1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsentrasi NH
4
OH yang tepat saat penambahannya diseparator untuk memperoleh resiprene dengan bilangan asam yang
diinginkan oleh konsumen. b.
Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NH
4
OH tehadap kualitas produk resiprene 35.
1.4. Manfaat
a. Melihat secara langsung penerapan ilmu kimia pada pabrik resiprene 35.
b. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai pengaruh penambahan
konsentrasi NH
4
OH terhadap perubahan bilangan asam resiprene 35.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Perkembangan Karet
Karet dikenal di Eropa sejak ditemukannya Amerika oleh Columbus. Orang Eropa yang pertama kali menemukan dan menyelidiki karet atau elastic gum ialah Pietro
Martyre d’Angiera 1457 - 1526, dari Aragon, Leon Spanyol. Laporan pertama yang serius tentang produksi karet dan sistem primitive pemrosesannya ditulis pada
abad ke- 18 oleh 2 orang Prancis Charles Marie De La Condamine dan Francois Fresneau. De La Condamine, seorang anggota ekspedisi ilmiah yang pergi ke Amerika
Selatan pada tahun 1735 melukiskan dalam laporannya kepada akademi Prancis pada tahun 1736.
Sejak semula perkembangan industri karet tergantung bukan pada pengetahuan kimia melainkan pada kemampuan orang menemukan metode yang
cocok untuk memanipulasi karet. Kemajuan yang penting dalam memanipulasi karet dengan mudah terjadi pada awal abad ke – 19 dari eksperimen-eksperimen seorang
Skotlandia, Charles Macintosh 1766 – 1843 dan seorang Inggris, Thomas Hancock 1786 – 1865 namun metode tersebut kurang sempurna dan agak primitive.
Di Amerika Serikat industri karet berdiri pada akhir pengembangan industri dan perdagangannya 1819 – 1837. Seorang Amerika, Charles Goodyear 1800–
1860 menemukan proses vulkanisasi pada tahun 1839. Industri yang berbahan baku karet
Universitas Sumatera Utara
alam kemudian karet sintetik banyak didirikan pada awal perkembangan industri kendaraan bermotor.
Spillane, J,J,. 1996
2.2. Karet
Karet atau elastromer merupakan polimer yang memperlihatkan daya pegas, atau kemampun meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat.ada 2 jenis karet
yaitu karet alam dan karet sintetis. Setiap jenis karet ini memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga keberadaanya saling melengkapi. Kelemahan karet alam bisa
diperbaiki oleh karet sintetis dan sebaliknya, sehingga kedua jenis karet tersebut tetap dibutuhkan.
2.3. Karet Alam