Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

5 b. Penelitian difokuskan kepada pengaruh pemberitaan terorisme terhadap sikap mahasiswa yang kognitif dan afektif. c. Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa FISIP USU. d. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU yang dibatasi pada Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, dan Departemen Ilmu Administrasi Negara yang pernah menonton Pemberitaan Terorisme di tvOne. e. Waktu Penelitian Tabel 1 Waktu Penelitian I.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

I.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberitaan terorisme di tvOne terhadap sikap mahasiswa. b. Untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa FISIP USU mengikut i perkembangan pemberitaan terorisme. No Kegiatan Maret April I II III IV V I II III IV V 1 Penyusunan Judul Penelitian 2 Penyusunan Proposal Penelitian 3 Seminar Proposal Penelitian 4 Revisi Proposal Penelitian 5 Penyusunan Uraian Teoritis 6 Penyusunan Kuesioner 7 Penyebaran Kuesioner 8 Menganalisa Data 9 Penyusunan Kesimpulan dan Saran Universitas Sumatera Utara 6 c. Untuk mengetahui intensitas mahasiswa FISIP USU dalam mengkomsumsi pemberitaan terorisme di tvOne.

I.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif kepada mahasiswa FISIP USU khususnya terhadap Ilmu Komunikasi Massa. 2. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperluas pengetahuan peneliti serta mahasiswa FISIP USU mengenai pengaruh media. 3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan penelitian ini. I.5 KERANGKA TEORI Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian yang akan disoroti Nawawi,1995:39. Dengan adanya kerangka teori, maka penulis memiliki landasan berfikir sebagai titik tolak di dalam pemecahan masalah yang ada. Dalam penelitian ini teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah : Komunikasi dan Komunikasi massa, Televisi sebagai Media Massa, Berita, Efek Komunikasi Massa, S-O-R, Sikap. 1. Komunikasi dan Komunikasi Massa Universitas Sumatera Utara 7 Setiap hari, dalam berbagai cara kita berkomunikasi. Kita mengkomunikasikan pemikiran, perasaan, dan keinginan. Sederhana atau kompleks, baik disengaja maupun tidak sengaja, direncanakan maupun tak terencana, aktif maupun pasif, komunikasi merupakan salah satu perlengkapan penting dalam mencapai hasil, pemuasan kebutuhan, dan pemenuhan ambisi, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan bagian terbesar dalam kehidupan kita sehari-hari. Menurut Harold Laswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Who Siapa, Says What Mengatakan apa, In Which Channel Dengan Saluran Apa, To Whom Kepada Siapa, With What Effect Dengan Pengaruh Bagaimana Mulyana, 2002:62 Paradigma Laswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu Effendy, 1990:10, yakni : - Komunikator Communicator, Source, Sender - Pesan Message - Media Channel, Media - Komunikan Communicant, Communicatee, Receiver, Receipent - Efek Effect, Impact, Influence Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Universitas Sumatera Utara 8 Sejalan dengan perkembangan media komunikasi, maka berkembang pula inmu komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca pendengar penonton yang akan coba diraihnya dan efek terhadap mereka. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa media cetak dan elektronik. Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Menurut Gerbner 1967 “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of message in industrial societies” . Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat- sifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut : a. Komunikasi massa berlangsung satu arah b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga c. pesan pada komunikasi massa bersifat umum. d. media komunikasi massa menimbulkan keserempakan e. komunikan komunikasi massa bersifat heterogen. Universitas Sumatera Utara 9 2. Televisi sebagai Media Komunikasi Televisi merupakan media yang mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya, yaitu bersifat audio visual didengar dan dilihat, dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sering terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada. Dengan ini dapat dikatakan bahwa televisi sebagai media massa dapat berfungsi sangat efektif, karena selain dapat menjangkau ruang yang sangat luas juga dapat mencapai massa atau pemirsa yang sangat banyak dalam waktu yang relatif singkat. Jadi suatu pesan yang ditayangkan di televisi selalu bisa di tonton oleh khalayak tertentu. 3. Berita Menurut Assegraf, 1983 dalam Mondry, 2008:132 menjelaskan beberapa definisi berita yang dikutip dari beberapa tokoh, antara lain sebagai berikut. a. M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan, berita merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca. b. Wiliard C. Bleyer, dalam buku Newspaper Writing and Editing mengemukakan, berita adalah sesuatu yang termasa dipilih wartawan untuk dimuat disurat kabar karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat menarik pembaca- pembaca media cetak tersebut. Universitas Sumatera Utara 10 c. Wiliam S. Maulsby, dalam buku Getting in News menulis, berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik perhatian para pembaca surat kabar tang memuat berita tersebut. d. Eric C. Hepwood menulis, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dan dapat menarik perhatian umum. Menurut Askurifai Baksin 2006:63-68, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas televisi, yaitu : a. Penampilan Penyaji berita Penyaji atau yang lebih dikenaldengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena presenter program tertentu. Kecuali presenter untuk program politik atau iptek yang merupakan profesional dibidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tertentu lainnya. http:id?wikipedia.OrgwikiPresenter_televisi. RM Hartoko dalam Baksin 2006:157 menyebutkan beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu:  Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman.  Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa, daya penyesuaian dan daya ingatan yang kuat.  Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar. Universitas Sumatera Utara 11  Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki wibawa yang cukup mantap. b. Bahasa Bahasa merupakan sistem ungkapan melalui suara yang dihasilkan oleh pita suara manusia yang bermakna, dengan satuan-satuan utamanya berupa kata- kata dan kalimat, yang masing-masing memiliki kaidah-kaidah pembentuknya Baksin, 2006:67. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama berinteraksi, dan menhidentifikasi diri. Baksin 2006:67. 4. Efek Komunikasi Massa Setiap aktifitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik terhadap individu maupun masyarakat, dan berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Kajian tentang efek atau pengaruh komunikasi massa sudah muncul sejak masa Perang Dunia II ketika menyoroti berbagai ketakutan akibat propaganda yang dilakukan untuk mempengaruhi individu maupun massa melalui media pada masa itu. Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu, efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori Effendy, 1993:318 yaitu: Universitas Sumatera Utara 12 a. Efek kognitif, yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. b. Efek afektif, yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak. c. Efek konotif, yaitu bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan afektif. 5. Sikap Menurut Jallaludin Rakhmat 2005:39 mengemukakan lima pengertian sikap, yaitu: a. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikirm dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. b. Sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan Universitas Sumatera Utara 13 diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari. c. Sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjikkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. d. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. e. Sikap timbul dari pengalaman; tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah. 6. Model Teori S – O – R Model Teori S – O – R singkatan dari Stimulus organism Respon suatu model klasik komunikasi yang lahir pada tahun 1930-an. Asumsi dasar dari model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model teori merupakan model teori paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik Mulyana, 2002:132. Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan, unsur-unsur dalam model ini adalah:  Pesan stimulus, S adalah liputan berita di tvOne.  Komunikan organism, O adalah kalangan mahasiswa yang menonton liputan berita tersebut. Universitas Sumatera Utara 14  Efek Response, R adalah pengaruh yang ditimbulkan liputan berita tersebut yang terlihat dalam persepsi mahasiswa. Dibalik konsepsi ini sesungguhnya terdapat dua pemikiran yang mendasarinya: a Gambaran suatu masyarakat modern yang merupakan agregasi dari individu-individu yang relatif terisolasi yang bertindak berdasarkan kepentingan pribadinya, yang tidak terlalu terpengaruh oleh kendala dan ikatan sosial. b Suatu pandangan yang dominan mengenai media massa yang seolah-olah sedang melakukan kampanye untuk memobilisasi perilaku sesuai dengan tujuan dari berbagai kekuatan yang ada dalam masyarakat biro iklan, pemerintah, parpol, dsb. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan persepsi tergantung kepada kualitas rangsang stimulus yang berkomunikasi dengan organisme. Prinsip S-O-R secara gamblang dijelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan tersebut. I.6 KERANGKA KONSEP Kerangka konsep harus dirumuskan sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan Universitas Sumatera Utara 15 dicapai. Perumusan kerangka konsep itu merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa penelitian Nawawi, 1995: 40. Konsep merupakan istilah dan definisi yang akan digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena yang hendak diuji Singarimbun, 1995 : 32 Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :  Variabel bebas X Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain Nawawi, 1995:56. Variable bebas dalam penelitian ini adalah Pemberitaan Terorisme di TV.  Variabel terikat Y Variabel terikat adalah sejumlah sejumlah gejala atau faktor unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adalnya variabel bebas Nawawi, 1995:57. . Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap mahasiswa tentang pemberitaan teroris di kalangan mahasiswa FISIP USU.  Karakteristik responden Mahasiswa USU Karakteristik responden Mahasiswa USU dalam penelitian ini meliputi: stambukangkatan, jenis kelamin, JurusanDepartemen. Universitas Sumatera Utara 16 Variabel Terikat Y Sikap Mahasiswa I.7 MODEL TEORITIS Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut: I.8 VARIABEL OPERASIONAL Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas maka dibuat variabel operasional yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: Tabel 2 Operational Variabel Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas X Pemberitaan Terorisme di TV a. Credibility b. Context c. Content d. Clearity e. Continuity e. Consistency f. Capability Variabel Bebas X Pemberitaan Terorisme di TV Universitas Sumatera Utara 17 Variabel Terikat Y Sikap Mahasiswa a. Kedalaman Pemberitaan Terorisme b. Mengikuti Pemberitaan c. Menyukai Pemberitaan Terorisme d. Mengerti pemberitaan terorisme e. Perubahan Sikap f. Setuju Pemberitaan g. Mencari Info berita Kembali h. Keputusan mencari Info Lain I.9 DEFINISI OPERASIONAL Menurut Singarimbun 1995: 46, definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Pemberitaan Terorisme di TV a. Credibility adalah nilai kepercayaan mahasiswa terhadap pemberitaan terorisme di tvOne. b. Context adalah pemberitaan yang disajikan berisi konteks-konteks yang menggambarkan kehidupan nyata. c. Content adalah kejelasan makna dari pemberitaan terorisme di tvOne. Universitas Sumatera Utara 18 d. Clearity adalah kejelasan bahasa pada pemberitaan terorisme di tvOne. e. Continuity adalah adanya kesinambungan mengenai pemberitaan terorisme di tvOne. f. Consistency adalah ketetapan terhadap makna pesan dalam pemberitaan terorisme di tvOne. g. Capability adalah kemampuan mahasiswa terhadap pesan yang disampaikan. 2. Variabel Terikat Sikap Mahasiswa, terdiri dari: a Kedalaman Pemberitaan Terorisme adalah kemampuan mahasiswa dalam melihat kedalaman berita Terorisme. b Mengikuti Pemberitaan adalah sejauh mana mahasiswa mengikuti pemberitaan Terorisme. c Menyukai Pemberitaan Terorisme adalah sejauh mana mahasiswa menyukai pemberitaan terorisme. d Mengerti pemberitaan Terorisme adalah kemampuan mahasiswa untuk mengerti pemberitaan Terorisme. e Perubahan Sikap adalah bagaimana sikap mahasiswa dalam menilai pemberitaan Terorisme. f Setuju Pemberitaan adalah sejauh mana mahasiswa menyetujui pemberitaan Terorisme Universitas Sumatera Utara 19 g Mencari Info berita Kembali adalah kemampuan mahasiswa untuk mencari info berita kembali tentang terorisme di tvOne. 3. Karakteristik Responden Mahasiswa USU, terdiri dari: b. Umur, yaitu umur responden. c. Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden, yakni pria dan wanita. I.10 HIPOTESIS Menurut Bungin 2005:75, Hipotesis adalah suatu kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dimaksud dengan data di lapangan. Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan sikap mahasiswa FISIP USU. Ha : Terdapat hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan sikap mahasiswa FISIP USU. Universitas Sumatera Utara 20 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 KOMUNIKASI

II.1.1 Pengertian Komunikasi

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Bebasnya Susno Duadji Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Pemberitaan Bebasnya Susno Duadji di Metro TV Dan Sikap Mahasiswa FISIP USU )

0 56 186

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Pemberitaan Pansus Century Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Pansus Century di Kompas Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 32 108

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 13 117

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 15

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 7

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 27

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 1 11