15 H
: Ahmad 16
P :
Dipanggil Ahmad? ‘Mad, Ahmad’, gitu? 17
H : Iyeh, Buk.
[‘Iya’, Bu.] 18
P : Dipanggil siapa kamu sama temen-temenmu, Nak?
19 H
: Bibi 20
P :
Iya, dipanggil ‘Bibi’.
3.4.2 Sumber Data Sumber data merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh
data. Sumber data dibedakan atas sumber data utama dan sumber data tambahan Moleong, 2015:157. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah Habibi sendiri
sebagai sasaran utama penelitian, lebih tepatnya tuturan yang dihasilkan dari aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh Habibi. Sumber data tambahan adalah informan dan
dokumen. Informan di sini adalah orang-orang yang memiliki hubungan dengan Habibi di sekolah, yaitu guru-guru dan teman-teman Habibi. Dokumen yang
dimaksud di sini adalah segala hal mengenai informasi tertulis mengenai Habibi, yaitu Buku Induk Siswa milik sekolah yang memuat data pribadi Habibi dan buku
rapor milik Habibi yang berisi rekaman hasil belajar Habibi Yin, 2012:103.
3.5 Metode dan Teknik Penyediaan Data
Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang dihasilkan oleh aktivitas komunikasi Habibi dan mitra tuturnya. Untuk dapat menjawab rumusan masalah,
dilakukan berbagai metode dan teknik dalam penyediaan data. Metode-metode tersebut di antaranya, 1 metode simak dan 2 metode cakap Sudaryanto, 1993:133
– 137.
1 Metode Simak
Metode simak merupakan metode yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa Sudaryanto, 1993:133. Dalam hal ini, peneliti menyimak
tuturan yang dihasilkan oleh aktivitas komunikasi Habibi bersama mitra tuturnya.
Dalam ilmu sosial, metode simak ini dapat disejajarkan dengan metode pengamatan atau observasi Moleong, 2015:174; Yin, 2012:112
– 117. Metode simak ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar
yang dilakukan adalah teknik sadap, sedangkan teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik simak libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan
teknik catat Sudaryanto, 133 – 135.
Penyimakan atau pengamatan dilakukan di lingkungan sekolah, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam proses penyimakan, peneliti melakukan teknik
simak libat cakap sebagai lanjutan dari teknik dasar sadap Sudaryanto, 1993:133. Teknik simak libat cakap dilakukan peneliti dengan mengajak Habibi berbicara
secara langsung. Dalam proses percakapan tersebut, peneliti melakukan banyak hal, seperti bertanya beberapa hal kepada Habibi dan meminta Habibi melakukan suatu
kegiatan. Dalam proses teknik simak libat cakap tersebut, dilakukan pula teknik lanjutan berupa teknik rekam dan tenik catat Sudaryanto, 1993:135. Apabila peneliti
secara sengaja dan terencana mengajak Habibi bercakap-cakap, peneliti telah menyiapkan alat rekam berupa telepon seluler untuk merekam percakapan. Namun,
apabila peneliti dan Habibi bercakap-cakap secara tidak sengaja, peneliti hanya berusaha mengingat percakapan kemudian mencatat aktivitas percakapan dengan
Habibi tersebut. Teknik lanjutan kedua yang dilakukan adalah teknik simak bebas libat cakap
Sudaryanto, 1993:134. Teknik simak bebas libat cakap dilakukan bersamaan dengan teknik rekam. Dalam teknik ini, peneliti tidak ikut terlibat dalam percakapan. Peneliti
dengan sengaja meminta bantuan kepada pihak lain guru dan siswa untuk melakukan percakapan dengan Habibi. Dalam melaksanakan teknik ini, peneliti juga
telah menyiapkan alat rekam berupa telepon seluler.
2 Metode Cakap
Metode cakap merupakan metode yang dilakukan dengan langsung bercakap- cakap dengan informan dalam upaya penyediaan data Sudaryanto, 1993:137.
Metode cakap ini dapat disejajarkan dengan metode wawancara Moleong, 2015:186; Yin, 2012:108. Metode cakap memiliki teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik
dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pancing dengan teknik lanjutan teknik cakap semuka, teknik rekam, dan teknik catat Sudaryanto, 1993:137
– 138. Teknik cakap semuka dilakukan dengan mewawancarai informan yang
memiliki keterkaitan dengan Habibi guru lain dan siswa. Di penjelasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa apabila peneliti sengaja merencanakan percakapan antara
informan dan subjek penelitian Habibi, peneliti juga secara otomatis menyiapkan alat rekam. Namun, apabila peneliti secara tidak sengaja bercakap-cakap dengan
informan mengenai Habibi, dan informan memberikan informasi mengenai percakapannya dengan Habibi, sedangkan peneliti tidak menyiapkan alat rekam,
peneliti akan mengingat isi percakapan dan kemudian mencatatnya. Apabila peneliti menyiapkan alat rekam berupa telepon seluler, kegiatan wawancara dengan informan
juga akan direkam oleh peneliti. Metode cakap atau wawancara dilakukan dengan menggunakan teknik
lanjutan semuka, artinya peneliti bercakap langsung dengan informan Sudaryanto, 1993: 138. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan tak berstruktur Yin,
2012:109. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara acak, yaitu seputar bagaimana percakapan mereka Informan dan Habibi, apa isi percakapan, dan
bagaimana respon Habibi.
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data