Sejarah Televisi Sejarah Televisi di Indonesia

36 dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperhatikan sikap partisipatif. c. Content¸pesan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan system nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat. d. Clarity, manyusun pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mempunyai persamaan arti antara komunikator dan komunikan. e. Continuity, komunikasi tersebut merupakan proses yang tidak ada, akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan. f. Consistency, yautu ketetapan terhadap makna pesan dimana isi atau materi pesan harus konsisten dan tidak membingungkan audiens. g. Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan, yaitu melibatkan berbagai factor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca, menonton dan menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya Ruslan, 1997:72-24. II.3 TELEVISI SEBAGAI MEDIA MASSA

II.3.2 Sejarah Televisi

Dalam buku Empat Windu TVRI dalam, Baksin, 2006:7 disebutkan televisi merupakan media temuan orang-orang eropa. Perkembangan pertelevisian Universitas Sumatera Utara 37 didunia ini sejalan dengan kemajuan teknologi elektronika, yang bergerak pesat sejak ditemukannya transistor oleh William Sockley dan kawan-kawan pada tahun 1946. Transistor yang dibuat dari pasir silikon yang banyak terdapat di Lembah Silicon California Amerika Serikat ini merupakan benda sebesar pasir yang berfungsi sebagai penghantar listrik bebas hambatan. Transistor ini sanggup menggantikan fungsi tabung vaccum tube yang diciptakan oleh Lee de Forest pada tahun 1912. Selanjutnya pada tahun 1923 Vladimir Katajev Zwortkin berhasil menciptakan sistem televisi elektris. Dan tahun 1930 Philo T. Farnsworth menciptakan sistem televisi. Penemuan dasar televisi ini terus berkembang sampai akhirnya Paul Nipkow melahirkan Televisi mekanik. Hal ini dibuktikan ketika di New York Wolrd’s fair tahun 1939 dipamerkan pesawat televisi berukuran 8 x 10 inci. Dari sinilah akhirnya berkembang pesawat televisi yang kita kenal sekarang. Sementara untuk pertama kalinya gambar televisi mulai terlihat tahun 1920 di Amerika Serikat.

II.3.3 Sejarah Televisi di Indonesia

Dalam Baksin 2006:15 menjelaskan siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962. Saat itu masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang begitu memukau. Meskipun hanya siaran televisi hitam putih, tapi siaran televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah. Booming televisi dimulai pada tahun 1992 ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan decoder. Universitas Sumatera Utara 38 Saat ini di Indonesia sudah mengudara sebelas stasiun televisi, satu TVRI dan sepuluh stasiun televisi swasta. Tetapi sejarah kelahiran televisi di Indonesia tetap harus menjadi catatan kita. Sebab, bagaimanapun canggih dan hebatnya stasiun televisi swasta yang kini mengudara, tetap tidak bisa meninggalkan sejarah lahirnya televisi di negara kita. Dan bicara sejarah televisi indonesia tentu tidak bisa lepas dari kelahiran TVRI sebagai cikal bakal dunia penyiaran televisi di Indonesia. Ketika pertama kali TVRI mengudara, televisi pemerintah ini awalnya menampilkan liputan Asian Games IV. Ini artinya sejak awal TVRI sudah memperhatikan konsumsi berita untuk pemirsanya. Dan sebagai tv pemerintah akhirnya pola acara pemberitaan lebih pada acara yang sifatnya seremonial. Saat itu berita semacam ini mengalir begitu saja. Artinya masyarakat pasrah dan nrimo saja apa yang disajikan TVRI. Ini karena TVRI itu sangat monopolistis. Tidak ada siaran televisi selain TVRI. Maka begitu kran deregulasi di bidang pertelevisian dibuka lebar-lebar dan muncul beberapa stasiun tv swasta barulah masyarakat mendapatkan beberapa alternatif tayangan, terutama acara berita. Ishadi SK dalam Baksin 2006:31 memaparkan bukunya Dunia Penyiaran, Prospek dan Tantangannya menyebutkan secara riil kondisi penyiaran televisi Indonesia. Setelah melalui beberapa periode monopoli selama lebih seperempat abad sisitem televisi di Indonesia memasuki tahap deregulasi. Banyak pertanyaan yang timbul tentang alasan pemerintah melakukan deregulasi ini. Jawaban yang paling masuk akal dapat dirumuskan menjadi empat alasan utama : Universitas Sumatera Utara 39 a. Adanya keperluan saluran televisi yang lebih banyak untuk memenuhi keinginan khalayak penonton televisi di Indonesia jumlahnya makin lama makin besar dan kehidupan ekonomi makin lama semakin baik. b. Adanya ancaman dari transnational television melalui parabola. Tidak mudah mengetahui jumlah parabola di Indonesia. Namun sejak Indonesia menganut Open Sky Policy pada tahun 1987 jumlah antene parabola bertambah dengan amat pesat. Dalam sebuah seminar tentang satelit internasional di Hongkong pada tahun 1991, seorang pakar memperkirakan di Indonesia terdapat paling tidak 300.000 antene parabola. c. Timbulnya bisnis penyewaan video video rental yang telah berkembang menjadi penyewaan video keliling dari rumah ke rumah. Acapkali usaha ini tidak bisa dikontrol, baik kualitas maupun isi programnya. Pada saat yang bersamaan ditemukan pemancar-pemancar televisi ilegal yang menyiarkan materi acara eks video rental. Gejala ini diartikan sebagai : terdapat keperluan yang mendesak akan program acara televisi alternatif diluar TVRI untuk acara-acara yang bersifat hiburan maupun informasi. d. Adanya desakan yang kuat kepada pemerintah dari sektor bisnis akan perlunya media promosi produk barang dan jasa melalui saluran televisi swasta. Bersamaan dengan berkembangnya industri dan meningkatnya konsumerisme, sektor swasta memerlukan media promosi yang lebih banyak untuk menjadi mediator antara sektor produsen dan konsumen. Universitas Sumatera Utara 40 Atas dasar pertimbangan tersebut, mulai tahun 1990 pemerintah mengizinkan tiga stasiun swasta, RCTI beroperasi di Jakarta dan Bandung, SCTV beroperasi di Surabaya dan Denpasar, dan TPI yang beroperasi di Jakarta dengan menggunakan saluran transmisi TVRI pada pagi hari dan menyiarkan programnya ke seluruh Indonesia. Ketiga stasiun televisi itu diizinkan menyiarkan 20 iklan dari seluruh waktu siaran. Izin swasta untuk menyelenggarakan berita sendiri merupakan titik penting bagi sejarah perkembangan televisi di Indonesia. Berita merupakan perangkat andalan yang tidak hanya berarti penambahan arus informasi di dalam negeri, namun juga amat besar peranannya mengimbangi arus berita dari luar, khususnya melalui berita televisi trans nasional yang sudah menggunakan Palapa seperti ABC-Australia, CNN, TF1-Prancis, TVNZ Selandia Baru dan Asia Wall Street Journal. Kita melihat dengan hati lapang, RCTI, TPI dan ANTV telah mengembangkan sumber daya manusia di bidang jurnalistik televise secara baik. Dalak banyak hal berita-berita human interest dan kriminal RCTI dan berita politik TPI jauh lebih lengkap dan akurat dibanding TVRI. Televise swasta ini telah mengembangkan journalistic work mereka dengan sangat cepat dan professional. Secara perlahan berita televise swasta telah mengubah format dan esensi berita televise yang berlaku sekarang. Jangkauan RCTI dan TPI ke daerah-daerah dan ekspos mereka mengenai perkembangan daerah telah banyak membantu program kesatuan dan persatuan bangsa, serta wawasan kebangsaan Indonesia. Dari sisi usaha terdapat fakta bahwa “Seputar Indonesia” RCTI telah menjadi unit usaha yang berdiri sendiri dan memperoleh Universitas Sumatera Utara 41 keuntungan. Ini menunjukan bahwa program berita televise swasta di masa depan merupakan unit acara yang semakin penting.

II.3.4 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa

Dokumen yang terkait

Pemberitaan Bebasnya Susno Duadji Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Pemberitaan Bebasnya Susno Duadji di Metro TV Dan Sikap Mahasiswa FISIP USU )

0 56 186

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Pemberitaan Pansus Century Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Pansus Century di Kompas Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 32 108

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 13 117

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 15

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 7

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 0 27

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 1 11