mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu,
sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya jika
pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan.
Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.
Menurut Belkaoui 2006:238 relevan dan andal merupakan dua kualitas
utama, agar relevan informasi harus memiliki nilai prediktif dan nilai umpan balik dan sekaligus pada saat yang sama harus disampaikan pada waktu yang tepat.
Salah satu tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya
kelambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi Belkaoui, 2006:213. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor
penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut Givoly dan Palmon, 1982 dalam Rachmawati, 2008:1. Ketepatan waktu diukur dengan menggunakan
variabel dummy, di mana kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu dan kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, antara lain :
a. Laba Rugi Bersih
Laporan laba rugi merupakan laporan yang paling banyak diminati oleh pihak pengguna informasi laporan keuangan karena dapat menggambarkan
Universitas Sumatera Utara
kinerja keuangan operasional perusahaan. Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil usaha suatu perusahaan untuk suatu
periode tertentu Sukrisno Agoes, 2004:3. Laporan laba rugi melaporkan dua kondisi keuangan yang disebut dengan laba atau rugi. Apabila jumlah
pendapatan lebih besar dari jumlah beban yang terjadi disebut dengan laba bersih net income. Apabila jumlah beban lebih besar dari jumlah pendapatan
disebut dengan rugi bersih net loss. Pengguna laporan keuangan, termasuk investor, cenderung memperhatikan informasi laba atau rugi bersih
perusahaan. Menurut Givoly dan Palmon 1982 dalam Rachmawati 2008, bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan
dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan untuk menunda penerbitan laporan keuangan
auditan karena ini merupakan berita baik yaitu prestasi yang dicapai cukup menggembirakan. Sebaliknya perusahaan menderita kerugian akan berusaha
memperlambat penerbitan laporan keuangan auditan Ashton, 1987 dalam Soetedjo, 2006.
b. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencairkan aktiva yang tersedia untuk melunasi hutang kewajiban jangka
pendek ketika jatuh tempo Kasmir, 2009:128. Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi merupakan kabar baik bagi perusahaan dan kemungkinan
perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik. Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang baik cenderung segera menerbitkan laporan
Universitas Sumatera Utara
keuangannya, sehingga akan tepat waktu dalam pelaporan keuangan. Rasio likuiditas dapat diproksikan dengan rasio lancar, rasio cepat, rasio kas, dan
rasio perputaran kas Kasmir, 2009. Penelitian ini menggunakan rasio lancar current ratio yaitu dengan membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Ukuran perusahaan dalam kondisi baik tidak hanya sekedar likuid saja, tetapi harus memenuhi standar likuiditas tertentu sehingga tidak
membahayakan kewajiban lainnya. Dalam praktiknya standar likuiditas yang baik adalah 200 atau 2:1. Namun, standar likuiditas ini tidak mutlak
dilakukan karena tergantung jenis industrinya Kasmir, 2009:131.
c. Ukuran Perusahaan