Fungsi Televisi Sebagai Media Massa

41 keuntungan. Ini menunjukan bahwa program berita televise swasta di masa depan merupakan unit acara yang semakin penting.

II.3.4 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa

Televisi merupakan media yang mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya, yaitu bersifat audio visual didengar dan dilihat, dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sering terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada. Dengan ini dapat dikatakan bahwa televisi sebagai media massa dapat berfungsi sangat efektif, karena selain dapat menjangkau ruang yang sangat luas juga dapat mencapai massa atau pemirsa yang sangat banyak dalam waktu yang relatif singkat. Jadi suatu pesan yang ditayangkan di televisi selalu bisa di tonton oleh khalayak tertentu. II.4 BERITA Menurut Assegraf, 1983 dalam Mondry, 2008:132 menjelaskan beberapa definisi berita yang dikutip dari beberapa tokoh, antara lain sebagai berikut. a. M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan, berita merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca. b. Wiliard C. Bleyer, dalam buku Newspaper Writing and Editing mengemukakan, berita adalah sesuatu yang termasa dipilih wartawan untuk dimuat disurat kabar karena ia dapat menarik atau mempunyai Universitas Sumatera Utara 42 makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat menarik pembaca- pembaca media cetak tersebut. c. Wiliam S. Maulsby, dalam buku Getting in News menulis, berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik perhatian para pembaca surat kabar tang memuat berita tersebut. d. Eric C. Hepwood menulis, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dan dapat menarik perhatian umum. Menurut Walter Lippman, 1922 dalam McQuail, 1996:190 menjelaskan hakikat berita adalah proses pengumpulan berita, yang dipandangnya sebagai upaya menemukan “isyarat jelas yang objektif yang memberartikan suatu peristiwa”. Oleh karena itu, :berita bukanlah cermin kondisi sosial, tetapi laporan tentang salah satu aspek yang telah menonjolkan sendiri”. Dengan demikian perhatian kita diarahkan pada hal-hal yang menonjol dan bernilai diperhatikan sebagai laporan berita dalam bentuk yang sesuai bagi pemuatan terencana dan rutin. Sedangkan menurut Robert Park, 1940 dalam McQuail, 1996:190 menjelaskan hakikat berita sebagai berikut, a. Berita tepat waktunya – tentang peristiwa yang paling akhir atau berulang. b. Berita tidak sistematis – ia berurusan dengan berbagai peristiwa dan kejadian berlainan dan dunia dipandang melalui berita itu sendiri terdiri atas berbagai kejadian yang tidak bertalian, yang bukan merupakan tugas pokok berita untuk menafsirkannya. Universitas Sumatera Utara 43 c. Berita dapat sirna – berita hanya hidup pada saat terjadinya peristiwa itu serta bagi kerpeluan dokumentasi dan sumber acuan di kemudian hari dan bentuk informasi lain akan menggantikan berita. d. Semua peristiwa yang dilaporkan sebagai berita bersifat luar biasa atau paling sedikit tidak terduga, sebagai syarat yang lebih penting ketimbang “signifikansi nyata” berita sendiri. e. Disamping ketidakterduga a, peristiwa berita dicirikan oleh ‘nilai berita’ lainnya yang relatif dan melibatkan kata putus tentang kemungkinan minat audience. f. Berita terutama bagi orientasi dan arahan-perhatian, bukan pengganti pengetahuan. g. Berita dapat diperkirakan. Menurut Askurifai Baksin 2006:63-68, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas televisi, yaitu : c. Penampilan Penyaji berita Penyaji atau yang lebih dikenaldengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena presenter program tertentu. Kecuali presenter untuk program politik atau iptek yang merupakan profesional dibidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tertentu lainnya. http:id?wikipedia.OrgwikiPresenter_televisi. RM Hartoko dalam Baksin 2006:157 menyebutkan beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu: Universitas Sumatera Utara 44  Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman.  Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa, daya penyesuaian dan daya ingatan yang kuat.  Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar.  Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki wibawa yang cukup mantap. d. Bahasa Bahasa merupakan sistem ungkapan melalui suara yang dihasilkan oleh pita suara manusia yang bermakna, dengan satuan-satuan utamanya berupa kata- kata dan kalimat, yang masing-masing memiliki kaidah-kaidah pembentuknya Baksin, 2006:67. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama berinteraksi, dan menhidentifikasi diri. Baksin 2006:67. II.5 EFEK KOMUNIKASI MASSA Setiap aktifitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik terhadap individu maupun masyarakat, dan berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Kajian tentang efek atau pengaruh komunikasi massa sudah muncul sejak masa Perang Dunia II ketika menyoroti berbagai ketakutan akibat propaganda yang dilakukan untuk mempengaruhi individu maupun massa melalui media pada masa itu. Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu, efek Universitas Sumatera Utara 45 melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori Effendy, 1993:318 yaitu: a. Efek kognitif, yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. b. Efek afektif, yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak. c. Efek konotif, yaitu bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan afektif. Ardianto menjelaskan lebih lanjut Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi diri sendiri ardianto 2004 : 49. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat memberntuk khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Informasi akan menstruktur atau mengorganisasi realitas, sehingga realitas tampak sebagai gambaran yang mempunyai makna. Realitas yang ditampilkan Universitas Sumatera Utara 46 media adalah realitas yang sudah di seleksi atau realitas tangan-kedua second hand reality. Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, dampaknya adalah memberikan status dan menciptakan stereotip. Stereotip adalah gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi, atau masyarakat yang tidak berubah-ubah, bersifat klise, dan sering kali timpang dan tidak benar Ardianto :2004 : 53. Para kritikus social memandang media massa bukan saja menyajikan realitas kedua, tetapi karena distorsi, media massa juga “menipu” manusia; memberikan citra dunia yang keliru. Tetapi pengaruh media massa tidak berhenti sampai di situ. Media massa juga mempertahankan citra yang sidah dimiliki khalayaknya. Dampak media massa – kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif di antara individu-individu – telah dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Media massa memang tidak menentukan “what to think”, tetapi mempengaruhi “what to think about”. Dengan memilih berita tertentu dan mengabaikan yang lain, dengan menonjolkan satu persoalan dan mengesampingkan yang lain, media membentuk citra atau gambartan dunia kita seperti yang disajikan media massa. Selain terbukti sanggup membentuk citra orang tentang lingkungan dengan menyampaikan informasi, kita juga dapat menduga dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang bbaik. Ini disebut efek prososial kognitif dari media, yaitu bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Universitas Sumatera Utara 47 Media massa adalah penyampai informasi sekaligus penafsir informasi. Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, ruang atau waktu yang tidak kita alami secara langsung. Namun media pun melakukan seleksi terhadap realitas yang hendak ditampilkan, sehingga dampaknya adalah menimbulkan perubahan kognitif tertentu diantara individu-individu khalayaknya. Efek afektif media lebih tinggi kadarnya dari pada efek kognisi. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuat, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu,sedih, gembira, marah, dan sebagainya Ardianto 2004 : 54. Media televise punya dampak yang besar pada afeksi khalayaknya. Lewat televise khalayak merasa terlibat secara emosional dengan tokoh yang ditampilkan. Contoh terbaru adalah gencarnya pemberitaan media tentang kedatangan obama ke Indonesia, membuat khlayak yang paling tidak berkepentingan pun ikut gembira dengan kedatangannya. Demikian yang terjadi pada beberapa mahasiswa yang penulis temui. Namun seorang yang memiliki informasi atau pengetahuan yang lebih luas tidak akan serta merta terpengaruh oleh realitas buatan media. Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan Ardianto 2004:56. Cara berbicara dengan menggunakan bahasa gaul, cara berpakaian artis dalam sinetron, penggunaan produk-produk yang ditampilkan oleh iklan, sampai cara mengemukakan pendapat ala mahasiswa yang identik dengan demonstrasi dan membakar ban di jalan raya. News, talk show, sampai parodipolitik mendorong Universitas Sumatera Utara 48 pemirsanya bersikap kritis dan reaktif terhadap kebijakan pemerintah maupun kondisi social yang ada. Khalayak harus Sanggup menyimpan hasil pengamatannya dalam benaknya dan memanggil kembali saat mereka akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan. II.6 SIKAP Menurut Jallaludin Rakhmat 2005:39 mengemukakan lima pengertian sikap, yaitu: a. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikirm dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. b. Sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari. c. Sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjikkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. d. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Universitas Sumatera Utara 49 e. Sikap timbul dari pengalaman; tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah. Konsep sikap telah dideskripsikan oleh Gordon Allport 1954 dalam James W. Tankard 2009 : 178 yaitu “mungkin adalah yang paling istimewa atau penting dalam psikologi sosial Amerika kontemporer”. Allport menyebutkan bahwa istilah itu muncul untuk mengggantikan istilah-istilah samar psikologi seperti naluri, adat istiadat, tekanan sosial dan sentimen. Beberapa definisi penting sikap dalam James W. Tankard 2009 : 179 adalah sebagai berikut : • Sikap pada dasarnya adalah suatu cara “pandang” terhadap sesuatu. • Kesiapan mental dan sistem saraf yang diorganisasikan melalui pengalaman menimbulkan pengaruh langsung atau dinamis pada respons- respons seseorang terhadap semua objek dan situasi terkait. • Sebuah kecenderungan yang bertahan lama, dipelajari untuk berperilaku dengan konsisten terhadap sekelompok objek. • Sebuah sistem evaluasi positif atau negatif yang awet, perasaan-perasaan emosional, dan tendensi tindakan pro atau kontra terhadap suatu objek sosial. Katz 1960 dalam James W. Tankard 2009 : 196 berpendapat bahwa pembentukan sikap dan perubahan sikap harus dipahami dalam istilah fungsi- fungsi sikap bagi kepribadian. Karena fungsi-fungsi ini berbeda demikian pula kondisi dan tekhnik perubahan sikap. Universitas Sumatera Utara 50 Katz 1960 dalam James W. Tankard 2009 : 197 mengidentifikasi empat fungsi utama sikap berikut ini yang dapat bermanfaat bagi kepribadian : 1. Fungsi instrumental, penyelarasan atau kebermanfaatan yaitu sejumlah sikap dipegang kuat karena manusia berjuang keras untuk memaksimalkan penghargaan dalam lingkungan eksternal mereka dan meminimalkan sanksi. Misalnya seorang pemegang hak pilih yang beranggapan bahwa pajak terlalu tinggi mungkin akan memilih seseorang kandidat politik karena kandidat itu berjanji untuk menurunkan pajak. 2. Fungsi pertahanan diri yaitu sejumlah sikap kuat dipegang karena manusia melindungi ego mereka dari hasrat mereka sendiriyang tidak dapat diterima atau dari pengetahuan tentang kekuatan yang mengancam dari luar. Perasaan rendah diri sering diproyeksikan pada anggota-anggota sebuah kelompok minoritas sebagai alat memperkuat ego. Ini merupakan sebuah contoh sikap berprasangka yang memiliki fungsi pertahanan diri. 3. Fungsi ekspresi nilai yaitu beberapa sikap dipegang kuat karena memungkinkan seorang memberikan ekspresi positif pada nilai-nilai sentral dan pada jati diri. Misalnya seorang remaja yang menyukai sebuah grup musik rock and roll mengekspresikan kepribadiannya melalui sikap ini. 4. Fungsi pengetahuan yaitu beberapa sikap dipengang kuat karena memuaskan kebutuhan akan pengetahuan atau memberikan struktur Universitas Sumatera Utara 51 dan makna pada sesuatu yang jika tanpanya dunia akan kacau. Banyak keyakinan religius memiliki fungsi ini, juga sikap-sikap lain seperti norma-norma budaya yang berlaku. II.7 MODEL TEORI S – O – R Model Teori S – O – R singkatan dari Stimulus organism Respon suatu model klasik komunikasi yang lahir pada tahun 1930-an. Asumsi dasar dari model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model teori merupakan model teori paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik Mulyana, 2002:132. Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan, unsur-unsur dalam model ini adalah:  Pesan stimulus, S adalah liputan berita di tvOne.  Komunikan organism, O adalah kalangan mahasiswa yang menonton liputan berita tersebut.  Efek Response, R adalah pengaruh yang ditimbulkan liputan berita tersebut yang terlihat dalam persepsi mahasiswa. Dibalik konsepsi ini sesungguhnya terdapat dua pemikiran yang mendasarinya: a Gambaran suatu masyarakat modern yang merupakan agregasi dari individu-individu yang relatif terisolasi yang bertindak berdasarkan Universitas Sumatera Utara 52 kepentingan pribadinya, yang tidak terlalu terpengaruh oleh kendala dan ikatan sosial. b Suatu pandangan yang dominan mengenai media massa yang seolah-olah sedang melakukan kampanye untuk memobilisasi perilaku sesuai dengan tujuan dari berbagai kekuatan yang ada dalam masyarakat biro iklan, pemerintah, parpol, dsb. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan persepsi tergantung kepada kualitas rangsang stimulus yang berkomunikasi dengan organisme. Prinsip S-O-R secara gamblang dijelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan tersebut. Universitas Sumatera Utara 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode yang digunakan untuk meneliti sejauh mana pengaruh pemberitaan di televisi terhadap perilaku politik. Penelitian ini bertujuan menemukan hubungan antara variabel tersebut. Metode korelasional meneliti hubungan antara variabel-variabel . Metode korelasional digunakan untuk meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat Kriyantono, 2006:62. III.2 LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan 20155 Telp. 061 8211965, Fax. 8217168. III.3 POPULASI Populasi adalah kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu Rakhmat, 2005:78. Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 54 Tabel 4 Daftar Populasi Departemen Populasi Ilmu Komunikasi 506 Ilmu Kesejahteraan Sosial 264 Ilmu Administrasi Negara 351 Jumlah 1121 Sumber data : BAA USU – Mahasiswa Aktif T.A 20092010 III.4 SAMPLE Sampel adalah bagian yang diamati dari sekumpulan objek penelitian Rakhmat, 2005:79. Pada dasarnya, sampel merupakan bagian dari populasi yang memperoleh perlakuan penelitian yang secara keseluruhan mempunyai sifat yang sama dengan populasi. Ukuran sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dan tingkat kepercayaan 90 . Rakhmat,2004:82 Keterangan : N = jumlah sampel N = jumlah populasi D = nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10 atau 0,1 Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan : 2 1 2 + = d N N n Universitas Sumatera Utara 55 1 1 , 1121 1121 2 + = n 1 01 , 1121 1121 + = n 21 , 12 1121 = n n = 91,8 Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 92 orang. III.5 TEKNIK PENARIKAN SAMPEL Teknik penarikan sampel adalah teknik penarikan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. a. Proportional Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan karena populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen dengan karakteristik tertentu. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel Kriyantono, 2006:151 dengan rumus: N n n N × = 1 Keterangan: 1 n = Jumlah jiwa n = Jumlah sampel N = Populasi Universitas Sumatera Utara 56 Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sampel yang dipilih di setiap jurusan adalah : Tabel 5 Perhitungan Sampel Departemen Populasi Ilmu Komunikasi 41 1121 92 506 = x Ilmu Kesejahteraan Sosial 21 1121 92 264 = x Ilmu Administrasi Negara 29 1121 92 351 = x Jumlah 91 1. Purposive Sampling Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, di mana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU yang dibatasi pada Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, dan Departemen Ilmu Administrasi Negara yang pernah menonton Pemberitaan Terorisme di tvOne. III.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara 57 a. Penelitian Lapangan Field Research Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data di lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui: - Kuesioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab pula oleh responden Nawawi, 1991:117. Dalam hal ini, peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa FISIP USU yang telah terpilih menjadi sampel. b. Penelitian Kepustakaan Library Research Penelitian kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, surat kabar, majalah, Internet, dan sebagainya. III.7 TEKNIK ANALISIS DATA Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995:263. Pada penelitian ini teknik analisi data yang dilakukan adalah : a. Analisis Statistik Deskriptif Analisis Statistik Deskriptif merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis ini merupakan langkah awal dalam Universitas Sumatera Utara 58 menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1995: 266. b. Cross Tabulation Cross Tabulation adalah teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif dan negatif Singarimbun, 1995: 273. c. Uji Hipotesis Uji Hipotesis ialah salah satu fungsi statistik untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan, juga dipakai untuk menguji hipotesis. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistic yang berlaku, pengujian hipotesa yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test statistik “Korelasi Rank Spearmen ” : Kriyantono,2006:174 Keterangan : rho rs = koefisien korelasi rank-order d = perbedaan antara pasangan jenjang N = jumlah invidu dalam sampel Universitas Sumatera Utara 59 ∑ = sigma atau jumlah 1 = bilangan konstan 6 = bilangan konstan Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variable yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho 0, maka hipotesis ditolak Jika rho 0, maka hipotesis diterima Untuk meguji tingkat signifikansi korelasi, maka digunakan rumus pada tingkat signifikan 0,05 sebagai berikut Kriyantono, 2006:177 Keterangan : t = nilai r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel Jika , maka hubungan signifikan Jika , maka hubungan tidak signifikan Universitas Sumatera Utara 60 Selanjutnya untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel digunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut Kriyantono, 2006: 171: 0,20 = hubungan rendah sekali ; lemah sekali 0,20-0,39 = hubungan rendah tapi pasti 0,40-0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90 = hubungan yang tinggi; kuat 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan. Berdasarkan nilai rho, untuk mengetahui besarnya pengaruh Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa dilakukan uji determinasi dengan rumus : Rakhmat, 2004 : 30 Keterangan : Kp = Kekuatan prediksi rho = koefisien korelasi spearmen III.8 PROSES PENGOLAHAN DATA Setelah peneliti mengumpulkan data dari 91 orang responden peneliti akan memulai pengolahan data. Adapun tahap pengolahan data yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : 100 2 × = rho Kp Universitas Sumatera Utara 61 1. Penomoran Kuesioner Kuesioner yang telah dikumpulkan akan diberi nomor urut sebagai pengenal 01-92. 2. Editing Proses pengeditan jawaban respsonden untuk memmperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadi kesilapan saat pengisian data kedalam kotak kode yang disediakan. 3. Coding Proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak kode yang telah disediakan di kuesioner dalam bentuk angka skor. 4. Inventarisasi Variabel Data mentah yang diperoleh akan dimasukkan kedalam lembar FC Foltron Cobol sehingga memuat data dalam satu kesatuan. 5. Tabulasi Data Pada tahap ini, data dari lembar FC akan dimasukkan kedalam tabel, terbagi atas tabel tunggal dan tabel silang. Penyebaran dalam tabel secara rinci melalui kategori frekuensi, presentase dan selanjutnya akan dianalisa. Universitas Sumatera Utara 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV.1.1 Sejarah Singkat FISIP USU

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Bebasnya Susno Duadji Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Pemberitaan Bebasnya Susno Duadji di Metro TV Dan Sikap Mahasiswa FISIP USU )

0 56 186

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Pemberitaan Pansus Century Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Pansus Century di Kompas Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 32 108

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 13 117

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 15

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 7

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 27

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 1 11