dalam lagi dan semakin basahnya profil tanah tersebut maka tarikansedotan matriks tanah menjadi berkurang.
Dengan penambahan air yang terus menerus, ini membuat permukaan tanah.menjadi jenuh sehingga tarikansedotan matriks tanah menjadi sedemikian
kecilnya hingga dapat diabaikan. Dengan demikian yang tinggal hanya tarikan gravitasi, yang membuat air dapat bergerak ke bawah. Pada saat itu laju infiltrasi
adalah konstan, yang ditunjukkan oleh kurva yang mendatar. Dari perhitungan diatas terdapat perbedaan antara intensitas hujan yang
terjadi pada kawasan perumahan dengan kecepatan infiltrasi pada tanah di kawasan perumahan, dimana intensitas curah hujan untuk PUH 2 tahun adalah 195.791
mmjam atau 19.58 cmjam sedangkan laju infiltrasi sebesar 16.2 cmjam I f , sehingga air limpasannya merupakan selisih antara intensitas hujan dengan kecepatan
infiltrasi, yaitu sebesar 3.38 cmjam.
4.1.1.2 Laju Infiltrasi Tanah Setelah Terdapat Lubang Resapan Biopori
Pengukuran laju infiltrasi pada lokasi penelitian setelah terdapat lubang resapan biopori. Lubang resapan biopori dibuat dengan spesifikasi kedalaman 1
meter dan diameter 10 cm. Lubang diisi dengan sampah daun dan pengujian dilakukan 14 hari setelah pengisian sampah ke dalam lubang resapan biopori setelah
terjadi pengomposan. Hasil pengukuran laju infiltrasi pada lokasi penelitian untuk tanah setelah
terjadi pengomposan pada lubang resapan biopori dijelaskan pada tabel 4.3 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan laju infiltrsasi pada tanah setelah terdapat lubang
resapan biopori No.
T menit
Waktu Kumulatif
jam Penurunan
cm Fo
cmjam Fc
cmjam Log
fo-fc 1
1
0.017 9.7
582 114
2.67
2
2
0.050 7.5
225 114
2.04
3
4
0.117 12
180 114
1.82
4
4
0.183 10.7
160.5 114
1.67
5
5
0.267 10.1
121.2 114
0.86
6
5
0.350 9.8
117.6 114
0.56
7
5
0.433 9.5
114 114
8
5
0.517 9.5
114 114
9
5
0.600 9.5
114 114
Sumber :
Hasil Perhitungan
Keterangan: fo = Laju infiltrasi dan fc = Laju infiltrasi konstan. Data yang diperoleh melalui hasil pengukuran laju infiltrasi dengan
menggunakan ring infiltrometer akan dianalisis menggunakan metode Horton. Tahapan perhitungan metode Horton dapat dijelaskan sebagai berikut:
f = fc + f0 – fc x e
-kt
log f t -fc = log f -fc -kt log e m= k loge
Dari tabel di atas, berdasarkan rumus Horton maka dapat ditransposisikan seperti perhitungan-perhitungan sebagai berikut:
ft – fc = f
– fc f0.017
– fc = 194.00– 57.00 = 137 f0.050
– fc = 112.50–57.0 = 55.5 Kemudian kedua persamaan tersebut di log kan menjadi:
log f t -fc = log f -fc -kt log e
log f 0.017 -fc = log =2.137
Universitas Sumatera Utara
log f 0.050 -fc = log . = 1.744
Setelah persamaan tersebut di log kan, maka hasil analisis grafik log fo –fc
terhadap waktu dapat dibuat seperti yang ditunjukan Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Grafik Log fo-fc terhadap Waktu Metode Horton
Dari grafik di atas dengan regresi linier didapatkan nilai kemiringan m sebesar -0.2001. Tanda negatif menunjukkan bahwa ft berkurang dengan
bertambahnya waktu. Setelah diketahui nilai m maka dapat dihitung nilai k sebagai berikut:
m= − k loge - .
= − k loge k log e = − - .
k log e = . k log .
= . k=11.507
2,67; 0,017 2,04; 0,05
1,82; 0,117 1,67; 0,183
0,86; 0,267 0,56; 0,35
0; 0,433 0; 0,517
0; 0,6
y = -0,1981x + 0,4933
-0,1 0,1
0,2 0,3
0,4 0,5
0,6 0,7
0,2 0,4 0,6 0,8 1
1,2 1,4 1,6 1,8 2
2,2 2,4 2,6 2,8 3
W a
kt u
K u
m u
la ti
f j
a m
log fo-fc
y = -0.2001x + 0.4902
Universitas Sumatera Utara
Dari nilai k di atas maka rumus laju infiltrasi ft terhadap waktu dapat dihitung dengan memasukkan nilai k seperti pada Tabel 4.21.
Tabel 4.4 Hasil Analisis Laju Infiltrasi pada Tanah Normal di Kawasan Perumahan
No. T
menit Waktu
Kumulatif jam
Penurunan cm
fo cmjam
fc cmjam
fo-fc cmjam
Log fo-fc
k -k x t
Ft cmjam
1
1
0.017 9.7
582 114
468 2.67
11.507
0.196 498.709
2
2
0.050 7.5
225 114
111 2.04
11.507
0.575 176.464
3
4
0.117 12
180 114
66 1.82
11.507
1.346 131.181
4
4
0.183 10.7
160.5 114
46.5 1.67
11.507
2.106 119.661
5
5
0.267 10.1
121.2 114
7.2 0.86
11.507
3.072 114.334
6
5
0.350 9.8
117.6 114
3.6 0.56
11.507
4.027 114.064
7
5
0.433 9.5
114 114
11.507
4.982 114
8
5
0.517 9.5
114 114
11.507
5.949 114
9
5
0.600 9.5
114 114
11.507
6.904 114
Sumber :
Hasil Perhitungan
Keterangan:
ft
= Laju infiltrasi nyata cmjam,
fc
= Laju infiltrasi tetap cmjam,
fo
= Laju infiltrasi awal cmjam,
k
= Konstanta geofisik, dan
t
= Waktu jam.
Universitas Sumatera Utara
Dari perhitungan Tabel 4.4, dapat dibuat suatu grafik laju infiltrasi ft nyata terhadap waktu t Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Grafik ft Horton untuk tanah terdapat lubang resapan biopori
Pada grafik di atas dapat dilihat, pengukuran infiltrometer yang menunjukan bahwa laju infiltrasi mulai konstan pada waktu setelah 0.433 jam dengan laju
infiltrasi 57 cmjam atau 57 mmjam. Sehingga dari perhitungan terlihat nilai peningkatan laju infiltrasi dari tanah normal terhadap tanah dengan lubang resapan
biopori. Perbandingan laju infiltrasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Perbandingan Laju Infiltrasi pada Tanah Normal dan Tanah dengan LRB
Laju Infiltrasi cmjam Kenaikan Laju Resapan
Sebelum Terdapat LRB
Setelah Terdapat LRB
16.2 114
703.7 Sumber :
Hasil Perhitungan
Universitas Sumatera Utara
4.2 Uji Permeabilitas di Laboratorium