Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Agus Sukoco NIM : 109082000100

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Agus Sukoco NIM : 109082000100

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Agus Sukoco

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Agustus 1991

3. Alamat : Jalan Masjid Nurul Ikhwan no.21, RT/RW 03/01 Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. 4. Telepon : 085781484955

5. Email : agus.sukoco91@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL

1.SDN 04 Pondok Kacang Timur Tahun 1997-2003

2.SMPN 66 Jakarta Tahun 2003-2006

3.SMAN 32 Jakarta Tahun 2006-2009

4.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Peserta Workshopsoftware akuntansiZahir “Zahir Accounting Edisi Standar 5.1

2. Peserta training IDEA data analysistsoftware “IDEA Overview For TOADS (Training Of Accounting & Auditing Software)”.

3. Peserta training software Accurate “Accurate Training”. 4. Peserta workshop audit perpajakan “Enhance Youth Ability and

Understanding In Preventing and Detecting The Fraudulent Tax and Upgrade Your Skill”


(8)

vii IV. PENGALAMAN ORGANISASI

A. Ketua umum Yamabushi Karate Dojo UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2013-2014

B. Wakil ketua umum remaja Masjid Nurul Ikhwan periode 2011-2013 C. Koor. divisi outbond acara Think Acct 2011

D. Koor. divisi keamanan dan perlengkapan acara Kosentrasi Penjurusan 2011

E. Anggota divisi PHD (Publikasi, Humas dan Dokumentasi) acara ACTOR (accounting Charity On Ramadhan) 2011

F. Koor. divisi PHD acara PROPESA 2011 G. Anggota divisi PHD acara ACTOR 2010

H. Anggota divisi Keamanan acara PROPESA 2010 IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Sudirjo

Ibu : Suwarni

Kakak : Siswanto

Adik : Aji Anggoro


(9)

viii

FACTORS TO INFLUENCE TIMELINESS OF CORPORATE

FINANCIAL REPORTING

By: Agus Sukoco

ABSTRACT

The purpose of this research is investigating the influence of profitability, public ownership, audit opinion and firm size toward timeliness of corporate financial reporting. This research used samples of property and real estate industry which is listed in Indonesian Stock Exchange in 2008-2012. The sample selection method used purposive sampling method. The data used in this research was the secondary data. Hypothesis in this research were tested by binary logistic regression. Result of this research indicates that timeliness of corporate financial reporting is significantly influenced by profitability, audit opinion and firm size while timeliness is not significantly influenced by public ownership.

Keyword: Timeliness, Profitability, Public Ownership, Audit Opinion, and Firm Size.


(10)

ix

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN

WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Oleh: Agus Sukoco

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh profitabilitas, kepemilikan publik, opini audit dan ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan properti dan real estate yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2008 sampai dengan 2012. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah 30 perusahaan dengan pengamatan selama lima tahun, sehingga sampel yang terpilih sebanyak 150 perusahaan. Data yang digunakan merupakan data sekunder. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik biner. Hasil pengujian menunjukkan bahwa profitabilitas, opini audit dan ukuran perusahaan bepengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan,sedangkan kepemilikan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

Kata kunci: Timeliness, Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Opini Audit, Ukuran Perusahaan.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Salawat serta salam tak lupa kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya yang selalu istiqomah sampai akhir zaman.

Dengan mengucap syukur alhamdulillah, penulisan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan” telah penulis selesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, baik dalam segi penulisan, cara penguraian, maupun pada pembahasan secara ilmiah. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak dalam menyelasikan permasalahan yang timbul dalam proses penulisan skripsi. Dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua ku yang paling aku cintai, yang selalu memberikan cinta, kasih, sayang, perhatian, dorongan, nasihat serta do’anya.

2. Mas Sis dan dek Aji, yang memberikan motivasi, do’a dan keceriaan. 3. Ibu Dr. Rini, Ak., CA selaku pembimbing 1 yang sekaligus sebagai ketua

jurusan Akuntansi.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku pembimbing 2 yang sekaligus sebagai sekertaris jurusan Akuntansi.

5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uin Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu bermanfaat kepada penulis baik dalam bidang akademik maupun non akademik.


(12)

xi

7. Teman-teman seperjuangan dan sepenanggungan, Adam, Adi, Adis, Amri, Rachmat, Wahi, Erick serta teman-teman ACID yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

8. Teman-teman Akuntansi UIN 2009 yang kompak dan mengadakan futsal tiap minggu.

9. Teman-teman dan Sensei Yamabushi Karate Dojo.

10.Teman-teman Copel Solidarity, Agung, Haryo, Riki, Riski, Fadhli, Probo dan lain-lain.

11.Teman-teman pengajian, Pras, Fahmi, Tomi, Icuy dan lain-lain yang selalu mengingatkan pada jalan yang benar.

12.Berbagai pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belumlah sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 30 agustus 2013


(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Kompre ... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Abstract ... viii

Abstrak ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penulisan ... 9

D. Manfaat Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Teori yang berkenaan denngan variabel yang diambil ... 11

1. Teori keagenan (Agency Teory) ... 11

2. Pelaporan Keuangan ... 13

3. Ketepatan Waktu (Timeliness) ... 16

4. Profitabilitas ... 18

5. Kepemilikan Publik ... 20

6. Opini Audit ... 21

7. Ukuran Perusahaan ... 25

B. Keterkaitan Antar Variabel ... 26


(14)

xiii

2. Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu ... 27

3. Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu ... 28

4. Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu ... 28

C. Penelitian Sebelumnya ... 30

D. Kerangka Berpikir ... 34

E. Hipotesis penelitian ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Ruang lingkup penelitian ... 36

B. Metode penentuan populasi dan sampel ... 36

C. Metode pengumpulan Data ... 37

D. Metode analisis ... 38

1. Statistik Deskriptif ... 38

2. Menilai Kelayakan Model Regresi ... 39

3. Penilaian Keseluruhan Model ... 39

4. Uji Hipotesis ... 40

E. Operasional Variabel ... 41

1. Variabel Dependen... 41

2. Variabel Independen ... 42

a. Profitabilitas ... 42

b. Kepemilikan Publik ... 43

c. Opini Audit ... 43

d. Ukuran Perusahaan ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 45

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 45

1. Karakteristik Perusahaan Properti dan Real Estate ... 45

2. Deskripsi Objek Penelitian ... 46

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 57

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 57

2. Hasil Uji Hipotesis ... 59

a. Menilai Kelayakan Model Regresi... 59


(15)

xiv

c. Menguji Koefisien Regresi ... 61

BAB V PENUTUP ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Implikasi ... 68

C. Saran ... 69


(16)

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ... 30

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel ... 44

Tabel 4.1 Distribusi Perusahaan Yang Tepat Waktu dan Tidak Tepat Waktu Selama Periode Penelitian ... 47

Tabel 4.2 Distribusi Profitabilitas Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu ... 49

Tabel 4.3 Distribusi Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu ... 51

Tabel 4.4 Distribusi Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu ... 53

Tabel 4.5 Distribusi Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu ... 55

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif ... 57

Tabel 4.7 Hosmer And Lemeshow Test ... 59

Tabel 4.8 Overall Model Fit Test ... 60

Tabel 4.9 Model Summary ... 61


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 34


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

Lampiran-lampiran ... 74

Lampiran A Daftar Sampel Perusahaan ... 75

Lampiran B Daftar Rincian Perusahaan 2009-2012 ... 77


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam dunia bisnis. Scott (2012:76) mendefinisikan informasi sebagai bukti yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi keputusan individual. Informasi harus memiliki tujuh karakteristik utama yaitu: relevan, andal, lengkap, tepat waktu, dapat dipahami, dapat diverifikasi dan dapat diakses (Romney dan Steinbart, 2009:28).

Untuk dapat mengimbangi dunia bisnis yang dinamis, maka dibutuhkanlah informasi yang ter-update setiap waktunya. Informasi yang baru mampu memberikan gambaran akurat secara relevan mengenai keadaan saat ini suatu bisnis. Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut berkemampuan untuk membuat perbedaan di dalam suatu keputusan (Ikhsan dan Suprasto, 2008:109). Informasi dapat disajikan berupa laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis di pasar modal (Rachmawati, 2008:2). Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang


(20)

2 membutuhkannya (Yadiati, 2007:51). Pada perusahaan yang telah go public mereka telah diwajibkan melaporkan laporan keuangan kepada masyarakat, ini telah diatur dalam UU no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa perusahaan yang telah menjadi perusahaan publik harus melaporkan laporan keuangannya ke Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) serta mengumumkannya kepada masyarakat.

Perusahaan yang menjalankan aktivitas bisnis harus membuat laporan keuangan, sebagai suatu pertanggungjawaban. Masalah ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan semakin bertambah penting seiring dengan kemajuan dunia bisnis (Hery, 2009:33). Laporan keuangan yang terlambat akan menimbulkan informasi yang asimetris. Laporan keauangan adalah sebuah alat untuk mengurangi masalah, dengan cara menambah operasi dari securities markets dan mengurangi ketidaklengkapan (Scott, 2012:108). Maraknya emiten yang telat melaporkan laporan keuangan menjadi perhatian serius bagi PT Bursa Efek Indonesia (Lia, 2013:1). Pengumuman laporan keuangan kepada publik merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi pasar.

PT. Baktrieland Development Tbk terlambat melaporkan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 2012, di tahun yang sama mereka mengalami kerugian mencapai Rp 1,1 triliun (Pradipta, 2013:1). Keadaan kondisi PT. Bakrieland yang merugi mempengaruhi perusahaan untuk terlambat melaporkan laporan keuangannya. Wajar, untuk menduga manajer


(21)

3 akan lebih bersedia untuk melaporkan kabar baik lebih cepat daripada melaporkan berita buruk (Iyoha, 2012:3). Ketika perusahaan menunda pelaporan keuangan ke publik maka informasi sudah tidak dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan. Tepat waktu merupakan salah satu karakteristik yang harus ada pada informasi (Romney dan Steinbart, 2009:28).

Selama ini untuk menimbulkan efek jera bagi emiten yang terlambat menyerahkan laporan keuangannya, BEI mengenakan sanksi secara berjenjang (Latif, 2013:1). Sanksi yang diberikan mulai dari peringatan tertulis, kemudian denda setinggi-tingginya Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), sampai yang paling berat dengan dikenakan Penghentian Sementara Perdagangan Efek Perusahaan Tercatat (suspensi) di Bursa. Peraturan tersebut termuat dalam Keputusan Direksi PT BEJ Nomor Kep-307/BEJ/07-2004, mengenai sanksi.

Laporan keuangan perusahaan harus tepat waktu di publikasikan kepada masyarakat. Dikatakan tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan para pengambil keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan (Romney dan Steinbart, 2009:28). Apabila informasi itu tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut akan kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan (Septriana, 2007:4).


(22)

4 Dalam Peraturan Nomor. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor. KEP-346/BL/2011 laporan keuangan tahunan wajib disajikan secara perbandingan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, disertai dengan laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan dan laporan keuangan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK serta diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Bapepam-LK membuat peraturan tersebut untuk menghindari adanya penutupan informasi oleh perusahaan yang mengalami kerugian. Perusahaan cenderung menunda melaporkan laporan keuangannya apabila perusahaan yakin terdapat berita buruk dalam laporan keuangan tersebut, karena berpengaruh pada kualitas laba (Hilmi dan Ali, 2008:6).

Ketepatan waktu pelaporan keuangan akan memberikan dampak yang lebih bermanfaat terhadap pengguna laporan keuangan serta pengguna dapat dengan segera mengambil langkah strategis yang mengacu pada informasi yang didapatkan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan adalah rentang waktu mengumumkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada publik sejak tanggal tutup buku perusahaan (31 Desember) sampai tanggal penyerahan ke Bapepam-LK (Rachmawati, 2008:5). Perusahaan dianggap tepat waktu (timeliness) apabila tidak melebihi batas waktu yang diberikan oleh Bapepam-LK terhadap perusahaan yang listing di BEI (Septriana, 2010:9). Dyer dan Mchugh (1975:15) berpendapat bahwa ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk melaporkan laporan


(23)

5 keuangan secara tepat waktu dan sebaliknya perusahaan yang mengalami kerugian akan melaporkan terlambat.

Laporan keuangan yang dipublikasikan ke masyarakat harus sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Hal ini telah diatur dalam UU no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal. PABU mencakup konversi, aturan dan prosedur-prosedur yang perlu untuk mendefinisi prinsip akuntansi yang berterima pada suatu waktu tertentu (Ikhsan dan Suprasto, 2008:21). Dengan laporan keuangan yang telah sesuai dengan standar, diharapkan tidak timbul informasi yang asimetris akibat perbedaan penerapan akuntansinya. Selain harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan yang ingin di publikasikan juga harus di audit terlebih dahulu, tertera dalam Peraturan Nomor. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor. KEP-346/BL/2011. Audit atas laporan keuangan harus di audit oleh auditor independen. Secara signifikan, audit laporan keuangan dapat menurunkan risiko investor dan kreditor dalam membuat berbagai keputusan investasi dengan tidak menggunakan informasi yang bermutu rendah (Boynton et.al, 2003:6).

Pengguna laporan keuangan khawatir laporan keuangan dan data yang menyertainya telah disusun sedemikian rupa oleh manajemen sehingga menjadi bias untuk kepentingan manajemen (Boynton et.al, 2003:53). Oleh karena itu diperlukan auditor independen yang dianggap netral oleh seluruh stakeholder. Para pemegang saham sangat mengandalkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah


(24)

6 melaksanakan tugas yang dibebankan dengan penuh tanggung jawab (Boynton et.al, 2003:59).

Penelitian mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Respati (2004) meneliti perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Penelitian tersebut menemukan profitabilitas dan kepemilikan publik berpengaruh signifikan, sedangkan ukuran perusahaan, Debt to Equity Ratio (DER), dan kepemilikan pihak dalam tidak berpengaruh signifikan. Penelitian yang dilakukan Rachmawati (2008) pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, memberikan bukti bahwa ukuran perusahaan dan solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness). Sedangkan profitabilitas, internal auditor dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap timeliness. Penelitian yang dilakukan oleh Septriana (2010) hanya menemukan ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan BUMN yang listing di BEI. Sedangkan DER, profitabilitas, umur perusahaan, item-item luar biasa dan resiko industri tidak berpengaruh signifikan.

Hilmi dan Ali (2008) meneliti perusahaan manufaktur yang listing di BEI mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil yang didapatkan bahwa profitabilitas, likuiditas, struktur kepemilikan, dan reputasi KAP berpengaruh signifikan, sedangkan leverage, ukuran perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh signifikan. Di luar negeri Vuran dan Adiloglu (2013) meneliti perusahaan manufaktur yang terdaftar di Istanbul Stock Exchange mengenai


(25)

7 ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasilnya total equity/total asset dan CFFO/I (Cash Flow For Operation devided Interest expense Ratio) berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan net income, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), current ratio, ISE100 (Istanbul Stock Exchange 100), KAP, opini, growth tidak berpengaruh signifikan.

Adanya perbedaan berkenaan dengan hasil yang didapatkan oleh masing-masing peneliti sebelumnya, maka penelitian ini mencoba menguji kembali beberapa variabel yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya yang telah dilakukan, serta mengikuti saran-saran dari peneliti sebelumnya, seperti dari Hilmi dan Ali (2008) untuk menggunakan periode waktu yang lebih lama. Perbedaaan penelitian ini dengan peneliti yang telah dilakukan sebelumnya terletak pada sampel yang diambil serta lingkup tahun penelitan. Kebanyakan penelitian sebelumnya mengambil tahun penelitiannya antara satu sampai dengan tiga tahun dan sampelnya merupakan perusahaan manufaktur dan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Penulis memilih perusahaan-perusahaa properti dan real estate sebagai sampelnya karena kinerja perusahaan pada bidang ini sedang bagus. Pada awal tahun 2013 kinerja saham sektor properti dan real estate sangat cemerlang, dan mengalami pertumbuhan paling tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya (Nasori dan Luky, 2013:1). Ruang lingkup tahun penelitian yaitu dari tahun 2008-2012 atau selama lima tahun penelitian. Ruang lingkup tahun penelitan diambil yang paling baru untuk memberikan informasi yang relevan dengan


(26)

8 kondisi saat ini mengenai ketepatan waktu (timelineess). Berkaitan dengan relevansi dalam akuntansi, akuntansi dapat memberikan informasi valid yang berhubungan dengan biaya perusahaan dan keuntungan dari hubungan kegiatan-kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan stakeholder (Ihksan dan Suprasto, 2008:110).

Berdasarkan pada uraian di atas maka permasalahan yang akan diteliti apakahprofitabilitas, kepemilikan publik, opini audit, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Ketepatan waktu akan memberikan dampak penting pada pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan karena relevansi informasinya. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu informasi mengenai kondisi dan proses perusahaan harus cepat dan tepat sampai kepada pengguna laporan keuangan (Rachmawati, 2008:2). Adanya berbagai kasus keterlambatan berbagai perusahaan besar dan banyaknya hasil penelitian yang berbeda-beda dari setiap penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu serta juga mengikuti saran dari peneliti sebelumnya, maka dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti analisis mengenai faktor-faktor (profitabilitas, kepemilikan publik, opini audit, dan ukuran perusahaan) di prediksi akan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Oleh sebab itu peneliti memilih judul peneleitian “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan”.


(27)

9 B. Rumusan Masalah

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan?

2. Apakah kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan?

3. Apakah opini audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan?

4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan

a. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

b. Menganalisis pengaruh kepemilikan publik terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

c. Menganalisis pengaruh opini audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

d. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.


(28)

10 D. Manfaat Penelitian

1. Kontribusi Teoritis, sebagai sarana informasi tentang bagaimana pengaruh profitabilitas, kepemilikan publik, opini audit dan ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

2. Kontribusi Praktis

a. Auditor, diharapkan auditor mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

b. Investor, diharapkan dengan penelitian ini investor lebih mengerti mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan (timeliness) dan hal-hal yang dapat mempengaruhinya.

c. Perusahaan, diharapkan mampu menghindari keterlambatan pelaporan keuangan, yang berakibat buruk pada pihak perusahaan dan juga berakibat buruk pada orang-orang yang tidak memiliki hubungan langsung dengan perusahaan.


(29)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang Diambil 1. Teori keagenan (Agency Theory)

Agency theory menjelaskan tentang hubungan kontraktual antara pihak yang mendelegasikan pengambilan keputusan tertentu (principal/ pemilik/pemegang saham) dengan pihak yang menerima pendelegasian tersebut (agen/direksi/manajemen) (Alijoyo dan Zaini, 2004:6). Jensen dan Meckling (1976:5) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak di mana satu orang atau lebih (prinsipal/pemilik) melibatkan orang lain (agen) untuk melakukan layanan tertentu demi kepentingan prinsipal yang melibatkan pendelegasian beberapa kewenangan pengambilan keputusan kepada agen. Kesimpulannya teori agensi adalah teori yang mencoba menjabarkan hubungan antara prinsipal dan agen, dimana terdapat penyerahan otorisasi dari pemilik kepada agen untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Fokus dari teori agensi adalah untuk menentukan kontrak yang paling efisien mengenai hubungan prinsipal-agen yang terkait dengan (Ikhsan dan Suprasto, 2008:76):

a. manusia (mementingkan diri sendiri, terkait dengan rasionalitas menolak resiko;


(30)

12 c. informasi (informasi sebagai komoditas).

Dalam praktik timbul masalah (agency problem), karena ada kesenjangan kepentingan antara para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau manajemen sebagai agen (Surya dan Yustiavandana, 2008:2). Masalah agensi akan muncul karena prinsipal dan agen memiliki tujuan yang berbeda (Ikhsan dan Suprasto, 2008:77). Agen berjuang untuk memaksimalkan pembayaran kontraknya yang bergantung pada suatu tingkatan usaha tertentu yang dibutuhkan, sementara prinsipal berjuang untuk memaksimalkan pengembalian atas penggunaan sumber dayanya yang bergantung pada pembayaran yang terutang kepada agen (Belkaoui 2007:186). Perbedaan kepentingan umum terjadi dalam dunia bisnis. Perbedaan kepentingan dapat menimbulkan konflik kepentingan antara manajemen sebagai pembuat dan penyaji laporan keuangan dengan para pemakai laporan keuangan (Halim, 2008:60).

Konflik kepentingan secara alamiah akan terjadi dalam struktur kepemilikan perusahaan (ownership structures) yang terdiri dari dua tipe, yaitu struktur kepemilikan yang tersebar (dispersed ownership) kepada outside investors (para pemegang saham publik) dan struktur dengan pengendalian (control) pada segelintir pemegang saham saja (concentrated ownership) (Surya dan Yustiavandana, 2008:3). Ketika pemilik modal menginginkan keuntungan yang maksimal, maka resiko yang akan ditanggung juga akan tinggi (High risk high return). Pihak


(31)

13 agen atau manajemen perusahaan tidak terlalu ingin mengambil resiko karena jika mereka gagal mencapai target maka karir mereka akan hancur. Pemilik modal dan agen bertindak untuk kepentingan mereka sendiri sehingga mengabaikan kepentingan perusahaan (Ikhsan dan Suprasto, 2008:76). Dalam konflik kepentingan dibutuhkan pihak ketiga sebagai penengah sebagai alternatif untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Auditor dianggap pantas sebagai penengah (pihak ketiga) dari conflict of interest atas laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan mengharapkan kepastian dari auditor independen bahwa laporan keuangan bebas dari pengaruh konflik kepentingan (Halim, 2008:60). Auditor dapat memberikan keyakinan yang memadai kepada pihak prinsipal mengenai laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen dengan melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan.

2. Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan ditambah dengan informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, seperti informasi tentang sumber daya perusahaan, earning, current cost, informasi tentang prospek perusahaan yang merupakan bagian integral (Yadiati, 2007:52). Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari: Neraca,


(32)

14 Laporan laba rugi, Laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (Suharli, 2009:64).

Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang berguna bagi investor sekarang dan potesnsial ekuitas, debitur dan kreditur lainnya dalam pengambilan keputusan dalam kapasitas mereka sebagai penyedia modal (Kieso et.al, 2011:7). Tujuan pelaporan keuangan perusahaan akan diterapkan untuk semua pemakai laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, tujuannya yaitu (Belkaoui dan Riahi, 2006:249):

a. Salah satu tujuan utama dari penerbitan laporan keuangan perusahaan adalah untuk menyediakan akuntansi melalui fungsi-fungsi pengurusan manajemen, dan juga keberhasilannya (ataupun kebalikannya) dalam mencapai sasaran untuk menghasilkan kinerja ekonomi perusahaan yang memuaskan dan menjaganya dalam posisi keuangan yang sehat dan kuat.

b. Tujuan pelaporan keuangan yang baik adalah untuk menyediakan suatu informasi dalam bentuk sedemikian rupa untuk meminimalkan ketidakpastian tentang validitas informasi.

c. Mempunyai cakupan yang luas untuk inovasi dan evolusi sehingga perbaikan dimungkinkan.

d. Dibuat untuk diarahkan pada kebutuhan pemakai yang dapat memahami secara lengkap serangkaian laporan keuangan.


(33)

15 Untuk dapat mencapai tujuan dari pelaporan keuangan, perlu adanya aturan yang mengatur hal tersebut. IASB (International Accounting Standard Board) menerbitkan tiga pernyataan utama yang mengatur pelaporan keuangan dan standar akuntansi, yaitu: IFRS (International Financial Reporting Standards), Internasional financial reporting interpretations dan framework for financial reporting (Kieso et.al, 2011:12). Framework for financial reporting mempunyai beberapa karakteristik kualitatif, karakterisitk kualitiatif tersebut harus ada pada laporan keuangan yang di publikasikan kepublik. Karakteristik kualitatif pada conseptutual frmework for financial reporting adalah (Kieso et.al, 2011:43):

a. dapat di prediksi; b. dapat di konfirmasi; c. lengkap;

d. netral;

e. bebas dari kesalahan; f. dapat di bandingkan; g. dapat diverifikasi; h. tepat waktu; i. dapat dimengerti.

Salah satu karakteristik kualitatif diatas terdapat satu komponen yaitu tepat waktu. Tepat waktu disini artinya informasi harus tersedia untuk para pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan


(34)

16 kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan (Kieso et.al, 2011:47). Informasi yang usang tidak dapat digunakan untuk pengambilan keputusan karena apa yang terkandung di dalam informasi tersebut sudah tidak sesuai dengan keadaan saat ini.

3. Ketepatan Waktu (Timeliness)

Ketepatan waktu pelaporan keuangan adalah rentang waktu mengumumkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada publik sejak tanggal tutup buku perusahaan (31 Desember) sampai tanggal penyerahan ke Bapepam-LK (Rachmawati, 2008:5). Laporan keuangan yang tepat waktu akan lebih berguna dari pada yang tidak tepat waktu. Setelah informasi yang relevan tersedia lebih cepat, mampu meningkatkan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan, dan kurangnya ketepatan waktu dapat mengurangi informasi dari kegunaannya (Kieso et.al, 2011:47). Konseptual framework paragraf 43 di dalam PSAK menyebutkan jika terdapat penundaaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.

Terdapat tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya (Dyer dan Mc Hugh, 1975:4):

a. Preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa. b. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan


(35)

17 c. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa. Dalam Peraturan Nomor. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor. KEP-346/BL/2011 laporan keuangan tahunan wajib disajikan secara perbandingan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, disertai dengan laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan dan laporan keuangan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK serta diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketika keterlambatan pelaporan keuangan terjadi maka informasi yang diberikan sudah tidak relevan sehingga tidak dapat bermanfaat bagi para penggunanya. Dalam PSAK 1 paragraf 10 tahun 2012 tertera tujuan laporan keuangan, tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Keterlambatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam perusahaan itu sendiri maupun luar perusahaan. Faktor-faktor tersebut mampu berdampak besar maupun tidak terlalu besar dalam mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah profitabilitas, kepemilikan publik, opini audit dan ukuran perusahaan.


(36)

18

= ℎ ℎ 100%

= ℎ

4. Profitabilitas

Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan serta memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2008:196). Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan (Hapsari dan Didin, 2010:5). Rasio profitabilitas diantaranya:

a. Margin Laba (Profit Margin)

Rasio ini mengukur laba per rupiah penjualan dan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya dan pengeluaran sehubungan dengan penjualan (Astuti, 2004:36).

b. Pengembalian Atas Aset (Return On Asset-ROA)

Rasio ini menggambarkan perputaran aset diukur dari volume penjualan (Harahap, 2010:305). Semakin tinggi hasil pengembalian (laba) dari penggunaan aset perusahaan semakin efektif perusahaan.

c. Pengembalian Atas Ekuitas (Returun On Equity-ROE)

Rasio ini menunjukan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian


(37)

19

= ℎ ℎ 100%

investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan (Astuti, 2004:37). Rasio ini mengukur tingkat efisiensi penggunaan ekuitas sendiri dalam menghasilkan pengembalian (laba).

Tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan yang maksimal (profit oriented). Keuntungan yang didapatkan perusahaan akan membuat bisnis yang mereka jalankan akan terus berkembang. Profitabilitas yang positif akan memberikan sinyal pengelolaan perusahaan yang baik. Profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kinerja manajemen, apakah telah sesuai dengan target yang ditetapkan atau belum. Rasio profitabilitas tidak hanya bermanfaat bagi orang perusahaan tetapi juga bermanfaat bagi seluruh stakeholder. Profitabilitas mempunyai manfaat diantaranya (Kasmir, 2008:198):

a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

b. Mengetahui perkembangan laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.


(38)

20 e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

5. Kepemilikan Publik

Menurut Hilmi dan Ali (2008:8) kepemilikan publik adalah kepemilikan masyarakat umum (bukan institusi yang signifikan) terhadap saham perusahaan publik. Pemilik perusahaan adalah pemegang saham biasa yang menginvestasikan uangnya dengan harapan mendapat pengembalian di masa yang akan datang (Sundjaja, 2010:342). Kepemilikan perusahaan yang dimiliki publik menjadi banyak dan menyebar, maka perusahaan yang sudah go public mempunyai tanggung jawab yang lebih banyak kepada masyarakat atas pengelolaan perusahaan. Tidak seperti kreditur, pemilik modal sendiri (pemilik saham biasa dan saham preferen) adalah pemilik perusahaan (Sundjaja, 2010:341). Struktur kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh pihak luar biasanya mempunyai presentase kepemilikan lebih dari 50% sehingga pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi kondisi dan hasil kinerja perusahaan (Vita dan Peni, 2012:5). Kepemilikan perusahaan oleh kepemilikan publik sangat mudah terpengaruh oleh informasi yang beredar. Dengan begitu direksi/manajemen akan mengelola perusahaannya dengan baik. Perusahaan dengan proporsi kepemilikan publik yang besar cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya (Hilmi dan Ali, 2008:9).


(39)

21 6. Opini Audit

Menurut Rahayu dan Suhayati (2010:1) audit adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan independen. Ada beberapa macam jenis audit, diantaranya yaitu audit laporan keuangan. Audit laporan keuangan (financial statement audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Boynton et.al, 2003:6). Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen, karena manajemen dianggap tidak bersifat objektif dalam penyusunannya sehingga diperlukan pihak lain yang independen untuk memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan (Sofyan, 1998:19).

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Rahayu dan Suhayati 2010:93). Pernyataan pendapat auditor harus didasarkan atas audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing dan temuan-temuannya (SPAP, 2011:508.1).


(40)

22 Opini auditor terletak pada paragraf ketiga dalam laporan auditor. Laporan auditor standar terdapat tiga paragraf utama yaitu: introductory paragraf, scope paragraf, dan opinion paragraf (Whittington dan Pany 2004:637). Laporan auditor dianggap sebagai alat komunikasi formal untuk mengkomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang apa yang telah dilakukan auditor dan kesimpulan yang dicapainya atas audit laporan keuangan (Rahayu dan Suhayati, 2010:73). Opini audit dapat dibedakan menjadi: Pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan tidak memberikan pendapat (Whittington dan Pany 2004:638).

a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. (SPAP, 2011:508.6). Kondisi yang harus untuk mendapatkan wajar tanpa pengecualian adalah (Rahayu dan Suhayati, 2010:75):

1) laporan keuangan lengkap;

2) ketiga standar umum dalam standar auditing terpenuhi; 3) ketiga standar pelaksanaan dipenuhi;


(41)

23 4) laporan keuangan disajikan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum tidak ada kondisi yang memerlukan tambahan alenia penjelasan atau modifikasi kalimat pada laporan.

b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified opinion with explanatory language)

Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, tetapi dalam keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan auditornya (SPAP, 2011:508.6). Hal ini terjadi karena ada keadaan antara lain (Boynton et.al, 2003:363):

1) Inkonsistensi dalam prinsip-prinsip akuntansi akuntansi yang dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP (General Accepted Accounting Principle).

2) Ketidakpastian yang dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP. 3) Keraguan yang substansial tentang kelangsungan usaha suatu entitas

yang dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP; 4) Penekanan suatu hal oleh auditor.

5) Pendapat berdasarkan sebagian dari laporan auditor lain di mana tidak ada pembatasan ruang lingkup dan ketidaksesuaian dengan GAAP.


(42)

24 c. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan yang dikecualikan (SPAP, 2011:508.6). Opini wajar dengan pengecualian dinyatakan bilamana (Rahayu dan Suhayati, 2010:80):

1) Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat. 2) Auditor yakin atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi

penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. 3) Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal.

d. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SPAP, 2011:508.6). Pendapat tidak wajar dinyatakan bila, menurut auditor laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan


(43)

25 secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Rahayu dan Suhayati, 2010:87).

e. Tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)

Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan (SPAP, 2011:508.6). Dalam opini tidak memberikan pendapat diberikan jika auditor merasa dengan yakin bahwa telah terjadi pembatasan lingkup audit, sehingga auditor tidak memungkinkan untuk memberikan pendapat (Rahayu dan Suhayati, 2010:88).

7. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Rachmawati (2008) mengukur besar kecilnya ukuran perusahaan pada total nilai aset. Sementara Saleh (2004) mengukur ukuran perusahaan menggunakan market value. Semakin besar aset maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008:7).

Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aset. Hal ini merujuk pada penelitian dari Rachmawati (2008), Hilmi dan Ali (2008), serta Aryati dan Theresia (2010). Ada cara lain untuk mengukur ukuran perusahaan, seperti yang digunakan oleh Saleh (2004) dan Septriana (2010), mereka mengukur ukuran perusahaan dengan menggunakan market value.


(44)

26 perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik (Hilmi dan Ali 2008:12). Informasi yang terkandung dalam perusahaan besar sangat diperhatikan oleh masyarakat. Semakin besar suatu perusahaan maka semakin banyak pihak-pihak yang berkepentingan didalam perusahaan itu.

B. Keterkaitan Antar Variabel

1. Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu (Hilmi dan Ali, 2008:6). Manajer (perusahaan) akan lebih bersedia untuk melaporkan kabar baik (laba) lebih cepat daripada melaporkan berita buruk (rugi) karena efek berita tersebut bisa saja berpengaruh pada harga saham dan lainnya (Iyoha, 2012:3). Perusahaan lebih memilih untuk menunda pengumuman laporan keuangan ke publik jika dalam laporan keuangannya mengindikasikan kerugian. Ketika perusahaan mengumumkan profitabilitas yang negatif dan mengumumkan laporan keuangannya


(45)

27 terlambat, informasi tersebut tidak akan relevan lagi untuk pengambilan keputusan.

Profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan di dukung hasil yang didapatkan oleh Respati (2004), Listiana dan Susilo (2012) serta Owusu dan Ansah (2000). Berbeda dengan hasil yang di dapatkan Rachmawati (2008), Septriana (2010) serta Vuran dan Adiloglu (2013) profitablitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Ha1: Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan perusahaan.

2. Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu

Menurut Hilmi dan Ali (2008:8) kepemilikan publik adalah kepemilikan masyarakat umum (bukan institusi yang signifikan) terhadap saham perusahaan publik. Pemegang saham mengandalkan laporan keuangan untuk memastikan bahwa manajemen telah melaksanakan tanggung jawab kepengurusan perusahaan (Halim, 2008:67). Kepemilikan Publik mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan ke publik, konsentrasi kepemilikan pihak luar membuat perusahaan menyajikan laporan keuangan dengan baik (Hapsari dan Didin 2010:10). Pemegang saham membutuhkan laporan keuangan dengan segera agar mereka mengetahui berapa deviden yang akan dibagikan perusahaan terhadap para pemegang saham. Diperkuat oleh


(46)

28 hasil penelitian Respati (2004) bahwa kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Ha2: kepemilikan publik berpengaruh secara signifikan terhadap

ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

3. Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu

Opini atau pendapat audit adalah suatu kesimpulan dari suatu pengerjaan audit mengenai laporan keuangan entitas yang diberikan oleh auditor independen kepada entitas yang diauditnya. Yusralaini et.al (2008) serta Merdekawati dan Arsjah (2011) membuktikan Opini audit secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

Ha3: Opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan perusahaan.

4. Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu

Perusahaan besar lebih banyak di sorot oleh masyarakat, karenanya perusahaan besar cenderung menjaga image perusahaan di mata masyarakat dengan menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu (Respati 2004). Ukuran perusahaan memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fees), hal ini menyebabkan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan lebih besar cenderung tepat waktu (Rachmawati, 2008:3). Hal ini di dukung oleh Septraiana (2008), Rachmawati (2008), serta Merdekawati dan Arsjah (2011)


(47)

29 mereka menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan Respati (2004) mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ha4: Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap


(48)

30 C. Penelitian Sebelumnya

No Nama dan Tahun Penelitian

Metode penelitian X1 X2 X3 X4 Y Hasil

1 Ira Septriana

(2010) -- Sumber data dari BEI Sampel menggunakan perusahaan BUMN yang listing di BEI. - Tepilih 93 sampel (2000-2007),

menggunakan purposivesampling. - Analisis data menggunakan regresi

logistik.

- Variabel yang berbeda: DER, age, extra ordinary items dan risk industry.

   X4 berpengaruh signifikan,

sedangkan X1 tidak berpengaruh signifikan

2 Ika Merdekawati dan Regina J. Arsjah (2011)

- Sumber data dari BEI

- Sempel menggunakan seluruh perusahaan yang lisitng di BEI tahun 2007-2009.

- Terpilih 700 perushaan, menggunakan unbalanced panel

- Analisis data menggunakan regresi berganda

- Variabel yang berbeda: DER, price earning ratio, days payable outstanding ratio, corportate governance danKAP.

    X3 dan X4 berpengaruh

signifikan, sedangkan X1 tidak berpengaruh signifikan Tabel 2.1 penelitian sebelumnya mengenai: Profitabilitas (XI), Kepemilikan Publik (X2), Opini Audit (X3), Ukuran Perusahaan (X4),

dan Ketepatan Waktu (Y)


(49)

31 Tabel 2.1 (lanjutan)

No Nama dan Tahun Peneliti

Metode penelitian X1 X2 X3 X4 Y Hasil

3 Sistya Rachmawati ( 2008)

- Sumber data dari BEI

- Sampel menggunakan perusahaan manufaktur tahun 2008.

- Terpilih 59 sampel, menggunakan purposive sampling.

- Analisis menggunakan regresi berganda. - Variabel yang berbeda: solvabilitas, dan

internal auditor, dan KAP

   X4 berpengaruh signifikan, sedangkan X1 tidak berpengaruh signifikan.

4 Novita Weningtyas Respati ( 2004)

- Sumber data dari, BEI, Bapepam & ICMD - Sampel menggunakan seluruh perusahaan

yang listing di BEI tahun 1999. - Terpilih 266 sampel menggunakan

purposive sampling.

- Analisis data menggunakan regresi logistik - Variabel yang berbeda: debt to equity,

market value, insider ownership.

    X1 dan X2 berpengaruh

signifikan terhadap Y, sedangkan X4 tidak berpengaruh terhadap Y.


(50)

32

Tabel 2.1 lanjutan

Bersambung pada halaman berikutnya No Nama dan

Tahun Peneliti

Metode penelitian X1 X2 X3 X4 Y Hasil

5 Bengii Vuran dan Burcu Adiloglu. (2013)

- Sumber data dari Istanbul stock exchange - Seluruh perusahaan manufacturing - Sampel 178 perusahaan (2009)

- Analisis data menggunakan regresi logistik ordinal.

- Variabel yang berbeda: total equity/total asset, sign of net income, ROE, current ratio, CFFO_I, ISE100, KAP, growth.

   X1 dan X3 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y.

6 Yusralaini, Restu Agusti dan Livia Dara Raesya (2010)

- Sumber data dari BEI.

- Sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007.

- Terpilih 234 sampel, menggunakan purposive sampling.

- Analisis data menggunakan regresi logistik. - Variabel yang berbeda: umur perusahaan,

item-item luar biasa dan/atau kontijensi, solvabilitas, likuiditas.

    X3 berpengaruh signifikan

terhadapY, sedangkan X1 dan X4 tidak berpengaruh


(51)

33

Tabel 2.1 (lanjutan)

Sumber : data olahan dari berbagai referensi

No Nama dan Tahun Peneliti

Metode penelitian X1 X2 X3 X4 Y Hasil

7 Lisa Listiana dan Tri Pujadi Susilo (2012)

- Sumber data dari BEI.

- Sampel seluruh perusahaan LQ4 di tahun 2009-2010.

- Terpilih 71 sampel, menggunakan purposive sampling.

- Analisis data menggunakan regresi linier berganda

- Variabel yang berbeda: rasio utang, likuiditas, tipe laporan keuangan, dan pergantian auditor.

  X1 berpengaruh signifikan


(52)

34

D.

Kerangka berpikir

Gambar 2.1 kerangka berpikir Judul

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate

Metode Analisis : Model Regresi Logisitik

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Variabe Independen Variabel Dependen

Profitabilitas

Kepemilikan Publik

Timeliness

Opini Audit


(53)

35

E.

Hipotesis peneilian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah di kembangkan dan digambarkan secara jelas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha1: Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan perusahaan.

Ha2: Kepemilikan publik berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan perusahaan.

Ha3: Opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan perusahaan.

Ha4: Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan


(54)

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Variabel dalam penelitian ini adalah profitabilitas, kepemilikan publik, opini audit dan ukuran perusahaan. Penelitian mencakup perusahaan properti dan real estate yang tercatat di BEI mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak pada sektor properti dan real estate, yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode waktu 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012. Digunakannya lima periode ini untuk dapat melihat konsistensi pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan pendekatan purposive sampling, artinya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria tertentu. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mendapatkan sampel yang


(55)

37 representatif. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sempel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang listing di BEI secara berturut-turut dari tahun 2008 sampai dengan 2012.

2. Menerbitkan laporan keuangan dan annual report dari tahun 2008 sampai dengan 2012.

3. Merupakan perusahaan yang bergerak di sektor properti dan real estate.

4. Menampilkan data tanggal pelaporan keuangan tahunan ke Bapepam-LK untuk periode 2008-2012 di situs www.idx.com. 5. Menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada periode 2008-2012.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan, annual report perusahaan pada sektor properti dan real estate yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan melalui www.idx.co.id.


(56)

38 D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan model binary logistic regression, karena variabel dependennya mengunakan varibel non-metrik (nominal) sementara variabel independennya menggunakan variabel metrik dan non-metrik (Ghozali, 2012:333). Variabel dependen dalam penelitian ini merupakan skala nominal yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan (timeliness). Skala nominal adalah ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa (Suharyadi dan Purwanto, 2009:16).

Timeliness dilihat dari tepat atau tidaknya pelaporan keuangan oleh perusahaan yang terdaftar di BEI. Variabel independen dalam penelitian ini yang merupakan variabel metrik adalah profitabilitas, kepemilikan publik dan ukuran perusahaan. Sedangkan variabel yang menggunakan variabel non-metrik adalah opini audit.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtoris dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2012:19). Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan di interprestasikan.


(57)

39 2. Menilai Kelayakan Model Regresi

Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan model regresi logistik yang akan digunakan. Menilai kelayakan model regresi menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model. Kriteria penentuan data empiris sesuai dengan model atau tidak yaitu (Ghozali, 2012:341):

a. Jika nilai and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test Statistic sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya.

b. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Godness Of Fit lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

3. Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model regresi (overall model fit). Pertama dengan melihat angka -2 Log Likelihood (LL) pada (block Number = 0) dan angka -2 Log


(58)

40 Likelihood pada block Number = 1, jika terjadi penurunan angka -2 Log Likelihood (block Number = 0 – block Number = 1) maka menunjukkan model regresi kedua lebih baik daripada regresi model pertama, yang artinya model fit terhadap data (Ghozali, 2012:341).

Untuk menjelaskan variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen digunakan Nagelkerke’s R2 yang berkisar antara 0-1. Nagelkerke’s RSquare merupakan modifikasi dari koefisien Cox & Snell. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression (Ghozali, 2012:341).

4. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik biner (binary logistic regression). Regresi logistik biner digunakan karena variabel terikatnya berupa dummy (binary). Yaitu terdiri dari kategori 1 dan 0. Model regresi logistik biner yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

( ⁄1− ) = + 1 + 2 + 3 +


(59)

41 ( ⁄1− ) = ketepatan waktu ( merupakan variabel dummy 1 untuk kategori perusahaan yang tepat waktu dan kategoti 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu)

α = konstanta

1 = profitabilitas (ROA) 2 = kepemilikan publik 3 = opini auditor 5 = ukuran perusahaan ε = error

E.

Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen : Ketepatan Waktu

Variabel Terikat (Dependent Variable), merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti dengan kata lain merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi (Sekaran, 2007:116). Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu pelaporan keuangan adalah rentang waktu mengumumkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada publik sejak tanggal tutup buku perusahaan (31 Desember) sampai tanggal penyerahan ke Bapepam-LK (Rachmawati, 2008:5).


(60)

42 Dalam Peraturan Nomor. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor. KEP-346/BL/2011 laporan keuangan tahunan wajib disajikan secara perbandingan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, disertai dengan laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan dan laporan keuangan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK serta diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Jika sebelum 31 maret maka dianggap timeliness, sedangkan jika telah melewati 31 maret maka dianggap tidak timeliness. Variabel ini diukur dengan menggunakan dummy variabel, diamana kategori 1 untuk perusahaan yang timeliness sedangkan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak timeliness. Kecuali untuk tahun pengukuran berdasarkan penelitian Septriana (2010), Noviandi (2007), serta Respati (2004).

2. Variabel Independen

Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (dependent variabel), baik secara positif maupun negatif (Sekaran, 2007:117). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah profitabilias, kepemilikan publik opini audit, dan ukuran perusahaan.

a. Profitabilitas

Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan serta memberikan


(61)

43 ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2008:196). Dalam penelitian ini menggunakan return on asset (ROA). ROA adalah rasio yang menunjukan kemampuan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. ROA diukur berdasarkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aset. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan ROA, berdasarkan penelitian yang dilakukan Septriana (2010), Yusralaini et.al (2010), Rachmawati (2008), serta Noviandi (2007).

ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :

b. Kepemilikan Publik

Kepemilikan publik adalah jumlah presentase kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh publik. Kepemilikan publik diukur dengan persentase kepemilikan saham perusahaan oleh publik dari total saham yang beredar. Pengukuran ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008).

c. Opini Audit

Opini audit dalam penelitian ini diukur berdasarkan pendapat yang diberikan auditor atas kewajaran laporan


(62)

44 keuangan suatu perusahaan. Jenis variabel ini adalah variabel dummy. Jika perusahaan mendapatkan opini audit unqualified maka dikategorikan dalam kategori 1 sedangkan mendapatkan selain opini unqualified diberikan kategori 0. Pengukuran opini audit didasarkan oleh penelitian Merdekawati dan Arsjah (2011) serta Vuran dan Adiloglu (2013).

d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan pada tahun yang bersangkutan. Pengukuran ukuran perusahaan menggunakan total aset berdasarkan penelitian Hilmi dan Ali (2008), serta Yusralaini et.al (2010).

Tabel 3.1 Operasional Variabel

No Variabel Proksi Skala

ukur 1 Variabel dependen

(Y) :

ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan

diukur dengan menggunakan dummy variabel, diamana kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu, sedangkan kategori 0 untuk

perusahaan yang tidak tepat waktu.

Nominal

2 X1 :

Profitabilitas (ROA)

100% Rasio

3 X2 :

Kepemilikan publik

Diukur dengan persentase

kepemilikan saham perusahaan oleh publik dari total saham yang

beredar.

Rasio

4 X3 :

Opini audit

Unqualified opinion = 1

Selain unqualified opinion = 0. Nominal 5 X4 :


(63)

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Karakteristik Perusahaan Properti dan Real Estate

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008-2012. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang termasuk dalam kategori properti dan real estate.

Pemilihan perusahaan-perusahaan publik yang masuk kategori perusahaan properti dan real estate didasarkan pada pertimbangan akan pertumbuhan perusahaannya yang bergerak terus secara dinamis, serta didasarkan dari dampak yang pernah ditimbulkan oleh perusahaan properti pada 2008. Properti bubble di AS terjadi di tahun 2007, dan makin memburuk serta memuncak di tahun 2008 (Bev, 2012:1). Dalam laporan bertajuk “Indonesia Economic Quartertly” yang dirilis 18 maret 2013, bank dunia menyatakan properti di Indonesia bisa terkena bubble (Indreswari, 2013:1). Bubble dapat berlanjut untuk beberapa waktu, dan sangat sulit untuk diprediksi kapan bubble akan berakhir (Scott, 2012:181).

Perusahaan pada sektor properti dan real estate mendapat perhatian serius dari para investor. Pada awal tahun 2013 kinerja saham sektor properti dan real estate sangat cemerlang, dan mengalami pertumbuhan


(64)

46 paling tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya (Nasori dan Luky, 2013:1). Perhatian yang serius dari investor serta dampak yang ditimbulkan dari sektor ini, maka akan sangat bermanfaat bila laporan keuangan perusahaan dapat disajikan tepat waktu bagi para investor sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi.

2. Deskripsi Objek penelitian

Objek penelitian berupa perusahaan sektor properti dan real estate yang dikelompokkan ke dalam dua kategori berdasarkan ketepatan waktu pelaporan keuangan, yaitu:

1. Perusahaan yang tepat waktu dalam pelaporan keuangannya ke Bapepam-LK.

2. Perusahaan yang tidak tepat waktu dalam pelaporan keuangannya ke Bapepam-LK.

Sebagaiamana tujuan penelitian, pengujian signifikan pengaruh profitabilitas, kepemilikan publik, opini audit, dan ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan akan diuji menggunakan model binary logistic regression. Hal ini dikarenakan ukuran ketepatan waktu pelaporan keuangan disajikan dalam bentuk skala nominal.

Distribusi perusahaan sektor properti dan real estate berdasarkan ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan untuk periode 2008-2012 ditampilkan dalam tabel 4.1. Digambarkan bahwa pada tahun 2008 perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya dengan tepat waktu


(65)

47 (timeliness) sebanyak 22 perusahaan (73,33%), kemudian ditahun 2009 menurun menjadi perusahaan 21 (70%). Selanjutnya pada tahun 2010 mengalami sedikit peningkatan menjadi perusahaan 22 (73,33%). Kemudiaan berturut-turut pada 2011 dan 2012 mengalami peningkatan menjadi 25 perusahaan (83,33%) dan 28 perusahaan (93,33%).

Sedangkan perusahaan yang tidak tepat waktu dalam pelaporan keuangannya pada 2008 sebanyak delapan perusahaan (26,67%), kemudian meningkat ditahun 2009 menjadi sembilan perusahaan (30%). Pada tahun 2010 menurun menjadi delapan perusahaan (26,67%). Terus menurun pada tahun 2011 dan 2012, masing-masing sebesar lima perusahaan (16,67%) dan dua perusahaan (2,67%).

Tabel 4.1

Distribusi Perusahaan Yang Tepat Waktu dan Tidak Tepat Waktu Selama Periode Penelitian Tahun

Penelitian

Perusahaan Tepat Waktu

Perusahaan tidak Tepat Waktu

Jumlah % Jumlah %

2008 22 73,33 8 26,67

2009 21 70 9 30

2010 22 73,33 8 26,67

2011 25 83,33 5 16,67

2012 28 93,33 2 6,67

Total 119 79,33 31 20,67

Sumber: data sekunder yang telah diolah


(66)

48 Penyebab utama keterlambatan menurut Hoesen selaku direktur penilai dan pengawasan BEI adalah karena going concern dan persoalan bisnis (putra, 2013:1). Ditahun sebelumnya (2012) Hoesen mengatakan bahwa faktor utama penyebab keterlambatan pelaporan keuangan disebabkan karena adanya perubahan PSAK (Rheza, 2012:1).

Dari segi regulasi di indonesia, sejak dikeluarkannya Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor 40/BL/2007 Tentang Jangka Waktu Pengumuman Laporan Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Perusahaan go public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), tepat pada waktunya yaitu batas akhir sebelum tanggal 31 maret (90 hari). Bapepam-LK memperketat peraturan dan memberikan sanksi yang tegas kepada perusahaan yang terlambat mengumumkan laporan keuangannya. Perusahaan yang listing di BEI menjadi patuh terhadap peraturan yang dibuat oleh Bapepam-LK, karena sanski tegas yang dikeluarkan oelh Bapepam-LK. Hal ini terlihat dari penurunan perusahaan yang terlambat melaporkan laporan keuangan ke publik. Walaupun di tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, tetapi secara rata-rata terjadi penurunan di setiap tahunnya.


(67)

49 Tabel 4.2

Distribusi profitabilitas perusahaan terhadap ketepatan waktu

No Kategori ROA

Tepat Waktu Tidak Tepat

Waktu Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tahun 2008

1 <10% 22 100.00 8 100.00 30 100.00

2 10% s.d 50% 0 0.00 0 0.00 0 0.00

3 >50% 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Jumlah 22 100.00 8 100.00 30 100.00

Tahun 2009

1 <10% 19 90.48 9 100.00 28 93.33

2 10% s.d 50% 2 9.52 0 0.00 2 6.67

3 >50% 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Jumlah 21 100.00 9 100.00 30 100.00

Tahun 2010

1 <10% 19 86.36 8 100.00 27 90.00

2 10% s.d 50% 3 13.64 0 0.00 3 10.00

3 >50% 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Jumlah 22 100.00 8 100.00 30 100.00

Tahun 2011

1 <10% 20 80.00 5 100.00 25 83.33

2 10% s.d 50% 5 20.00 0 0.00 5 16.67

3 >50% 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Jumlah 25 100.00 5 100.00 30 100.00

Tahun 2012

1 <10% 24 85.71 2 100.00 26 86.67

2 10% s.d 50% 4 14.29 0 0.00 4 13.33

3 >50% 0 0.00 0 0.00 0 0.00

Jumlah 28 100.00 2 100.00 30 100.00


(68)

50 Tabel 4.2 menggambarkan perusahaan yang tepat waktu dan tidak tepat waktuberdasarkan profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROA. Paling banyak ROA perusahaan-perusahaan berada pada kisaran kurang dari 10%. Rinciannya adalah 30 perusahaan (100%) di tahun 2008, menjadi menurun pada tahun 2009 menjadi 28 perusahaan (93,33%), kembali menurun pada tahun 2010 dan 2011 berturut-turut menjadi 27 perusahaan (90%) dan 25 perusahaan (83,33), pada tahun 2012 meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 26 perusahaan (86,67%). Dalam tabel terlihat juga bahwa perusahaan yang tepat waktu yaitu paling banyak pada ROA kurang dari 10%, yaitu 22 persahaan (100%) pada tahun 2008, sebanyak sembilan belas perusahaan (90,48%) pada 2009, dan sembilan belas perusahaan (86,36%) pada tahun 2010, sebanyak dua puluh perusahaan (80%) pada tahun 2011, meningkat menjadi 24 (85,71%) pada tahun 2012.

Perusahaan yang tidak tepat waktu berdasarkan ROA perusahaan hanya terdapat pada ROA yang kurang dari 10%. delapan perusahaan (100%) pada tahun 2008, kemudian berubah menjadi sembilan perusahaan (100%) pada tahun 2009, berubah menjadi delapan perusahaan (100%) pada tahun 2010, sebanyak lima perusahaan (100%) pada 2011, serta sebanyak dua perusahaan (100%) pada tahun 2012.


(69)

51 Tabel 4.3

Distribusi Kepemilikan Publik Terhadap Terhadap Ketepatan Waktu

No

Kategori Kepemilikan

Publik

Tepat Waktu Tidak Tepat

Waktu Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tahun 2008

1 <10% 3 13.64 1 12.50 4 13.33

2 10% s.d 50% 15 68.18 4 50.00 19 63.33

3 >50% 4 18.18 3 37.50 7 23.33

Jumlah 22 100.00 8 100.00 30 100.00 Tahun 2009

1 <10% 3 14.29 1 11.11 4 13.33

2 10% s.d 50%

13 61.90 7 77.78 20 66.67

3 >50% 5 23.81 1 11.11 6 20.00

Jumlah 21 100.00 9 100.00 30 100.00 Tahun 2010

1 <10% 4 18.18 0 0.00 4 13.33

2 10% s.d 50% 12 54.55 6 75.00 18 60.00

3 >50% 6 27.27 2 25.00 8 26.67

Jumlah 22 100.00 8 100.00 30 100.00 Tahun 2011

1 <10% 2 8.00 0 0.00 2 6.67

2 10% s.d 50% 15 60.00 3 60.00 18 60.00

3 >50% 8 32.00 2 40.00 10 33.33

Jumlah 25 100.00 5 100.00 30 100.00 Tahun 2012

1 <10% 2 7.14 0 0.00 2 6.67

2 10% s.d 50% 17 60.71 2 100.00 19 63.33

3 >50% 9 32.14 0 0.00 9 30.00

Jumlah 28 100.00 2 100.00 30 100.00 Sumber: data sekunder yang telah diolah

Tabel 4.3 menggambarkan jumlah perusahaan yang tepat waktu dalam pelaporan keuangan ke publik (timeliness) dan tidak tepat waktu berdasarkan kepemilkian publik. Secara total kepemilikan perusahaan


(70)

52 yang dimiliki publik sebagian besar diantara range 10% sampai dengan 50%. Rinciannya adalah sembilan belas perusahaan (63,33%) pada tahun 2008, kemudian tahun 2009 sebanyak dua puluh perusahaan (66,67%), selanjutnya di tahun 2010 dan 2011 memiliki jumlah yang sama yaitu delapan belas perusahaan (60%) pada tahun terakhir penelitian (2012) sebanyak sembilan belas perusahaan (63,33%).

Pada tabel juga terlihat perusahaan yang tepat waktu dalam pelaporan keuangan ke publik (timeliness) rata-rata berada pada range antara 10% sampai dengan 50%. Pada tahun 2008 sebanyak lima belas perusahaan (68,18%), menjadi tiga belas perusahaan (61,90%) pada tahun 2009. Pada tahun 2010 dan 2011 berturut-turut meningkat menjadi dua belas perusahaan (54,55%) dan lima belas perusahaan (60%). Pada akhir tahun penelitian (2012) meningkat sebanyak tujuh belas perusahaan (60,71%). Pada perusahaan yang tidak tepat waktu paling banyak pada range 10% sampai dengan 50%, yaitu empat perusahaan (50%) dari total perusahaan yang tidak timeliness pada tahun 2008, sebanyak tujuh perusahaan (77,78%) pada tahun 2009, sebanyak enam perusahaan (75%) pada tahun 2010, menjadi tiga perusahaan (60%) pada tahun 2011, serta hanya dua perusahaan (100%) pada tahun 2012.


(1)

83

Hasil Output Binary logistic regression


(2)

84

Unweighted Cases N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 150 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 150 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 150 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value

0 0

1 1

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant

Step 0

1 156.152 1.147

2 155.503 1.298

3 155.502 1.305

4 155.502 1.305

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 155.502

c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.


(3)

85

Classification Tablea,b Observed

Predicted

TIME Percentage Correct

0 1

Step 0

TIME

0 0 32 .0

1 0 118 100.0

Overall Percentage 78.7

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Step 0 Constant 1.305 .199 42.867 1 .000 3.687

Variables not in the Equationa

Score df Sig.

Step 0 Variables

ROA 13.744 1 .000

OWNER .019 1 .892

OPINION 2.027 1 .155

SIZE 6.413 1 .011

a. Residual Chi-Squares are not computed because of redundancies.

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant ROA OWNER OPINION SIZE

Step 1

1 136.083 .383 9.161 -.568 .709 .000 2 130.351 .164 12.809 -.748 1.101 .000 3 129.732 .011 13.587 -.824 1.230 .000 4 129.718 -.015 13.634 -.836 1.243 .000 5 129.718 -.015 13.635 -.837 1.243 .000 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 155.502


(4)

86

Step 1

Step 25.784 4 .000 Block 25.784 4 .000 Model 25.784 4 .000

Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R Square

1 129.718a .158 .245

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.

1 9.049 8 .338

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

TIME = 0 TIME = 1 Total Observed Expected Observed Expected

Step 1

1 9 9.069 6 5.931 15

2 7 5.454 8 9.546 15

3 2 4.298 13 10.702 15

4 6 3.472 9 11.528 15

5 2 2.774 13 12.226 15

6 2 2.286 13 12.714 15

7 1 1.862 14 13.138 15

8 3 1.402 12 13.598 15

9 0 1.029 15 13.971 15


(5)

87

Classification Tablea Observed

Predicted

TIME Percentage Correct

0 1

Step 1

TIME

0 4 28 12.5

1 3 115 97.5

Overall Percentage 79.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a

ROA 13.635 5.432 6.301 1 .012 834748.522 OWNER -.837 1.093 .586 1 .444 .433 OPINION 1.243 .568 4.797 1 .029 3.467 SIZE .000 .000 6.166 1 .013 1.000 Constant -.015 .515 .001 1 .976 .985 a. Variable(s) entered on step 1: ROA, OWNER, OPINION, SIZE.


(6)

88

16 +

+

I

I

I

I

F I

I

R 12 +

+

E I

I

Q I

I

U I

1 I

E 8 +

1 +

N I

1 I

C I

1 1 1 1 11 1 I

Y I

1 1 1111 111 11 I

4 +

1 1 1 111111111 11 1 +

I

11 111 11 1 1111111111111 1111I

I 1

1011 1 110111111001111111111011111 1111I

I 0 0 0 1 1 0 1 0

010 0000010 0101011100100101010001101011111111I

Predicted

---+---+---+---+---+---+---+---+---+---

Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5

.6 .7 .8 .9 1

Group:

000000000000000000000000000000000000000000000000001111111111111111

1111111111111111111111111111111111

Predicted Probability is of Membership for 1

The Cut Value is .50

Symbols: 0 - 0

1 - 1


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

1 32 80

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN DI BEI TAHUN 2009 - 2011.

0 7 28

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indones

0 2 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indones

0 4 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

1 10 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2

0 1 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2

1 12 16

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan di BEI).

0 0 6

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112