BAB 5. PEMBAHASAN
Dengan diketahui adanya hubungan antara obesitas dengan peningkatan tekanan darah maka setiap kali melakukan evaluasi IMT terhadap anak obes
maka tekanan darah harus diukur dan dibandingkan dengan anak seusianya yang non obes.
13
Hubungan obesitas dan tekanan darah mungkin diperantarai oleh hiperaktivitas sistem saraf simpatetik. Keadaan
hiperaktivitas ini termasuk manifestasi kardiovaskular seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah yang bervariasi, manifestasi neuro
humoral seperti peningkatan kadar plasma katekolamin, dan peningkatan saraf simpatik perifer.
7,20
Pada beberapa penelitian crossectional menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada laki-laki lebih sering ditemukan dibandingkan
perempuan. Anak laki-laki 10 lebih mungkin akan terjadi hipertensi sistolik pada saat dewasa.
30
Pada penelitian ini hipertensi lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan yakni dengan perbandingan 47
19.6 : 43 17.9. Peningkatan tekanan darah pada anak akan meningkatkan risiko
kerusakan organ seperti hipertrofi ventrikel dan meningkatkan risiko penebalan carotid intima-media sehingga akan meningkatkan risiko
terjadinya hipertensi pada saat dewasa.
31-33
Pada pemeriksaan ekokardiografi
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa hipertensi pada remaja dikaitkan dengan pembesaran ventrikel kiri dan disfungsi diastolik, dan pada pemeriksaan autopsi
ditemukan adanya lapisan lemak fibrous plaques di dalam aorta dan arteri koronaria.
34-35
Tingginya prevalensi obesitas secara pararel juga akan terjadi peningkatan tekanan darah pada anak dan dewasa.
31,36
Peningkatan 1 sampai 2 mmHg tekanan darah sistolik pada anak maka 10 akan lebih
besar akan berisiko terjadi hipertensi pada saat dewasa.
37
Penelitian dari beberapa negara melaporkan bahwa rata-rata tekanan darah dan prevalensi hipertensi pada orang dewasa obes tidak terjadi pada
saat yang bersamaan. Pada anak dan remaja, obesitas dihubungkan kuat dengan peningkatan tekanan darah, tetapi jarang sekali hasil-hasil penelitian
yang menunjukkan secara pararel antara peningkatan prevalensi obesitas dengan peningkatan tekanan darah.
31
Pada penelitian ini dari 120 anak obes terdapat 87 72.5 yang mengalami hipertensi. Tidak semua anak obes pada penelitian ini mengalami
peningkatan tekanan darah yaitu 33 orang 27.5. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Qing He, dkk di Cina yang menemukan prevalensi
hipertensi pada kelompok anak obes yaitu sebesar 19.4 dan 7.0 pada kelompok non obes.
6
Penelitian yang sama oleh Umboh A, dkk dijumpai 86.1 mengalami hipertensi dari 72 anak obes yang diteliti.
38
Sorof, dkk
Universitas Sumatera Utara
melaporkan risiko terjadinya hipertensi 3 kali lebih besar pada kelompok obes dibandingkan dengan kelompok nonobes,
39
sedangkan Freedmann, dkk pada penelitian Bogalosa Heart Study mendapatkan peningkatan kenaikan
tekanan darah sistolik 2.4 kali pada kelompok anak overweight dibandingkan
dengan kelompok anak gizi baik.
40
Pada penelitian ini ditemukan 3 orang 2.5 anak laki-laki non obes mengalami hipertensi dan tidak ditemukan hipertensi pada kelompok anak
perempuan non obes. Penelitian yang sama juga ditemukan prevalensi hipertensi pada anak dengan berat badan normal pada penelitian yang
dilakukan oleh Raj M, dkk dengan prevalensi 10.1.
12
. Penelitian epidemiologi di Amerika Serikat oleh Rosner B, dkk yang
mengumpulkan data dari 8 negara bagian dengan sampel 47 000 anak, menggambarkan perbedaan tekanan darah yang berbeda-beda antara anak
kulit hitam dan kulit putih. Pada penelitian tersebut anak dengan IMT tinggi maka tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dengan anak dengan IMT
yang rendah. IMT yang tinggi 2.5 sampai 3.7 kali akan berisiko terjadi hipertensi sitolik.
41
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai IMT yang tinggi berbanding lurus dengan peningkatan tekanan darah.
Lemak darah memiliki peran penting terhadap obesitas dan berhubungan dengan hipertensi termasuk juga sindrom metabolik.
Penelitian Boyd GS, dkk yang melakukan penelitian obesitas dan hipertensi dengan
Universitas Sumatera Utara
menilai kadar lemak darah terhadap 497 anak dan remaja, dari penelitian tersebut dijumpai prevalensi dislipidemia yang tinggi pada anak overweight.
Dari penelitian tersebut direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan lemak darah kepada seluruh anak overweight.
42
Sindrom metabolik merupakan suatu sindrom dengan karateristik ditemukan kelainan metabolik yang terjadi secara bersamaan termasuk
obesitas, intoleransi glukosa, dislipidemia dan hipertensi.
20,42
Sindrom metabolik akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan
penyakit metabolik. Kombinasi antara obesitas, peningkatan tekanan darah, dan dislipidemia menambah beratnya suatu atherosklerosis. Tingginya LDL
kolesterol dan IMT akan menambah tebal carotid intima-media pada remaja, yang dihubungkan kuat dengan aterosklerosis dan penyakit kardiovaskuler.
42
Pada penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan kadar lemak darah dan uji toleransi glukosa, sehingga tidak dapat diketahui kadar lemak darah
dan kadar gula darah pada subyek yang diteliti, dengan demikian tidak diketahui bagaimana korelasi antara kadar lemak darah dan kadar gula
darah terhadap IMT dan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah juga dikaitkan dengan risiko aterosklerosis
dan penyakit kardiovaskuler secara dini pada anak. Beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah pada anak termasuk IMT
yang tinggi, aktifitas fisik yang rendah, lamanya aktifitas fisik yang monoton,
Universitas Sumatera Utara
dan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.
43
Pada penelitian ini tidak dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang menyebabkan tingginya IMT
pada subjek penelitian seperti rata-rata asupan kalori setiap hari, jenis makanan yang sering dikonsumsi, dan aktifitas sehari-hari.
Penelitian ini banyak keterbatasan dalam melakukan penilaian hubungan IMT dengan tekanan darah. Faktor-faktor yang berperan pada
obesitas dan yang berperan pada peningkatan tekanan darah tidak dilakukan penilaian. Diperlukan penelitian longitudinal terhadap anak obes mengingat
prevalensinya setiap tahun bertambah dan adanya dampak gangguan kesehatan yang ditimbulkan khususnya hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6. KESIMPULAN, DAN SARAN