Pengukuran  laju  infiltrasi  dapat  dilakukan  pada  permukaan  tanah,  pada kedalam tertentu,  pada lahan kosong  atau pada lahan bervegetasi.  Walaupun  satuan
infiltrasi serupa dengan konduktivitas hidraulik, terdapat perbedaan antara keduanya. Hal  itu  tidak  bisa  secara  langsung  dikaitkan  kecuali  jika  kondisi  batas  hidraulik
diketahui,  seperti  kemiringan  hidraulik  dan  aliran  air  lateral  atau  jika  dapat diperkirakan.  Laju  infiltrasi  memiliki  kegunaan  seperti  studi  pembuangan  limbah
cair, evaluasi potensi lahan tanki septik, efisiensi pencucian dan drainase, kebutuhan irigasi, penyebaran air dan imbuhan air tanah, dan kebocoran saluran atau bendungan
dan kegunaan lainnya Kirkby, 1971.
2.2.4   Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Laju Infiltrasi
Jumlah  dan  ukuran  pori  yang  menentukan  adalah  jumlah  pori-pori  yang berukuran besar. Makin banyak pori-pori besar maka kapasitas infiltrasi makin besar
pula. Atas dasar ukuran pori tersebut, liat kaya akan pori halus dan miskin akan pori besar. Sebaliknya fraksi pasir banyak mengandung pori besar dan sedikit pori halus.
Dengan demikian kapasitas infiltrasi pada tanah-tanah pasir jauh lebih besar daripada tanah liat.
Tanah-tanah  yang  bertekstur  kasar  menciptakan  struktur  tanah  yang  ringan. Sebaliknya  tanah-tanah  yang  terbentuk  atau  tersusun  dari  tekstur  tanah  yang  halus
menyebabkan terbentuknya tanah-tanah yang bertekstur berat. Tanah dengan struktur tanah  yang  berat  mempunyai  jumlah  pori  halus  yang  banyak  dan  miskin  akan  pori
besar. Sebaliknya tanah yang ringan mengandung banyak pori besar dan sedikit pori halus.
Dengan  demikian  kapasitas  infiltrasi  dari  kedua  jenis  tanah  tanah  tersebut akan  berbeda  pula,  yaitu  tanah  yang  berstruktur  ringan  kapasitas  infiltrasinya  akan
Universitas Sumatera Utara
lebih  besar  dibandingkan  dengan  tanah-tanah  yang  berstruktur  berat  Saifuddin, 1986.
Menurut  Susanto  2008,  laju  infiltrasi  berbeda  menurut  jenis  tanahnya seperti pada Tabel 2. 1 berikut ini.
Tabel 2. 1 Tekstur Tanah dengan Kecepatan Infiltrasi
Kecepatan Infiltrasi cmjam Kriteria
25.00 – 50.00
Sangat Cepat 12.50
– 25.00 Cepat
7.50 – 15.00
Sedang 0.50
– 2.50 Lambat
0.50 Sangat Lambat
Setiap jenis tanah mempunyai laju infiltrasi karakteristik yang berbeda, yang bervariasi  dari  yang  sangat  tinggi  sampai  yang  sangat  rendah.  Jenis  tanah  berpasir
umumnya  cenderung  mempunyai  laju  infiltrasi  yang  tinggi,  akan  tetapi  tanah  liat sebaliknya, cenderung mempunyai laju infiltrasi yang rendah. Untuk satu jenis tanah
yang  sama  dengan  kepadatan  yang  berbeda  mempunyai  laju  infiltrasi  yang  berbeda pula.  Makin  padat  suatu  kondisi  tanah,  maka  makin  kecil  pula  laju  infiltrasinya,
begitu  juga  sebaliknya,  makin  renggang  suatu  kondisi  butir-butir  tanah,  maka  laju infiltrasinya akan semakin besar pula.
Kelembaban  tanah  yang  selalu  berubah-ubah  setiap  saat  juga  berpengaruh terhadap laju infiltrasi. Makin tinggi kadar air dalam tanah, maka laju infiltrasi tanah
tersebut makin kecil. Pengaruh  tanaman  di  atas  permukaan  tanah  terdapat  dua  pengaruh,  yaitu
berfungsi sebagai penghambat aliran di permukaan tanah sehingga kesempatan untuk berinfiltrasi  akan  semakin  besar,  sedangkan  yang  kedua  adalah  sistem  akarakaran
Universitas Sumatera Utara
yang  dapat  lebih  menggemburkan  struktur  tanahnya  sehingga  laju  infiltrasi  dapat menjadi  cepat.  Maka  makin  baik  tutup  tanaman  yang  ada,  laju  infiltrasi  cenderung
lebih tinggi. Kemiringan  lahan  memberikan  pengaruh  yang  kecil  terhadap  infiltrasi,
walaupun  begitu,  terdapat  perbedaan  infiltrasi  antara  lahan  datar  dengan  lahan miring. Infiltrasi pada lahan datar akan lebih besar daripada lahan miring.
Penambahan bahan kimia dalam tanah ada dua jenis.  Pertama, dimaksudkan untuk  memperkuat  formasi  agregat  tanah,  sehingga  struktur  tanah  menjadi
diperbaiki. Akibatnya bukan saja infiltrasi yang meningkat, tetapi juga pergerakan air di  dalam  tanah  perkolasi.  Kedua,  dimaksud  untuk  melapisi  permukaan  tanah  agar
air  yang  mengalir  diatasnya  lancar,  hal  ini  biasanya  digunakan  untuk  saluran drainase. Pada kondisi ini infiltrasi bisa dikatakan tidak terjadi sama sekali. Apabila
permukaan  tanah  tertutup  oleh  suatu  bahan  seperti  beton,  batako,  dan  sebagainya, maka areal tanah tersebut tidak bisa berinfiltrasi sama sekali.
Sifat  transmisi  lapisan  tanah  tergantung  pada  lapisan-lapisan  dalam  tanah. Lapisan tanah dibedakan 4 horizon Soesanto, 2008:
1. Horizon A, yang teratas, sebagian bahan organik tanaman. 2. Horizon B, merupakan akumulasi dari bahan koloidal A, ketebalan permeabilitas
sangat menentukan laju infiltrasi. 3. Horizon C, kadang-kadang disebut sub soil, terbentuk dari pelapukan bahan induk.
4. Horizon D, merupakan bahan induk
bed rock
.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5   Arti Pentingnya Infiltrasi