Pengaruh Penambahan Ammonium Hidroksida (NH4OH) Saat Pengendapan Terhadap Perubahan Bilangan Asam Resiprene 35 PT. Industri Karet

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM HIDROKSIDA

(NH4OH) SAAT PENGENDAPAN TERHADAP PERUBAHAN

BILANGAN ASAM RESIPRENE 35

PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

KARYA ILMIAH

FAHRUL RAOZI NASUTION 072409032

PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM HIDROKSIDA (NH4OH) SAAT PENGENDAPAN TERHADAP PERUBAHAN BILANGAN ASAM

RESIPRENE 35 PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ahli Madya

FAHRUL RAOZI NASUTION 072409032

PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM

HIDROKSIDA (NH4OH) SAAT PENGENDAPAN

TERHADAP PERUBAHAN BILANGAN ASAM RESIPRENE 35 PT. INDUSTRI KARET

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : FAHRUL RAOZI NASUTION

Nomor Induk Mahasiswa : 072409032

Program Studi : D3 KIMIA INDUSTRI

Departemen : KIMIA

Fakultas :MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juli 2010

Diketahui/Disetujui oleh :

Departemen KIMIA FMIPA USU

Ketua Dosen Pembimbing

(Dr. Rumondang Bulan Nst, MS) (Drs. Amir Hamzah Siregar,M.Si)


(4)

PERNYATAAN

PENGARUH PENAMBAHAN AMONIUM HIDROKSIDA (NH4OH)

SAAT PENGENDAPAN TERHADAP PERUBAHAN BILANGAN ASAM RESIPRENE 35

PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing–masing disebut sumbernya.

Medan, Juli 2010

FAHRUL RAOZI NASUTION 072409032


(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah yang dibuat penulis

berjudul “ Pengaruh Penambahan Amonium Hidroksida (NH4OH) Saat Pegendapan di

Separator Terhadap Perubahan Bilangan Asam Resiprene 35 PT. Industri Karet Nusantara”. Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi dan menyelesaikan program diploma-3 Kimia Industri Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan penuh kerandahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda Burhanuddin Nasution dan Ibunda Nurasiah lubis yang telah banyak memberikan dukungan moral maupun materil.

2. Abanganda Ali Akbar Ghazali nasution, dan Adinda Muhammad Irfan Nasution

yang telah membantu, memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

3. Bapak Prof.Dr. Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu DR. Rumondang Bulan, M.S, selaku ketua Departemen Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof.DR. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil, selaku ketua Program studi D -3 Kimia Industri, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Drs. Amir Hamzah Siregar, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis yang

telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

7. Bapak DRS. Suprianto M.MA selaku menejer pabrik Resiprene 35 PT. Industri Karet Nusantara yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

8. Bapak Zulpan Abdi Simorangkir, selaku pembimbing lapangan di laboraturium yang banyak penulis sewaktu praktik kerja lapangan.

9. Bapak Ahmad K. Wardana, selaku pembimbing lapangan di pabrik yang telah tulus mengarahkan penulis sewaktu praktik kerja lapangan.

10. Seluruh karyawan pabrik Resiprene 35 PT. Industri Karet Nusantara yang telah banyak membantu dan memberi masukan kepada penulis.

11. Staf dan karyawan program studi D3 Kimia Industri FMIPA USU.

12. Teman-teman tercinta seluruh Mahasiswa Kimia Industri stambuk 2007 yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini yang tidak mungkin di ucapkan satu persatu.


(6)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan karya ilmiah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah ini. Penulis memohon maaf jika masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam karya ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.


(7)

ABSTRAK

Resiprene 35 merupakan produk dari industri karet yang berguna untuk kebutuhan manusia untuk digunakan dalam berbagai keperluan, diantaranya sebagai bahan baku industry cat kapal, pernis, isolator listrik dan lain-lain . Salah satu parameter yang menentukan kualitasnya adalah kadar bilangan asam produk resiprene 35. Analisis kadar bilangan asam resiprene 35 sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yaitu perusahaan yang menggunakan bahan baku resiprene 35. Karena kadar bilangan asam yang tidak memenuhi standart dapat mengurangi mutu produk.

Dalam analisis ini ditambahkan ammonium hidroksida (NH4OH) dengan konsentrasi

yang berfariasi antara lain, tanpa penambahan, 5% , 10% , 15% , dan 20%. Analisis dilakukan untuk mengetahui bilangan asam produk yang sesuai dengan standart.


(8)

THE INFLUENCE INCREASE OF AMMONIUM HIDROXIDE (NH4OH) DURING PRECIPITATION TO CHANGES PRODUCTS ACID VALUE

RESIPRENE 35 PT. INDUTRI KARET NUSANTARA

ABSTRACT

Resiprene 35 is a product of the rubber industry which is useful for human needs, used for various needed, among other things, as a basic of marine paints industry, varnish, electricity isolator, etc. One of the parameters that determine the quality is the content of the product acid value resiprene 35. The lactic acid value 35 resiprene very useful to meet the needs of consumers, that is an industry used resiprene 35. Because the levels of acid value that do not meet the standard can reduce product quality. In this

analysis added ammonium hydroxide (NH 4 OH) with a variation of concentration

among others, without the addition NH4OH, 5%, 10%, 15%, 20% . The analysis was


(9)

DAFTAR ISI

Persetujuan ... ii

Pernyataan ... iii

Penghargaan ... iv

Abstrak ... vi

Abstract ...vii

Daftar isi ...viii

Daftar tabel ...ix

Daftar gambar ...x

Bab 1. PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar belakang ...1

1.2. Permasalahan ...2

1.3. Tujuan ...3

1.4. Manfaat ...3

Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA ...4

2.1. Sejarah Perkembangan Karet ...4

2.2. Karet ...5

2.3. Karet Alam ...5

2.4. Karet bongkah atau Block Rubber ...7

2.5. Resin ...10

2.6. Resiprene 35 ...11

2.7. Bilangan asam ...12

2.8. Ammonia ... 13

Bab 3. METODOLOGI PERCOBAAN...14

3.1. Alat – alat ...14

3.2. Bahan ...14

3.3. Prosedur ...15

Bab 4. DATA DAN PEMBAHASAN...17

4.1. Data ...17

4.2. Perhitungan ...17

4.2.1. Penentuan Bilangan Asam ...17

4.2.2. Metode Least Square ...19

4.2.3. Persamaan regresi ...20

4.3. Pembahasan ...21

Bab 5. KESIMPULAN DAN SARAN ...22

5.1. Kesimpulan ...22

5.2. Saran ...22

DAFTAR PUSTAKA ...23


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.5. Standart Indonesian Rubber ... 9 Tabel 2.6. Spesifikasi Produk Resiprene 35 ...11 Tabel 4.1. Data volume Titran (KOH 0,2 N) yang terpakai pada saat titrasi

Larutan Resiprene 35 dengan penambahan 3 tetes indikator PP ... 17 Tabel 4.2.1.1. Data pengaruh penambahan konsentrasi NH4OH pada saat pengen

dapan terhadap perubahan bilangan asam produk resiprene 35 ...19 Tabel 4.2.1.2. Data Metode least square ...19 Tabel 4.2.3. Data persamaan regresi ...20


(11)

DAFTAR GAMBAR


(12)

ABSTRAK

Resiprene 35 merupakan produk dari industri karet yang berguna untuk kebutuhan manusia untuk digunakan dalam berbagai keperluan, diantaranya sebagai bahan baku industry cat kapal, pernis, isolator listrik dan lain-lain . Salah satu parameter yang menentukan kualitasnya adalah kadar bilangan asam produk resiprene 35. Analisis kadar bilangan asam resiprene 35 sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yaitu perusahaan yang menggunakan bahan baku resiprene 35. Karena kadar bilangan asam yang tidak memenuhi standart dapat mengurangi mutu produk.

Dalam analisis ini ditambahkan ammonium hidroksida (NH4OH) dengan konsentrasi

yang berfariasi antara lain, tanpa penambahan, 5% , 10% , 15% , dan 20%. Analisis dilakukan untuk mengetahui bilangan asam produk yang sesuai dengan standart.


(13)

THE INFLUENCE INCREASE OF AMMONIUM HIDROXIDE (NH4OH) DURING PRECIPITATION TO CHANGES PRODUCTS ACID VALUE

RESIPRENE 35 PT. INDUTRI KARET NUSANTARA

ABSTRACT

Resiprene 35 is a product of the rubber industry which is useful for human needs, used for various needed, among other things, as a basic of marine paints industry, varnish, electricity isolator, etc. One of the parameters that determine the quality is the content of the product acid value resiprene 35. The lactic acid value 35 resiprene very useful to meet the needs of consumers, that is an industry used resiprene 35. Because the levels of acid value that do not meet the standard can reduce product quality. In this

analysis added ammonium hydroxide (NH 4 OH) with a variation of concentration

among others, without the addition NH4OH, 5%, 10%, 15%, 20% . The analysis was


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak menunjang perekonomian negara. Karet merupakan bahan baku yang penting dalam indutri pada saat ini. Karet alam adalah suatu komoditi homogen dengan kualitas dan hasil produksi yang baik. Karet alam mempunyai daya lentur yang tinggi dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah. Beberapa industri mengunakan karet alam sebagai bahan bakunya adalah industri sarung tangan, industri karet gelang, industri pakaian, industri resin dan lain sebagainya.

Resiprene 35 ( merek dagang dari resin karet yang diproduksi ) adalah produk yang dihasilkan oleh PT. Industri Karet Nusantara yang memproduksi resin karet. Resiprene produk yang menggunakan bahan baku karet alam yaitu karet SIR 20 ( Standart Indonesian Rubber 20%). Dengan memenuhi kualitas yang diinginkan oleh konsumen yang menggunakan produk tersebut. Proses pembuatan resin adalah proses siklisasi yaitu proses perubahan karet alam menjadi resin.

Resipren 35 adalah bahan baku dari berbagai jenis produk industri diantaranya: a. Pernis


(15)

b. Cat kapal c. Tinta cetak d. Pelapis cermin e. Cat dekorasi

f. Sebagai isolator listrik g. Cat dasar kendaraan

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan resiprene 35 adalah

pengaruh penambahan NH4OH saat dekantasi didalam separator. Berdasarkan

masalah ini penulis mencoba menguji pengaruh penambahan konsentrasi NH4OH

dalam skala laboraturium untuk mengetahui perubahan bilangan asam resin, sehingga akan diketahui konsentrasi NH4OH yang lebih tepat.

1.2. Permasalahan

Produk yang dikatakan baik apabila produk tersebut telah memenuhi standart dan konsumen merasa puas menggunakan produk tersebut. Untuk produk resiprene ini salah satu parameter yang harus dipenuhi adalah nilai bilangan asam yang tepat,

sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsentrasi NH4OH merupakan salah satu

penyebabnya, dibutuhkan konsentrasi yang tepat saat penambahannya pada saat dekantasi di separator.


(16)

1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui konsentrasi NH4OH yang tepat saat penambahannya

diseparator untuk memperoleh resiprene dengan bilangan asam yang diinginkan oleh konsumen.

b. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NH4OH tehadap kualitas produk

resiprene 35.

1.4. Manfaat

a. Melihat secara langsung penerapan ilmu kimia pada pabrik resiprene 35.

b. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai pengaruh penambahan


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Perkembangan Karet

Karet dikenal di Eropa sejak ditemukannya Amerika oleh Columbus. Orang Eropa yang pertama kali menemukan dan menyelidiki karet atau elastic gum ialah Pietro Martyre d’Angiera (1457 - 1526), dari Aragon, Leon (Spanyol). Laporan pertama yang serius tentang produksi karet dan sistem primitive pemrosesannya ditulis pada abad ke- 18 oleh 2 orang Prancis Charles Marie De La Condamine dan Francois Fresneau. De La Condamine, seorang anggota ekspedisi ilmiah yang pergi ke Amerika Selatan pada tahun 1735 melukiskan dalam laporannya kepada akademi Prancis pada tahun 1736.

Sejak semula perkembangan industri karet tergantung bukan pada pengetahuan kimia melainkan pada kemampuan orang menemukan metode yang cocok untuk memanipulasi karet. Kemajuan yang penting dalam memanipulasi karet dengan mudah terjadi pada awal abad ke – 19 dari eksperimen-eksperimen seorang Skotlandia, Charles Macintosh (1766 – 1843) dan seorang Inggris, Thomas Hancock (1786 – 1865 ) namun metode tersebut kurang sempurna dan agak primitive.

Di Amerika Serikat industri karet berdiri pada akhir pengembangan industri dan perdagangannya (1819 – 1837). Seorang Amerika, Charles Goodyear (1800–


(18)

alam ( kemudian karet sintetik ) banyak didirikan pada awal perkembangan industri kendaraan bermotor. ( Spillane, J,J,. 1996 )

2.2. Karet

Karet atau elastromer merupakan polimer yang memperlihatkan daya pegas, atau kemampun meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat.ada 2 jenis karet yaitu karet alam dan karet sintetis. Setiap jenis karet ini memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga keberadaanya saling melengkapi. Kelemahan karet alam bisa diperbaiki oleh karet sintetis dan sebaliknya, sehingga kedua jenis karet tersebut tetap dibutuhkan.

2.3. Karet Alam

Karet alam adalah suatu polimer dari isoprene. Nama kimia dari polimer ini adalah Cis 1,4 – poliisoprena dengan rumus umum ( C5 H8 )n. Semakin besar harga n semakin

panjang molekul karet , semakin besar berat molekulnya, dan semakin kental. Dimana n adalah drajat polimerisasi yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah monomer di dalam rantai polimer. Karet alam bila dipanasi akan menjadi lunak dan lekat dan kemudian dapat mengalir. Karet alam sedikit larut dalam benzene. Karet alam banyak digunakan dalam industri – industri barang. Umumnya alat-alat yang terbuat dari karet alam berguna bagi kehidupan manusia.


(19)

CH3 H CH3 H

C = C C = C

-CH3 CH2 - CH2 CH2- n

Karet alam

Gambar 2.1 Rumus bangun Cis 1,4 – poliisoprena (karet alam)

( Darussamin dan Ompussunggu , 1985 )

Sesuai dengan namanya, karet alam berasal dari alam, yakni terbuat dari getah tanaman karet. Sifat-sifat atau kelebihan karet alam adalah sebagai berikut :

a. Daya elastisitas atau daya lentingnya sempurna. b. Sangat plastis, sehingga mudah diolah.

c. Tidak mudah panas. d. Tidak mudah retak.

e. Mempunyai daya aus yang tinggi

Ada beberapa jenis karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan jadi maupun setengah jadi, jenis – jenis produk karet alam tersebut adalah sebagai berikut :

a. Bahan olah karet (lateks kebun, sheet angin, lump segar)

b. Karet alam konvensional(compo crepe, blanket crepe, off crepe) c. Lateks pekat


(20)

Karet alam memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia yang diolah sesuai dengan keperluannya. Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umunya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha industri seperti mesin penggerak. Ban kendaraan sepeda motor, mobil hingga pesawat terbang umumnya terbuat dari karet alam. Karet sering pula dipasang di pintu, kaca pintu, kaca mobil dan di peralatan lainnya.

Disamping kelebihannya, karet alam juga memiliki kelemahan dalam penggunaannya, Kelemahan karet alam terletak pada keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan pasar. Saat pasar membutuhkan pasokan tinggi, para produsen karet alam tidak bisa menggenjot produksinya dalam waktu singkat, sehingga

harganya cenderung tinggi. ( Setiawan D,H,. 2008 )

2.4. Karet Bongkah atau block rubber

Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan di kilang menjadi bendela-bendela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri. Standard mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam SIR ( Standart Indonesian Rubber).

Karet remah atau crumb rubber adalah produk karet alam yang relative baru. Dalam perdagangan dikenal dengan sebutan “ karet spesifikasi teknis “, karena penentuan kualitas atau penjenisannya dilaksanakan secara teknis dengan analisis yang teliti dilaboraturium dan dengan menggunakan perlengkapan analisis yang


(21)

Akhir-akhir ini dirasakan adanya persaingan yang makin kuat antara karet sintetis dan karet alam, dimana pada saat ini baik produksi maupun pemakaiannya, karet sintetis lebih tinggi daripada karet alam. Jalan keluar yang harus di tempuh oleh karet alam adalah berusaha mengatasi saingan tersebut dengan jalan menurunkan biaya produksi dan memperbaiki penyajiannya dipasaran dunia dengan bentuk baru yang berbeda dengan hasil pengolahan secara konvensional dengan mengikuti bentuk produk karet sintetis, yaitu berbentuk bongkah. Bentuk bongkah dibuat setelah bahan baku karet melalui peremahan lebih dahulu, sehingga disebut karet remah atau crumb rubber. ( PS, Tim Penulis,. 1992) Karet spesifikasi teknis adalah jenis produk karet :

a. Yang diperdagangkan dengan spesifikasi mutu teknis dengan bermacam-macam

karakteristik antara lain : , SIR 5 L, SIR 5, SIR 10, SIR 20, dan SIR 50.

b. Yang diperdagangkan dengan bentuk bongkah berukuran 28 x 14 x 6,5 inch3 atau 70 cm x 35 cm x 16,25 cm dengan bobot 33,3 kg, 34 kg dan 35 kg perbongkah terbungkus dengan plastik setebal 0,03 mm dengan titik pelunakan 108o C, berat jenis 0,92, dan bebas dari macam-macam pelapis.

Berbagai bahan olah karet dapat diolah menjadi karet remah. Dalam pengolahan karet remah digolongkan dua macam bahan baku, yaitu lateks kebun dan lump serta gumpalan mutu rendah. Proses pengolahan karet remah dapat dilaksanakan dengan bermacam-macam cara proses.


(22)

Table 2.5. Standard Indonesian Rubber (SIR)

Spesifikasi SIR 5L SIR 5 SIR 10 SIR 20 SIR 50

Kadar kotoran Kadar abu (%, maks )

Kadar zat menguap (% maks)

Plastisitas - Po (min)

PRI minimum Indeks warna (skala lovibond) warna kode

0,05 %

0,50 %

1,00 %

30 60 6 hijau

0,05 %

0,50 %

1,00 %

30 60 - hijau

0,10 %

0,75 %

1,00 %

30 50 -

0,20 %

1,00 %

1,00 %

30 40 - merah

0,50 %

1,50 %

1,00 %

30 30 - kuning

Untuk tiap golongan SIR tersebut harus ditentukan nilai Plastisity Retension Indeks (PRI)-nya dan digolongkan dengan menggunakan huruf symbol huruf H, M, dan S. H menunjukkan PRI-nya sebesar 80 ; M untuk nilai PRI antara 60 – 79 ; dan S untuk PRI-nya antara 30 -59. Karet remah dengan PRI kurang dari 30 tidak boleh dimasukkan ke dalam golongan SIR.

PRI adalah ukuran terhadap tahan usangnya karet dan juga sebagai petunjuk mudah tidaknya karet tersebut dilunakkan dalam gilingan pelunak. Makin tinggi nilai PRI, makin tinggi pula kualitas karet tersebut. ( Setyamidjaja,D,. 1993)


(23)

2.5. Resin

Resin adalah zat padat yang tidak berbentuk Kristal dari suatu senyawa organik, resin dapat juga berasal dari hewan atau tumbuhan atau juga buatan, plastik merupakan suatu jenis resin buatan, contoh dari resin alam adalah Canada Balsam, dammar.

Sejak zaman kuno, getah dan resin dapat diperoleh dari batang pohon yang masih tumbuh. Beberapa dari material itu memperlihatkan kombinasi yang luar biasa dari kandungannya yang mana kita campurkan dengan plastik modern. Apabila mereka dipanaskan, resin akan melunak dan akan menjadi plastik. Mereka akan terbentuk sesuai keinginan dengan tekanan mereka akan seperti cairan, akan berubah dibawah tekanan gravitasi dan selalu menyesuaikan diri dalam sebuah wadah sebelum resin cukup untuk dipanaskan dari padat menjadi bentuk yang terakhir ketika tekanan yang diberikan tidak

terlalu panjang. ( Cook,J,G,. 1965 )

Resin alam berasal dari tumbuhan, minyak esensi dan terpen yang keluar dari pohon, contohnya dammar. Resin buatan adalah polimer buatan yang diperoleh dari proses polimerisasi antara dua atau lebih jenis senyawa. Resin berperan sebagai pengikat atau binder, yaitu bahan yang berfungsi untuk mengikat pigmen pada permukaan bidang. Resin ini bisa dikatakan berupa lem yang melekatkan campuran pewarna ke media yang akan di cat. Ada 2 jenis resin, yaitu resin alam yang terbuat dari getah pohon, dan resin sintetis atau buatan. Contoh resin alam yang kita kenal adalah cairan vernis yang digunakan sebagai bahan pelapis furnitur.


(24)

2.6. Resiprene 35

Resiprene 35 adalah hasil siklisasi dari karet alam yang larut dalam pelarut yang tidak berbau, terutama dalam pelarut hidrokarbon alifatik dan mudah bercampur dari aromatik dan alifatik. Cocok untuk melindungi dan memelihara pelapis dan untuk cat kapal.

Tabel 2.6 spesifikasi produk

Property Range Satuan

Titik lebur 125 – 145 oC

Viskositas 18 – 24 Detik

Warna 11 – 13 Lovibond

Bilangan asam Max 5 Mg KOH / g

Densitas 0,88 – 0,98 g / ml

Rupa Bersih

Sifat utama Resiprene: tidak menyerap air, tidak beracun, mengilap keras, tahan air, Kelarutan yang baik dalam pelarut alifatik dan aromatik, kecepatan pengeringan, tahan panas. Aplikasi resiprene : Pernis, cat kapal, dekoratif (interior / eksterior), cat belakang cermin, tinta cetak, pita perekat, beton dan kolam renang. Hampir seluruh

produknya di ekspor ke berbagai negara.

(www.ikn.co.id/ProductDataResiprene35.html)


(25)

artikan sebagai ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak. Caranya adalah dengan jalan melarutkan sejumlah minyak atau lemak dalam alkohol eter dan diberi indikator phenolptalein. Kemudian dititrasi dengan larutan KOH 0,5 N sampai terjadi perubahan warna merah jambu yang tetap. Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur dari minyak atau lemak tadi.

Bilangan asam

Dari rumus diatas, faktor 56,1 adalah bobot molekul larutan KOH, apabila dipergunakan NaOH untuk titrasi, maka faktor tersebut menjadi 39,9.

( Ketaren, S,. 1986 )

2.8. Ammonia

Ammonia memiliki struktur yang piramidal dengan sudut 107o diantara ikatan

Nitrogen dan Hidrogen. Apabila orbital mengandung pasangan elektron yang berikatan pada nitrogen adalah dihitung juga. Kita mengetahui bahwa nitrogen yang berada dalam ammonia dapat diwakili sebagai sebuah sistem orbital sp3 yang tidak tulen, dengan satu orbital sp3 mengandung pasangan elektron yang tak berikatan.

Dari struktur pendirian, amine adalah ammonia yang mana satu, dua, atau tiga dari hidrogen dapat diganti oleh sebuah gugus alkil atau aril untuk memberikan struktur yang umum formula yang diperlihatkan. Apabila hanya satu hidrogen saja


(26)

contoh dari amine yang kedua yang mana dua atom hidrogen dapat dipindahkan oleh

gugus hidrokarbon. ( Miller, J ,A,. 1979 )

Amonia memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen. Ketika ikatan hidrogen antara molekul air putus, ikatan tersebut dapat digantikan oleh ikatan yang setara antara molekul air dan molekul metana.

Sebagian amonia juga bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.

Panah dua arah menunjukkan bahwa reaksi tidak selesai. Setiap waktu hanya sekitar 1% amonia yang dapat bereaksi untuk membentuk ion amonium.


(27)

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat-alat

a. Corong pisah b. Gelas ukur 100 ml c. Penyangga corong pisah d. Neraca analitik

e. Erlenmeyer f. Pipet tetes g. Batu stirrer h. Statif dan Klem i. Buret 50 ml j. Magnetik stirrer k. Hot plate l. Labu destilasi

m. Thermometer


(28)

b. KOH 0,2 N c. Indikator PP d. Resiprene 35 (cair)

3.3. Prosedur

a. Diambil sampel sebelum ditambahkan ammonium hidroksida dari mainhole

separator dengan menggunakan alat sampling.

b. Dimasukkan masing – masing 500 gram kedalam 5 corong pisah.

c. Corong pertama tidak ditambahkan amonium hidroksida.

d. Ditambahkan 21,5 ml ammonium hidroksida kedalam masing-masing corong

2,3,4,5 dengan variasi konsentrasi 5 %, 10 %, 15 %, 20 %.

e. Didekantasi selama 5 hari akan terbentuk 3 lapisan ( lapisan pertama RAW

ACID, lapisan kedua REAGENT, lapisan ketiga RESIPRENE )

f. Diambil cairan resiprene didestilasi untuk menghilangkan sisa pelarut yang masih ada pada resiprene.

g. Dituangkan resiprene pada wadah dan didinginkan. h. Dihaluskan dan ditimbang sebanyak 3 gram.

i. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.

j. Ditambahkan 100 ml toluene.

k. Dipanaskan pada suhu 50o C dan diaduk dengan stirrer hingga larut.

l. Didinginkan hingga suhuu kamar

m. Ditambahkan 3 tetes indicator PP n. Dimasukkan batu stirrer


(29)

p. Dicatat volume KOH 0,2 N yang terpakai

q. Dihitung bilangan asam resiprene dengan menggunakan rumus,

a. Acid value

r. Dicatat hasil bilangan asam untuk masing-masing konsentrasi NH4OH 0, 5 %,


(30)

BAB 4

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Data

Table 4.1 : Data volume titran ( KOH 0,2 N) yang terpakai pada saat titrasi larutan resiprene 35 dengan penambahan 3 tetes indicator PP.

Variasi penambahan konsentrasi NH4OH ( % )

Volume titran yang terpakai ( KOH 0,2 N ) ( ml )

0 0,64

5 0,29

10 0,25

15 0.22

20 0,15

4.2. Perhitungan.

4.2.1. Penentuan bilangan asam.

Acid value

Dimana : ml KOH = volume KOH 0,2 N yang terpakai


(31)

BM KOH = berat molekul KOH

W = berat sampel resiprene 35

a. Tanpa penambahan NH4OH ( 0 )

a. Acid value = 0,65 x 0,2 x 56,11

= 3,64 mg KOH / gram 2

b. Untuk penambahan NH4OH ( 5 % )

a. Acid value = 0,29 x 0,2 x 56,11

= 1,63 mg KOH / gram 2

c. Untuk penambahan NH4OH ( 10 % )

a. Acid value = 0,25 x 0,2 x 56,11

= 1,41 mg KOH / gram 2

d. Untuk penambahan NH4OH ( 15 % )

a. Acid value = 0,22 x 0,2 x 56,11

= 1,24 mg KOH / gram 2

e. Untuk penambahan NH4OH ( 20 % )

a. Acid value = 0,15 x 0,2 x 56,11 2


(32)

Table 4.2.1.1 : data pengaruh penambahan konsentrasi NH4OH saat pengendapan di

separator terhadap perubahan bilangan asam produk resiprene 35. Variasi penambahan konsentrasi NH4OH

( % )

Bilangan asam ( mg KOH / gram )

0 3,64

5 1,63

10 1,41

15 1,24

20 0,84

Table 4.2.1.2 : Data Metode Least Square

No X Y X2 XY

1 0 3,64 0 0

2 5 1,63 25 8,15

3 10 1,41 100 14,12

4 15 1,24 225 18,61

5 20 0,84 400 16,80

Σ ΣX = 50 ΣY = 8,76 ΣX2 = 750 ΣXY = 57,65

4.2.2. Metode Least Square

a = n (ΣXY) - (ΣX) (ΣY)

=

n (ΣX2) - (ΣX)2 5 (57,65) - (50) (8,76)

=

5 (750) - (50)2 288,25 - 438

= - 0,1198 3750 - 2500


(33)

b = (ΣX2) (ΣY) - (ΣX) (ΣXY)

=

n (ΣX2) - (ΣX)2

(750) (8,76) - (50) (57,65)

=

5 (750) - (50)2 6570 - 2875

= 2,956 3750 - 2500

4.2.3. Persamaan regresi

Y = ax + b

Y1 = ( - 0,1198 ) 0 + 2,956 = 2,956

Y2 = ( - 0,1198 ) 5 + 2,956 = 2,357

Y3 = ( - 0,1198 ) 10 + 2,956 = 1,758

Y4 = ( - 0,1198 ) 15 + 2,956 = 1,159

Y5 = ( - 0,1198 ) 20 + 2,956 = 0,56

Tabel 4.2.3 : Data persamaan regresi

No X ( % NH4OH) Y ( bilangan asam)


(34)

4.3. Pembahasan

Dari data yang di peroleh saat percobaan bahwa nilai bilangan asam produk yang paling besar adalah resipren dengan tidak ditambahkan NH4OH, yaitu 3,64 mg

KOH/ gram sedangkan yang paling kecil adalah dengan penambahan NH4OH 20% yaitu 0,84 mg KOH / gram. Hal ini disebabkan karena NH4OH disini berfungsi sebagai penetral asam yang terkandung didalam resiprene tersebut. Semakin tinggi konsentrasi NH4OH yang digunakan maka bilangan asamnya akan semakin rendah , sebaliknya semakin rendahnya konsentrasi NH4OH yang digunakan atau tanpa penggunaan NH4OH maka bilangan asam resiprene akan tetap tinggi.

Pada saat proses pembuatan resiprene di pabrik digunakan penambahan NH4OH dengan konsentrasi 10% yang merupakan standart pabrik dengan nilai bilangan asam sekitar 1 – 2 mg KOH / gram. Semakin tinggi bilangan asam membuat kualitas resiprene kurang baik, begitu juga dengan resiprene dengan bilangan asam yang terlalu rendah.


(35)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa nilai bilangan asam akan

semakin menurun bila konsentrasi ammonium hidroksida (NH4OH) yang ditambahkan

tinggi ( NH4OH 20% = 0,84 mg KOH / gram) dan sebaliknya bilangan asam akan

tinggi bila ditambahkan ammonium hidroksida (NH4OH) dengan konsentrasi rendah

(NH4OH 5% = 1,63 mg KOH / gram ). Sedangkan kadar NH4OH yang digunakan

perusahaan adalah dengan konsentrasi 10% ( 1,26 mg KOH / gram ) karena permintaan konsumen yang menggunakan produk resiprene 35 tersebut.

5.2. Saran

Untuk memperoleh resiprene dengan mutu dan kualitas yang baik yang di butuhkan oleh konsumen maka perlu digunakan ammonim hidroksida dengan konsentrasi NH4OH yang sesuai agar dihasilkan produk dengan nilai bilangan asam yang

dibutuhkan oleh konsumen, dimana penambahan NH4OH ini sangat berpengaruh


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Cook,J.G. 1965. Your Guide To Plastics. London : The English Language Book Society and merrow Publishing.

Darussamin,A. dan Ompussunggu,M. 1985. Mengenai lateks Dan Pengetahuan Teqnologi Pengolahannya. Sungai Putih : Balai Penelitian Sungai Putih. Ketaren,S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI : Press).

Miller,J.A. 1979. Organic Chemistry Concepts and Aplications. United States of Amerika : D.C. Hearth Company.

Setiawan,D.H. 2008. Petunjuk Lengkap budidaya Karet. Solo : PT.Agromulia Pustaka.

Setyawidjaja,D. 1993. Karet. Cetakan ke 13. Yogyakarta : Penerbit Kansius. Spillane,J.J. 1989. Komoditi Karet Peranannya Dalam Perekonoian Indonesia. Yogyakarta : Penerbit Kansius.

Tim Penulis,P.S. Karet Strategi Pemasaran Budidaya dan Pengolahan. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Swadaya.

www. Ikn.co.id / Product Data Resiprene 35.html. diakses tanggal 5 april 2010

5 april 2010


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Cook,J.G. 1965. Your Guide To Plastics. London : The English Language Book Society and merrow Publishing.

Darussamin,A. dan Ompussunggu,M. 1985. Mengenai lateks Dan Pengetahuan Teqnologi Pengolahannya. Sungai Putih : Balai Penelitian Sungai Putih. Ketaren,S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI : Press).

Miller,J.A. 1979. Organic Chemistry Concepts and Aplications. United States of Amerika : D.C. Hearth Company.

Setiawan,D.H. 2008. Petunjuk Lengkap budidaya Karet. Solo : PT.Agromulia Pustaka.

Setyawidjaja,D. 1993. Karet. Cetakan ke 13. Yogyakarta : Penerbit Kansius. Spillane,J.J. 1989. Komoditi Karet Peranannya Dalam Perekonoian Indonesia. Yogyakarta : Penerbit Kansius.

Tim Penulis,P.S. Karet Strategi Pemasaran Budidaya dan Pengolahan. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Swadaya.

www. Ikn.co.id / Product Data Resiprene 35.html. diakses tanggal 5 april 2010

5 april 2010


(38)

(39)

Y

Konsentrasi ( % ) X

GRAFIK PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP BILANGAN ASAM KONSENTRASI (%) VS BILANGAN ASAM ( mg KOH / gram)

B i l a n g a n a s a m


(1)

4.3. Pembahasan

Dari data yang di peroleh saat percobaan bahwa nilai bilangan asam produk yang paling besar adalah resipren dengan tidak ditambahkan NH4OH, yaitu 3,64 mg

KOH/ gram sedangkan yang paling kecil adalah dengan penambahan NH4OH 20% yaitu 0,84 mg KOH / gram. Hal ini disebabkan karena NH4OH disini berfungsi sebagai penetral asam yang terkandung didalam resiprene tersebut. Semakin tinggi konsentrasi NH4OH yang digunakan maka bilangan asamnya akan semakin rendah , sebaliknya semakin rendahnya konsentrasi NH4OH yang digunakan atau tanpa penggunaan NH4OH maka bilangan asam resiprene akan tetap tinggi.

Pada saat proses pembuatan resiprene di pabrik digunakan penambahan NH4OH dengan konsentrasi 10% yang merupakan standart pabrik dengan nilai bilangan asam sekitar 1 – 2 mg KOH / gram. Semakin tinggi bilangan asam membuat kualitas resiprene kurang baik, begitu juga dengan resiprene dengan bilangan asam yang terlalu rendah.


(2)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan, diketahui bahwa nilai bilangan asam akan semakin menurun bila konsentrasi ammonium hidroksida (NH4OH) yang ditambahkan

tinggi ( NH4OH 20% = 0,84 mg KOH / gram) dan sebaliknya bilangan asam akan

tinggi bila ditambahkan ammonium hidroksida (NH4OH) dengan konsentrasi rendah

(NH4OH 5% = 1,63 mg KOH / gram ). Sedangkan kadar NH4OH yang digunakan

perusahaan adalah dengan konsentrasi 10% ( 1,26 mg KOH / gram ) karena permintaan konsumen yang menggunakan produk resiprene 35 tersebut.

5.2. Saran

Untuk memperoleh resiprene dengan mutu dan kualitas yang baik yang di butuhkan oleh konsumen maka perlu digunakan ammonim hidroksida dengan konsentrasi NH4OH yang sesuai agar dihasilkan produk dengan nilai bilangan asam yang dibutuhkan oleh konsumen, dimana penambahan NH4OH ini sangat berpengaruh


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Cook,J.G. 1965. Your Guide To Plastics. London : The English Language Book Society and merrow Publishing.

Darussamin,A. dan Ompussunggu,M. 1985. Mengenai lateks Dan Pengetahuan Teqnologi Pengolahannya. Sungai Putih : Balai Penelitian Sungai Putih. Ketaren,S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI : Press).

Miller,J.A. 1979. Organic Chemistry Concepts and Aplications. United States of Amerika : D.C. Hearth Company.

Setiawan,D.H. 2008. Petunjuk Lengkap budidaya Karet. Solo : PT.Agromulia Pustaka.

Setyawidjaja,D. 1993. Karet. Cetakan ke 13. Yogyakarta : Penerbit Kansius. Spillane,J.J. 1989. Komoditi Karet Peranannya Dalam Perekonoian Indonesia. Yogyakarta : Penerbit Kansius.

Tim Penulis,P.S. Karet Strategi Pemasaran Budidaya dan Pengolahan. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Swadaya.

www. Ikn.co.id / Product Data Resiprene 35.html. diakses tanggal 5 april 2010

5 april 2010


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Cook,J.G. 1965. Your Guide To Plastics. London : The English Language Book Society and merrow Publishing.

Darussamin,A. dan Ompussunggu,M. 1985. Mengenai lateks Dan Pengetahuan Teqnologi Pengolahannya. Sungai Putih : Balai Penelitian Sungai Putih. Ketaren,S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI : Press).

Miller,J.A. 1979. Organic Chemistry Concepts and Aplications. United States of Amerika : D.C. Hearth Company.

Setiawan,D.H. 2008. Petunjuk Lengkap budidaya Karet. Solo : PT.Agromulia Pustaka.

Setyawidjaja,D. 1993. Karet. Cetakan ke 13. Yogyakarta : Penerbit Kansius. Spillane,J.J. 1989. Komoditi Karet Peranannya Dalam Perekonoian Indonesia. Yogyakarta : Penerbit Kansius.

Tim Penulis,P.S. Karet Strategi Pemasaran Budidaya dan Pengolahan. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Swadaya.

www. Ikn.co.id / Product Data Resiprene 35.html. diakses tanggal 5 april 2010

5 april 2010


(5)

(6)

Y

Konsentrasi ( % ) X

GRAFIK PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP BILANGAN ASAM KONSENTRASI (%) VS BILANGAN ASAM ( mg KOH / gram)

B i l a n g a n a s a m