H. Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tahun 2012 dan 2013 Tabel III.1
PT Perkebunan Nusantara III Persero Laporan Anggaran Biaya Produksi Kelapa Sawit Tahun 2012
Uraian Anggaran 2012
Harga Pokok
Rata-Rata Kg
Biaya Rp
Rp Beban gaji tunjangan staf
508.712.137 26.226.559.000
51,55 Beban pemeliharaan tanaman menghasilkan
158.960.767.000 312,48
Beban pemupukan 440.045.758.000
865,02 Beban panen
263.670.642.000 518,31
Beban pengangkutan ke pabrik 169.411.345.000
333,02 Beban overhead
166.555.935.000 327,41
Jumlah beban tanaman 508.712.137 1.224.871.006.000
2.407,79 Beban pengolahan
508.712.137 176.668.133.000
347,29 Beban produksi excl penyusutan
1.401.539.139.000 2.755,07
Beban penyusutan 173.478.453.000
341,01 Beban produksi incl penyusutan kebun sendiri
1.575.017.592.000 3.096,09
Beban pembelian produksi pihak III 211.650.140 1.298.371.450.000
6.134,52 Beban pengolahan pihak III
211.650.140 67.626.137.000
319,52 Beban produksi pihak III
1.365.997.587.000 6.454,04
Jumlah beban produksi kebun 720.362.277 2.941.015.179.000
4.082,69
Sumber: PT Perkebunan Nusantara III Persero, 2012
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.2 PT Perkebunan Nusantara III Persero
Laporan Realisasi Biaya Produksi Kelapa Sawit Tahun 2012
Uraian Realisasi 2012
Kg Biaya
Beban Pokok
Rata-Rata Rp
Rp Beban gaji tunjangan staf
514.318.510 27.785.377.646
54,02 Beban Pemeliharaan tanaman menghasilkan
146.286.285.428 284,43
Beban Pemupukan 388.509.148.035
755,39 Beban Panen
260.847.193.469 507,17
Beban Pengangkutan ke pabrik 188.456.980.172
366,42 Beban overhead
166.675.896.333 324,07
Jumlah beban tanaman 514.318.510 1.178.560.881.083
2.291,50 Beban pengolahan
514.318.510 187.991.751.695
365,52 Beban produksi excl penyusutan
1.366.552.632.778 2.657,02
Beban penyusutan 200.367.098.349
389,58 Beban produksi incl penyusutan kebun sendiri
1.566.919.731.127 3.046,59
Beban pembelian produksi pihak III 190.644.106 1.144.004.415.102
6.000,73 Beban pengolahan pihak III
190.644.106 61.148.039.952
320,74 Beban produksi pihak III
1.205.152.455.054 6.321,48
Jumlah beban produksi kebun 704.962.616 2.772.072.186.181
3.932,23
Sumber: PT Perkebunan Nusantara III Persero, 2012
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.3 PT Perkebunan Nusantara III Persero
Laporan Anggaran Biaya Produksi Kelapa Sawit Tahun 2013
Uraian Anggaran 2013
Harga Pokok
Rata-Rata Kg
Biaya Rp
Rp Beban gaji tunjangan staf
527.626.751 33.027.266.000
62,60 Beban pemeliharaan tanaman menghasilkan
156.327.818.000 296,28
Beban pemupukan 499.108.698.000
945,95 Beban panen
288.208.115.000 546,23
Beban pengangkutan ke pabrik 185.240.113.000
351,08 Beban overhead
176.747.177.000 334,99
Jumlah beban tanaman 527.626.751 1.338.659.187.000
2.537,13 Beban pengolahan
527.626.751 174.828.869.000
331,35 Beban produksi excl penyusutan
1.513.488.056.000 2.868,48
Beban penyusutan overhead 527.626.751
156.455.768.000 296,53
Beban penyusutan pengolahan 527.626.751
60.290.215.000 114,27
Beban produksi incl penyusutan kebun sendiri 1.730.234.039.000
3.279,28 Beban pembelian produksi pihak III
245.661.260 1.293.528.500.000 5.265,50
Beban pengolahan pihak III 245.661.260
63.941.347.000 260,28
Beban produksi pihak III 1.357.469.847.000
5.525,78 Jumlah beban produksi kebun
773.288.011 3.087.703.886.000 3.992,95
Sumber: PT Perkebunan Nusantara III Persero, 2013
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.4 PT Perkebunan Nusantara III Persero
Laporan Realisasi Biaya Produksi Kelapa Sawit Tahun 2013
Uraian Realisasi 2013
Kg Biaya
Beban Pokok
Rata-Rata Rp
Rp Beban gaji tunjangan staf
485.256.101 33.854.439.343
69,77 Beban pemeliharaan tanaman menghasilkan
151.046.832.977 311,27
Beban pemupukan 488.182.746.103
1.006,03 Beban panen
281.213.189.435 579,52
Beban pengangkutan ke pabrik 191.545.139.384
394,73 Beban overhead
180.785.704.749 372,56
Jumlah beban tanaman 485.256.101 1.326.628.051.991
2.733,87 Beban pengolahan
485.256.101 175.665.338.143
362,01 Beban produksi excl penyusutan
1.502.293.390.134 3.095,88
Beban penyusutan overhead 485.256.101
159.796.918.987 329,30
Beban penyusutan pengolahan 485.256.101
64.152.772.696 132,20
Beban produksi incl penyusutan kebun sendiri 1.726.243.081.817
3.557,39 Beban pembelian produksi pihak III
216.269.252 1.319.370.304.850 6.100,59
Beban pengolahan pihak III 216.269.252
65.877.176.217 304,61
Beban produksi pihak III 1.385.247.481.067
6.405,20 Jumlah beban produksi kebun
701.525.353 3.111.490.562.884 4.435,32
Sumber: PT Perkebunan Nusantara III Persero, 2013
Universitas Sumatera Utara
I. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Manajemen
Anggaran biaya produksi memiliki peranan yang sangat penting dalam perusahaan. Anggaran biaya produksi dapat berperan sebagai pedoman kerja
perusahaan, rencana kerja perusahaan, alat perencanaan dan pengendalian biaya produksi, dan juga dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen
perusahaan dalam satu periode. Anggaran biaya produksi dibuat berdasarkan biaya standar yang
ditetapkan oleh perusahaan. Biaya standar ditetapkan berdasarkan biaya produksi yang terjadi di periode yang lalu dan estimasi kenaikan biaya
produksi di periode yang akan datang. Anggaran biaya produksi dibuat sebagai pedoman bagi para manajer kebun atau pihak manajemen perusahaan
perkebunan dalam menghasilkan produksi dengan biaya yang tidak melebihi anggaran biaya produksi.
Anggaran biaya produksi dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja manajemen dengan cara mengevaluasi anggaran biaya produksi, yaitu
membandingkan realisasi dan anggaran biaya produksi. PT Perkebunan Nusantara III Persero adalah perusahaan yang hasil produksinya tergantung
pada keadaan alam dan manajemen sumber daya manusia, apabila keadaan alam tidak baik, misalnya angin dan curah hujan yang tinggi, dapat
menyebabkan jumlah produksi yang dipanen menurun. Manajemen sumber daya manusia yang baik sangat diperlukan bagi perusahaan perkebunan,
Universitas Sumatera Utara
apabila tidak ada atau kurangnya pengawasan dapat menyebabkan realisasi biaya produksi lebih tinggi daripada anggarannya.
Evaluasi anggaran biaya produksi dapat dijadikan alat sebagai alat untuk menilai kinerja manajemen dalam satu periode, misalnya dengan
melihat bagaimana antisipasi atau cara manajer dalam menghadapi kondisi alam yang berubah-ubah atau bagaimana cara yang dilakukan manajer kebun
dalam mengawasi para pekerja di kebun sehingga biaya produksi yang terjadi dapat dikontrol dan tidak terlalu jauh melebihi anggaran. Selain faktor
internal, faktor eksternal seperti inflasi juga dapat mempengaruhi biaya produksi, misalnya kenaikan harga pupuk menyebabkan kenaikan biaya
produksi. Kinerja manajemen dapat dilihat juga dengan melihat bagaimana pihak manajemen dalam menyusun anggaran biaya produksi. Manajemen
yang baik pastinya akan belajar dari kejadian yang lalu dengan membuat anggaran tidak hanya memperhatikan faktor internal, melainkan juga
memperhatikan faktor eksternal sehingga anggaran dan realisasinya tidak terlalu jauh berbeda.
Evaluasi anggaran biaya produksi juga dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam hal perencanaan dan pengendalian biaya
produksi sehingga realisasi sesuai atau tidak jauh melebihi anggaran yang disusun. Selain itu, dibutuhkan juga pengawasan dan pengendalian
manajemen yang baik sehingga manajemen akan cepat mengambil keputusan atau mencari tindakan dalam mengatasi variance biaya produksi. Pada PT
Perkebunan Nusantara III Persero, evaluasi anggaran biaya produksi
Universitas Sumatera Utara
dilakukan dengan cara membandingkan realisasi biaya produksi dengan anggarannya, variance anggaran biaya produksi bersifat material atau
signifikan apabila melebihi batasan yang ditetapkan oleh PTPN III, yaitu 5. Evaluasi anggaran biaya produksi dilakukan oleh bagian anggaran
pada PT Perkebunan Nusantara III sebulan sekali dengan mengadakan rapat internal dengan dewan direksi dan menerbitkan laporan manajemen per
bulan, per triwulan dan per tahun. Setelah itu, dewan direksi akan mengadakan rapat dengan komisaris untuk menetapkan tindakan lanjutan atas
evaluasi anggaran biaya produksi, kemudian per semester melakukan pertemuan dengan pemegang saham. Pada rapat dengan pemegang saham
akan dilakukan pembahasan mengenai evaluasi tindakan lanjutan.tindakan lanjutan dilakukan untuk mengatasi penyimpangan yang terjadi.
PT Perkebunan Nusantara III memberikan bonus atau kenaikan golongan apabila pihak manajemen bekerja dengan baik dalam menghasilkan
produksi sesuai dengan yang ditetapkan dan realisasi anggaran biaya produksi tidak terlalu tinggi atau meningkat dibandingkan dengan anggarannya.
Pemberian bonus atau kenaikan golongan dilakukan untuk memotivasi manajemen perkebunan untuk bekerja lebih baik lagi, karena pada saat ini,
banyak perkebunan swasta yang semakin berkembang karena kinerja manajemennya yang baik sehingga perkebunan milik pemerintah harus lebih
memperbaiki diri, dimulai dari kinerja manajemen yang harus dapat mencapai target perusahaan dan mampu mengimplementasikan pedoman dan rencana
kerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
J. Evaluasi Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat untuk Menilai Kinerja Manajemen