroke hemoragik lebih tinggi daripada stroke iskemik, dimana pada penelitian tersebut menggunakan metode pengamatan selama 1 tahun 8 bulan pada pasien stroke fase akut (onset sampai 6 jam). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan Makino dkk (2000) yang menyatakan bahwa pasien dengan


(44)

perdarahan otak mempunyai tekanan darah diastolik yang tinggi dibandingkan tipe lainnya, walaupun penelitian tersebut menggunakan metode case-control study yaitu menganalisa tekanan darah pada pasien hipertensi dengan riwayat stroke kemudian diterapi lebih dari 1 tahun sebagai kelompok kasus dan pasien hipertensi dengan tidak ada riwayat stroke kemudian diterapi lebih dari 1 tahun sebagai kelompok kontrol. Peneliti berasumsi bahwa persentasi peningkatan tekanan darah didapatkan pada penderita stroke hemoragik lebih tinggi daripada stroke iskemik dikarenakan penyebab sebagian besar dari stroke hemoragik adalah hipertensi yang mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak dan menimbulkan edema otak (Muttaqin, 2008). Sedangkan pada stroke iskemik hipertensi merupakan salah satu penyebab, namun penyebab lain seperti hipoksia, emboli, dan trombus yang juga turut mempengaruhi terjadinya stroke iskemik.

Kelemahan dalam penelitian ini sehingga menyebabkan adanya ketidaksesuaian dengan beberapa penelitian sebelumnya dikarenakan pada data rekam medis tidak adanya data siapa yang mengukur tekanan darah pasien dan alat yang digunakan pada saat mengukur tekanan darah pasien. Kemudian pada penelitian ini juga tidak dilakukan follow-up bagaimana tekanan darah pasien pada jam berikutnya.


(45)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Tekanan darah pada penderita stroke hemoragik fase akut lebih sering dijumpai pada hipertensi tingkat 3 (sistolik ≥180 mmHg dan diastolik ≥110 mmHg) dengan persentase 26,7%.

2. Tekanan darah pada penderita stroke iskemik fase akut lebih sering dijumpai pada hipertensi tingkat 3 (sistolik ≥180 mmHg dan diastolik ≥110 mmHg) dengan persentase 16,7%.

3. Tekanan darah pada penderita stroke fase akut berdasarkan lama serangan stroke sebelum masuk rumah sakit lebih sering dijumpai pada hipertensi tingkat 3 (sistolik ≥180 mmHg dan diastolik ≥110 mmHg) pada (0 – 24) jam dengan persentase 25,9%.

6.2. Saran

1. Perlu dilakukan deteksi dini dan peningkatan kewaspadaan sejak muda terutama dengan risiko tinggi.

2. Kontrol tekanan darah penting untuk ditingkatkan, terutama pada lansia. 3. Informasi tentang stroke agar selalu disebarkan ke masyarakat melalui

dinas yang terkait.

4. Penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan apabila ingin dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperluas variabel-variabel lainnya.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, F.B., 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Bethesda Stroke Center, 2007. Faktor Risiko Stroke Terkini. Available from: http://www.strokebethesda.com/component/option,com_docman/task,doc_d ownload/gid,32/Itemid,26/

Christensen, H., Meden, P., Overgaard, K., Boysen, G., 2002. The Course of Blood Pressure in Acute Stroke is Related to the Severity of the Neurological Deficits. UK: Blackwell Munksgaard.

[Downloaded 24 April 2012].

Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan, 2011. Data Penderita Rawat Inap Tahun 2011.

Dewanto, G., Suwono, W.J., Riyanto, B., Turana, Y., 2009. Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGC.

Djoenadi, W., 2003. Klinis dan Penatalaksanaan Stroke dan Kelainan Neurovaskular Lain. Dalam: Widjaja, A.C., 2010. Uji Diagnostik Pemeriksaan Kadar D-dimer Plasma Pada Diagnosis Stroke Iskemik.

Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RS. Dr. Kariadi Semarang.

Emanuel, E.J. & Emanuel, L.L., 2005. Palliative and End-of-Life Care. In: Kasper, D.L., Fauci, A.S., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J.L., ed. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th Edition. United States of America: McGraw-Hill.

Gunawan, L., 2001. Hipertensi. Yogyakarta: Kanisius.

Heart and Stroke Foundation of Canada, 2012. Heart Disease - Prevention of Risk

Factors. Available from:

Heart and Stroke Foundation of Canada, 2008. Stroke - Hemorrhagic Stroke.


(47)

http://www.heartandstroke.com/site/c.ikIQLcMWJtE/b.3484153/k.7675/Str oke__Hemorrhagic_stroke.htm

Heart and Stroke Foundation of Canada, 2008. Stroke - Ischemic Stroke. Available from:

[Accessed 11 May 2012].

http://www.heartandstroke.com/site/c.ikIQLcMWJtE/b.3484151/k.7916/Str oke__Ischemic_stroke.htm

Junaidi, I., 2011. STROKE, Waspadai Ancamannya. Dalam: Tandung, D., ed. Yogyakarta: ANDI.

[Accessed 11 May 2012].

Kalache, A. & Aboderin, I., 1995. Stroke: The Global Burden. Available from: 2012] {abstrak}.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2009. Tekanan Darah. Unit Pelaksana Teknis Balai Informasi Teknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. [Downloaded 11 May 2012].

Lilly, L.S., 2007. Pathophisiology of Heart Disease. Fourth Edition. United States of America: Lippincott Williams & Wilkins.

Lumbantobing, S.M., 2007. Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Lumbantobing, S.M., 2008. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Makino, Y., Kawano, Y., Minami, J., Yamaguchi, T., Takishita, S., 2000. Risk of

Stroke in Relation to Level of Blood Pressure and Other Risk Factors in Treated Hypertensive Patients. Texas: American Heart Association. [Downloaded 10 May 2012].

Marlina, Y., 2011. Gambaran Faktor Risiko pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2010. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Misbach, J., 1999. Stroke Aspek Diagnosis, Patofisiologi, Manajemen. Dalam: Bangun, R., 2008. Hubungan Kadar Albumin Serum dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik dengan dan Tanpa Diabetes. Program Studi Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran USU RSUP H. Adam Malik Medan.


(48)

Misbach, J., 2007. Pandangan Umum Mengenai Stroke. Dalam: Rasyid, A. & Soertidewi, L., ed. Manajemen Stroke Secara Komprehensif. Dalam: Bangun, R., 2008. Hubungan Kadar Albumin Serum dan Outcome Fungsional Penderita Stroke Iskemik dengan dan Tanpa Diabetes. Program Studi Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran USU RSUP H. Adam Malik Medan.

Misbach, J., 2011. Stroke Aspek Diagnosis, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Muttaqin, A., 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Nasution, I.K., 2011. Perbedaan Nilai GFR Pada Penderita Stroke dengan atau Tanpa Sindroma Metabolik. Program Studi Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran USU RSUP H. Adam Malik Medan.

National Heart, Lung, and Blood Institute. What is Blood Pressure? Guide to

Lowering High Blood Pressure. Available from:

Noerjanto. 2000. Diagnosis Stroke. Dalam: Widjaja, A.C., 2010. Uji Diagnostik Pemeriksaan Kadar D-dimer Plasma Pada Diagnosis Stroke Iskemik.

Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RS. Dr. Kariadi Semarang.

Palmer, A., 2005. Simple Guide Blood Pressure.Dalam: Williams, B., ed. 2007.

Simple Guide Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: EGC.

Pinzon, R. & Asanti, L., 2010. AWAS STROKE! Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan, dan Pencegahan. Yogyakarta: ANDI, 5-14.

Redaksi AgroMedia, 2009. Solusi Sehat Mengatasi Stroke. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Ritarwan, K., 2002. Pengaruh Suhu Tubuh terhadap Outcome Penderita Stroke yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan. Program Studi Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran USU RSUP H. Adam Malik Medan.

Robinson, T.G. & Potter, J.F., 2004. Blood Pressure in Acute Stroke. UK: British Geriatrics Society.


(49)

Sacco, R.L., 2000. Pathogenesis, Classification, and Epidemiology of Cerebrovascular Disease. In: Rowland, L.P., ed. Merritt’s Neurology. Tenth Edition. New York: Lippincott Williams & Wilkins, 177-185.

Surnantri, D., Hindariati, E., Rudyatmoko. 2001. Peran ACE-Inhibitor pada Disfungsi Endotel dan Remodeling Kardiovaskular. Dalam: Hariyono, T.,

2002. Hipertensi dan Stroke. Available from:

2012].

Toole, J.F., 1990. Cerebrovascular Disorder. Dalam: Hariyono, T., 2002.

Hipertensi dan Stroke. Available from:

2012].

Tubbs, R.S., 2011. Circle of Willis Anatomy. Available from:

[Accessed 10

May 2012].

Widjaja, A.C., 2010. Uji Diagnostik Pemeriksaan Kadar D-dimer Plasma Pada Diagnosis Stroke Iskemik. Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RS. Dr. Kariadi Semarang.

Wilkinson, I. & Lennox, G., 2005. Essential Neurology. Fourth Edition. UK: Blackwell.

World Health Organization (WHO) / International Society of Hypertension (ISH), 2003. Compare and Contrast ESC-ESH, JNC 7, and WHO-ISH Hypertension Classification Guidelines. Available from: 29 May 2012].


(50)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nasya Marisyka P

Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 30 Juni 1992

Agama : Islam

Alamat : Jalan Cempaka No.20 Medan 20151 Orang Tua : Ayah : Ir. H. Chamrialsyah Noerdin Ibu : Hj. Cut Lisma Yohanita, SE

Riwayat Pendidikan :

1. TK Kemala Bhayangkari Medan (1995‐1996) 2. SD Kemala Bhayangkari 1 Medan (1996‐2002) 3. SLTP Negeri 2 Medan (2002‐2003)

4. SMP Harapan 2 Medan (2003‐2005) 5. SMA Negeri 1 Medan (2005‐2008)

6. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2009‐Sekarang)

Riwayat Organisasi : -

Pas Photo

3x4 cm


(51)

(52)

(53)

(54)

LAMPIRAN 4

Data Induk Penelitian

“Gambaran Tekanan Darah pada Penderita Stroke Fase Akut di RSUP H. Adam Malik Medan”

No. No. Rekam Medis

Nama Jenis Kelamin

Usia Diagnosis Sejak Kapan

TD Sistolik

TD Diastolik

Riwayat Stroke

1. 00.03.23.33 DT Pr 59 Stroke Iskemik 1 hari 150 100 Tidak Ada

2. 00.03.93.59 MS Lk 51 Stroke Iskemik 1 hari 150 100 Tidak Ada

3. 00.05.06.81 DIS Lk 53 Stroke Iskemik 1 hari 130 90 Tidak Ada

4. 00.13.44.33 CMS Lk 76 Stroke Iskemik 3 jam 170 90 Tidak Ada

5. 00.17.70.81 HR Lk 49 Stroke Hemoragik 7 hari 180 120 Tidak Ada

6. 00.22.47.52 ZL Pr 72 Stroke Iskemik 4 hari 140 70 Ada

7. 00.24.28.57 RS Lk 58 Stroke Iskemik 12 jam 160 120 Tidak Ada

8. 00.26.85.08 SP Pr 65 Stroke Hemoragik 7 hari 140 80 Ada

9. 00.31.55.23 MS Lk 55 Stroke Iskemik 2 hari 120 80 Ada

10. 00.34.52.67 RT Pr 65 Stroke Iskemik 2 jam 150 100 Tidak Ada

11. 00.36.25.26 RBS Pr 50 Stroke Hemoragik 10 jam 170 100 Tidak Ada

12. 00.36.63.51 RB Pr 50 Stroke Hemoragik 1 hari 180 110 Ada

13. 00.36.65.12 GP Lk 40 Stroke Hemoragik 4 hari 250 130 Tidak Ada

14. 00.37.27.46 LH Pr 56 Stroke Iskemik 12 jam 130 90 Ada

15. 00.37.62.72 DRT Lk 44 Stroke Iskemik 7 hari 120 80 Tidak Ada


(55)

17. 00.38.61.83 SP Lk 59 Stroke Iskemik 4 hari 170 80 Ada

18. 00.38.73.44 TS Pr 68 Stroke Iskemik 1 hari 100 60 Ada

19. 00.39.00.02 AG Lk 66 Stroke Iskemik 1 hari 140 90 Ada

20. 00.39.13.60 AHN Lk 73 Stroke Iskemik 0,5 jam 160 80 Tidak Ada

21. 00.39.27.82 DG Pr 61 Stroke Hemoragik 2 jam 140 90 Tidak Ada

22. 00.39.95.75 MBB Pr 72 Stroke Iskemik 12 jam 130 70 Tidak Ada

23. 00.40.69.23 KBS Pr 69 Stroke Iskemik 12 jam 200 110 Tidak Ada

24. 00.42.35.51 TM Lk 89 Stroke Iskemik 10 jam 100 80 Tidak Ada

25. 00.43.58.43 RH Pr 62 Stroke Iskemik 5 jam 200 100 Tidak Ada

26. 00.45.31.64 RB Lk 69 Stroke Hemoragik 3 jam 140 80 Tidak Ada

27. 00.45.42.20 SN Lk 54 Stroke Iskemik 2 hari 160 100 Tidak Ada

28. 00.45.66.42 MR Pr 55 Stroke Hemoragik 4 jam 160 120 Tidak Ada

29. 00.45.69.80 NT Pr 59 Stroke Iskemik 1 hari 100 60 Tidak Ada

30. 00.45.70.61 DT Pr 44 Stroke Hemoragik 3 jam 140 90 Tidak Ada

31. 00.45.82.86 RS Pr 53 Stroke Hemoragik 1 hari 110 80 Tidak Ada 32. 00.46.60.39 SST Pr 84 Stroke Hemoragik 12 jam 190 110 Ada

33. 00.46.96.97 AS Lk 50 Stroke Hemoragik 7 jam 90 70 Tidak Ada

34. 00.47.04.58 FD Lk 49 Stroke Iskemik 1 hari 140 110 Tidak Ada

35. 00.47.17.15 MH Lk 33 Stroke Iskemik 3 hari 140 80 Tidak Ada

36. 00.47.34.60 LP Lk 56 Stroke Iskemik 3 hari 200 100 Tidak Ada

37. 00.47.39.07 TT Pr 48 Stroke Iskemik 2 hari 160 90 Ada

38. 00.47.40.63 ES Lk 52 Stroke Hemoragik 1 hari 120 90 Tidak Ada 39. 00.47.43.21 SM Pr 53 Stroke Hemoragik 1 hari 210 120 Tidak Ada 40. 00.47.43.74 DSR Pr 50 Stroke Iskemik 1 hari 240 120 Tidak Ada


(56)

41. 00.47.43.90 RBG Pr 68 Stroke Hemoragik 3 jam 190 100 Tidak Ada 42. 00.47.45.43 JST Pr 61 Stroke Hemoragik 1 hari 150 80 Tidak Ada 43. 00.47.46.52 SH Pr 79 Stroke Hemoragik 7 hari 180 100 Tidak Ada

44. 00.47.48.44 RBG Pr 54 Stroke Iskemik 12 jam 120 90 Tidak Ada

45. 00.47.48.73 HT Pr 72 Stroke Iskemik 7 jam 160 100 Ada

46. 00.47.48.75 KS Lk 55 Stroke Iskemik 3 hari 160 100 Ada

47. 00.47.51.01 SBG Pr 60 Stroke Hemoragik 12 jam 120 90 Tidak Ada 48. 00.47.52.11 TK Pr 71 Stroke Hemoragik 2 hari 140 70 Tidak Ada 49. 00.47.52.37 RGH Lk 52 Stroke Iskemik 16 jam 170 110 Tidak Ada

50. 00.47.54.22 DB Lk 55 Stroke Iskemik 1 hari 180 100 Tidak Ada

51. 00.47.54.65 SU Lk 54 Stroke Iskemik 4 hari 140 100 Tidak Ada

52. 00.47.56.01 GS Lk 69 Stroke Iskemik 5 hari 130 80 Tidak Ada

53. 00.47.58.33 SP Lk 52 Stroke Hemoragik 1 hari 220 130 Ada

54. 00.47.61.17 SF Lk 57 Stroke Hemoragik 5 jam 220 100 Tidak Ada

55. 00.47.61.92 IN Lk 52 Stroke Iskemik 8 jam 120 80 Tidak Ada

56. 00.47.61.95 ES Lk 47 Stroke Hemoragik 5 jam 250 110 Tidak Ada 57. 00.47.62.32 AS Lk 63 Stroke Hemoragik 5 hari 140 100 Tidak Ada

58. 00.47.64.96 FS Pr 27 Stroke Iskemik 2 hari 130 80 Tidak Ada

59. 00.47.65.63 HA Lk 71 Stroke Hemoragik 5 jam 220 100 Tidak Ada

60. 00.47.66.13 NH Pr 65 Stroke Iskemik 1 hari 180 100 Tidak Ada

61. 00.47.67.07 SM Pr 72 Stroke Hemoragik 2 hari 90 50 Tidak Ada

62. 00.47.67.88 SB Pr 74 Stroke Hemoragik 2 hari 160 100 Tidak Ada 63. 00.47.68.58 TDM Lk 69 Stroke Iskemik 5 hari 130 100 Tidak Ada 64. 00.47.70.06 NA Pr 45 Stroke Hemoragik 7 hari 120 70 Tidak Ada


(57)

65. 00.47.73.63 EB Pr 44 Stroke Hemoragik 12 jam 130 70 Tidak Ada 66. 00.47.75.07 IKN Pr 51 Stroke Hemoragik 1 hari 180 100 Tidak Ada

67. 00.47.75.88 KT Lk 53 Stroke Iskemik 7 hari 120 80 Ada

68. 00.47.78.14 RT Lk 52 Stroke Hemoragik 5 jam 180 100 Ada

69. 00.47.83.86 BBB Pr 85 Stroke Hemoragik 7 hari 130 80 Tidak Ada

70. 00.47.83.92 RS Pr 65 Stroke Iskemik 4 hari 130 80 Tidak Ada

71. 00.47.84.18 SH Lk 47 Stroke Hemoragik 5 jam 180 90 Tidak Ada

72. 00.47.84.33 DM Pr 45 Stroke Hemoragik 11 jam 160 100 Ada

73. 00.47.85.04 MBS Pr 49 Stroke Iskemik 6 hari 170 100 Tidak Ada

74. 00.47.89.95 PBM Pr 67 Stroke Iskemik 7 hari 160 90 Tidak Ada

75. 00.47.90.73 NS Pr 71 Stroke Iskemik 7 hari 130 70 Tidak Ada

76. 00.47.91.27 LDN Lk 41 Stroke Hemoragik 10 jam 240 160 Tidak Ada

77. 00.47.91.28 NS Pr 53 Stroke Iskemik 4 hari 140 100 Tidak Ada

78. 00.47.99.72 DR Lk 58 Stroke Iskemik 1 hari 200 100 Tidak Ada

79. 00.48.00.44 HP Lk 59 Stroke Hemoragik 2,5 jam 110 80 Tidak Ada

80. 00.48.03.52 JS Lk 48 Stroke Hemoragik 3 hari 240 160 Ada

81. 00.48.05.36 IM Lk 54 Stroke Iskemik 5 hari 160 90 Tidak Ada

82. 00.48.05.54 AN Pr 51 Stroke Hemoragik 3,5 jam 150 90 Tidak Ada

83. 00.48.05.60 TM Lk 59 Stroke Iskemik 3 hari 120 80 Tidak Ada

84. 00.48.05.88 NH Pr 74 Stroke Hemoragik 5 hari 200 100 Tidak Ada

85. 00.48.06.24 ST Pr 59 Stroke Hemoragik 3 jam 180 100 Ada

86. 00.48.06.32 SR Lk 49 Stroke Iskemik 2 hari 170 110 Tidak Ada

87. 00.48.06.88 SM Lk 50 Stroke Iskemik 7 hari 120 80 Tidak Ada


(58)

89. 00.48.08.69 SL Pr 48 Stroke Hemoragik 1 hari 210 100 Tidak Ada

90. 00.48.08.99 RBS Pr 63 Stroke Iskemik 4 hari 240 100 Ada

91. 00.48.10.69 SJS Lk 73 Stroke Hemoragik 2 hari 160 100 Ada

92. 00.48.10.71 SM Lk 70 Stroke Hemoragik 2 hari 170 90 Ada

93. 00.48.12.18 ST Pr 62 Stroke Hemoragik 1 hari 190 90 Tidak Ada

94. 00.48.14.01 BN Lk 58 Stroke Iskemik 7 hari 110 70 Tidak Ada

95. 00.48.14.19 BP Lk 25 Stroke Iskemik 2,5 jam 150 90 Tidak Ada

96. 00.48.15.11 MD Lk 55 Stroke Hemoragik 1 hari 180 100 Tidak Ada 97. 00.48.15.99 DM Lk 55 Stroke Hemoragik 1 hari 180 100 Tidak Ada

98. 00.48.17.28 SK Lk 59 Stroke Iskemik 2 hari 180 100 Tidak Ada

99. 00.48.17.55 MP Lk 65 Stroke Hemoragik 2 hari 180 90 Tidak Ada

100. 00.48.17.61 SI Lk 59 Stroke Iskemik 6 jam 200 100 Tidak Ada

101. 00.48.19.08 NBP Pr 80 Stroke Iskemik 3 hari 110 80 Tidak Ada 102. 00.48.20.59 PM Lk 55 Stroke Iskemik 1 hari 170 130 Tidak Ada 103. 00.48.21.96 RS Lk 19 Stroke Hemoragik 5 hari 170 130 Tidak Ada

104. 00.48.25.76 KS Pr 69 Stroke Iskemik 4 hari 160 100 Ada

105. 00.48.31.51 RL Lk 63 Stroke Iskemik 2 jam 180 100 Tidak Ada

106. 00.48.34.88 AL Lk 32 Stroke Iskemik 3 jam 130 80 Tidak Ada

107. 00.48.38.01 RN Lk 60 Stroke Iskemik 1 jam 160 80 Tidak Ada

108. 00.48.40.89 BAR Lk 69 Stroke Iskemik 6 jam 150 100 Tidak Ada

109. 00.48.41.35 MUB Lk 54 Stroke Iskemik 4 jam 160 130 Ada

110. 00.48.50.15 RB Pr 50 Stroke Hemoragik 1 hari 200 130 Tidak Ada

111. 00.48.50.71 MJ Lk 43 Stroke Hemoragik 13 jam 160 90 Ada


(59)

113. 00.48.51.34 SAS Lk 56 Stroke Iskemik 4 hari 160 80 Tidak Ada

114. 00.48.52.66 DD Lk 69 Stroke Iskemik 10 jam 140 80 Ada

115. 00.48.56.15 SS Lk 52 Stroke Iskemik 1 hari 130 70 Tidak Ada

116. 00.48.56.16 AF Lk 42 Stroke Hemoragik 3 hari 180 80 Tidak Ada

117. 00.48.57.23 PT Lk 65 Stroke Iskemik 4 hari 180 90 Tidak Ada

118. 00.48.57.97 SB Lk 80 Stroke Iskemik 2 hari 130 80 Tidak Ada

119. 00.48.59.21 BIS Lk 46 Stroke Hemoragik 18 jam 200 100 Tidak Ada

120. 00.48.61.10 SW Lk 32 Stroke Iskemik 8 jam 100 60 Tidak Ada

121. 00.48.61.22 MS Lk 78 Stroke Hemoragik 1 hari 140 70 Tidak Ada

122. 00.48.63.13 HN Pr 63 Stroke Iskemik 1 hari 140 70 Tidak Ada

123. 00.48.63.48 LT Lk 70 Stroke Iskemik 5 hari 140 90 Ada

124. 00.48.67.26 FT Pr 42 Stroke Hemoragik 1 hari 220 120 Tidak Ada 125. 00.48.68.49 SP Lk 54 Stroke Hemoragik 2 hari 230 150 Ada 126. 00.48.69.26 YY Pr 40 Stroke Hemoragik 14 jam 120 70 Tidak Ada

127. 00.48.69.40 KS Lk 66 Stroke Iskemik 2 hari 110 80 Tidak Ada

128. 00.48.69.93 SP Lk 46 Stroke Hemoragik 1 hari 220 120 Tidak Ada 129. 00.48.71.28 SA Pr 53 Stroke Iskemik 3 hari 140 100 Tidak Ada 130. 00.48.71.29 IT Pr 74 Stroke Hemoragik 2 hari 120 80 Tidak Ada 131. 00.48.73.19 TBH Pr 81 Stroke Hemoragik 2 hari 170 100 Tidak Ada 132. 00.48.74.35 LW Pr 45 Stroke Hemoragik 3 hari 190 140 Tidak Ada 133. 00.48.75.35 SR Pr 45 Stroke Hemoragik 2 hari 220 100 Tidak Ada 134. 00.48.78.10 LBS Pr 73 Stroke Iskemik 3 hari 130 90 Tidak Ada

135. 00.48.78.80 ETN Pr 72 Stroke Iskemik 2 hari 180 80 Ada


(60)

137. 00.48.79.58 MY Lk 55 Stroke Hemoragik 3 jam 220 100 Tidak Ada

138. 00.48.81.13 HS Pr 71 Stroke Iskemik 5 hari 150 70 Tidak Ada

139. 00.48.81.21 EW Pr 57 Stroke Hemoragik 3 jam 210 110 Tidak Ada 140. 00.48.81.37 ST Pr 52 Stroke Hemoragik 15 jam 180 130 Tidak Ada 141. 00.48.81.38 SR Lk 46 Stroke Hemoragik 7 jam 200 120 Tidak Ada 142. 00.48.82.51 KR Pr 46 Stroke Iskemik 4 hari 190 120 Tidak Ada

143. 00.48.82.56 SG Lk 63 Stroke Iskemik 6 jam 220 140 Tidak Ada

144. 00.48.84.20 SM Lk 60 Stroke Iskemik 15 jam 130 80 Tidak Ada

145. 00.48.84.23 SAA Pr 68 Stroke Iskemik 15 jam 160 110 Tidak Ada 146. 00.48.86.65 RST Pr 60 Stroke Hemoragik 4 hari 210 120 Tidak Ada

147. 00.48.87.50 EBS Pr 68 Stroke Iskemik 4 jam 100 60 Tidak Ada

148. 00.48.87.78 SGI Lk 72 Stroke Iskemik 2 hari 110 70 Ada

149. 00.48.91.21 JM Lk 69 Stroke Iskemik 4 hari 170 90 Tidak Ada

150. 00.48.92.73 THL Lk 58 Stroke Iskemik 4 jam 150 100 Tidak Ada

151. 00.48.92.77 TBB Pr 51 Stroke Hemoragik 2jam 200 120 Ada

152. 00.48.93.99 SPT Lk 42 Stroke Iskemik 4 jam 110 60 Tidak Ada

153. 00.48.96.51 PY Lk 60 Stroke Hemoragik 5 jam 240 190 Tidak Ada 154. 00.48.96.55 MSS Lk 75 Stroke Iskemik 3 hari 140 70 Tidak Ada 155. 00.48.96.59 EBS Pr 64 Stroke Iskemik 1 hari 160 60 Tidak Ada 156. 00.48.98.72 AAN Lk 69 Stroke Iskemik 4 hari 240 140 Tidak Ada

157. 00.49.01.51 KS Pr 73 Stroke Iskemik 7 hari 160 80 Tidak Ada

158. 00.49.02.78 RN Lk 46 Stroke Iskemik 2 hari 180 120 Ada

159. 00.49.03.92 RBG Pr 58 Stroke Hemoragik 15 jam 260 130 Tidak Ada 160. 00.49.04.59 SFN Lk 61 Stroke Hemoragik 1 hari 230 130 Tidak Ada


(61)

161. 00.49.08.45 MBG Pr 65 Stroke Iskemik 1 hari 140 100 Tidak Ada 162. 00.49.08.55 STH Lk 55 Stroke Hemoragik 1 hari 240 130 Tidak Ada 163. 00.49.09.91 AAR Pr 61 Stroke Hemoragik 5 hari 180 100 Tidak Ada

164. 00.49.11.33 SRM Pr 56 Stroke Iskemik 4 hari 170 100 Ada

165. 00.49.12.48 MBS Pr 74 Stroke Iskemik 1 hari 120 80 Tidak Ada

166. 00.49.12.51 HH Lk 58 Stroke Iskemik 2 hari 180 100 Ada

167. 00.49.13.45 SSD Pr 67 Stroke Iskemik 1 hari 200 110 Tidak Ada 168. 00.49.13.52 ARN Lk 61 Stroke Hemoragik 1 hari 210 130 Tidak Ada

169. 00.49.13.54 LL Lk 66 Stroke Iskemik 2 hari 130 70 Tidak Ada

170. 00.49.13.67 MM Lk 58 Stroke Iskemik 3 hari 180 100 Tidak Ada 171. 00.49.13.81 GT Lk 65 Stroke Hemoragik 1 hari 220 120 Tidak Ada

172. 00.49.15.07 SIR Lk 42 Stroke Iskemik 7 jam 130 90 Ada

173. 00.49.15.14 SC Lk 60 Stroke Hemoragik 1 hari 170 100 Tidak Ada 174. 00.49.16.00 AKD Lk 70 Stroke Iskemik 5 jam 180 100 Tidak Ada 175. 00.49.16.56 KSH Pr 49 Stroke Iskemik 3 hari 150 110 Tidak Ada 176. 00.49.16.61 PBS Pr 72 Stroke Iskemik 7 hari 180 100 Tidak Ada 177. 00.49.18.02 WM Pr 72 Stroke Iskemik 6 hari 200 120 Tidak Ada 178. 00.49.18.23 TTH Pr 48 Stroke Hemoragik 3,5 jam 140 110 Tidak Ada 179. 00.49.19.67 SHH Pr 48 Stroke Iskemik 2 hari 160 100 Tidak Ada 180. 00.49.20.85 NE Pr 65 Stroke Iskemik 1 hari 200 100 Tidak Ada 181. 00.49.22.08 KTN Lk 59 Stroke Hemoragik 1 hari 210 90 Tidak Ada 182. 00.49.22.28 MNO Lk 47 Stroke Hemoragik 2 hari 150 100 Tidak Ada

183. 00.49.24.28 AT Lk 31 Stroke Iskemik 4 hari 110 80 Tidak Ada


(1)

305. 00.50.98.59 MSM Lk 42 Stroke Iskemik 2 hari 110 70 Tidak Ada 306. 00.50.99.90 SSU Lk 47 Stroke Hemoragik 10 jam 210 110 Tidak Ada 307. 00.51.02.88 SRY Pr 40 Stroke Hemoragik 3 hari 180 100 Ada 308. 00.51.02.93 WFT Lk 28 Stroke Hemoragik 7 jam 140 100 Tidak Ada 309. 00.51.04.79 MSJ Lk 32 Stroke Hemoragik 2 hari 140 100 Tidak Ada 310. 00.51.05.47 RH Lk 51 Stroke Hemoragik 7 hari 170 100 Ada 311. 00.51.08.46 SUA Pr 47 Stroke Hemoragik 7 hari 200 130 Ada 312. 00.51.08.49 RSI Lk 56 Stroke Iskemik 4 hari 180 100 Tidak Ada 313. 00.51.08.68 SPN Pr 74 Stroke Hemoragik 7 hari 140 80 Tidak Ada 314. 00.51.09.73 DJM Lk 66 Stroke Hemoragik 3 hari 210 140 Ada 315. 00.51.10.99 KSN Pr 77 Stroke Hemoragik 6 jam 180 80 Tidak Ada 316. 00.51.11.14 LSR Lk 49 Stroke Iskemik 7 hari 160 90 Tidak Ada 317. 00.51.12.28 TSM Lk 54 Stroke Hemoragik 3 hari 170 100 Tidak Ada 318. 00.51.12.60 MHT Pr 50 Stroke Iskemik 2 hari 120 80 Tidak Ada 319. 00.51.14.71 LAA Lk 58 Stroke Hemoragik 2 jam 190 100 Tidak Ada 320. 00.51.18.32 SHD Lk 39 Stroke Iskemik 4 hari 190 100 Tidak Ada 321. 00.51.18.89 KBK Pr 58 Stroke Iskemik 6 jam 170 100 Tidak Ada 322. 00.51.20.11 RBG Pr 54 Stroke Hemoragik 6 jam 170 100 Tidak Ada 323. 00.51.21.21 DRM Lk 78 Stroke Hemoragik 1 hari 210 120 Tidak Ada 324. 00.51.22.21 SWR Pr 52 Stroke Hemoragik 4 hari 180 120 Tidak Ada 325. 00.51.23.29 EOT Lk 50 Stroke Iskemik 2 hari 180 120 Tidak Ada 326. 00.51.23.32 NHY Pr 78 Stroke Iskemik 3 hari 170 100 Tidak Ada 327. 00.51.23.50 ISM Lk 53 Stroke Hemoragik 1 hari 140 80 Tidak Ada 328. 00.51.25.39 RRS Lk 45 Stroke Hemoragik 5 hari 180 90 Tidak Ada


(2)

329. 00.51.30.77 STN Pr 74 Stroke Hemoragik 2,5 jam 150 110 Tidak Ada 330. 00.51.31.63 SMD Lk 45 Stroke Hemoragik 7 jam 140 100 Tidak Ada 331. 00.51.34.61 MSM Pr 80 Stroke Hemoragik 8 jam 170 100 Tidak Ada 332. 00.51.43.09 SWS Pr 61 Stroke Iskemik 2 hari 150 80 Tidak Ada 333. 00.51.44.26 HS Lk 47 Stroke Hemoragik 1 hari 160 90 Tidak Ada 334. 00.51.46.00 KSG Lk 74 Stroke Iskemik 7 hari 130 70 Tidak Ada 335. 00.51.47.04 NR Lk 49 Stroke Hemoragik 4 hari 180 100 Ada 336. 00.51.47.72 SLS Lk 61 Stroke Hemoragik 4 hari 140 80 Tidak Ada 337. 00.51.48.03 WRM Lk 60 Stroke Hemoragik 1 hari 180 120 Ada 338. 00.51.51.41 DMS Lk 45 Stroke Iskemik 5 hari 160 70 Tidak Ada 339. 00.51.53.26 LSI Pr 57 Stroke Hemoragik 2 jam 140 80 Tidak Ada 340. 00.51.53.89 GT Lk 75 Stroke Iskemik 4 jam 210 110 Tidak Ada 341. 00.51.54.02 SRI Lk 58 Stroke Hemoragik 3 hari 170 90 Ada 342. 00.51.54.60 LBS Pr 87 Stroke Hemoragik 3 hari 130 80 Tidak Ada 343. 00.51.55.36 AHM Lk 75 Stroke Hemoragik 5 hari 140 80 Ada 344. 00.51.56.42 DTA Lk 54 Stroke Iskemik 3 hari 130 70 Tidak Ada 345. 00.51.59.99 TAZ Lk 65 Stroke Hemoragik 1 hari 180 130 Tidak Ada 346. 00.51.60.23 DTG Lk 54 Stroke Hemoragik 2 hari 140 90 Ada 347. 00.51.62.88 SWI Pr 45 Stroke Hemoragik 10 jam 190 110 Tidak Ada 348. 00.51.68.89 KRL Lk 58 Stroke Iskemik 1 hari 110 60 Ada


(3)

LAMPIRAN 5

Output Komputerisasi Penelitian

A. Distribusi Penderita Stroke Fase Akut Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 192 55.2 55.2 55.2

perempuan 156 44.8 44.8 100.0

Total 348 100.0 100.0

B. Distribusi Penderita Stroke Fase Akut Berdasarkan Usia

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid usia orang muda 2 .6 .6 .6

usia dewasa 38 10.9 10.9 11.5

usia pertengahan 158 45.4 45.4 56.9

usia lanjut 121 34.8 34.8 91.7

usia tua 29 8.3 8.3 100.0

Total 348 100.0 100.0

C. Distribusi Penderita Stroke Fase Akut Berdasarkan Jenis Stroke

Jenis Stroke

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid stroke iskemik 190 54.6 54.6 54.6

stroke hemoragik 158 45.4 45.4 100.0


(4)

D. Distribusi Penderita Stroke Fase Akut Berdasarkan Lama Serangan Stroke Sebelum Masuk Rumah Sakit

Lama Serangan Stroke Sebelum Masuk Rumah Sakit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid (0 - 24) jam 178 51.1 51.1 51.1

(24.1 - 48) jam 49 14.1 14.1 65.2

(48.1 - 72) jam 37 10.6 10.6 75.9

(72.1 - 96) jam 31 8.9 8.9 84.8

(96.1 - 120) jam 23 6.6 6.6 91.4

(120.1 - 144) jam 6 1.7 1.7 93.1

(144.1 - 168) jam 24 6.9 6.9 100.0

Total 348 100.0 100.0

E. Distribusi Penderita Stroke Fase Akut Berdasarkan Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Hipertensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Optimal 20 5.7 5.7 5.7

Normal 21 6.0 6.0 11.8

High-Normal 25 7.2 7.2 19.0

Grade 1 Hypertension 23 6.6 6.6 25.6

Grade 2 Hypertension 70 20.1 20.1 45.7

Grade 3 Hypertension 151 43.4 43.4 89.1

Isolated Systolic Hypertension

38 10.9 10.9 100.0


(5)

F. Distribusi Penderita Stroke Fase Akut Berdasarkan Riwayat Stroke

Riwayat Stroke

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada 78 22.4 22.4 22.4

Tidak Ada 270 77.6 77.6 100.0

Total 348 100.0 100.0

G. Distribusi Klasifikasi Hipertensi berdasarkan Lama Serangan Stroke Sebelum Masuk Rumah Sakit

Klasifikasi Hipertensi * Lama Serangan Stroke Sebelum Masuk Rumah Sakit Crosstabulation

Lama Serangan Stroke Sebelum Masuk Rumah Sakit

Total (0 - 24) jam (24.1 - 48) jam (48.1 - 72) jam (72.1 - 96) jam (96.1 - 120) jam (120.1 - 144) jam (144.1 - 168) jam Klasifikasi Hipertensi

Optimal Count 12 3 2 0 2 0 1 20

% of Total 3.4% .9% .6% .0% .6% .0% .3% 5.7%

Normal Count 7 6 3 1 0 0 4 21

% of Total 2.0% 1.7% .9% .3% .0% .0% 1.1% 6.0%

High-Normal Count 8 4 4 2 2 0 5 25

% of Total 2.3% 1.1% 1.1% .6% .6% .0% 1.4% 7.2%

Grade 1 Hypertension

Count 16 1 1 2 1 1 1 23

% of Total 4.6% .3% .3% .6% .3% .3% .3% 6.6%

Grade 2 Hypertension

Count 31 12 7 9 4 3 4 70

% of Total 8.9% 3.4% 2.0% 2.6% 1.1% .9% 1.1% 20.1%

Grade 3 Hypertension

Count 90 17 16 11 11 1 5 151

% of Total 25.9% 4.9% 4.6% 3.2% 3.2% .3% 1.4% 43.4%

Isolated Systolic Hypertension

Count 14 6 4 6 3 1 4 38

% of Total 4.0% 1.7% 1.1% 1.7% .9% .3% 1.1% 10.9%

Total Count 178 49 37 31 23 6 24 348


(6)

H. Distribusi Klasifikasi Hipertensi menurut Jenis Stroke

Klasifikasi Hipertensi * Jenis Stroke Crosstabulation

Jenis Stroke

Total stroke

iskemik

stroke hemoragik Klasifikasi

Hipertensi

Optimal Count 16 4 20

% of Total 4.6% 1.1% 5.7%

Normal Count 16 5 21

% of Total 4.6% 1.4% 6.0%

High-Normal Count 22 3 25

% of Total 6.3% .9% 7.2%

Grade 1 Hypertension Count 15 8 23

% of Total 4.3% 2.3% 6.6%

Grade 2 Hypertension Count 38 32 70

% of Total 10.9% 9.2% 20.1%

Grade 3 Hypertension Count 58 93 151

% of Total 16.7% 26.7% 43.4%

Isolated Systolic Hypertension

Count 25 13 38

% of Total 7.2% 3.7% 10.9%

Total Count 190 158 348