Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Anak Usia 6 Sampai 13 Tahun di Kotamadya Medan

(1)

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 13 TAHUN DI KOTAMADYA MEDAN

TESIS

SUPRAPTO 077103017 / IKA

PROGRAM MAGISTER KLINIK – SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 13 TAHUN DI KOTAMADYA MEDAN

TESIS

Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik di Bidang Ilmu Kesehatan Anak / M. Ked (Ped) pada Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

SUPRAPTO 077103017 / IKA

PROGRAM MAGISTER KLINIK – SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

Judul Penelitian : Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Anak Usia 6 Sampai 13 Tahun di Kotamadya Medan

Nama Mahasiswa : Suprapto Nomor Induk Mahasiswa : 077103017

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak

Menyetujui Komisi Pembimbing

Prof. dr. Rusdidjas, SpA (K) Ketua

Prof. dr. Rafita Ramayati, SpA (K) Anggota

Ketua Program Magister Ketua TKP- PPDS

Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA (K) dr. H. Zainuddin Amir, SpP (K)


(4)

Telah diuji pada Tanggal: 31 Mei 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Rusdidjas, SpA (K)

Anggota : 1. Prof. dr. Rafita Ramayati, SpA (K) 2. dr. H. Hakimi, SpA (K)

3. dr. Hj. Tiangsa Sembiring, SpA (K) 4. dr. Hj. Zaimah Z. Tala, M.Sc,SpGK


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga memberikan kesempatan kepada penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing utama Prof. dr. Rusdidjas, SpA (K) dan Prof. dr. Rafita Ramayati, SpA (K), yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

2. Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Anak FK USU, dan dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K), sebagai Sekretaris Program Studi yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.


(6)

3. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan FK USU yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK USU.

4. dr. H. Ridwan M. Daulay, SpA (K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode Juli 2007 sampai sekarang yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

5. Prof. dr. Darwin Dalimunthe, PhD, dr. H. Hakimi, SpA (K), dr. Hj. Tiangsa Sembiring, Sp.A (K), dr. Hj. Zaimah Z. Tala, MSc, SpGK, dr. Muhammad Ali, Sp.A (K), dr. Supriatmo, SpA (K), dr. Oke Rina Ramayani, Sp.A, dr. Rosmayanti, Sp.A yang telah memberi masukan dan membimbing saya dalam penyelesaian tesis ini.

6. Pimpinan TNI Angkatan Udara khususnya dari Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan TNI Angkatan Udara yang telah memberikan izin kepada saya untuk mengikuti pendidikan dokter spesialis anak di FK USU.

7. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.

8. Kepala yayasan dan kepala SD Harapan 1, SD Harapan 2, SD Syafiatul Amaliyah, SD Sutomo, dan SD Methodis yang telah memberikan izin serta atas keramah tamahannya selama pelaksanaan penelitian.

9. Teman-teman PPDS periode Juli 2007 yang tidak mungkin dapat saya lupakan yang telah membantu saya dalam keseluruhan penelitian maupun


(7)

penyelesaian tesis ini, khususnya Fahrul Azmi Tanjung dan Sevina Marisya, terima kasih untuk kebersamaan kita dalam melaksanakan penelitian dan pendidikan selama ini.

10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam terlaksananya penelitian serta penulisan tesis ini.

Kepada yang sangat saya cintai dan hormati, orang tua saya Bapak Abdullah (alm) dan Ibunda Musinem atas jerih payah, usaha, do’a dan motivasi yang sangat besar dalam mendidik saya, jasa-jasa nya tidak dapat saya gantikan dengan apapun. Semoga ilmu yang saya dapatkan akan menjadi amal jariyah bagi Bapak/Ibu dan bermanfaat bagi orang lain. Kepada saudara-saudara saya yang telah memberikan dukungan moril, khusus adikku tercinta Sukamto (alm) semoga arwahmu selalu dalam perlindungan Allah SWT dan mendapatkan tempat yang paling mulia di sisi-Nya. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Ayah mertua Ibrahim Tadjuddin (alm) dan Ibu mertua Syufi’ah serta ipar saya atas dukukngan moril yang telah kalian berikan.

Kepada istri tercinta dr.Elly Farida serta anak-anakku yang sangat saya cintai dan saya banggakan Dzikri Ardhana dan Sasqiya Puteri Ardhiyani yang telah mendo’a kan dan memberikan dukungan moril sehingga saya dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam mengikuti pendidikan ini.


(8)

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Medan, April 2010


(9)

DAFTAR ISI

Lembaran Persetujuan Pembimbing iii

Lembar Panitia Penguji Tesis iv

Ucapan Terima Kasih v

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xii

Daftar Gambar xiii Daftar Singkatan xiv

Daftar Lambang xv

Abstrak xvi Abstract xvii

Pernyataan xviii

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Hipotesis 2

1.4. Tujuan Penelitian 3

1.5. Manfaat Penelitian 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas 4

2.2. Patogenesis Obesitas 5

2.3. Kriteria Obesitas 6

2.4. Definisi Hipertensi 7


(10)

2.6. Tatalaksana Obesitasl 9

2.7. Kerangka Konseptual 14

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain 15

3.2. Tempat dan Waktu 15

3.3. Populasi dan Sampel 15

3.4. Perkiraan Besar Sampel 15

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 16

3.5.1. Kriteria Inklusi 16

3.5.2. Kriteria Eksklusi 16

3.6. Persetujuan / Informed Consent 17

3.7. Etika Penelitian 17

3.8. Cara Kerja 17

3.8.1 Alokasi Subjek 17

3.8.2 Pengukuran 17

3.9. Identifikasi Variabel 19

3.10. Definisi Operasional 20

3.11. Pengolahan dan Analisis Data 21

BAB 4. HASIL 4.1 Data Demografi dan Karateristik Sampel 22 4.2 Hubungan IMT dengan Tekanan Darah 26

BAB 5. PEMBAHASAN 31

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.2. Kesimpulan 36

6.3. Saran 36


(11)

SUMMARY 39

DAFTAR PUSTAKA 41

LAMPIRAN

1. Persentil Tinggi Badan Berdasarkan Usia Untuk Anak Laki- 45 Laki, Usia 2 sampai 20 Tahun

2. Persentil Tinggi Badan Berdasarkan Usia Untuk Anak 46 Perempuan, usia 2 sampai 20 tahun

3. Tabel Tekanan Darah Untuk Anak Laki-laki Berdasarkan, 47 Usia dan Persentil Tinggi Badan

4. Tabel Tekanan Darah Untuk Anak Perempuan 48 Berdasarkan Usia,dan Persentil Tinggi Badan

5. Persentil Indeks Massa Tubuh Untuk Anak Laki-laki, 49 Usia 2 sampai 20 Tahun

6. Persentil Indeks Massa Tubuh Untuk Anak Perempuan, 50 Usia 2 sampai 20 Tahun

7. Grafik Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Untuk Anak 51 Laki-laki, Usia 1 sampai 13 Tahun

8. Grafik Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Untuk Anak 52 Perempuan, Usia 1 sampai 13 Tahun

9. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) / 53 (Informed Consent)

10. Naskah Penjelasan Kepada Kepala Sekolah 54 11. Lembar Persetujuan Komite Etik FK USU 55 12. Susunan Peneliti dan Anggaran 56

13. Jadwal Penelitian 57

14. Riwayat Hidup 58


(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1. Ukuran manset yang disesuaikan kelompok umur 20

2. Tabel 4.1. Jumlah sampel pada setiap kelompok dan rerata 23 (mean) indeks massa tubuh

3. Tabel 4.2. Rerata (mean) tekanan darah sistolik dan tekanan 24 darah diastolik subjek penelitian

4. Tabel 4.3. Selisih perbedaan indeks massa tubuh, tekanan 25

darah sistolik, dan tekanan darah diastolik pada kelompok obes dan kelompok non obes

5. Tabel 4.4. Hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan 26 darah sistolik dan tekanan darah diastolik pada kelompok obes


(13)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1. Kerangka konseptual 14 2. Gambar 4.1. Hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan 27

darah sistolik anak laki-laki obes dan Non Obes

3. Gambar 4.2. Hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan 28 darah diastolik anak laki-laki obes dan Non Obes

4. Gambar 4.3. Hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan 29 darah sistolik anak perempuan obes dan Non obes

5. Gambar 4.4. Hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan 30 darah diastolik anak perempuan obes dan Non Obes


(14)

DAFTAR SINGKATAN

IMT : Indeks Massa Tubuh SD : Sekolah Dasar

CDC : Centers for disease control and prevention GER : Gastroesopageal Reflux

BB : Berat Badan TB : Tinggi Badan

TDS : Tekanan Darah Sistolik TDD : Tekanan Darah Diastolik WHO : World Health Organization TLK : Tebal Lipatan Kulit

RDA : Recomended Dietary Allwonce CHD : Congenital Heart Disease USU : Universitas Sumatera Utara PSP : Persetujuan Setelah Penjelasan UKS : Usaha Kesehatan Sekolah

SPSS : Statistical Package for Social Science HDL : High Density Lipoprotein


(15)

DAFTAR LAMBANG

kg : kilo gram cm : centi meter m2 : meter kuadrat mmHg : milimeter air raksa m : meter

zα : Deviat baku normal untuk α zβ : Deviat baku normal untuk β n : Jumlah subjek / sampel

α : Kesalahan tipe I

β : Kesalahan tipe II

d : selisih rerata kedua kelompok yang bermakna Sd : simpang baku dari rerata selisih

r : koefisien korelasi pearson CI : confidence interval


(16)

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 13 TAHUN DI KOTAMADYA MEDAN

Abstrak

Latar belakang. Obesitas pada anak dan remaja merupakan suatu masalah kesehatan yang mengakibatkan peningkatan risiko terjadinya berbagai penyakit pada saat dewasa. Obesitas pada anak dan remaja berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.

Tujuan. Melihat hubungan antara indeks masa tubuh dengan tekanan darah pada anak usia 6 sampai 13 tahun di kotamadya Medan

Metode. Dilakukan penelitian cross sectional terhdap 120 anak laki-laki dan 120 anak permpuan berusia 6 sampai 13 tahun di kotamadya Medan. Anak obes dan non obes dipasangkan berdasarkan jenis kelamin, tinggi badan dan umur. Penelitian dilaksanakan selama bulan juli 2009. Dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah.

Hasil. Duaratus empat puluh anak yang diperiksa terdapat 60 anak laki-laki obes dan 60 anak perempuan obes. Dari kelompok anak laki-laki obes 40 anak (33.33%) dinyatakan hipertensi dan pada kelompok anak perempuan obes 47 anak (39.17%). Dijumpai hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah sistolik yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi pearson (r)=0.46; p=0.03 dan untuk tekanan darah diastolik ditunjukkan dengan nilai (r)=0.39; p=0.05. Pada kelompok anak perempuan obes hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah sistolik ditunjukkan dengan koefisien korelasi person (r)=0.36; p=0.05 dan tekanan darah diastolik ditunjukkan dengan nilai (r)=0.36; p=0.04

Kesimpulan. Adanya hubungan yang lemah antara IMT dengan tekanan darah dan ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah pada anak laki-laki dan perempuan obes, namun tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah pada kelompok anak non obes


(17)

RELATIONSHIP BODY MASS INDEX WITH BLOOD PRESSURE IN CHILDREN AGES 6 TO 13 YEARS IN KOTAMADYA MEDAN

Abstract

Background. Obesity in children and adolescents is a health problem that causes increased risk of various diseases in adult. Obesity in children and adolescents associated with increasing blood pressure

Objective. Determined the relationship between body mass index with blood pressure in children ages 6 to 13 years in kotamadya Medan

Methods. We conducted a cross sectional study on 120 boys and 120 girls who ranged in age from 6 to 13 years in kotamadya Medan. One obese child and 1 nonobese child were matched for gender, age and height. The study was conducted in July 2009, carried out the measurement of height, weight and blood pressure Results. Two hundred and forty children who have examined found 60 boys and 60 obese girls. From the group of obese boys found 40 (33.33%) and the group of obese girls found 47 (39.17%) expressed hypertension. There were a significant relationship between body mass index with systolic blood pressure as indicated by the Pearson correlation coefficient (r)= 0.46; p= 0.03 and for diastolic blood pressure shown by the value (r)= 0.39; p= 0.05. In the group of obese girls relationship between body mass index with systolic blood pressure shown by the person correlation coefficient (r)= 0.36; p= 0.05 and diastolic blood pressure shown by the value (r)= 0.36; p= 0.04

Conclusion. There were a weak correlation between BMI with blood pressure and found significant relationship between BMI with blood pressure in obese boys and girls, but there were no significant relationship in non obese children


(18)

PERNYATAAN

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 13 TAHUN DI KOTAMADYA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini yang disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, April 2010


(19)

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 13 TAHUN DI KOTAMADYA MEDAN

Abstrak

Latar belakang. Obesitas pada anak dan remaja merupakan suatu masalah kesehatan yang mengakibatkan peningkatan risiko terjadinya berbagai penyakit pada saat dewasa. Obesitas pada anak dan remaja berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.

Tujuan. Melihat hubungan antara indeks masa tubuh dengan tekanan darah pada anak usia 6 sampai 13 tahun di kotamadya Medan

Metode. Dilakukan penelitian cross sectional terhdap 120 anak laki-laki dan 120 anak permpuan berusia 6 sampai 13 tahun di kotamadya Medan. Anak obes dan non obes dipasangkan berdasarkan jenis kelamin, tinggi badan dan umur. Penelitian dilaksanakan selama bulan juli 2009. Dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah.

Hasil. Duaratus empat puluh anak yang diperiksa terdapat 60 anak laki-laki obes dan 60 anak perempuan obes. Dari kelompok anak laki-laki obes 40 anak (33.33%) dinyatakan hipertensi dan pada kelompok anak perempuan obes 47 anak (39.17%). Dijumpai hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah sistolik yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi pearson (r)=0.46; p=0.03 dan untuk tekanan darah diastolik ditunjukkan dengan nilai (r)=0.39; p=0.05. Pada kelompok anak perempuan obes hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah sistolik ditunjukkan dengan koefisien korelasi person (r)=0.36; p=0.05 dan tekanan darah diastolik ditunjukkan dengan nilai (r)=0.36; p=0.04

Kesimpulan. Adanya hubungan yang lemah antara IMT dengan tekanan darah dan ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah pada anak laki-laki dan perempuan obes, namun tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah pada kelompok anak non obes


(20)

RELATIONSHIP BODY MASS INDEX WITH BLOOD PRESSURE IN CHILDREN AGES 6 TO 13 YEARS IN KOTAMADYA MEDAN

Abstract

Background. Obesity in children and adolescents is a health problem that causes increased risk of various diseases in adult. Obesity in children and adolescents associated with increasing blood pressure

Objective. Determined the relationship between body mass index with blood pressure in children ages 6 to 13 years in kotamadya Medan

Methods. We conducted a cross sectional study on 120 boys and 120 girls who ranged in age from 6 to 13 years in kotamadya Medan. One obese child and 1 nonobese child were matched for gender, age and height. The study was conducted in July 2009, carried out the measurement of height, weight and blood pressure Results. Two hundred and forty children who have examined found 60 boys and 60 obese girls. From the group of obese boys found 40 (33.33%) and the group of obese girls found 47 (39.17%) expressed hypertension. There were a significant relationship between body mass index with systolic blood pressure as indicated by the Pearson correlation coefficient (r)= 0.46; p= 0.03 and for diastolic blood pressure shown by the value (r)= 0.39; p= 0.05. In the group of obese girls relationship between body mass index with systolic blood pressure shown by the person correlation coefficient (r)= 0.36; p= 0.05 and diastolic blood pressure shown by the value (r)= 0.36; p= 0.04

Conclusion. There were a weak correlation between BMI with blood pressure and found significant relationship between BMI with blood pressure in obese boys and girls, but there were no significant relationship in non obese children


(21)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obesitas pada anak dan remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat penting dan menjadi perhatian dunia karena dapat merugikan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Secara teori penanganan obesitas mudah untuk dilakukan yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada keluarga untuk mengurangi makan dan menambah aktivitas fisik maka berat badan anak akan menjadi berkurang, namun hal tersebut sulit dilaksanakan.1-4

Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak terutama aspek perkembangan psikososial, berisiko tinggi menjadi obesitas pada saat dewasa dan berpotensi mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian.5 Mengatasi obesitas sulit sehingga prioritas tata laksana obesitas diutamakan pada usaha pencegahan, yang berarti pencegahan obesitas diawali pada masa bayi.3

Prevalensi obesitas meningkat, tidak saja di negara-negara maju tapi juga di negara-negara yang sedang berkembang.3,6 Prevalensi obesitas di Cina sejak tahun 1986 sampai 1996 sekitar 10% pada anak laki-laki dan 8.7% pada anak perempuan.6 Di Amerika Serikat dari tahun 1960 sampai 1990 berkisar 5% sampai 11%,7 sedangkan di Indonesia prevalensi obesitas tahun 1995 di 27 provinsi


(22)

adalah 4.6%.3 Indeks massa tubuh (IMT) digunakan secara luas untuk menilai status overweight dan obesitas, yaitu dengan formula berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.3-4,8-9

Hubungan obesitas dengan hipertensi pada anak telah dilakukan penelitian secara ekstensif, dimana dinyatakan bahwa tekanan darah pada anak obes lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak non obes.3,6,10-11

1.2. Rumusan Masalah

Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: apakah anak obes memiliki tekanan darah lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak non obes?.

1.3. Hipotesis

Ada perbedaan tekanan darah pada anak obes bila dibandingkan dengan anak non obes.


(23)

1.4. Tujuan

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menilai tekanan darah pada anak obes dibandingkan dengan anak non obes. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada anak obes dan non obes usia 6 sampai 13 tahun.

1.5. Manfaat

1. Di bidang akademik / ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti terhadap dampak obesitas terhadap terjadinya hipertensi

2. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan masukan terhadap bidang nefrologi dan nutrisi metabolik tentang dampak obesitas terhadap tekanan darah


(24)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Obesitas

Obesitas secara umum didefinisikan sebagai peningkatan berat badan yang disebabkan oleh peningkatan lemak tubuh secara berlebihan. Obesitas pada anak merupakan suatu penyakit yang mudah didiagnosis tetapi sulit untuk ditangani. Pengukuran antropometri seperti berat badan, tinggi badan, IMT, pengukuran tebal lipatan kulit pada bagian tubuh tertentu dapat menentukan status kegemukan seorang anak.3

Konsekuensi obesitas pada anak telah menarik perhatian yang lebih dibidang kesehatan karena prevalensinya meningkat di seluruh dunia dan memberikan pengaruh pada saat dewasa.6-7 Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menyelidiki pengaruh obesitas pada anak baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Namun demikian tidaklah mudah untuk membandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya karena perbedaan populasi pada penelitian, perbedaan jumlah sampel, jarak usia, dan kelompok etnis.6

Obesitas dikaitkan pada beberapa keadaan seperti: Hipertensi, Diabetes Melitus Tipe II, Dislipidemia, Hypertrofi Ventrikel Kiri, Steatohepatitis Nonalkoholik, Sleep Apnea Obstruktif, masalah orthopedi misalnya slipped capital-femoral epiphysis dan masalah


(25)

psikososial,7-15 asma, gastroesopageal refluks (GER), dan konstipasi.16 Peningkatan laju filtrasi glomerulus, hipertrofi ginjal, dan proteinuria mungkin terjadi pada anak obes yaitu dengan ditemukan gambaran berupa glomerulosklerosis fokal segmental, proliferasi mesangial, dan glomerulomegali pada pemeriksaan histopatologi. Hubungan obesitas dengan glomerulopati dikaitkan dengan hipertensi, hiperinsulinemia dan hiperlipidemia.17

Obesitas merupakan hal penting yang harus dipikirkan karena keadaan tersebut merupakan faktor risiko terhadap terjadinya penyakit kardiovaskular. Perkiraan tersebut diduga bahwa hipertensi mungkin sudah berkembang pada masa anak. Pencegahan obesitas pada anak merupakan hal yang penting dalam mengurangi risiko penyakit jantung koroner di kemudian hari.6

2.2. Patogenesis Obesitas

Meskipun masalah genetik dan hormonal juga dapat menjadi penyebab terjadinya obesitas pada anak, kebanyakan kasus kelebihan berat badan disebabkan karena adanya ketidak seimbangan antara asupan makanan yang berlebihan sedangkan aktivitas fisik kurang. Bila anak mengkonsumsi kalori lebih banyak dari pada kalori yang


(26)

dibuang melalui aktivitas dan perkembangan fisik yang normal, maka dapat menyebabkan kelebihan berat badan.9

Penyebab lainnya adalah penyakit genetik yang dapat menyebabkan seorang anak mengalami obesitas. Pola makan, kebiasaan menonton televisi, aktivitas yang monoton, dan kurangnya berolah raga mempunyai peran yang penting dengan terjadinya obesitas pada sebagian besar kasus.4,8-9,12

2.3. Kriteria Obesitas

Bentuk fisik obesitas dibedakan menurut distribusi lemak yaitu apple shape body (android) bila lebih banyak lemak di bagian atas tubuh (dada dan pinggang), dan pear shape body (gynoid) bila lebih banyak lemak di bagian bawah tubuh (pinggul dan paha). Bentuk pertengahan adalah intermediate.3

Berdasarkan antropometri, obesitas pada anak ditentukan berdasarkan tiga metode pengukuran sebagai berikut:3

1. Mengukur berat badan dan hasilnya dibandingkan dengan berat badan ideal sesuai tinggi badan (BB/TB). Obesitas didefinisikan sebagai berat badan menurut tinggi badan di atas persentil 90 atau BB ideal ≥120%


(27)

2. The World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan IMT sebagai dasar pengukuran obesitas pada anak dan remaja di atas 2 tahun. Ini merupakan cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta berkorelasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain itu juga penting untuk mengidentifikasi pasien obes yang mempunyai risiko mendapat komplikasi medis. Konsensus terbaru mengatakan bahwa IMT lebih dari atau sama dengan persentil ke-95 merupakan nilai patokan obesitas pada anak dan remaja.

3. Pengukuran langsung lemak subkutan dengan mengukur tebal lipatan kulit (TLK). Terdapat empat macam cara pengukuran TLK yang ideal yaitu TLK biseps, triseps, subskapular, dan suprailiaka. Bila TLK di atas persentil ke 85 merupakan indikator adanya

obesitas

2.4. Definisi Hipertensi

Definisi hipertensi pada anak berdasarkan pada ketentuan tekanan darah yang diatur berdasarkan National High Blood Pressure Education ProgramWorking Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents task force 4th tahun 2004 yaitu:18,19

1. Hipertensi didefinisikan sebagai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan persentil


(28)

ke 95 untuk usia, jenis kelamin, dan tinggi badan pada 3 kali pengukuran atau lebih pada saat yang sama

2. Prehipertensi pada anak didefinisikan sebagai rata-rata tekanan darah sistolik atau diastolik lebih dari atau sama dengan persentil ke 90 tetapi kurang dari persentil ke 95

3. Anak yang lebih besar dengan tekanan darah lebih dari atau sama dengan 120/80 mmHg dikhawatirkan sebagai pre hipertensi

4. Pasien dengan tekanan darah lebih dari persentil ke 95 pada saat dilakukan pengukuran tekanan darah di ruang praktek atau di klinik dokter dinilai sebagai tekanan darah normal disebut sebagai “white-coat hypertension”.

2.5. Patogenesis Hipertensi Pada Obesitas

Walaupun sebagian besar data tentang patofisiologi hipertensi diperoleh dari penelitian hewan dan dari penelitian orang dewasa, mekanisme hipertensi pada anak obes telah diteliti dengan baik. Kebanyakan penelitian pada anak dipusatkan pada 3 mekanisme utama patofisiologi yaitu gangguan dalam fungsi autonomik, resistensi insulin, dan adanya kelainan struktur dan fungsi vaskular. Hubungan obesitas dan tekanan darah mungkin diperantarai oleh hiperaktivitas sistem saraf simpatetik.7


(29)

Hiperaktivitas sistem saraf simpatetik termasuk manifestasi kardiovaskular seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah yang bervariasi, manifestasi neurohumoral seperti peningkatan kadar plasma katekolamin, dan manifestasi neural berupa peningkatan saraf simpatik perifer.20-21

Penelitian jantung di Bogalusa menyatakan denyut jantung pada waktu istirahat secara positif berhubungan dengan tekanan darah dan ketebalan lipatan kulit. Keadaan hiperdinamik kardiovaskular berhubungan dengan beratnya keadaan obesitas.7,20

2.6. Tatalaksana Obesitas

Matarantai yang terjadi pada anak obes adalah hipertensi, hipertrigliseridemia, dan peningkatan insulin. Penelitian yang dilakukan oleh Ribeiro, dkk menunjukkan hasil bahwa dengan memberikan latihan dan pemberian diet pada anak obes akan memulihkan tekanan darah dan reaksi terhadap vasodilatasi pembuluh darah, sementara bila hanya diberikan diet hanya menurunkan berat badan dan IMT.21

Tata laksana obesitas secara luas mencakup penanganan obesitas dan dampak yang terjadi. Prinsip dari tata laksana obesitas adalah mengurangi asupan makan serta meningkatkan pengeluaran energi.2-3 Ada beberapa cara penanganan anak obes yaitu:


(30)

A. Makan dengan pola makan yang sehat.2-3,8,21

Mengingat anak masih dalam tahap tumbuh kembang maka prinsip pengaturan diet pada obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan recomended dietary allwonce (RDA). Cara yang dilakukan adalah dengan intervensi diet. Secara garis besar prinsip pengaturan diet adalah :

1). Menghindari obesitas serta mempertahankan berat badan dan pertumbuhan normal

2). Masukan makanan dengan kandungan karbohidrat rendah sebanyak 50% energi total

3). Menurunkan masukan lemak hingga di bawah 30% energi total dengan lemak jenuh dibawah 10% energi total dan kolesterol tidak lebih dari 300 mg per hari

4). Meningkatkan makanan tinggi serat

5). Makanan dengan kandungan garam cukup sebanyak 5 gram per hari

6). Meningkatkan masukan besi, kalsium, dan fluor

B. Peningkatan aktivitas fisik

Aktivitas merupakan komponen penting dalam penurunan berat badan anak. Kegiatan ini tidak hanya akan membakar kalori tapi


(31)

juga dapat memperkuat tulang dan otot serta membantu anak tidur dengan nyenyak di malam hari dan terjaga di siang hari. Kebiasaan seperti ini akan membantu menjaga berat badan pada kisaran yang sehat pada saat dewasa.3

Cara yang dilakukan adalah melakukan latihan dan meningkatkan aktivitas harian. Aktivitas fisik mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap penggunaan energi. Peningkatan aktivitas pada obesitas dapat menurunkan nafsu makan dan meningkatkan laju metabolisme. Latihan aerobik yang teratur dan dikombinasi dengan pengurangan energi akan menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar dibandingkan hanya dengan diet saja.3,22

C. Modifikasi Perilaku

Dalam memodifikasi perilaku diperlukan peran orang tua sebagai komponen intervensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan:3,8

1). Kontrol terhadap rangsangan, seperti pada saat menonton televisi dicegah untuk tidak makan karena menonton televisi dapat menjadi pencetus makan

2). Mengubah perilaku makan seperti belajar mengontrol porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi, mengurangi makanan camilan


(32)

3). Penghargaan dan hukuman dari orang tua terhadap pola makan atau perilaku sehat yang diperlihatkan anak

4). Pengendalian diri terhadap sesuatu hal yang menyebabkan risiko untuk makan terlalu banyak

D. Pembedahan

Oleh karena faktor risiko dan kemungkinan komplikasi jangka panjang, operasi yang dilakukan untuk mengurangi berat badan jarang sekali dilakukan pada remaja. Efek pembedahan terhadap fungsi kognitif dan tubuh remaja yang sedang berkembang secara garis besar memang belum diketahui. Pembedahan dapat dipertimbangkan pada kasus anak super obes dengan ancaman kesehatan yang serius.8

E. Penggunaan obat-obatan

Peran farmakologi dalam penanganan obesitas pada anak masih kontroversial. Pemberian obat-obatan dalam penanganan obesitas pada orang dewasa penuh dengan permasalahan. Ada dua jenis obat untuk mengurangi berat badan yang dapat digunakan oleh para remaja yaitu sibutramin dan orlistat. Sibutramin digunakan pada pengobatan remaja berusia di atas 16 tahun yang berfungsi


(33)

untuk mengubah susunan kimiawi di otak sehingga membuat rasa kenyang lebih cepat. Keamanan dan efikasi sibuteramin pada anak belum diketahui.7-8

Orlistat merupakan inhibitor lipase gastrointestinal yang memberikan keamanan dan keefektivan terapi pada anak obes, dan sudah disetujui untuk digunakan pada para remaja berusia di atas 12 tahun berfungsi untuk mencegah penyerapan lemak di dalam usus. Namun demikian risiko penggunaan obat tersebut dalam jangka panjang masih tidak diketahui dan efek yang ditimbulkan pada pengurangan berat badan anak remaja masih dipertanyakan.8


(34)

2.7. Kerangka Konseptual

‐ genetik     ‐hormonal 

‐Intake>>   ‐kebiasaan 

Obesitas

Adiposity

angiotensinogen ↑ Insulin resistance

Symphatetic overactivity

Gambar 2.1. Kerangka konseptual Hipertensi

- Steroid - CHD

- Ras - Glomerulopati - Psikis - Sosek


(35)

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain

Desain penelitian ini adalah cross sectional secara pararel dengan kelompok berpasangan (matching) untuk menilai tekanan darah pada anak obes dibandingkan dengan anak non obes di kotamadya Medan. 3.2. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD) di kotamadya Medan. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Juli 2009 ( jadwal terlampir ). 3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah anak usia 6 sampai 13 tahun. Populasi terjangkau adalah populasi target yang menjalani pendidikan SD di kotamadya Medan selama bulan Juli 2009. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria.

3.4. Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel dihitung berdasarkan rumus uji hipotesis terhadap rerata dua populasi berpasangan:23

( Zα + Zβ ) . Sd n = ---

2


(36)

n = besar sampel

α = 0,05 Æ Zα = 1,96 β = 0,20 Æ Zβ= 0, 842

Simpang baku dari rerata selisih (Sd) untuk anak laki-laki adalah 11,14 dan untuk anak perempuan adalah 12,29.6

d = selisih rerata kedua kelompok yang bermakna

Dari rumus di atas, didapat besar sampel masing-masing kelompok anak laki-laki minimal sebesar 39 orang dan untuk anak perempuan minimal sebesar 47 orang setiap kelompok.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria inklusi :

- Anak dengan berat badan normal usia 6 sampai 13 tahun

- Anak obes usia 6 sampai 13 tahun

- Mendapat informed consent dari orang tua

3.5.2. Kriteria eksklusi :

- Anak dengan glomerulopati

- Anak sedang mengkonsumsi prednison

- Anak dengan kelainan jantung bawaan


(37)

3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Semua subjek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan mengenai kondisi anak dan tindakan yang akan dilakukan. Formulir persetujuan setelah penjelasan (PSP) dan naskah penjelasan kepada orang tua sebagaimana terlampir dalam usulan penelitian ini.

3.7. Etika Penelitian

Izin dari Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran USU.

3.8. Cara Kerja

3.8.1. Alokasi Subjek

Pemilihan sekolah perkotaan ditetapkan secara purposive sampling, sedangkan pemilihan subjek ditatapkan berdasarkan secara consecutive sampling

3.8.2. Pengukuran Tahap persiapan

- Melakukan survey ke beberapa SD di kotamadya Medan Tahap pelaksanaan

- Dilakukan pencatatan data pribadi terhadap subjek yang akan diteliti

- Dilakukan pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) pada murid SD yang ditentukan, selanjutnya dinilai


(38)

status antopometrinya. Berat badan ditimbang dengan menggunakan alat penimbang Camry yang telah ditera sebelumnya dengan kapasitas sampai 125 kg. Pencatatan dilakukan dalam kg dengan desimal (sensitif sampai 0.1 kg) - Semua subyek penelitian ditimbang tanpa sepatu atau alas

kaki, hanya pakaian sekolah sehari-hari saja

- Tinggi badan diukur dengan menggunakan alat microtoa 2 M terbuat dari metal, dengan ketepatan 0.5 cm. Tinggi badan di ukur pada posisi tegak lurus menghadap ke depan tanpa alas kaki, tumit, bokong, dan kepala menempel pada dinding. Untuk melihat angka pada pengukuran tinggi, pembatas microtoa ditarik tegak lurus dan tepat di atas kepala, selanjutnya dinilai status antropometrinya. Seorang murid dikategorikan obesitas apabila IMT di atas sama dengan persentil 95 berdasarkan CDC 2000

- Pengukuran tekanan darah diukur menggunakan alat pengukur tekanan darah (tensi meter) air raksa nova reister dan menggunakan Littmann Classic II Pediatric Stethoscope - Pada saat diukur tekanan darah anak dalam posisi duduk, letak reservoir air raksa setinggi jantung, lengan kanan atas di atas meja, letak manset ditempatkan 2/3 panjang lengan.


(39)

Pengukuran menggunakan manometer air raksa, ukuran manset sama dengan panjang lengan, saat pengukuran bell stetoskop tidak kena dengan manset

- Seorang anak diukur tekanan darahnya dalam keadaan istirahat, diukur 3 kali kemudian diambil rata-rata tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik

- Pengukuran dilakukan oleh dokter sedangkan pengaturan murid dibantu oleh guru usaha kesehatan sekolah (UKS) di sekolah yang bersangkutan

Tahap akhir

- Melakukan pengolahan dan analisis data hasil penelitian - Melakukan penyusunan dan penggandaan laporan

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

- Obesitas Nominal dikotom

- Jenis kelamin Nominal dikotom

- Indeks masa tubuh Rasio

- Usia Interval

Variabel tergantung Skala


(40)

3.10 Definisi Operasional

- Subjek adalah anak yang sedang menjalani pendidikan SD yang berusia 6 sampai 13 tahun

- Usia dihitung mulai saat lahir sampai dengan saat dilakukan pendataan penelitian (completed years)

- Indeks massa tubuh adalah berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat

- Tekanan darah sistolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi Korotkoff I, sedangkan tekanan darah diastolik adalah saat mulai terdengar bunyi Korotkoff IV.24-27

- Ukuran manset disesuaikan dengan usia anak ( lihat tabel 3.1 )

Tabel 3.1. Ukuran manset untuk kelompok umur yang sesuai.24 Umur Lebar manset

0 - 12 bulan 2 inci ( 5 cm ) 1 - 5 tahun 3 inci ( 7,5 cm ) 6 - 12 tahun 4 inci ( 10 cm ) > 12 tahun 5 inci ( 12,5 cm)


(41)

3.11. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul akan diolah, dianalisis, dan disajikan dengan menggunakan program komputer (SPSS Versi 15.0 dan Microsoft Excell tahun 2007). Disain analitik dipakai untuk menganalisis variabel yang diduga berperan. Uji statistik yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji t untuk menilai perbedaan IMT dan perbedaan tekanan darah kelompok obes dan kelompok bukan obes berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin, dan uji koefisien korelasi Pearson (r) untuk menilai korelasi IMT dengan tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik. Dikatakan bermakna bila nilai P < 0.05.


(42)

BAB 4. HASIL

4.1 Data Demografik dan Karateristik Sampel

Penelitian dilaksanakan di 5 SD kota Medan yaitu SD Harapan 1, SD Harapan 2, SD Syafiatul, SD Methodis 1, dan SD Sutomo. Kota Medan merupakan daerah tingkat II yang berstatus kotamadya yang didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. Wilayah kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 desa/kelurahan. Kota Medan memiliki luas wilayah 26 510 Hektar (265.10 Km2), atau 3.6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk kota Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2 036 018 jiwa.28 Di kota Medan terdapat 841 SD dengan jumlah siswa 272 115 orang, jumlah Sekolah Menengah Pertama 400 dan Sekolah Menengah Umum 352.29

Dari 5 SD yang telah ditentukan, dilakukan pemeriksaan terhadap 240 anak murid, yang terdiri dari 120 laki-laki dan 120 perempuan. Kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan IMT terhadap subjek yang telah dilakukan pemeriksaan. Yang memenuhi kriteria obes berdasarkan IMT pada kelompok anak laki-laki berjumlah 60 orang (25%) dan 60 orang (25%) nilai IMT terletak antara persentil ke 5 sampai persentil kurang dari 85, begitu juga pada kelompok anak perempuan yang memenuhi kriteria obes berjumlah 60 (25%) orang, dan 60 (25%) IMT terletak antara persentil ke 5 sampai persentil kurang dari 85. Jumlah sampel setiap kelompok umur sama


(43)

(matching), karena untuk membandingkan tekanan darah pada anak harus disesuaikan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tinggi badan pada setiap kelompok anak harus sama.

Tabel 4.1. Jumlah Sampel Pada Setiap Kelompok dan Rerata (mean) IMT (n=240)

Obes Non obes Kelompok Usia (tahun) n (%) mean IMT n (%) mean IMT

Laki-laki: Perempuan:

6 - <7 7 - <8 8 - <9 9 - <10 10 - <11 11 - <12 12 - <13 13 - <14 Jumlah 4 (1.7%) 11 (4.6%) 8 (3.3%) 14 (5.8%) 11 (4.6%) 5 (2.1%) 4 (1.7%) 3 (1.3%) 60 (25%) 4 (1.7%) 11 (4.6%) 8 (3.3%) 14 (5.8%) 11 (4.6%) 5 (2.1%) 4 (1.7%) 3 (1.3%) 60 (25%)

6 - <7 7 - <8 8 - <9 9 - <10 10 - <11 11 - <12 12 - <13 13 - <14 Jumlah

5 (2.1%) 9 (3.8%) 6 (2.5%) 12 (5 %) 5 (2.1%) 7 (2.9%) 10 (4.2%) 6 (2.5%) 60 (25%) 5 (2.1%) 9 (3.8%) 6 (2.5%) 12 (5 %)

5 (2.1%) 7 (2.9%) 10(4.2%) 6 (2.5%) 60 (25%) 19.8 20.6 20.8 22.1 23.1 24.2 26.1 26.9 23.0 16.8 15.2 16.1 15.1 14.9 16.4 16.9 17.1 16.1 19.7 21.0 21.1 22.1 24.4 26.2 26.3 27.2 23.5 14.8 15.1 14.3 15.2 16.5 17.5 17.0 17.4 16.1

Dari subjek yang diteliti pada kelompok anak laki-laki obes dijumpai terbanyak pada kelompok usia 9 tahun berjumlah 14 orang (5.8%), sedikit pada kelompok usia 13 tahun berjumlah 3 orang (1.3%), sedangkan pada kelompok anak perempuan obes terbanyak pada kelompok usia 9 tahun


(44)

berjumlah 12 orang (5%) dan sedikit pada kelompok usia 6 tahun dan kelompok usia 10 tahun masing-masing berjumlah 5 orang anak (2.1%).

Tabel 4.2. Rerata (Mean) Tekanan Darah Sistolik (TDS) dan Tekanan Darah Diastolik (TDD) Subjek Penelitian

Kelompok Obes Non Obes Usia

Laki-laki:

Perempuan

n TDS TDD n TDS TDD

6 - <7 7 - <8 8 - <9 9 - <10 10 - <11 11 - <12 12 - <13 13 - <14

6 - <7 7 - <8 8 - <9 9 - <10 10 - <11 11 - <12 12 - <13 13 - <14

118.8 115.5 104.4 112.9 112.7 115.0 123.8 126.7 77.5 69.1 70.0 69.3 72.7 76.0 80.0 83.3 93.8 92.7 90.6 95.0 92.3 95.0 96.3 96.7 67.5 65.9 66.3 64.6 64.6 64.0 66.3 68.3 4 11 8 14 11 5 4 3 4 11 8 14 11 5 4 3 5 9 6 12 5 7 10 6 108.0 107.8 103.3 108.8 100.0 109.3 113.5 116.7 68.0 66.7 68.3 65.0 64.0 68.6 72.0 78.3 5 9 6 12 5 7 10 6 95.0 94.4 94.2 95.0 96.0 95.0 94.0 95.8 64.0 63.3 65.0 65.0 64.0 65.7 65.0 66.7

Dari 240 subjek yang diteliti, yang memenuhi kriteria hipertensi sistolik pada kelompok anak laki-laki obes berjumlah 40 orang (33.33%), hipertensi diastolik 38 orang (31.67%), ditemukan juga 2 orang anak (1.67%) pada kelompok non obes mengalami prehipertensi sistolik dan 1 orang (0.83%) mengalami prehipertensi diastolik. Pada kelompok anak perempuan obes


(45)

yang memenuhi kriteria hipertensi sistolik 47 orang (39.17%) dan hipertensi diastolik 37 orang (30.83%). Tidak ditemukan hipertensi pada kelompok anak perempuan non obes.

Table 4.3. Selisih Perbedaan IMT, TDS, TDD Pada Kelompok Obes dan Kelompok Non Obes

SD CI 95% t test P Laki-laki (n=120): IMT TDS TDD Perempuan (n=120): IMT TDS TDD 26.57 14.85 6.88 1.95 10.74 7.88

6.19 – 7.20 17.81 – 23.36

4.97 – 9.04

0.0001 0.0001 0.0001 35.22 9.33 2.61 1.67 11.70 11.36

7.15 – 8.08 11.06 – 17.11

0.90 – 6.77

0.0001 0.0001 0.0011

Pada tabel 4.3 diatas menunjukkan adanya selisih perbedaan yang bermakna nilai IMT pada kelompok anak laki-laki obes dibandingkan dengan kelompok anak laki-laki non obes (P= 0.0001), begitu juga dengan tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik menunjukkan perbedaan yang bermakna (P= 0.0001). Pada kelompok anak perempuan obes menunjukkan perbedaan bermakna nilai IMT bila dibandingkan dengan kelompok non obes (P= 0.0001), termasuk juga perbedaan yang bermakna untuk tekanan darah sistolik (P= 0.0001), dan tekanan darah diastolik (P= 0.0011).


(46)

4.2 Hubungan IMT dengan Tekanan Darah

Untuk menilai hubungan antara IMT dengan tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik pada kelompok obes dan non obes dilakukan dengan uji koefisien korelasi Pearson (r) seperti terlihat pada tabel 4.4 dan gambar berikut ini:

Tabel 4.4. Hubungan IMT dengan TDS dan TDD Pada Kelompok Obes dan Kelompok Non obes

TDS TDD

Laki – laki:

Obes 60 0.46* 0.03 0.39* 0.05 Non-obes 60 0.09 0.55 0.21 0.11 Perempuan:

Obes 60 0.36* 0.05 0.36* 0.04 Nonobes 60 0.02 0.86 0.07 0.61

r p r p

n


(47)

 

Gambar 4.1. Hubungan IMT dengan TDS Anak Laki-Laki Obes dan Non Obes

Pada gambar 4.1. Menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara IMT dengan tekanan darah sistolik pada anak laki-laki obes dengan (r)= 0.46 dan dijumpai hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah sistolik pada kelompok anak laki-laki (P= 0.03). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah sistolik pada kelompok anak laki-laki non obes (P= 0.55) dan (r)= 0.09 .


(48)

Gambar 4.2. Hubungan IMT dengan TDD Anak Laki-Laki Obes dan Non Obes

 

Pada gambar 4.2. Menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara IMT dengan tekanan darah diastolik pada anak laki-laki obes dengan (r)= 0.39 dan tidak dijumpai hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah diastolik pada kelompok anak laki-laki obes (P= 0.05). Tidak dijumpai hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah diastolik pada kelompok anak laki-laki non obes (P= 0.11) dan (r)= 0.21


(49)

Gambar 4.3.Hubungan IMT dengan TDS Anak Perempuan Obes dan Non Obes

Pada gambar 4.3. Menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara IMT dengan tekanan darah sistolik pada anak perempuan obes dengan (r)= 0.36 dan tidak dijumpai hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah sistolik pada kelompok anak perempuan (P= 0.05). Tidak dijumpai hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah sistolik pada kelompok anak perempuan non obes (P= 0.86) dan (r)= 0.02


(50)

Gambar 4.4.Hubungan IMT dengan TDD Anak Perempuan Obes dan Non Obes

Pada gambar 4.4. Menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara IMT dengan tekanan darah diastolik pada anak perempuan obes dengan (r)= 0.36 dan dijumpai hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah diastolik pada kelompok anak perempuan obes (P= 0.04). Tidak dijumpai hubungan yang bermakna antara IMT dengan tekanan darah diastolik pada kelompok anak perempuan non obes (P= 0.11) dan (r)= 0.21


(51)

BAB 5. PEMBAHASAN

Dengan diketahui adanya hubungan antara obesitas dengan peningkatan tekanan darah maka setiap kali melakukan evaluasi IMT terhadap anak obes maka tekanan darah harus diukur dan dibandingkan dengan anak seusianya yang non obes.13 Hubungan obesitas dan tekanan darah mungkin diperantarai oleh hiperaktivitas sistem saraf simpatetik. Keadaan hiperaktivitas ini termasuk manifestasi kardiovaskular seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah yang bervariasi, manifestasi neuro humoral seperti peningkatan kadar plasma katekolamin, dan peningkatan saraf simpatik perifer.7,20

Pada beberapa penelitian crossectional menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada laki-laki lebih sering ditemukan dibandingkan perempuan. Anak laki-laki 10% lebih mungkin akan terjadi hipertensi sistolik pada saat dewasa.30 Pada penelitian ini hipertensi lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan yakni dengan perbandingan 47 (19.6%) : 43 (17.9%).

Peningkatan tekanan darah pada anak akan meningkatkan risiko kerusakan organ seperti hipertrofi ventrikel dan meningkatkan risiko penebalan carotid intima-media sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada saat dewasa.31-33 Pada pemeriksaan ekokardiografi


(52)

menunjukkan bahwa hipertensi pada remaja dikaitkan dengan pembesaran ventrikel kiri dan disfungsi diastolik, dan pada pemeriksaan autopsi ditemukan adanya lapisan lemak fibrous plaques di dalam aorta dan arteri koronaria.34-35

Tingginya prevalensi obesitas secara pararel juga akan terjadi peningkatan tekanan darah pada anak dan dewasa.31,36 Peningkatan 1 sampai 2 mmHg tekanan darah sistolik pada anak maka 10% akan lebih besar akan berisiko terjadi hipertensi pada saat dewasa.37

Penelitian dari beberapa negara melaporkan bahwa rata-rata tekanan darah dan prevalensi hipertensi pada orang dewasa obes tidak terjadi pada saat yang bersamaan. Pada anak dan remaja, obesitas dihubungkan kuat dengan peningkatan tekanan darah, tetapi jarang sekali hasil-hasil penelitian yang menunjukkan secara pararel antara peningkatan prevalensi obesitas dengan peningkatan tekanan darah.31

Pada penelitian ini dari 120 anak obes terdapat 87 (72.5%) yang mengalami hipertensi. Tidak semua anak obes pada penelitian ini mengalami peningkatan tekanan darah yaitu 33 orang (27.5%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Qing He, dkk di Cina yang menemukan prevalensi hipertensi pada kelompok anak obes yaitu sebesar 19.4% dan 7.0% pada kelompok non obes.6 Penelitian yang sama oleh Umboh A, dkk dijumpai 86.1% mengalami hipertensi dari 72 anak obes yang diteliti.38 Sorof, dkk


(53)

melaporkan risiko terjadinya hipertensi 3 kali lebih besar pada kelompok obes dibandingkan dengan kelompok nonobes,39 sedangkan Freedmann, dkk pada penelitian Bogalosa Heart Study mendapatkan peningkatan kenaikan tekanan darah sistolik 2.4kali pada kelompok anak overweight dibandingkan dengan kelompok anak gizi baik.40

Pada penelitian ini ditemukan 3 orang (2.5%) anak laki-laki non obes mengalami hipertensi dan tidak ditemukan hipertensi pada kelompok anak perempuan non obes. Penelitian yang sama juga ditemukan prevalensi hipertensi pada anak dengan berat badan normal pada penelitian yang dilakukan oleh Raj M, dkk dengan prevalensi 10.1%.12.

Penelitian epidemiologi di Amerika Serikat oleh Rosner B, dkk yang mengumpulkan data dari 8 negara bagian dengan sampel 47 000 anak, menggambarkan perbedaan tekanan darah yang berbeda-beda antara anak kulit hitam dan kulit putih. Pada penelitian tersebut anak dengan IMT tinggi maka tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dengan anak dengan IMT yang rendah. IMT yang tinggi 2.5 sampai 3.7 kali akan berisiko terjadi hipertensi sitolik.41 Pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai IMT yang tinggi berbanding lurus dengan peningkatan tekanan darah.

Lemak darah memiliki peran penting terhadap obesitas dan berhubungan dengan hipertensi termasuk juga sindrom metabolik. Penelitian Boyd GS, dkk yang melakukan penelitian obesitas dan hipertensi dengan


(54)

menilai kadar lemak darah terhadap 497 anak dan remaja, dari penelitian tersebut dijumpai prevalensi dislipidemia yang tinggi pada anak overweight. Dari penelitian tersebut direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan lemak darah kepada seluruh anak overweight.42

Sindrom metabolik merupakan suatu sindrom dengan karateristik ditemukan kelainan metabolik yang terjadi secara bersamaan termasuk obesitas, intoleransi glukosa, dislipidemia dan hipertensi.20,42 Sindrom metabolik akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan penyakit metabolik. Kombinasi antara obesitas, peningkatan tekanan darah, dan dislipidemia menambah beratnya suatu atherosklerosis. Tingginya LDL kolesterol dan IMT akan menambah tebal carotid intima-media pada remaja, yang dihubungkan kuat dengan aterosklerosis dan penyakit kardiovaskuler.42

Pada penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan kadar lemak darah dan uji toleransi glukosa, sehingga tidak dapat diketahui kadar lemak darah dan kadar gula darah pada subyek yang diteliti, dengan demikian tidak diketahui bagaimana korelasi antara kadar lemak darah dan kadar gula darah terhadap IMT dan tekanan darah.

Peningkatan tekanan darah juga dikaitkan dengan risiko aterosklerosis dan penyakit kardiovaskuler secara dini pada anak. Beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah pada anak termasuk IMT yang tinggi, aktifitas fisik yang rendah, lamanya aktifitas fisik yang monoton,


(55)

dan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.43 Pada penelitian ini tidak dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang menyebabkan tingginya IMT pada subjek penelitian seperti rata-rata asupan kalori setiap hari, jenis makanan yang sering dikonsumsi, dan aktifitas sehari-hari.

Penelitian ini banyak keterbatasan dalam melakukan penilaian hubungan IMT dengan tekanan darah. Faktor-faktor yang berperan pada obesitas dan yang berperan pada peningkatan tekanan darah tidak dilakukan penilaian. Diperlukan penelitian longitudinal terhadap anak obes mengingat prevalensinya setiap tahun bertambah dan adanya dampak gangguan kesehatan yang ditimbulkan khususnya hipertensi.


(56)

BAB 6. KESIMPULAN, DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adanya korelasi lemah antara IMT dengan tekanan darah pada kelompok anak obes, dan ditemukan adanya perbedaan yang bermakna antara tekanan darah pada anak obes dibandingkan dengan anak non obes. Tidak semua anak obes mengalami peningkatan tekanan darah pada penelitian ini.

6.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang mencakup semua aspek dalam menentukan hubungan IMT dengan tekanan darah pada anak obes dibandingkan non obes. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan dilakukan penilaian faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

1. Farooqi IS. Weight regulation and monogenic obesity. Dalam: Brook CG, Clayton PE, Brown RS, Savage MO, penyunting. Clinical pediatric endocrinology: Edisi ke-5. Massachusetts; 2005. h. 410-417

2. Spear BA, Barlow SE, Erwin C, Ludwig DS, Saelens BE, dkk. Recommendations for treatment of child and adolescent overweight and obesity. Pediatrics. 2007; 120: 254-81

3. Sjarif DR. Obesitas dan permasalahannya. Dalam: Trihono PP, Pujiarto PS, Sjarif DR, Hegar B, Gunardi H, Oswari H, Kadim M, penyunting. Naskah lengkap PKB-IKA XLV. Hot Topics and Pediatrics II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002.h.219-34

4. Barlow SE, Dietz WH. Obesity evaluation and treatment: expert comittee recomendation. Pediatrics. 1998; 102 (3): 1-11

5. Pinto NM, Marino BS, Wernovsky G, Ferranti SD, Walsh AZ, Laronde M, et al. Obesity is a common comorbidity in children with congenital and acquired heart disease. Pediatrics. 2007; 120 (50): 1157-1165

6. He Q, Ding ZY, Fong T, Karlberg J. Blood pressure is associated with body mass index in both normal and obese children. Hypertension. 2000; 36:165-170

7. Sorof J, Daniels S. Obesity hypertension in children a problem of epidemic proportions. Hypertension. 2002; 40: 441-447

8. Labib M, The investigation and management of obesity. J Clin Pathol. 2003; 56:17-25

9. Weaver KA, Piatek A. Childhood obesity. Dalam: Samour PQ, Helm KK, Lang CE, penyunting. Handbook of Pediatric Nutrition. Edisi ke-2. Maryland; 1999. h. 173-89

10. Verma M, Chhatwal J, George SM. Obesity and hypertension in children. Indian Pediatrics. 1994; 31: 1065-69

11. Rocchini AP, Katch V, Schork A, Kelch RP. Insulin and blood pressure during weight loss in obese adolescents. Hypertension. 1987; 10: 267-273 12. Raj M, Sundaram KR, Paul M, Deepa AS,Kumar RK. Obesity in Indian

children: time trends and relationship with hypertension. Natl Med J of India. 2007; 20: 288-93

13. Schneider MB, Brill SB. Obesity in children and adolescents. Pediatrics in Review. 2005; 26 (5): 155-161

14. Barlow SE, Dietz WH. Management of child and adolescent obesity: summary and recommendations based on reports from pediatricians, pediatric nurse practitioners, and registered dietitians. Pediatrics. 2002; Suppl 1: 236-240

15. Barlow SE and The Expert Committee. Expert committee recommendations regarding prevention, assessment, and treatment of


(58)

child and adolescent overweight and obesity: summary report. Pediatrics. 2007; Suppl 4: 164-192

16. Benson L, Baer HJ, Kaelber DC. Trends in the diagnosis of overweight and obesity in children and adolescents: 1999-2007. Pediatrics. 2007; 123: 153-158

17. Freemark M. Metabolic consequences of obesity and their management. Dalam: Brook CG, Clayton PE, Brown RS, Savage MO, penyunting. Clinical pediatric endocrinology: Edisi ke-5. Massachusetts; 2005. h. 419-432

18. National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents. The fourth report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure in children and adolescents. Pediatrics. 2004; 114: 555-576

19. Urbina E, Alpert B, Flynn J, Hayman L, Harshfield GA, Jacobson M, et al. Ambulatory Blood Pressure Monitoring in Children and Adolescents: Recommendations for Standard Assessment: A Scientific Statement From the American Heart Association Atherosclerosis, Hypertension, and Obesity in Youth Committee of the Council on Cardiovascular Disease in the Young and the Council for High Blood Pressure Research. Hypertension. 2008; 52: 433-451

20. Yanai H, Tomono, Ito K, Furutani N, Yoshida H. The underlying mechanisms for development of hypertension in the metabolic syndrome. Nutrition Journal. 2008; 7:10 : 1- 6

21. American Heart Association, Gidding SS, Dennison BA, Birch LL, Daniels SR, Gilman MW, et al. Dietary recommendations for children and adolescents: a guide for practitioners. Pediatrics. 2006; 117: 544-559 22. Ribeiro M, Silva AG, Santos NS, Guazzelle I, Matos LNJ, Trombetta IC,

at al. Diet and exercise training restore blood pressure and vasodilatory responses during physiological maneuvers in obese children. Circulation. 2005; 111: 1915-1923

23. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam : Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3. Jakarta : Sagung Seto, 2008. h.302–31

24. Latif A, Tumbaleka AR, Matondang CS, Chair I, Bisanto J, Abdoerrachman MH, dkk. Diagnosis fisis pada anak. Dalam: Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, penyunting. Diagnosis fisis pada anak: Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit Sagung Seto; 2003. h. 173-82

25. Perloff D, Grim C, Flack J, Frohlich ED, Hill M, McDonald M, dkk. Human blood pressure determination by sphygmomanometry. Circulation. 1993; 88: 2460-2470


(59)

26. Pickering TG, Hall JE, Appel LJ, Falkner BE, Graves J, Hill MN, dkk. Recommendation for blood pressure measurement in humans and experimental animals. Hypertension. 2005; 45: 142-161

27. Chen X, Wang Y, Appel LJ, Mi J. Impacts of measurement protocols on blood pressure tracking from childhood into adulthood: a metaregression analysis. Hypertension. 2008; 51: 642-649

28. Berita Kota Medan, diunduh dari: http://id.wikipedia.org/wiki/kota_medan. [diakses pada Desember 2009]

29. Kota Medan, diunduh dari: http://www. Pemko medan.go.id [diakses pada Desember 2009]

30. Dasgupta K, O’Loughlin J, Chen S, Karp I, Paradis G, Tremblay J, dkk. Emergence of sex differences in prevalence of high systolic blood pressure analysis of a longitudinal adolescent cohort. Circulation. 2006; 114: 2663-2670

31. Chiolero A, Paradis G, Madeleine G, Hanley JA, Paccaud F, Bovet P. Discordant secular trends in elevated blood pressure and obesity in children and adolescents in a rapidly developing country. Circulation. 2009; 119: 558-565

32. Chiolero A, Bovet P, Paradis G, Paccaud. Has blood pressure increased in children in response to the obesity epidemic?. Pediatrics. 2007; 119: 544-553

33. Hansen ML, Gunn PW, Kaelber DC. Underdiagnosis of hypertension in children and adolescents. JAMA. 2007; 298 (8): 874-879

34. Paradis G, Lambert M, Loughlin JO, Lavalle C, Aubin J, Delvin E, et al. Blood pressure and adiposity in children and adolescent. Circulation. 2004; 110: 1832-1838

35. Jounala M, Viikari JSA, Ronnemaa T, Helenius H, Taittonen L, Raitakari OT. Elevated blood pressure in adolescent boys predict endothelial dysfunction. Hypertension. 2006; 48: 424-430

36. Kivima’ki M, lawlor DA, Smith GD, Ja’rvinem LK, Elovaino M, Vahtera J, et al. Early socioeconomic position and blood pressure in childhood and adulthood. Hypertension. 2006; 57: 39-44

37. Mavrakanas TA, Konsoula G, Patsonis I, Merkouris BP. Childhood obesity and elevated blood pressure in a rural population of northern Greece. Rural and Remote Health. 2009; 9: 1-7

38. Umboh A, Kasie J, Edwin J. Hubungan antara resistensi insulin dan tekanan darah pada anak obes. Sari Pediatri. 2007; 8 (4): 289-293

39. Sorof JM, Poffenbarger T, Franco K, Bernard L, Portman RJ. Isolated systolic hypertension, obesity, and hyperkinetic hemodynamic states in children. J Pediatr. 2002; 140: 660-666


(60)

40. Freedman DS, Dietz WH, Srinivasan SR, Berenson GS. The relation of overweight to cardiovascular risk factors among children and adolescents: The Bogalosa Heart Study. Pediatrics. 1999; 103: 1175-1182

41. Rosner B, Prineas R, Daniels SR, Loggie J. Blood pressure differences between blacks and whites in relation to body size among US children and adolescents. Am J Epidemiol. 2000; 151: 1007-1019

42. Boyd GS, Koenigsberg J, Falkner B, Gidding S, Hassink S. Effect of obesity and high blood pressure on plasma lipid levels in children and adolescent. Pediatrics. 2005; 116: 442 - 446

43. Chen JL, Weiss S, Heymen MB, Lustig R. Risk factor for obesity and high blood pressure in Chinese American children: maternal acculturation and children’s food choices. Springer. 2009; 1- 8


(61)

Lampiran 1. Persentil Tinggi Badan Berdasarkan Usia Untuk Anak Laki-laki 2 Sampai 20 Tahun


(62)

Lampiran 2: Persentil Tinggi Badan Berdasarkan Usia Untuk Anak Perempuan, 2 sampai 20 tahun


(63)

Lampiran 3. Tabel Tekanan Darah Untuk Anak Laki-laki Berdasarkan Usia dan Persentil Tinggi Badan


(64)

Lampiran 4. Tabel Tekanan Darah Untuk Anak Perempuan Berdasarkan Usia dan Persentil Tinggi Badan


(65)

Lampiran 5. Persentil Indeks MassaTubuh Untuk Anak Laki-laki, Usia 2 Sampai 20 Tahun


(66)

Lampiran 6. Persentil Indeks MassaTubuh Untuk Anak Perempuan, Usia 2 Sampai 20 Tahun


(67)

Lampiran 7. Grafik Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Untuk Anak Laki – laki, Usia 1 Sampai 13 Tahun


(68)

Lampiran 8. Grafik Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Untuk Anak Perempuan, Usia 1 Sampai 13 Tahun


(69)

Lampiran 9. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………..…… Umur ……… tahun L / P Alamat :………..……….. dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

untuk dilakukan pemeriksaan: pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah terhadap anak saya :

Nama : ………. Umur ……...…

Tahun : ………

Alamat Rumah : ………... Alamat Sekolah : ……….

yang tujuan, sifat, dan perlunya pemeriksaan tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, Juli 2009 Yang memberikan Yang Membuat Pernyataan

Penjelasan Persetujuan dr. ……… ………...

Saksi – saksi : Tanda tangan

1. ………. .………


(70)

Lampiran 10. Naskah Penjelasan kepada Kepala Sekolah

Kepada Yth. Bapak / Ibu …………..……….……

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri. Kami dokter Suprapto dan teman sejawat yang bertugas di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H Adam Malik Medan. Saat ini kami sedang melaksanakan penelitian terhadap anak SD yang mengalami obesitas (berat badan berlebih) di kota Medan, untuk diketahui tekanan darah pada anak tersebut, apakah mengalami peningkatan tekanan darah.

Bersama ini kami mohon izin kepada Bapak/Ibu Kepala Sekolah Dasar ____________________ untuk melakukan pendataan tentang kondisi kesehatan anak Bapak/Ibu tersebut. Kami juga memohon izin kepada Bapak/Ibu untuk memeriksa/mengukur tinggi badan, berat badan, dan mengukur tekanan darah .

Jika Bapak / Ibu bersedia agar anaknya dilakukan pemeriksaan tersebut, maka kami mengharapkan Bapak/Ibu bersedia untuk menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.

Mengetahui : Hormat kami, Kepala Sekolah Tim Peneliti ___________________ dr. Suprapto


(71)

(72)

Lampiran 12. Susunan Peneliti dan Rencana Anggaran 12.1. Susunan Peneliti

1. Ketua penelitian : dr. Suprapto

2. Supervisor / Anggota : Prof. dr. Rusdidjas, SpA (K) Prof. dr. Rafita Ramayati, SpA (K) dr. Oke Rina Ramayani, Sp.A dr. Rosmayanti Siregar, SpA 3. Anggota penelitian : dr. Fahrul Azmi Tanjung

dr. Sevina Marisya 4. Tenaga Administrasi : 1 orang

12.2. Anggaran

No Uraian Jumlah

1 Pengadaan tensi meter, timbangan, dll Rp 1.500.000,- 2 Fotocopy CDC, dll (500 lbr x Rp 200) Rp 1.000.000,- 3 Transportasi dan Akomodasi Rp 2.000.000,- 4 Pembuatan dan Penggandaan Proposal Rp 1.000.000,- 5 Pembuatana laporan penelitian dan penggandaan hasil Rp 1.500.000,-

Total Rp 7.000.000,-


(73)

Lampiran 13. Jadwal Penelitian

KEGIATAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER PERSIAPAN

PELAKSANAAN PENYUSUNAN

LAPORAN PENGGANDAAN


(74)

Lampiran 14. Riwayat Hidup

Nama : dr. Suprapto

Pangkat / Korp / NRP : Kapten Kes 527110

Tempat/Tanggal Lahir : Jamur Uluh, 18 Januari 1973

Alamat : Komplek TNI Angkatan Udara

Jl. Suwondo Blok G No. 50 Medan (20157)

Status : Kawin (K2)

Istri : dr.Elly Farida

Anak : Dzikri Ardhana

Sasqiya Puteri Ardhiyani

Instansi Kerja : Pangkalan TNI Angkatan Udara Medan Telepon / e-mail : 085245011173 / cobra03_2003@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Uning Teritit : Lulus Tahun 1986

2. SMP Negeri 1 Takengon : Lulus Tahun 1989

3. SMA Negeri 1 Takengon : Lulus Tahun 1992

4. Perguruan Tinggi FK USU : Lulus Tahun 1999

5. SEMA PA PK TNI VII : Lulus Tahun 2000

6. SUSSARJEMEN PA PK IX : Lulus Tahun 2000 7. SESARCAB PA PK KES II : Lulus Tahun 2001

8. SUSDOKBANG II : Lulus Tahun 2002

9. Pendidikan Spesialis Anak FK USU : Juli 2007 sampai sekarang Riwayat Tugas

1. Kepala Kesehatan Lanud Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh Tahun 2000-2003

2. Kepala Kesehatan Skadron Udara 1 Lanud Supadio – Pontianak Tahun 2003-2007


(75)

3. Perwira Kesehatan Lanud Medan – Medan Tahun 2007 - Sekarang Riwayat Kepangkatan

1. Letnan Dua : Tahun 2000 - 2001

2. Letnan Satu : Tahun 2001 - 2004


(1)

Lampiran 10. Naskah Penjelasan kepada Kepala Sekolah

Kepada Yth. Bapak / Ibu …………..……….……

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri. Kami dokter Suprapto dan teman sejawat yang bertugas di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H Adam Malik Medan. Saat ini kami sedang melaksanakan penelitian terhadap anak SD yang mengalami obesitas (berat badan berlebih) di kota Medan, untuk diketahui tekanan darah pada anak tersebut, apakah mengalami peningkatan tekanan darah.

Bersama ini kami mohon izin kepada Bapak/Ibu Kepala Sekolah Dasar ____________________ untuk melakukan pendataan tentang kondisi kesehatan anak Bapak/Ibu tersebut. Kami juga memohon izin kepada Bapak/Ibu untuk memeriksa/mengukur tinggi badan, berat badan, dan mengukur tekanan darah .

Jika Bapak / Ibu bersedia agar anaknya dilakukan pemeriksaan tersebut, maka kami mengharapkan Bapak/Ibu bersedia untuk menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.

Mengetahui : Hormat kami, Kepala Sekolah Tim Peneliti ___________________ dr. Suprapto


(2)

(3)

Lampiran 12. Susunan Peneliti dan Rencana Anggaran 12.1. Susunan Peneliti

1. Ketua penelitian : dr. Suprapto

2. Supervisor / Anggota : Prof. dr. Rusdidjas, SpA (K) Prof. dr. Rafita Ramayati, SpA (K) dr. Oke Rina Ramayani, Sp.A dr. Rosmayanti Siregar, SpA 3. Anggota penelitian : dr. Fahrul Azmi Tanjung

dr. Sevina Marisya 4. Tenaga Administrasi : 1 orang

12.2. Anggaran

No Uraian Jumlah

1 Pengadaan tensi meter, timbangan, dll Rp 1.500.000,- 2 Fotocopy CDC, dll (500 lbr x Rp 200) Rp 1.000.000,-

3 Transportasi dan Akomodasi Rp 2.000.000,-

4 Pembuatan dan Penggandaan Proposal Rp 1.000.000,- 5 Pembuatana laporan penelitian dan penggandaan hasil Rp 1.500.000,- Total Rp 7.000.000,-


(4)

Lampiran 13. Jadwal Penelitian

KEGIATAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER PERSIAPAN

PELAKSANAAN PENYUSUNAN

LAPORAN PENGGANDAAN


(5)

Lampiran 14. Riwayat Hidup

Nama : dr. Suprapto

Pangkat / Korp / NRP : Kapten Kes 527110

Tempat/Tanggal Lahir : Jamur Uluh, 18 Januari 1973 Alamat : Komplek TNI Angkatan Udara

Jl. Suwondo Blok G No. 50 Medan (20157)

Status : Kawin (K2)

Istri : dr.Elly Farida

Anak : Dzikri Ardhana

Sasqiya Puteri Ardhiyani

Instansi Kerja : Pangkalan TNI Angkatan Udara Medan Telepon / e-mail : 085245011173 / cobra03_2003@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Uning Teritit : Lulus Tahun 1986 2. SMP Negeri 1 Takengon : Lulus Tahun 1989 3. SMA Negeri 1 Takengon : Lulus Tahun 1992 4. Perguruan Tinggi FK USU : Lulus Tahun 1999 5. SEMA PA PK TNI VII : Lulus Tahun 2000 6. SUSSARJEMEN PA PK IX : Lulus Tahun 2000 7. SESARCAB PA PK KES II : Lulus Tahun 2001 8. SUSDOKBANG II : Lulus Tahun 2002

9. Pendidikan Spesialis Anak FK USU : Juli 2007 sampai sekarang Riwayat Tugas

1. Kepala Kesehatan Lanud Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh Tahun 2000-2003

2. Kepala Kesehatan Skadron Udara 1 Lanud Supadio – Pontianak Tahun 2003-2007


(6)

3. Perwira Kesehatan Lanud Medan – Medan Tahun 2007 - Sekarang Riwayat Kepangkatan

1. Letnan Dua : Tahun 2000 - 2001 2. Letnan Satu : Tahun 2001 - 2004